Anda di halaman 1dari 8

Hubungan Lingkungan Pergaulan dan Tingkat Pengetahuan tentang

Kesehatan Reproduksi dengan Sikap Seks Bebas

HUBUNGAN LINGKUNGAN PERGAULAN DAN TINGKAT PENGETAHUAN


TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKS BEBAS DI
SMK 6 SURAKARTA TAHUN 2010

Apri Sulistianingsih
Email: Sulistyaningsih_apri@yahoo.com

ABSTRAK
Generasi muda merupakan tulang punggung bangsa, yang dalam
mempersiapkannya sangat tergantug dengan kebudayaan masyarakat. Termasuk
tentang pentingnya memberikan filter terhadap hal negatif pada remaja, salah satu
diantaranya adalah seks bebas. Sebagian besar remaja melakukan didasarkan oleh
faktor internal pengetahuan dan faktor eksternal lingkungan. Tujuan dari penelitian ini
ingin mengetahui hubungan lingkungan pergaulan dan tingkat pengetahuan tentang
kesehatan reproduksi dengan sikap seks bebas di SMK 6 Surakarta tahun 2010.
Desain yang digunakan adalah Observasional analitik dengan pendekatan cross
sectional dengan populasi seluruh siswa SMK 6 Surakarta. Teknik sampling dengan
metode Simple Random Sampling yaitu berjumlah 50 responden. Dengan menggunakan
uji Korelasi berganda Product Moment hasil uji statistik yang diperoleh p value (0,000)
yang berarti ada hubungan yang kuat (0,703) antara Lingkungan Pergaulan dan
pengetahuan dengan sikap seks bebas.
Dengan menggunakan Per syaratan uji parametrik didapatkan nilai keberartian
F 23,005 dan sumbangan efektif sebesar 49,50% dan sumbangan relatif 47,3% . Hasil
uji Regresi Berganda diketahui persamaan Y=10,237 + 0,593X1 + 1,165X2.

Kata kunci : Lingkungan pergaulan, Tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi, sikap


seks bebas.

37_ Jurnal Ilmiah Kesehatan _ Vol 1, No 2 Juli 2012


Hubungan Lingkungan Pergaulan dan Tingkat Pengetahuan tentang
Kesehatan Reproduksi dengan Sikap Terhadap Seks Bebas

RELATIONS AND REPRODUCTIVE HEALTH LEVEL OF KNOWLEDGE


ABOUT THE ATTITUDE OF SEXUAL FREEDOM IN SMK 6 SURAKARTA
IN 2010

ABSTRACT

Young people are the backbone of the nation, which in a very tergantug prepare
the cultural community. Including the importance of providing filters for the negative
in teenagers, one of them is sex-free. Most teens do based on the internal factors and
external factors environmental knowledge. The purpose of this study to determine the
relationship of the neighborhood association and the level of knowledge about
reproductive health with free sex attitude SMK 6 Surakarta in 2010.
The design used was observational analytic cross-sectional approach to the
entire student population of SMK 6 Surakarta. Sampling technique with Simple
Random Sampling method which amounted to 50 respondents. Using multiple Product
Moment Correlation test results of statistical tests obtained p value (0.000) which
means there is a strong correlation (0.703) between the association and the
Environment free sex knowledge with attitude.
Using parametric test syaratan Per significance F value 23.005 obtained and the
effective contribution of 49.50% and the relative contribution of 47.3%. The test
results are known Multiple Regression equation Y = 10.237 + 0.593 X1 + 1.165 X2.

Keywords: environment relationships, reproductive health knowledge level, attitude-


free sex.

PENDAHULUAN fungsi reproduksi dengan bertanggung


jawab (Munawaroh, 2001).
Generasi muda merupakan tulang Remaja Indonesia mencakup 37%
punggung bangsa yang diharapkan di masa dari penduduk, tetapi informasi berkaitan
depan mampu meneruskan tongkat estafet dengan kesehatan reprosuksi sangat sedikit
kepemimpinan bangsa. Dalam karena masyarakat masih menganggap
mempersiapkan generasi muda juga sangat tabu yang berhubungan dengan seks
tergantung kepada kesiapan masyarakat sehingga remaja mencari berbagai sumber
yakni dengan keberadaan budayanya. yang mungkin dapat diperoleh mulai dari
Temasuk di dalamnya tentang pentingnya teman, buku-bukum, melakukan percobaan
memberikan filter tentang perilaku- dengan masturbasi, bercumbu sampai
perilaku yang negatif, yang salah satunya bersenggama (Sarwanto, 2004)
adalah seks bebas ( Rauf, 2008) Hasil Survey di Indonesia tahun
Remaja merupakan fase transisi 2005-2006 kejadian seks bebas pada
dimana individu mengalami perubahan remaja berkisar 47,54%. Hal ini
fisik maupun psikologis. Pengetahuan mengalami peningkatan di tahun 2008
tentang kesehatan reproduksi penting bahwa 63% remaja mengaku pernah
khususnya bagi remaja, agar mengetahui
38_ Jurnal Ilmiah Kesehatan _ Vol 1, No 2 Juli 2012
Hubungan Lingkungan Pergaulan dan Tingkat Pengetahuan tentang
Kesehatan Reproduksi dengan Sikap Terhadap Seks Bebas

berhubungan seks di luar nikah (BKKBN meningkatkan resiko terjadinya sikap yang
dalam Yahdilah , 2008) mendukung terhadap seks bebas.
Laporan jurnal kependudukan Berdasarkan fenomena-fenomena
tahun 2005 di Surakarta menunjukkan di atas maka penulis tertarik untuk
tentang penelitian terhadap 164 remaja melakukan penelitian tentang “ hubungan
yang terdiri atas 139 remaja laki – laki dan lingkungan pergaulan dan tingkat
29 remaja perempuan pada siswa kelas III pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
SMA dengan hasil 43,17% subjek laki-laki dengan sikap seks bebas di SMK Negeri 6
kadang kadang melakukan onani, 36% Surakarta tahun 2010”
subjek wanita pernah melakukan
masturbasi, 41,73% subjek laki-laki METODE PENELITIAN
melakukan hubungan seks pada usia 15-17
tahun dan 60% wanita, 42,45% Penelitian ini merupakan jenis
melakukan hubungan seks pada usia 18-19 penelitian kuantitatif. Desain yang
tahun dan 28% wanita. Terdapat 2,88% digunakan dalam penelitian ini adalah
subjek laki-laki dan 11,5% wanita Observasional Analitik dengan
melakukan hubungan seks pada usia 12-14 menggunakan metode pendekatan cross
tahun. Sebanyak 47,73% alasan subjek sectional.
laki-laki melakukan hubungan seks adalah Variabel independen dalam penelitian
bukti rasa cinta, sedangakan 44% subjek ini adalah lingkungan pergaulan dan
wanita melakukan karena didasari oleh tingkat pengetahuan tentang kesehatan
keinginan untuk mencoba (Kasturi, 2005). reproduksi. Sedangkan variabel dependen
Menurut Purnawan dalam Yuliadi dalam penelitian ini adalah sikap seks
(2010), ada beberapa faktor yang bebas.
mendorong terjadinya seks bebas yaitu Populasi dalam penelitian ini adalah
dari faktor internal dan faktor eksternal. remaja akhir di SMK Negeri 6 Surakarta
Faktor internal diantaranya adalah tingkat yang berjumlah 475 orang. Besarnya
perkembangan seksual, pengetahuan ukuran sampel menggunakan rumus
mengenai kesehatan reproduksi dan Arikunto (2006), didapatkan sebesar 50
motivasi. Sedangkan faktor eksternal responden. Cara pengambilan sampel
adalah keluarga, pergaulan dan media menggunakan rancangan Simple Random
massa. Sampling yaitu setiap siswa yang telah
SMK Negeri 6 Surakarta memenuhi kriteria retriksi di masukkan ke
merupakan sekolah berstandar nasional dalam table acak kemudian di pilih secara
yang terletak di pusat kota dengan acak sederhana (Sugiyono, 2007).
lingkungan pergaulan yang heterogen. Analisis yang dilakukan yaitu
Namun pengetahuan tentang kesehatan univariat digunakan persentase, hasil dari
reproduksi didapatkan hanya satu tahun setiap variabel ditampilkan dalam bentuk
sekali oleh Badan Koordinasi Keluarga distribusi frekuensi, dalam penelitian ini
Berencana Nasional (BKKBN) yang distribusi frekuensi yang ditampilkan
berkoordinasi dengan Puskesmas Setempat adalah distribusi frekwensi lingkungan
bidang PKPR (Pelayanan Kesehatan pergaulan, tingkat pengetahuan tentang
Peduli Remaja. Hal tersebut dapat kesehatan reproduksi, dan sikap seks bebas
di SMKN 6 Surakarta Tahun 2010

39_ Jurnal Ilmiah Kesehatan _ Vol 1, No 2 Juli 2012


Hubungan Lingkungan Pergaulan dan Tingkat Pengetahuan tentang
Kesehatan Reproduksi dengan Sikap Terhadap Seks Bebas

Analisis bivariat digunakan Variabel r R2 Persamaa P


untuk mengetahui apakah ada hubungan n garis valu
e
yang signifikan antara dua variabel,
Sugiono (2007) Pengujian dengan Lingkunga 0,61 0,37 SSeks
menggunakan uji korelasi Product n 1 3 bebas= 0.00
Moment dan Regresi Sederhana Pergaulan 15,421+ 0
Analisis Multivariat digunakan 0,834X1
untuk mengetahui apakah ada hubungan Hubungan lingkungan pergaulan dengan
yang signifikan antara dua variabel, Sikap Seks Bebas menunjukkan yang kuat
Riwidikdo (2009) Pengujian dengan dan berpola positif artinya semakin baik
menggunakan analis parametrik uji lingkungan pergaulan semakin baik
korelasi berganda Product Moment, sikapnya terhadap seks bebas. Nilai
Regresi berganda, Sumbangan Efektif dan koefisien determinasi 0,373 artinya,
Sumbangan relatif. Analisis parametrik persamaan regresi yang penulis peroleh
dengan persyaratan uji normalitas dengan dapat menerangkan 37,3% variasi
smirnov kolmogorov test, uji linearitas dan lingkungan pergaulan atau persamaan
keberartian arah regresi dengan analisis garis yang diperoleh cukup baik untuk
varians. menjelaskan variabel sikap seks bebas.
Hasi uji statistic didapatkan ada hubungan
HASIL DAN PEMBAHASAN yang signifikan antara lingkungan
Analisa univariat digunakan pergaulan dengan sikap seks bebas di
persentase, hasil dari setiap variabel SMKN 6 Surakarta (ρ=0,000)
ditampilkan dalam bentuk distribusi Tabel 2
frekuensi, dalam penelitian ini distribusi Analisis hasil hubungan Pengetahuan
frekwensi yang ditampilkan adalah kesehatan reproduksi dengan Sikap Seks
distribusi frekwensi kejadian lingkungan Bebas di SMKN 6 Surakarta Tahun 2010
pergaulan, distribusi frekwensi tingkat Variabel r R2 Persamaa P
pengetauan kesehatan reproduksi dan n garis valu
distribusi frekwensi sikap seks bebas di e
SMKN 6 Surakarta Tahun 2010.
Pengetahua 0,58 0.34 SSeks
n kesehatan 6 3 bebas= 0.00
Analisis Bivariat digunakan untuk
reproduksi 58,831+ 0
melihat hubungan antar variabel.hasil dari 1,750X2
analisa tersebut adalah :
Tabel 1
Analisis hasil hubungan Lingkungan Hubungan pengetahuan kesehatan
Pergaulan dengan Sikap Seks Bebas di reproduksi dengan Sikap Seks Bebas
SMKN 6 Surakarta Tahun 2010 menunjukkan yang kuat dan berpola
positif artinya semakin baik pengetahuan
kesehatan reproduksi semakin baik
sikapnya terhadap seks bebas. Nilai
koefisien determinasi 0,343 artinya,

40_ Jurnal Ilmiah Kesehatan _ Vol 1, No 2 Juli 2012


Hubungan Lingkungan Pergaulan dan Tingkat Pengetahuan tentang
Kesehatan Reproduksi dengan Sikap Terhadap Seks Bebas

persamaan regresi yang penulis peroleh Sedangkan rata-rata koefisien determinasi


dapat menerangkan 34,3% variasi setiap masing masing variable adalah
pengetahuan kesehatan reproduksi atau 0,473. Kemudian nilai F 23,005 yang
persamaan garis yang diperoleh cukup menunjukkan ρ(sig)=0,000, berati pada α=
baik untuk menjelaskan variabel sikap seks 5% penulis dapat menyatakan model
bebas. Hasi uji statistik didapatkan ada regresi cocok (fit) dengan data yang ada.
hubungan yang signifikan antara Atau dapat diartikan kedua variabel
pengetahuan kesehatan reproduksi dengan tersebut secara signifikan dapat
sikap seks bebas pengetahuan kesehatan memprediksi variabel berat sikap seks
reproduksi (ρ=0,000). bebas. Persamaan garis di atas yang
diperoleh, penulis dapat mengetahui
Tabel 3. koefisien regresi masing masing variabel
Analisis hasil hubungan Lingkungan
Pergaulan dan Tingkat Pengetahuan dari hasil di atas, adalah Sikap Seks
Tentang Pengetahuan kesehatan bebas= 10,237+ 0,593X1 + 1,165 X2
reproduksi dengan Sikap Seks Bebas di
SMKN 6 Surakarta Tahun 2010 Dengan model persamaan ini, kita dapat
Variab r R2 Adju Ano Persa P memperkirakan sikap seks bebas dengan
el sted va maan val menggunakan variabel lingkungan
R2 garis ue
pergaulan dan tingkat pengetahuan tentang
Lingku 0,7 0,4 0,47 F=23 SSeks kesehatan reproduksi. Adapun koefiseien
ngan 03 95 3 ,005 bebas 0.0 untuk masing masing variabel adalah
pergau = 00
lan 10,23 sebagai berikut:
7+
Penget 0,593 1. Setiap kenaikan lingkungan pergaulan
ahuan X1 +
keseha
sebesar 1 point akan memperbaiki
1,165
tan X2 sikap seks bebas sebesar 0,593 point
reprod setelah dikontrol dengan variabel
uksi
tingkat pengetahuan tentang kesehatan
Setelah dilakukan analisis variabel reproduksi
independen lingkungan pergaulan dan
tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi 2. Pada tingkat pengetahuan tentang
m memenuhi persyaratan uji parametric kesehatan reproduksi akan akan
dengan nilai koefisien determinasi 0,495 memperbaiki sikap seks bebas sebesar
artinya, model yang diperoleh dapat 1.165 point setelah dikontrol dengan
menerangkan 49,5% variasi variabel variabel lingkungan pergaulan
dependen sikap seks bebas atau dengan Pada persamaan dapat digunakan untuk
kata lain kedua variabel independen dapat mengetahui variabel mana yang paling
menjelaskan variasi variabel sikap seks besar peranannya dalam menentukan
bebas sebesar 49,5%. variabel dependennya. Pada hasil di atas
berate variabel yang paling besar
41_ Jurnal Ilmiah Kesehatan _ Vol 1, No 2 Juli 2012
Hubungan Lingkungan Pergaulan dan Tingkat Pengetahuan tentang
Kesehatan Reproduksi dengan Sikap Terhadap Seks Bebas

peranannya terhadap sikap seks bebas Saran


adalah tingkat pengetahuan tentang 1. Bagi Institusi Sekolah SMKN 6
kesehatan reproduksi. Surakarta
Dari hasil uji statistik terhadap kedua Untuk tetap menjaga dan
faktor yang telah diteliti, yaitu terdapat meningkatkan frekuensi penyuluhan
hubungan yang kuat dan saling tentang kesehatan reproduksi pada
menguatkan dengan Hal ini sesuai dengan siswa dan memberikan penyuluhan
Purnawan dalam Yuliadi (2010) lingkungan pergaulan yang baik bagi
menyatakan bahwa faktor pendorong remaja sehingga dapat sikap
terjadinya seks bebas disebabkan oleh memperbaiki sikap seks bebas
lingkungan pergaulan dan tingkat
pengetahuan reproduksi. Dengan 2. Bagi Institusi Pendidikan
lingkungan pemahaman secara benar dan
a. Menambah referensi yang
proporsional tentang kesehatan reproduksi
berkaitan dengan seks bebas.
cenderung memahami dengan baik resiko
seks bebas serta alternative cara yang b. Sebagai acuan pembelajaran
digunakan untuk menyalurkan dorongan mengenai hubungan lingkungan
seksualnya pergaulan remaja dan tingkat
pengetahuan tentang kesehatan
reproduksi dengan sikap seks
SIMPULAN DAN SARAN bebas.
Berdasarkan hasil penelitian dan
2. Bagi Peneliti Lain
pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut : Diharapkan bagi peneliti yang ingin
meneliti tentang seks bebas dapat
1. Terdapat hubungan yang kuat r=0,611
meneliti variabel lain dan menjadikan
dan signifikan ρ(sig)=0,000 antara
hasil penelitian ini sebagai
lingkungan pergaulan dengan sikap
pertimbangan untuk menentukan
seks bebas
variabel-variabel yang akan diteliti.
2. Terdapat hubungan yang kuat r=0,586
dan signifikan ρ(sig)=0,000 antara
tingkat pengetahuan tentang DAFTAR PUSTAKA
kesehatan reproduksi dengan sikap
seks bebas 1. Azwar, S. 2005, Sikap Manusia Teori
dan Pengukurannya, Yogyakarta ,
3. Terdapat hubungan yang kuat r=0,703 Pustaka Belajar Offset
dan signifikan ρ(sig)=0,000 antara
lingkungan pergaulan dan tingkat 2. Ahmadi, A dan Uhbiyati, N. 2001.
pengetahuan tentang kesehatan Ilmu Pendidikan. Rineka Cipta
reproduksi dengan sikap seks bebas Jakarta.
dengan persamaan regresi = 10,237+
0,593X1 + 1,165 X2 3. Arikunto, Suharsimi (2006), Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Rineka Cipta, Jakarta.
42_ Jurnal Ilmiah Kesehatan _ Vol 1, No 2 Juli 2012
Hubungan Lingkungan Pergaulan dan Tingkat Pengetahuan tentang
Kesehatan Reproduksi dengan Sikap Terhadap Seks Bebas

4. Depkes RI 2001. Yang Perlu 15. Ngalim,P (2004). Psikologi


Diketahui Petugas Kesehatan Tentang Pendidikan, PT Remaja Rosda Karya,
Kesehatan Reproduksi, Depkes. Bandung
Jakarta
16. Notoatmodjo, S (2003) Ilmu
5. Depkes RI dan WHO Kesehatan Masyarakat Prinsip-
(2003),Kesehatan Reproduksi Remaja, prinsip Dasar, Rineka Cipta, Jakarta
Depkes. Jakarta
17. Notoatmodjo, Soekidjo (2003).
6. Diana, A (2008). Sistem Reproduksi Pendidikan dan Perilaku Kesehatan,
Manusia, http://gurungeblog. Rineka Cipta, Jakarta
wordpress .com /2008/10/31 Diakses
23 Maret 2010. 18. PRB, (2000), The World Youth 1996.
Journal The USA Agency for
7. Eddy, P. 2000. 2,4 Juta Wanita Tiap International Development
Tahun Lakukan Aborsi, Jakarta
19. Putera, D (2008) Hubungan
8. Fatimah, E (2006) Psikologi Kepribadian dan Lingkungan
Perkembangan (Perkembangan Pergaulan dengan Prestasi Belajar
peserta didik) CV.Pustaka Setia. Siswa, FKIP UNS Surakarta, Skripsi
Bandung
20. Rauf, (2008) Dampak Pergaulan
9. Hadi, S (2002), Metodologi Research Bebas Remaja.
Untuk Penulisan Paper, Skripsi, http://abdul_rauf.blogspot.com
Thesis dan Disertasi. Andi.
Yogyakarta 21. Riwidikdo,H (2009). Statistik
Kesehatan Belajar Mudah Teknik
10. Hadi, S (2002), Pendidikan Suatu Analisis Data Dalam Penelitian
Pengantar, Surakarta, UNS Press Kesehatan (Plus Aplikasi Software
SPSS), Mitra Cendikia, Yogyakarta
11. Harahap, J (2008). Kesehatan
Reproduksi. http://usudigilab.ac.id 22. Sarwanto, S (2004). Pengetahuan,
Sikap, dan Perilaku Pekerja Remaja
12. Kasturi, T(2005),Hubungan Seks terhadap Penyakit Menular Seksual
Pranikah Remaja Surakarta,Jurnal (PMS) serta Faktor-faktor Yang
Penduduk dan Pembangunan Volume Mempengaruhi Terjadinya Hubungan
5 Seksual Pranikah, http://kalbe.co.id
13. Manuaba (2009), Memahami 23. Sakti,H dan Kusuma, G, (2006).
Kesehatan Reproduksi Wanita ed.2, Antara Dua Sisi Sebuah Kajian
EGC, Jakarta. Psikologi Tentang Budaya Free Seks
dan Video Porno. Yogyakarta.
14. Munawaroh, (2001). Kesehatan
Sahabat Setia.
Reproduksi Penting Bagi Remaja
dalam Bernas,Semarang 24. Soedjiningsih (2004) Tumbang
Kembang Remaja dan

43_ Jurnal Ilmiah Kesehatan _ Vol 1, No 2 Juli 2012


Hubungan Lingkungan Pergaulan dan Tingkat Pengetahuan tentang
Kesehatan Reproduksi dengan Sikap Terhadap Seks Bebas

Permasalahannya. CV Agung Seto.


Jakarta.

Apri Sulistianingsih:
Dosen Kebidanan STIKes Muhammadiyah
Pringsewu Lampung.

44_ Jurnal Ilmiah Kesehatan _ Vol 1, No 2 Juli 2012

Anda mungkin juga menyukai