Anda di halaman 1dari 42

TUGAS ANALISIS DATA DUMMY

Disusun oleh:
Kelompok 11

1. Theresia Gracia N. NIM. 113221240


2. Marsafina Alfae M. NIM. 113221270
3. Jazirah Hanan Putri W. NIM. 113221262
4. Levina Afifah Felicia NIM. 113221231
5. Alisa Dhiyaa Putri P. NIM. 113221174
6. Hashifa Nadzwa R. NIM. 113221233

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2023
1.1 Judul Penelitian
Judul artikel penelitian ini adalah “HUBUNGAN ANTARA POLA PENGASUHAN
DAN POLA KELEKATAN DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL PADA REMAJA SISWA
KELAS XI SMA NEGERI 1 SRAGEN”

1.2 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian yang menjadi bahasan utama dalam penelitian ini adalah “untuk
memberikan masukan bagi para praktisi di bidang psikologi dalam penanganan
permasalahan penyimpangan perilaku remaja baik secara kuratif maupun berupa tindakan
preventif”.

1.3 Variabel dan Alat Ukur yang Digunakan


Variabel yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari pola pengasuhan, pola
kelekatan, dan penyesuaian sosial. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini ini
terdiri dari tiga buah skala, yaitu skala pola pengasuhan, skala pola kelekatan, dan skala
penyesuaian sosial. Skala pola pengasuhan orangtua dalam penelitian ini menggunakan
lima kategori jawaban, yaitu: Tidak Pernah (TP), Jarang (JRG), Sering (SRG), Hampir
Selalu (HS) dan Selalu (SLL). Pernyataan dalam skala ini mengandung aitem favourable
(mendukung) dan unfavourable(tidak mendukung). Pemberian skor untuk aitem
favourable bergerak dari nol sampai empat untuk TP, JRG, SRG, HS dan SLL, sedangkan
skor untuk aitem unfavourable bergerak dari empat sampai nol untuk TP, JRG, SRG, HS
dan SLL dan ini termasuk data ANOVA.

1.4 Hipotesis
Hipotesis atau dugaan sementara yang dikemukakan pada penelitian ini
menjelaskan bahwa kewaspadaan mahasiswa psikologi dalam menghadapi permasalahan
dalam melihat hubungan antara pola pengasuhan dan pola kelekatan dengan penyesuaian
sosial pada remaja siswa.
1.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
berganda variabel dummy dan korelasi Pears yang diolah dengan program program
Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 16.0.

Regresi berganda variabel dummy digunakan untuk memprediksi besarnya


variabel tergantung yaitu penyesuaian sosial pada remaja dengan menggunakan data
variabel bebas yaitu pola pengasuhan dan pola kelekatan, dimana kedua variabel bebas
yang digunakan merupakan dummy variable. Dummy variable adalah variabel yang
digunakan untuk membuat kategori data yang bersifat kualitatif atau nominal (Santoso,
2005).

1.6 Hasil Analisis Data dan Interpretasi


Hasil analisis data dan interpretasi dari penelitian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Hasil uji asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel yang akan
digunakan dalam penelitian. Data yang layak digunakan dalam penelitian adalah data yang
memiliki distribusi normal (Nugroho, 2005). Pengujian statistik dalam penelitian ini
menggunakan teknik yang termudah namun mempunyai keakuratan yang tinggi yaitu
Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan menggunakan bantuan SPSS 16.0 (Ghozali, 2005).
Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) memberikan nilai 1,001 dan signifikan pada nilai
0,269 jauh diatas α = 0,05 atau 0,269 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan data tersebut
memenuhi syarat berdistribusi normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas hubungan ini dilakukan untuk melihat adanya linieritas hubungan antara
variabel bebas dan variabel tergantung yang dilakukan dalam penelitian. Dalam penelitian
ini uji linieritas dilakukan dengan menggunakan metode Polynomial yang akan dihitung
dengan alat bantu statistik SPSS 16.0. Uji linieritas dari hubungan pola pengasuhan dengan
penyesuaian sosial diperoleh nilai Fbeda sebesar 1,319 dengan nilai probabilitas sebesar
0,254 > 0,05. Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa variabel pola pengasuhan
mempunyai korelasi yang linier dengan variabel penyesuaian sosial. Hubungan antara pola
kelekatan dengan penyesuaian sosial diperoleh nilai Fbeda sebesar 2,664 dengan nilai
probabilitas sebesar 0, 106 > 0,05. Hasil uji linearitas menunjukkan bahwa variabel pola
kelekatan mempunyai korelasi yang linier dengan variabel penyesuaian sosial.
c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas diperlukan untuk menguji ada tidaknya variabel bebas yang memiliki
kemiripan dengan variabel bebas lain dalam satu model. Selain itu, deteksi terhadap
multikolinearitas juga bertujuan untuk menghindari kebiasan dalam proses pengambilan
kesimpulan mengenai pengaruh uji parsial masing-masing variabel bebas terhadap variabel
tergantung (Nugroho, 2005). Hasil perhitungan dari nilai Tolerance dan Variance Inflation
Factor (VIF) pada bagian Coefficients menunjukkan VIF sebesar 1,147 untuk variabel pola
pengasuhan dan 1,147 untuk variabel pola kelekatan. Sedangkan nilai Tolerance sebesar
0,872 untuk pola pengasuhan dan pola kelekatan. Ini berarti masing-masing variabel bebas
yaitu pola pengasuhan dan pola kelekatan memiliki nilai VIF tidak lebih dari 10 dan nilai
Tolerance tidak kurang dari 0,1. Maka dapat dinyatakan antara variabel bebas pola
pengasuhan dan pola kelekatan tidak terjadi multikolinearitas.

d. Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi dalam suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu
periode sebelumnya (Nugroho, 2005). Selanjutnya penelitian dikatakan bebas dari
autokorelasi apabila nilai DW berada diantara nilai du dan 4-du. Pengujian autokorelasi
dilakukan dengan alat bantu uji SPSS 16.0.

Berdasarkan hasil perhitungan autokorelasi, dapat dilihat dari nilai Durbin Watson
(DW) sebesar 1,830 yang kemudian nilai ini akan dibandingkan dengan nilai tabel dengan
menggunakan signifikansi 5% dimana jumlah sampel (n) sebesar 86 dan jumlah variabel
independen (k) = 2. Dengan melihat nilai Durbin Watson (DW) sebesar 1,830 yang lebih
besar dari batas atas (du) 1,61 dan kurang dari nilai 4-du sebesar 2,39 (4-1,61), maka dapat
disimpulkan tidak ada autokorelasi.

e. Uji Heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi


ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali,
2005). Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan uji
Glejser yaitu membandingkan nilai probabilitas signifikansi hasil regresi nilai absolut
residual terhadap variabel bebas dengan nilai α nya. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan alat bantu statistik SPSS 16.0.

Artinya, pola pengasuhan dan pola kelekatan secara bersama-sama berpengaruh


terhadap penyesuaian sosial pada remaja. Koefisien determinasi yang digunakan untuk
mengetahui seberapa besar kemampuan variabel pola pengasuhan dan pola kelekatan
menjelaskan variabel penyesuaian sosial ditunjukkan oleh nilai R Square sebesar 0,515,
yang berarti sumbangan efektif pola pengasuhan dan pola kelekatan terhadap penyesuaian
sosial pada remaja adalah sebesar 51,5%.

Hasil analisis data penelitian mengenai hubungan antara pola pengasuhan dan pola
kelekatan dengan penyesuaian sosial pada remaja menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara pola pengasuhan dan pola kelekatan dengan penyesuaian sosial pada
remaja. Hasil analisis uji korelasi mengenai hubungan antara pola pengasuhan dengan
penyesuaian sosial pada remaja menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara
pola pengasuhan dengan penyesuaian sosial pada remaja.

Cara-cara yang dilakukan orangtua dalam melakukan interaksi dengan remaja dalam
bentuk perhatian dan kasih sayang yang bertujuan untuk mendidik dan mengarahkan
remaja dapat menjadi suatu pembelajaran bagi remaja dalam penerapan penyesuaian yang
dilakukannya. Adanya kesempatan bagi remaja untuk mengeluarkan pendapat,
berkomunikasi secara aktif dalam diskusi-diskusi keluarga, dan kebebasan yang
bertanggung jawab yang diberikan orangtua dapat melatih remaja untuk bersosialisasi,
sehingga remaja dapat meningkatkan kemampuannya dalam melakukan penyesuaian di
lingkungan yang lebih luas di luar keluarganya. Kelekatan yang aman dengan orang tua
dapat membantu remaja dari kecemasan dan kemungkinan perasaan tertekan atau
ketegangan emosi yang berkaitan dengan transisi dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa.
1.7 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara pola pengasuhan dan pola
kelekatan dengan penyesuaian sosial pada remaja dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
yang signifikan antara pola pengasuhan dan pola kelekatan dengan penyesuaian sosial
pada remaja.
Hasil uji korelasi masing-masing variabel bebas terhadap variabel tergantung
menunjukkan adanya hubungan yang signifikan, yaitu pola pengasuhan secara signifikan
berhubungan dengan penyesuaian sosial pada remaja serta adanya hubungan yang
signifikan antara pola kelekatan dengan penyesuaian sosial pada remaja. Tingkat
kontribusi dari variabel bebas terhadap variabel tergantung terungkap sebesar 51,5%.
DAFTAR PUSTAKA

Agustin R,W, Makmuroch & Maretawati E, D. (2019). Hubungan antara pola pengasuhan
dan pola kelekatan dengan penyesuaian sosial pada remaja siswa kelas XI SMA Negeri
1 Sragen. Program studi psikologi FK UNS.
Azizah, A & Hidayati, F. (2021). Penyesuaian sosial dan school well-being: study pada siswa
pondok pesantren yang bersekolah di Mbi Amanatul Ummah Pacet Mojokerto.
Fakultas Psikologi: Universitas Diponegoro. Vol 4 (4) 84-89.
Ayun, Q. (2020). Pola asuh orangtua dan metode pengasuhan dalam membentuk kepribadian
anak. IAIN Salatiga: Jawa Tengah. 5 (1).
Estiane, U. (2019). Pengaruh dukungan sosial sahabat terhadap penyesuaian sosial
mahasiswa baru di lingkungan perguruan tinggi. Jurnal psikologi klinis dan kesehatan
mental: Universitas Airlangga. 4 (1).
Ghufron, M. N & Risnawita R. (2019). Teori- Teori Psikologi. Jogjakarta. Ar-Ruzz Media.
Kartono, K. (2021). Psikologi sosial 2: kenakalan remaja. Jakarta PT Raja Grafindo Persada
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai