Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan hasil pencarian jurnal dari mesin pencarian Wiley dan

Schoolar dengan kata kunci faktor intrinsik, faktor ekstrinsik, faktor

situasional, resiko jatuh dan lansia menghasilkan jurnal sebanyak 96 jurnal

dalam rentang waktu 10 tahun terakhir dari 2011-2020. Sumber jurnal sangat

bervariatif sehingga peneliti harus melakukan seleksi terhadap jurnal-jurnal

tersebut. Seleksi ini dengan memperhatikan kesesuaian isi jurnal, sumber

yang ada, abstrak serta hasil dari penelitian. Pada saat seleksi beberapa jurnal

isinya kurang lengkap, hanya berisi abstrak, tidak bisa dibuka, tidak bisa

didownload, tidak lengkap, jurnal berasal dari penelitian yang dilakukan

diluar bidang kesehatan, jurnal yang dilakukan diluar jajaran perguruan

tinggi, dan jurnal hanya memiliki kandungan satu kata kunci tidak diikutkan

dalam telaah jurnal. Sehingga melalui skrinning tersebut didapatkan hasil 15

jurnal.

Hasil setelah diterapkannya kriteria inklusi adalah tersisa 15 jurnal. Ke-

15 jurnal tersebut dilakukan uji kelayakan dengan membaca secara utuh dan

menyeluruh. Jurnal yang telah sesuai, kemudian dilakukan analisis.

Berdasarkan dari pencarian literature terdapat 15 penelitian yang

mendukung bahwa adanya faktor – faktor yang mempengaruhi resiko jatuh

pada lansia yaitu :

44
45

1. Hubungan antara Usia dan Aktivitas Sehari-Hari dengan Risiko Jatuh

Pasien Instalasi Rawat Jalan Geriatri. (Agustin Junior, Nuniek

Nugraheni, Novira Widajanti. 2017)

Rancangan penelitian adalah analitik observasional dengan arah

studi cross sectional (belah lintang), yaitu dengan mengumpulkan

data variabel bebas (usia dan aktivitas sehari-hari) melalui

wawancara, variabel terikat (risiko jatuh) dengan cara observasi

langsung mengunakan uji Timed up and go.Dilakukan pengamatan

studi hanya satu kali dalam penelitian. Populasi pada penelitian ini

adalah semua pasien di Instalasi Rawat Jalan Geriatri RSUD Dr.

Soetomo Surabaya pada bulan Agustus sampai Oktober 2017.

Pengambilan sampel menggunakan teknik insidental sampling, yaitu

teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel berdasarkan

kebetulan, artinya siapapun orangnya yang bertemu dengan peneliti

dapat digunakan sebagai sampel dengan catatan bahwa peneliti

melihat orang tersebut layak digunakan sebagai sumber data.

Variabel dalam penelitian ini adalah Variabel bebas (independent

variable) berupa perbedaan usia dan Aktivitas sehari-hari/ Activity of

Daily Living (ADL) serta Variabel terikat (dependent variable)

berupa risiko jatuh pada usia lanjut. Analisis data berupa analisis

univariat menggunakan analisa deskriftif dari setiap variabel yang

diteliti dalam bentuk table distribusi frekuensi dan persentase dan

analisis bivariat menggunakan uji korelasi Rank Spearmandengan


46

batuan Software Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi

20.

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia

dengan risiko jatuh (r = 0,334, p < 0,05) dan ada hubungan antara

aktivitas sehari-hari dengan risiko jatuh (r = - 0,460, p < 0,05) pasien

Instalasi Rawat Jalan Geriatri RSUD Dr Soetomo Surabaya periode

Agustus – Oktober 2017. Simpulan, Terdapat hubungan signifikan yang

rendah dan searah antara usia dengan risiko jatuh serta terdapat hubungan

signifikan yang sedang dan tidak searah antara aktivitas sehari-hari

dengan risiko jatuh pada pasien Instalasi Rawat Jalan Geriatri RSUD Dr.

Soetomo Surabaya periode Agustus sampai Oktober 2017.

2. Hubungan tingkat kemandirian dalam aktivitas sehari-hari dengan resiko

jatuh pada lansia di PSTW Sabai Nan Aluih Sicinin Kabupaten Padang

Pariaman (Ulfa Suryani.2017)

Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan desain cross

sectional. Teknik pengambilan sampel secara Propotinal Simple

Random Sampling dengan jumlah 52 sampel. Pengumpulan data

menggunakan data primer menggunakan kuesioner dan skala morse

fall scale. Analisis secara univariat ditampilkan pada table distribusi

frekuensi dan bivariate dengan menggunakan uji chi-square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat adanya hubungan

antara tingkat kemandirian dalam aktivitas sehari-hari dengan resiko

jatuh pada lansia di PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin tahun 2017 ( p

value = 0,019). Berdasarkan hasil penelitian ini resiko jatuh berkaitan


47

dengan tingkat kemandirian. Saran dari penelitian ini diharapkan agar

lansia yang beresiko untuk jatuh dapat untuk mengurangi

kemandirian dalam menjalani aktivitas sehari-hari agar dapat

mencegah terjadinya jatuh.

3. Faktor alat bantu jalan dengan resiko jatuh pada lansia di Posyandu

Lansia RW 04 Kelurahan Bangsal Kota Kediri. (Desi Natalia, Erlin

Kurnia. 2017)

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan metode kolerasional. Penelitian kolerasional mengkaji

hubungan antar variabel. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 4

Maret-4 April 2017. Variabel independen dalam penelitian ini adalah

Faktor Alat Bantu Jalan sedangkan variabel dependennya adalah

Resiko Jatuh pada Lansia. Populasi penelitian yaitu semua lansia

yang berusia 60-74 tahun di Posyandu Lansia RW 04 Kelurahan

Bangsal Kota Kediri. Sampel dari penelitian ini adalah 38 responden

dengan teknik Pusposive Sampling. Uji statistik yang digunakan

adalah “Mann-Whitney”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa didapatkan hasil bahwa

sebagian responden yang berisiko dan memiliki risiko jatuh sedang

sebanyak 5 responden (83,3 %) dengan hasil uji analisa statistik hasil

ρ = 0,028. Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada hubungan faktor

alat bantu berjalan dengan risiko jatuh.

Saran bagi lansia berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan

diharapkan bagi lanjut usia yang menggunakan alat bantu berjalan


48

dibuat sebaiknya menggunakan bahan yang kuat tetapi ringan, aman

tidak mudah bergeser serta sesuai dengan ukuran tinggi badan lansia

dan saran bagi Posyandu Lansia RW 04 Kelurahan Bangsal Kota

Kediri Dari hasil penelitian ini diharapkan kader Posyandu dapat

memberikan pendidikan kesehatan tentang cara modifikasi

lingkungan seperti penataan barangbarang rumah tangga dibuat sesuai

kondisi lansia, dan lantai dibuat agar tidak licin sehingga dapat

meminimalkan terjadinya jatuh pada lansia dan keluarga yang

memiliki lansia dapat meningkatkan motivasi para lansia.

4. Faktor – faktor yang berhubungan dengan resiko jatuh pada lansia di

BPPLU Kota Bengkulu Tahun 2017. (Ravika Ramlis. 2017)

Metode penelitian yang digunakan adalah desain penelitian deskriptif

analitik. Penelitian ini mencoba mengumpulkan informasi mengenai

faktor-faktor yang berhubungan dengan resiko jatuh pada lansia meliputi

faktor intrinsic, ekstrinsik, dan situasional. Sampel dalam penelitian ini

adalah seluruh lansia di BPPLU Kota Bengkulu yaitu sejumlah 60 orang.

Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total sampling.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara faktor

intrinsik dengan risiko jatuh pada lansia di BPPLU Kota Bengkulu Tahun

2017. Ada hubungan antara faktor ekstrinsik dengan risiko jatuh pada

lansia di BPPLU Kota Bengkulu Tahun 2017. Peneliti menyarankan

kepada pihak BPPLU dapat menjadi landasan pelaksanaan program

kegiatan bimbingan, pembinaan, dan konseling dalam upaya peningkatan


49

pengetahuan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko jatuh

pada lansia.

5. Hubungan faktor lingkungan dengan kejadian jatuh pada lansia lanjut di

Gampong Suak Raya Kecamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh

Barat. (Tri Mulyono Herlambang. 2018)

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik. Dalam

penelitian ini yang akan dianalisa adalah hubungan faktor lingkungan

dengan kejadian jatuh pada lansia lanjut. Jumlah sampel sebanya k 35

orang Metode pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan

metode sampling jenuh yaitu pengambilan seluruh polpulasi untuk di

jadikan sampel. Analisis data dilakukan menggunakan uji Chi -Square

dengan tingkat kepercayaan 95% (α:0,05).

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dilakukana maka dapat diambil kesimpulan bahwa kebanyakan lansia

memiliki lingkungan dengan kategori baik, yaitu 18 orang (51,4%),

sebagian besar lansia dalam 1 bulan terakhir mengalami jatuh terkait

dengan kondisi lingkungan yaitu sebanyak 19 orang (54,3%). Ada

hubungan yang signifikan antara faktor lingkungan dengan kejadian

jatuh pada lansia dengan nilai p = 0,010 (p<0,05).

Disarankan kepada pihak Puskesmas Suak Ribee Kecamatan

Johan Pahlawan untuk meningkatkan upaya keluarga yang memiliki

lansia dalam mencegah resiko jatuh pada lansia dengan cara

mengatur/menata lingkungan yang aman dan nyaman bagi lansia

melalui penyuluhan kesehatan.


50

6. Hubungan antara tingkat kemandirian aktivitas fisik dengan resiko jatuh

pada lansia. (Veronika Erlini, Ida Untari, Siti Sarifah. 2017)

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional

mengguanakan instrumen Bhartel indeks dan TUG Test dengan

jumlah populasi sebanyak 84 dan jumlah sampel 37 responden.

Penelitian ini menggunakan Uji korelasi Spearman pada signifikan

5%.

Nilai p value 0,000 pada tingkat kemandirian aktivitas fisik dengan

rata rata tingkat kemandirian responden adalah ketergantungan

sedang sebanyak 18 orang responden. Dan nilai p value 0,000 pada

resiko jatuh dengan rata rata resiko jatuh responden adalah beresiko

jatuh rendah sebanyak 18 responden. P<0.005 pada kedua variabel

yang artinya ada hubungan antara tingkat kemandirian aktivitas fisik

dengan resiko jatuh. Kesimpulan terdapat hubunga n antara tingkat

kemandirian aktivitas fisik dengan resiko jatiuh pada lansia dengan

nilai p 0,000.

7. Hubungan antara aktivitas fisik dengan resiko jatuh pada lanjut usia di

Desa Jaten Kecamatan Juwiring Klaten. (Firda Dwi, Azizah. 2017)

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis

penelitian deskriptif korelatif. Jenis penelitian menggunakan

pendekatan cross sectional. Pemilihan sampel menggunakan teknik

cluster sampling, sedangkan pengambilan sampel dengan teknik

purposive sampling. Tempat penelitian dilakukan di 5 posyandu

lanjut usia di Desa Jaten Kecamatan Juwiring Klaten. Populasi yang


51

digunakan pada penelitian ini adalah lanjut usia yang berusia 60 tahun

keatas di Desa Jaten Kecamatan Juwiring Klaten, dengan jumlah

populasi 200 lanjut usia. Sampel yang diteliti adalah lanjut usia yang

berusia 60 tahun keatas dan didapatkan sampel sebanyak 75 lanjut

usia. Pengukuran aktivitas fisik menggunakan kuisioner Gunawan

(2016) dan resiko jatuh menggunakan Tinetti Balance and Gait

Evaluation. Analisa data menggunakan uji Chi Square.

Berdasarkan hasil uji Chi-Square diketahui bahwa nilai p-value

0,002 < 0,005 maka H0 ditolak. Sehingga dapat diinterpretasikan

bahwa ada hubungan antara aktivitas fisik dengan re siko jatuh pada

lanjut usia di Desa Jaten Kecamatan Juwiring Klaten.

8. Hubungan antara fungsi kognitif dengan resiko jatuh pada lanjut usia di

Panti Wreda Dharma Bhakti Surakarta. (Dwi Wardianti. 2018)

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel

dengan teknik purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi dan

eksklusi. Responden dalam penelitian ini adalah lanjut usia di Panti

Wreda Dharma Bhakti Surakarta yang berjumlah 52 lanjut usia. Dalam

penelitian ini peneliti memberikan pertanyaan tentang form Mini Mental

State Examination (MMSE) yang berisi beberapa pertanyaan dan skala

untuk resiko jatuh menggunakan Morse Fall Scale (MFS). Analisa data

menggunakan Uji Chi-Square dan Uji Odds Ratio.

Hasil uji normalitas menggunakan uji KolmogorovSmirnov didapatkan

p-value 0.0001 dan lebih kecil dari 0.05 yang berarti data tersebut tidak
52

normal. Maka dilakukan uji chi-square didapatkan nilai p-value 0.0001

dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

fungsi kognitif dengan tingkat risiko jatuh pada lansia. untuk mencari

perbandingan kemungkinan peristiwa yang terjadi dalam penelitian ini

menggunakan uji Odds Ratio didapatkan batas kepercayaan 1,415 –

45,233 dimana tidak mengandung nilai odd rasio 1 sehingga menunjukan

taraf signifikansi 5%. Dapat disimpulkan bahwa lansia dengan gangguan

kognitif lebih beresiko jatuh sebesar 8 kali lipat lebih besar dari pada

dengan lansia yang tidak memiliki gangguan kognitif.

9. Analisis faktor – faktor yang berhubungan dengan risiko jatuh pada lansia

yang tinggal di rumah. (Dwi Agnes F, Reni Zulfitri, Yesi Hasneli N.

2018)

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif korelasi

dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan di Puskesmas

Limapuluh. Pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate

stratified random dengan kriteria inklusi yaitu sebanyak 96 orang

lansia. Alat pengumpulan data pada penelitian ini adalah kuesioner

dan Morse fall scale. Analisis data yang digunakan adalah analisa

univariat dan bivariat. Analisa univariat dalam penelitian ini

menampilkan distribusi frekuensi usia, jenis kelamin, riwayat

penyakit, gambaran faktor intrinsik (gangguan jantung, gangguan

anggota gerak, gangguan saraf, gangguan penglihatan, gangguan

pendengaran), gambaran faktor ekstrinsik (alat bantu berjalan dan

lingkungan). Analisa bivariat digunakan untuk mengetahui apakah


53

ada hubungan antara dua variabel yaitu variabel independen (fak tor

intrinsik dan faktor ekstrinsik) dan variabel dependen (risiko jatuh)

dengan menggunakan uji statistik yaitu Chi-Square.

Hasil penelitian menunjukan dari faktor yang berhubungan dengan

risiko jatuh pada lansia yang tinggal dirumah adalah gangguan jantu ng

(p value=0,006), gangguan anggota gerak (p value=0,002), gangguan

saraf (p value=0,024), gangguan penglihatan (p value=0,004),

gangguan pendengaran (p value =0,007), alat bantu berjalan p value =

0,000), lingkungan (p value = 0,003. Sehingga dapat disimpulkan

faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik merupakan faktor yang sangat

berhubungan dengan terjadinya jatuh pada lansia.

10. Hubungan antara aktivitas fisik dengan resiko jatuh pada lanjut usia di

Desa Pucangan Kecamatan Kartasura. (Juhendri Dwi, Adi G. 2016)

Penelitian ini tergolong dalam penelitian kuantitatif, dengan

rancangan jenis penelitian deskripsi korelatif, yaitu mengkaji

hubungan antara variabel. Sedangkan jenis penelitian ini

menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi yang digunakan

dalam penelitian ini adalah lansia dengan usia diatas 65 tahun di Desa

Pucangan Kecamatan Kartasura, dengan jumlah populasi 457 lansia.

Tehnik yang digunakan untuk pengambil sampel menggunakan

tehnik proporsional random sampling. Pengumpulan data di dapatkan

dengan menggunakan kuesioner mandiri yaitu kuesioner aktivitas

fisik dan kuesioner risiko jatuh yang telah dimodifikasi sebelumnya


54

oleh peneliti. Sedangkan tehnik analisa data yang digunakan yaitu uji

chi square.

Hasil uji chi square di ketahui ada hubungan antara aktivitas fisik

dengan risiko jatuh pada lanjut usia dengan didapatkan nilai p-value =

0,010 (p < 0,05) yang berarti Ho di tolak. Simpulan dari penelitian ini

diketahui terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan risiko jatuh

pada lanjut usia di Desa Pucangan Kecamatan Kartasura.

11. Hubungan tingkat depresi dengan risiko jatuh pada lanjut usia di Rumah

Pelayanan Lanjut Usia Budi Dharma Yogyakarta. (Nia Avionita. 2017)

Penelitian ini merupakan penelitian Kuantitatif dengan

menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi. Penelitian ini

dengan metode cross sectional. Pada penelitian ini menghubungkan

tingkat depresi dengan risiko jatuh pada lanjut usia di Rumah

Pelayanan Lanjut Usia Budi Dharma Yogyakarta. Teknik

pengambilan sampel dengan Total sampling didapatkan sebanyak 37

responden lansia. Pengambilan data menggunakan kuesioner GDS

(Geriatric Depression Scale) dan lembar observasi Morse Fall Scale.

Analisa data menggunakan uji korelasi Kendall Tau.

Hasil uji statistik didapatkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,572

dengan taraf signifikansi 0,000 (p< 0,05) maka Ho ditolak dan Ha

diterima yang menyatakan ada hubungan tingkat depresi dengan

risiko jatuh pada lanjut usia di Rumah Pelayanan Lanjut Usia Budi

Dharma Yogyakarta. Saran bagi lansia di Rumah Pelayanan Lanjut

Usia Budi Dharma Yogyakarta diharapkan memperbanyak kegiatan


55

untuk menurunkan dan mencegah terjadinya masalah psikologis

seperti depresi agar tidak terjadi peningkatan risiko jatuh.

12. Hubungan Bahaya lingkungan Dengan Risiko Jatuh Lanjut Usia Di

BPLU Senja Cerah Manado. (Fani Dady, Herlina P, Jane A. 2017)

Penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross-

sectional. Populasi penelitian ini semua lanjut usia yang berada di Balai

Pelayanan Lanjut Usia Senja Cerah Manado dengan jumlah 60 orang.

Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive non random

sampling. Analisis data menggunakan uji statistik chi-square untuk

menganalisis hubungan bahaya lingkungan dengan risiko jatuh.

Hasil penelitian: ada hubungan yang signifikan antara bahaya

lingkungan dengan risiko jatuh berdasarkan uji statistik α=0,000≤0,001.

Kondisi lingkungan fisik tempat tinggal yang berbahaya seperti tangga

yang tidak ada pegangan, jalan yang tidak rata, pergantian ketinggian

yang tidak memiliki tanda, tangga rusak, dan lantai licin, sangat

berpotensi risiko jatuh pada lansia. Sebagian besar lansia yang

mengalami kejadian jatuh memiliki kondisi lingkungan fisik rumah yang

membahayakan.

13. Faktor Resiko Jatuh pada Lansia di Unit Pelayanan Primer Puskesmas

Medan Johor (Vitri Rohima, Iwan Rusdi, Evi Karota. 2019)

Penelitian ini merupakan studi deskriptif korelasi terhadap 70

responden lansia. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan

kuisioner faktorfaktor penyebab resiko jatuh dan kejadian resiko jatuh

pada klien lansia.


56

Hasil penilitian umumnya klien berusia 60-74 (51%), beragama Islam

(81%), dan keluarga tinggal serumah lebih dari 2 orang 84%. Hasil

penelitian menunjukkan faktor penyebab resiko jatuh lansia terutama dari

faktor situasional 26%, faktor intrinsik 17% dan tidak ada dari faktor

ekstrinsik (0%). Berdasarkan kejadian resiko jatuh pada lansia adalah

46% beresiko tinggi, 36% beresiko rendah, dan 18% tidak beresiko. Hasil

uji chi square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dari faktor

intrinsik p=0,000, faktor ekstrinsik p=0,000 dan faktor situasional

p=0,004 terhadap kejadian resiko jatuh.

Kesimpulan faktor-faktor resiko jatuh berhubungan dengan kejadian

jatuh pada klien lansia di Puskesmas Medan Johor. Hasil penelitian ini

dapat menjadi masukan bagi pelayanan kesehatan khususnya pelayanan

asuhan keperawatan untuk meningkatkan edukasi kepada klien lansia dan

keluarganya tentang dengan resiko jatuh dan pelayanan kesehatan dapat

melakukan pengembangan program kegiatan pencegahan resiko jatuh

pada lansia.

14. Faktor risiko jatuh pada lansia di Panti X Surabaya (Anastasia Putu,

Raditya Kurniawan. 2019)

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian analitik observasional di

lapangan dengan rancangan cross-sectional. Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah jatuh, sedangkan variabel independen adalah jenis

kelamin dan mobilitas. Penelitian ini menggunakan teknik simple random

sampling. Penelitian ini menggunakan alat ukur berupa kuesioner yang

mendata mengenai jenis kelamin dan mobilitas. Moblitas lansia diukur


57

dengan menggunakan Elderly Mobility Scale untuk mengetahui tingkat

kemandirian lansia (Remilton, 2008). Sedangkan risiko jatuh pada lansia

diukur dengan menggunakan Timed Up and Go Test (TUG). TUG Test

merupakan alat ukur yang obyektif, valid dan reliabel untuk mengukur

keseimbangan saat berjalan (inter rater sebesar 0,94 dan intra rater

sebesar 0,95). Data dianalisis dengan menggunakan uji korelasi

spearman.

Hasil uji korelasi didapatkan jenis kelamin dan mobilitas mempunyai

hubungan dengan jatuh dengan p 0,023 dan 0,018. Mobilitas merupakan

faktor risiko yang paling kuat berpengaruh terhadap jatuh dengan nilai p

0,086 dan B 0,408.

15. Hubungan Fungsi Kognitif Dengan Risiko Jatuh Pada Lanjut Usia Di

Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru (Suci Martha,

Dhian Ririn, Kurnia Rachmawati. 2019)

Penelitian ini menggunakan metode observasional dan survei

dengan pendekatan Cross Sectional. Pengumpulan data dilakukan

dengan menggunakan Mini Mental State Examination (MMSE) pada

fungsi kognitif dengan mengadopsi dari penelitian sebelumnya dan

Time Up and Go Test (TUG) pada risiko jatuh. Pengambilan sampel

dengan total sampling sebanyak 63 orang. Metode analisis data

menggunakan uji chi square dan untuk mencari nilai OR dengan

Regresi logistik sederhana.


58

Terdapat hubungan fungsi kognitif dan risiko jatuh pada usia la njut

di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Sejahtera Banjarbaru (p value =

0,000, OR = 7,58 kali). Penurunan fungsi kognitif pada lansia

menjadi salah satu faktor risiko penyebab meningkatnya risiko jatuh

pada lansia. Diharapkan perawat dan lanjut usia untuk

memperhatikan fungsi kognitif agar dapat menurunkan risiko jatuh

pada lanjut usia.

B. Pembahasan

Populasi yang berisiko adalah kelompok populasi yang digunakan

sebagai penyebut dan harus dibatasi hanya pada mereka yang dapat terpajan

atau mengalami penyakit, kondisi cedera, ketidakmampuan, ataupun

kematian. Penetapan populasi semacam ini dapat dilakukan secara langsung.

Akan tetapi, kompleksitas yang sesederhana apapun dari kelompok populasi

ini tidak boleh diabaikan, begitu pula dengan setiap aspek yang tidak boleh

dipandang sekilas saja karena semua aspek yang berkaitan dengan kejadian

penyakit mungkin penting untuk menginvestigasi wabah (Efendi &

Makhfudli, 2009).

Lansia atau usia lanjut merupakan tahap akhir perkembangan pada daur

kehidupan manusia (Keliat, 1999 dalam Maryam, 2010). Menua (menjadi tua

= aging) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti diri dan

mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

bertahan terhadap jejas (termasuk infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang

diderita (Darmojo, 2009).


59

Jatuh merupakan suatu kejadian yang dilaporkan penderita atau saksi

mata, yang melihat kejadian mengakibatkan seseorang mendadak

terbaring/terduduk di lantai/tempat yang lebih rendah dengan atau tanpa

kehilangan kesadaran atau luka (Darmojo, 2004 dalam Martono, H. &

Pranarka, K 2009)..

Faktor-faktor pada lansia dapat dibagi 3 golongan besar, yaitu:

a. Faktor Intrinsik

Faktor yang berasal dari dalam tubuh lansia sendiri, yaitu gangguan

jantung dan sirkulasi darah, gangguan sistem anggota gerak, misalnya

kelemahan otot ekstremitas bawah dan kekuatan sendi, gangguan sistem

susunan saraf misalnya neuropati perifer, gangguan pendengaran,

gangguan penglihatan, gangguan psikologis, infeksi telinga, gangguan

adaptasi gelap, pengaruh obat-obatan yang dipakai (diazepam, antidepresi,

dan antihipertensi), vertigo, atritis lutut, sinkop dan pusing, serta penyakit

sistemik lainnya.

b. Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrisik adalah faktor yang berasal dari luar atau lingkungan,

faktor ekstrisik ini antara lain adalah cahaya ruangan yang kurang terang,

lantai yang licin, benda-benda dilantai, alas kaki yang kurang pas, tali

sepatu, kursi roda tidak terkunci, dan naik turun tangga. Penyebab luar lain

yang menyebakan jatuh pada lansia yaitu gangguan gaya berjalan,

gangguan keseimbangan, obat-obatan, penyakit tertentu seperti depresi,

demensia, diabetes melitus, hipertensi, dan lingkungan yang tidak aman

(Miller, 2004 dalam Permata, 2016).


60

c. Faktor Situasional

Faktor Situasional meliputi aktivitas fisik dan Riwayat penyakit dari

pasien.

Berdasarkan 15 jurnal yang telah dianalisa menunjukkan resiko jatuh

pada lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor. Hal tersebut dijelaskan

pada penelitian yang dilakukan oleh Agustin Junior (2017) tentang

hubungan antara usia dan aktivitas sehari-hari dengan resiko jatuh pasien

IRJ geriatrik, mendapatkan hasil ada hubungan antara aktivitas sehari-

hari dengan risiko jatuh (r = - 0,460, p < 0,05) pasien Instalasi Rawat

Jalan Geriatri RSUD Dr Soetomo Surabaya periode Agustus – Oktober

2017. Hal ini sejalan dengan penelitian Ulfah ( 2017) yang menyatakan

ada hubungan antara tingkat kemandirian dalam aktivitas sehari-hari

dengan resiko jatuh pada lansia di PSTW Sabai Nan Aluih Sicincin

tahun 2017.

Sementara itu pada penelitian Tri Mulyono Herlambang pada

tahun 2018 yang meneliti tentang hubungan factor lingkungan dengan

kejadian jatuh pada lansia termasuk dalam faktor ekstrinsik

mengatakan jika ada hubungan yang signifikan antara faktor

lingkungan dengan kejadian jatuh pada lansia. Selain itu dalam

penelitian Fany Dady (2017) juga menyatakan ada hubungan yang

signifikan antara bahaya lingkungan dengan risiko jatuh. Kondisi

lingkungan fisik tempat tinggal yang berbahaya seperti tangga yang tidak

ada pegangan, jalan yang tidak rata, pergantian ketinggian yang tidak
61

memiliki tanda, tangga rusak, dan lantai licin, sangat berpotensi risiko

jatuh pada lansia.

Dari jurnal-jurnal yang dibahas, peneliti mengambil kesimpulan

bahwa kejadian jatuh pada klien lansia berhubungan dengan faktor

intrinsik, faktor ekstrinsik dan faktor situasional. Dan faktor yang

paling mempengaruhi berdasarkan analisis jurnal – jurnal diatas yaitu

aktivitas sehari – hari yang termasuk dalam faktor situasional.

Semakin meningkatnya usia, seseorang akan mengalami penurunan

kondisi fisik, biologis, kondisi psikologis serta kondisi sosial.

Pertambahan usia pada lansia akan berbanding lurus dengan tingkat

kemandiriannya dalam beraktivitas sehari - hari (Maryam, dkk,

2011).

C. Keterbatasan

Dalam pembuatan studi literature review ini peneliti menargetkan akan

mencari jurnal pendukung sebanyak 20 jurnal tetapi peneliti hanya

mendapatkan 15 jurnal karena jurnal yang membahas tentang faktor – faktor

resiko jatuh pada lansia tidak sesuai target.

Literatur review yang penulis lakukan masih heterogen, literatur yang

penulis lakukan dari artikel Wiley belum seimbang masih terbatas pada

Google Schoolar. Dari bentuk jenis penelitian dalam berbagai jurnal diatas

masih termasuk ke dalam jenis cross sectional.

Dan juga dari segi metodologi penelitian di dalam studi literature review

ini ada beberapa yang tidak dilakukan uji statistic dimana kembali pada

konsep dari literature review bahwa literature review ini hanya melakukan
62

analisa dari jurnal-jurnal guna memperkuat suatu hasil penelitian agar bisa

direkomendasikan dan diimplementasikan bagi sejawat yang bekerja di klinis

agar bisa bersinergi guna mengatasi keluhan-keluhan yang dirasakan pasien

dari segi keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai