Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU 2

MATA KULIAH BIOSTATISTIK INTERMEDIET

Dosen:
Prof. Dr. drg. Indang Trihandini, M.Kes

Oleh:
Leo Pratama Agung
(2306181203)

PROGRAM STUDI KAJIAN ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS INDONESIA
2023
JAWABAN TUGAS INDIVIDU UNTUK DESAIN STUDI

1. Desain penelitian yang cocok untuk penelitian yang memastikan penelitian


penggunaan obat A lebih efektif daripada obat B dalam mengontrol tekanan darah
pada pasien hipertensi yaitu penelitian kuantitatif deskriptif yang biasanya dicirikan
dengan terminology “efektivitas”. Penelitian ini menggambarkan variable secara
apa adanya didukung dengan data – data berupa angka yang dihasilkan dari keadaan
sebenarnya.
(Referensi : Narbuko, Cholid & Achmad, Abu. (2015). Metodologi Penelitian.
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Jakarta : PT Bumi Aksara).

2. Untuk membuktikan faktor usia mempengaruhi risiko terkena penyakit jantung


koroner, maka desain penelitian yang cocok yaitu menggunakan desain penelitian
cross sectional. Dalam penelitian cross sectional peneliti mempelajari hubungan
antara variabel bebas (faktor risiko) dengan variabel tergantung (efek) dengan
melakukan pengukuran sesaat. Dalam kasus soal ini untuk variabel bebas yaitu usia
dan variabel tergantung yaitu penyakit jantung koroner. Studi cross sectional
merupakan jenis desain penelitian dimana peneliti mengumpulkan data dari banyak
individu yang berbeda pada satu titik waktu, sehingga dalam penelitian ini peneliti
mengamati variabel tanpa lagi dapat mempengaruhinya. Dalam penelitian ini
senantiasa mempelajari dinamika korelasi antara factor-faktor risiko dengan efek
dengan cara pendekatan observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(Vionalita (2020). Modul Metode Penelitian Kuantitatif. Universitas Esa Unggul).

3. Seorang pengambil kebijakan ingin melakukan penelitian untuk melihat hubungan


antara tingkat konsumsi gula dengan obesitas pada remaja, maka desain penelitian
yang cocok adalah penelitian korelasi yang merupakan penelitian untuk mengetahui
adata atau tidak ada hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini
berdasarkan dengan apakah memiliki perubahan pada suatu variabel tertentu atau
tidak dan apakah variabel tersebut bisa menciptakan perubahan pada variabel
lainnya atau tidak.

(Referensi : Rina (2023). Pengertian Penelitian Korelasional, macam, ciri dan cara
menulisnya. PenelitianIlmiah.com)

4. Seorang mahasiswa gizi ingin membuktikan hubungan antara jenis konsumsi


makanan (vegetarian vs. non-vegetarian) dan risiko obesitas pada populasi
mahasiswa, yang dari catatan didapatkan bahwa ada perbedaan antara konsumsi
makanan laki-laki dan perempuan, desain penelitian yang cocok digunakan yaitu
penelitian kasus kontrol dimana penelitian ini termasuk desain penelitian
observasional atau epidemiologi yang berusaha menentukan apakah suatu paparan
atau faktor risiko berhubungan dengan penyakit. Penelitian kasus kontrol bersifat
retrospektif karena dimulai dengan menentukan penyakit (populasi yang menderita
sakit atau kasus), kemudian subjek diobservasi apakah terpapar faktor etiologi, dan
dibandingkan dengan populasi yang tidak menderita sakit (kontrol)
(Referensi : Prasasty & Legiran (2023). Studi Kasus Kontrol, Jurnal Kedokteran
Syiah Medan. ISSN:1412-1026: Volume 23).

5. Penyidik menduga penggunaan asetaminofen pada trimester pertama kehamilan


dapat menyebabkan cacat tabung saraf. Ia memperkirakan risiko cacat tabung saraf
pada populasi umum adalah 1:1.000. Desain penelitian yang cocok yaitu Studi
Kohort. Penelitian kohort dalah rancangan penelitian epidemiologi analitik
observasional yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit, dengan
cara membandingkan kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar berdasarkan
status penyakit. Penelitian kohort sering juga disebut penelitian follow up atau
penelitian insidensi, yang dimulai dengan sekelompok orang (kohort) yang bebas
dari penyakit, yang diklasifikasikan ke dalam sub kelompok tertentu sesuai dengan
paparan terhadap sebuah penyebab potensial terjadinya penyakit atau outcome.
Penelitian dengan rancangan kohort merupakan penelitian, dimana peneliti
mengelompokkan atau mengklasifikasikan kelompok terpapar dengan kelompok
tidak terpapar, untuk kemudian diamati sampai waktu tertentu untuk melihat ada
tidaknya fenomena. Dengan kata lain, penelitian kohort adalah penelitian yang
bertujuan mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit, dengan
membandingkan kelompok terpapar (faktor penelitian) dan kelompok tidak terpapar
berdasarkan status penyakit.
(Referensi : Vionalita (2020). Modul Metode Penelitian Kuantitatif. Universitas Esa
Unggul)

6. Sekelompok pasien kanker paru-paru dicocokkan dengan kelompok pasien tanpa


kanker paru-paru. Kebiasaan merokok mereka selama hidup mereka dibandingkan.
Berdasarkan informasi ini, para peneliti menghitung peluang merokok di antara
pasien penderita kanker paru-paru dibandingkan dengan peluang merokok di antara
mereka yang tidak menderita kanker paru-paru. Desain penelitian yang cocok yaitu
penelitian kasus kontrol dimana penelitian ini termasuk desain penelitian
observasional atau epidemiologi yang berusaha menentukan apakah suatu paparan
atau faktor risiko berhubungan dengan penyakit. Penelitian kasus kontrol bersifat
retrospektif karena dimulai dengan menentukan penyakit (populasi yang menderita
sakit atau kasus), kemudian subjek diobservasi apakah terpapar faktor etiologi, dan
dibandingkan dengan populasi yang tidak menderita sakit (kontrol)
(Referensi : Prasasty & Legiran (2023). Studi Kasus Kontrol. Jurnal Kedokteran
Syiah Medan. ISSN:1412-1026: Volume 23).

7. Obat baru dengan secara in vitroaktivitas melawan HIV diuji pada populasi pasien
dengan infeksi HIV yang dikonfirmasi Western blot. Dari 200 orang dalam populasi
pasien, 100 orang dipilih melalui undian untuk menerima obat tersebut. Obat yang
tidak berasa ini diberikan dalam secangkir jus jeruk; pasien lain menerima jus jeruk
murni. Baik perawat, dokter, maupun pasien tidak mengetahui pasien mana yang
menerima obat tersebut. Pada akhir masa penelitian, jumlah sel T CD4+ ditentukan
untuk semua subjek. Desain penelitian yang cocok yaitu Uji klinis acak tersamar
ganda. Metode ini merupakan desain penelitian paling meyakinkan dimana
pemberian intervensi secara acak dapat menghilangkan pengaruh variabel perancu
yang tidak diketahui atau tidak terukur yang dapat menyebabkan perkiraan efek
pengobatan yang bias dan salah. Selain itu pengecekan menghilangkan perancu
yang disebabkan oleh intervensi bersama, sehingga menghilangkan kemungkinan
bahwa efek intervensi yang diamati disebabkan oleh perbedaan penggunaan obat
lain. Uji ini umum digunakan pada uji coba obat atau prosedur medis.
(Referensi : Misra (2012). Randomized Double Blind Placebo Control Srudies, the
“Gold Standard” in Intervention based Studies. PubMed Central :
ncbi.nlm.nih.gov)

8. Ketika sebuah studi berfokus pada satu kelompok populasi dan mengumpulkan data
dalam satu periode waktu tertentu, studi tersebut disebut sebagai studi cross-
sectional. Studi cross sectional adalah penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi antara factor risiko dengan efek, melalui pendekatan, observasi serta
pengumpulan data sekaligus pada waktu yang bersamaan (point time approach).
Artinya, tiap subjek penelitian hanya diobservasi sekali saja dan pengukuran
dilakukan terhadap status karakter atau variable subjek pada saat pemeriksaan. Hal
ini tidak berarti bahwa semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama.
Penelitian cross sectional ini sering juga disebut penelitian transversal, dan sering
digunakkan dalam penelitian-penelitian epidemiologi. Atau dengan kata lain cross
sectional adalah suatu penelitian dimana variable-variabel yang termasuk factor
risiko dan varibel-variabel yang termasuk efek di observasi sekaligus pada waktu
yang sama.
(Referensi : Vionalita (2020). Modul Metode Penelitian Kuantitatif. Universitas Esa
Unggul)

Anda mungkin juga menyukai