Anda di halaman 1dari 20

Cross Sectional Study

Pembimbing : dr. Melda Suryana, M.Epid


Disusun oleh :
Dino Hendarto 112021283
Stepanus Adrea 112021319
Aldo Muhammad Hamka 112021011
Vioini Gracia Prokhorus 112021255

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UKRIDA
Periode 15 Mei - 22 Juli 2023
Definisi
Studi Epidemiologi yang mempelajari prevalensi, distribusi maupun hubungan penyakit dan paparan
dengan cara mengamati status paparan, penyakit, atau karakteristik secara serentak pada individu dari
populasi pada satu saat.
Langkah-langkah cross sectional
Timing Pengumpulan
Arah Studi Data

Dilakukan serentak pada saat yang sama : Pengukuran paparan dan Status penyakit yang
Non Directional dilakukan serentak dan berlangsung saat ini
(Concurent)

Kelemahannya : hanya melihat “snapshot” 🡪 menilai saat itu dan tidak dapat menjelaskan urutan saat terkena
penyakitnya kapan 🡪 BIAS (cth; bisa jadi seseorang terkena CHD duluan baru level serum kolestrol nya tinggi 🡪
reverse causality
Jenis Studi

01 Studi Cross-Sectional Deskriptif


mendeskripsikan/menjelaskan temuan/variabel yang diteliti
(frekuensi & distribusi)

02 Studi Cross-Sectional Analitik


Selain menyajikan frekuensi, juga mencari hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen (determinan),
menguji hipotesis
Menentukan populasi yang akan diteliti
kemudian melakukan pencuplikan secara
random

Dianjurkan random sampling agar


deskripsi dalam sampel mewakili
(representative) populasi sasaran

Tentukan ada atau tidak nya paparan


dan ada atau tidaknya penyakit untuk
setiap individu pada waktu yang
bersamaan
Setiap subjek kemudian dapat
dikelompokkan menjadi satu dari empat
sub kelompok
Prevalence of disease
Menghitung berapa orang yang berpenyakit dan terpapar, lalu
membandingkan dengan orang yang berpenyakit tanpa terpapar
sebelumnya
a/(a+b) vs. c/(c+d)

Prevalence of exposure
Menghitung berapa orang yang terpapar dengan penyakit, lalu
membandingkan dengan yang terpapar tanpa penyakit
a/(a+c) vs. b/(b+d)
Ciri-ciri Cross Sectional
Kelebihan Cross Section
Kekurangan Cross Section
Populasi studi
Adalah populasi yg dibatasi oleh kriteria yg telah ditentukan,
¨

Contoh:
Studi cross sectional tentang “cerebral blood flow” terhadap org
yang berhenti merokok, tidak merokok dan masih merokok
Berhenti merokok minimal 6 bulan sblm studi dimulai telah
¨

berhenti merokok
¨ Tidak merokok à tidak pernah merokok atau maksimal 2 btg/tahun
¨Masih merokok à minimal merokok ½ pak/hari selama minimal 20
tahun
Geografis
—Menggunakan batas administratif sebagai populasi
studi:
Untuk memperoleh kemudahan:
—Bantuan dari petugas kesehatan & pemerintah
daerah
—Perbatasan ciri individu sebagai sasaran penelitian
misal: golongan umur, sex, pekerjaan, tkt pendidikan,
sosek
Sampel
—Representatif (jumlah sampel dan sampling)
—Sampel size: jika sedikit hasilnya tidak dapat
diekstrapolasikan/digeneralisasikan terhadap
populasi
—Jika jumlahnya terlalu banyak tidak efisien &
efektif (dana, tenaga dan waktu)
—Perlu ditentukan besar sampel minimal tapi
represenstatif, caranya dgn menggunakan berbagai
macam rumus
Dasarnya:
—Besarnya kesalahan yg diinginkan
—Prakiraan tentang variasi atau proporsi variabel yang
ingin dicari
—Besarnya derajat kepercayaan yg diinginkan
Penggunaan dan Keterbatasan
Keterbatasan
● —Tidak memungkinkan untuk menyimpulkan mana yang
menjadi penyebab dan mana yang menjadi akibat oleh karena
paparan dan outcome diukur pada saat yang bersamaan)
● Faktor perancu tidak dapat didistribusikan secara merata
atara kelompok yang dibandingkan
● Desain ini mengukur pola konsumsi (diet) saat ini pada
kelompok yang menderita penyakit. Sedangkan diet saat ini
dapat berubah akibat penyakit tersebut.
Rancangan Survei
—Pada desain ini, metode pengambilan sampel
merupakan perhatian utama.
—untuk meneliti faktor risiko pada kasus kondisi
yang jarang terjadi, perlu diambilsampel dari
populasi yang berisiko tinggi.
—Contoh: Pemakaian jarum suntik pada penelitian
infeksi HIV AIDS.
—Sampel harus representatif.
Contoh: suatu penelitian menggunakan desain cross sectional,
mengenai asosiasi antara konsumsi kafein dengan palpitasi
(jantung berdebar). Analisis regresi menunjukkan suatu asosiasi
positif yang lemah antara konsumsi kafein dengan palpitasi.
Hasil ini tidak dapat diekstrapolasikan pada populasi secara
umum, karena orang yang menjadi relawan tersebut adalah
seorang peminum berat kopi yang mengalami gejala tersebut.
Metode Penelitian Cross Sectional
Poin-poin penting Metode cross sectional

● Studi cross sectional adalah cara terbaik untuk menentukan prevalensi


● Relatif cepat
● Dapat mempelajari banyak hasil
● Tidak dapat membedakan antara sebab dan akibat atau urutan peristiwa
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai