Anda di halaman 1dari 12

HUBUNGAN POLA ASUH DENGAN SOSIALISASI ANAK USIA

PRASEKOLAH DI DUSUN TEMPEL CATURTUNGGAL


DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

Rizky Erwanto
INTISARI

Latar Belakang : Anak memiliki suatu ciri khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak
konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Perkembangan sosialisasi dipengaruhi oleh
banyak faktor salah satunya adalah pola asuh. Orang tua dengan pola asuhnya akan menjadi
role model bagi seorang anak dalam membentuk perilakunya.
Tujuan Penelitian : Diketahuinya Hubungan Pola Asuh dengan Sosialisasi Anak Usia
Prasekolah di Dusun Tempel Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta.
Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan
rancangan penelitian cross sectional. Data diambil menggunakan teknik sampling
Proportional Random Sampling yaitu ibu yang memiliki anak usia prasekolah (2-5 tahun)
berjumlah 77 orang. Diolah dan dialisis menggunakan analisis Chi Square dengan =0,05
dan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil Penelitian : Berdasarkan kategori pola asuh dari 77 orang responden, pola asuh otoriter
sebanyak 8 orang (10,4%), demokratis sebanyak 69 orang (89,4%). Berdasarkan kategori
sosialisasi anak, anak memiliki kemampuan sosialisasi baik sebanyak 68 orang (88,3%) dan
kurang sebanyak 9 orang (11,7%). Hasil analisis diperoleh nilai p-value = 0,000 (<0,05%)
dan OR=27,083.
Kesimpulan : Ada hubungan antara pola asuh dengan sosialisasi anak usia prasekolah di
Dusun Tempel Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta.
Kata Kunci : Pola asuh, sosialisasi, anak usia prasekolah
THE CORRELATION BETWEEN PARENTING AND
SOCIALIZATION ON PRESCHOOL CHILDREN AT TEMPEL
VILLAGE CATURTUNGGAL DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

Rizky Erwanto

ABSTRACT

Background : Children have characteristics which are keep growing and evolving since the
conception to the end of their adolescence. The development of children socialization
influenced by many factors, one of them is parenting. Parents apply their parenting style to
their children, so that it forms children behavior because parents become a role model for
them.
Research Objective : To know the correlation between parenting and socialization on
preschool children at Tempel village Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta.
Research Method : This research is non-experimental research with cross sectional research
design. The data collection used Proportional Random Sampling. The data are mothers who
have children (two-five years old) as many as 77 mothers. The data processing and data
analysis used chi-square with =0.05 and trustworthiness 95%.
Result : Based on parenting category, from 77 respondents, authoritarian parenting as many
as eight respondents (10.4%), democratic parenting as many as 69 respondents (89.4%).
Based on children socialization category, children who have good socialization as many as 68
children (88.3%) and children who have poor socialization as many as nine children (11.7%).
The result obtained that p-value=0.000 (<0.05) and OR=27.083.
Conclusion : There is a correlation between parenting and socialization on preschool
children at Tempel village Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta.
Keywords : Parenting, Socialization, Preschool Children

PENDAHULUAN psikososial atau perkembangan sosial anak


Anak memiliki suatu ciri khas yaitu yang merupakan kemampuan untuk
selalu tumbuh dan berkembang sejak beradaptasi dengan orang lain.
konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Perkembangan ini sangat berpengaruh
Masa kanak-kanak awal meliputi toddler terhadap cara anak bersosialisasi terhadap
dan anak prasekolah. Usia prasekolah lingkungan sekitarnya, dimana terdapat
merupakan fase kanak-kanak awal dengan anak-anak yang mengalami kesulitan
rentang usia 2-5 tahun(1). Masa ini dalam pergaulan atau menyesuaikan diri
merupakan masa untuk meletakkan dasar dengan lingkungan. Hurlock
pertama dalam mengembangkan mengungkapkan setidaknya ada empat
kemampuan fisik, kognitif, bahasa, sosial faktor yang mempengaruhi sosialisasi
emosional, konsep diri, disiplin, pada anak, yaitu pola pengasuhan orang
kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai tua, pengaruh teman sebaya, penerimaan
agama(2). diri dan lingkungan(3). Pada semua
Salah satu perkembangan anak yang tingkatan umur, seseorang dipengaruhi
cukup menarik untuk diperhatikan adalah oleh kelompok sosial dengan siapa mereka
yang berkaitan dengan perkembangan mempunyai hubungan tetap dan
merupakan tujuan identifikasi diri. Usia pola pengasuhan yang tepat dan interaksi
prasekolah memberi kesempatan luas keluarga yang harmonis, sehingga anak
kepada anak untuk mengembangkan bisa tumbuh dan berkembang secara
keterampilan sosialnya. Pada usia inilah optimal(8). Interaksi orang tua dan anak
anak mulai melihat dunia lain diluar dunia dalam mengasuh dan memberikan
rumah bersama ayah dan ibu(4). Hal stimulasi kepada anak dapat
tersebut menunjukkan bahwa mempengaruhi perkembangan sosial anak.
perkembangan sosialisasi pada anak usia Pembahasan di atas dapat menunjukkan,
prasekolah terpenting dipengaruhi oleh bahwa orang tua dan keluarga merupakan
faktor keluarga yang merupakan agen institusi yang penting pengaruhnya
sosialisasi dan lingkungan dimana anak itu terhadap proses sosialisasi individu atau
tumbuh dan berkembang. seseorang, dalam hal ini peneliti
Hubungan dengan orang tua atau mengambil Kelurahan Caturtunggal
pengasuhnya merupakan dasar bagi sebagai tempat penelitian.
perkembangan emosional dan sosial anak. Hasil observasi peneliti melihat dari
Salah satu aspek penting dalam hubungan tujuh orang ibu, tiga diantaranya peneliti
orang tua dan anak adalah gaya melihat adanya anak yang diperlakukan
pengasuhan yang diterapkan oleh orang halus dan penuh kasih sayang oleh orang
(5)
tua . Orang tua dengan pola asuhnya tuanya terutama sang ibu dan memberikan
akan menjadi role model bagi seorang pengertian atau nasihat dengan
anak dalam membentuk perilakunya(6). menjelaskan dampak yang akan terjadi
Pengaruh pengasuhan orang tua terhadap akibat tingkah lakunya, sehingga anak bisa
anak terus berlangsung tidak hanya pada memahami kesalahannya dan kembali
masa kanak-kanak tetapi berlangsung bermain bersama temannya. Empat
terus yang berdampak pada fase diantaranya peneliti melihat adanya anak
perkembangannya(7). yang diperlakukan secara keras oleh
Hasil penelitian Suharsono, Aris, orangtuanya, misalnya dengan membentak
dan Arif (2009) menyatakan bahwa anak dihadapan teman atau anak yang lain
korelasi antara pola asuh dengan saat bermain, akibatnya anak menjadi
kemampuan sosialisasi anak usia menangis dan menjauh dari teman-
prasekolah menunjukkan terdapat temannya ketika bermain dan ada pula
(4)
hubungan yang signifikan (p = 0,000) . yang langsung pulang sambil menangis
Hasil penelitian ini juga didukung oleh mengikuti ibunya. Hal tersebut dapat
penelitian Eka (2004) yang menyatakan mempengaruhi perkembangan sosialisasi
bahwa, apabila orang tua menerapkan pola anak, maka peneliti tertarik untuk meneliti
asuh yang tepat maka akan mempengaruhi lebih lanjut mengenai hubungan pola asuh
kemampuan sosialisasinya, karena anak dengan sosialisasi anak usia prasekolah di
hidup dalam keluarga yang selalu Dusun Tempel Kelurahan Caturtunggal.
mendukungnya dalam cinta kasih dengan
TUJUAN Depok Sleman Yogyakarta yang
1. Tujuan Umum berjumlah 95 orang. Pengambilan sampel
Tujuan penelitian ini adalah menggunakan teknik Proportional
untuk mengetahui Hubungan Pola Random Sampling berjumlah 77 orang
Asuh dengan Sosialisasi Anak Usia yang dipilih sesuai kriteria inklusi dan
Prasekolah di Dusun Tempel ekslusi yaitu :
Caturtunggal Depok Sleman Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah :
Yogyakarta. a) Bersedia menjadi responden dan
2. Tujuan Khusus bersedia mengisi informed concent.
a. Mengetahui karakteristik dari b) Ibu yang memiliki anak usia
responden meliputi usia orang prasekolah yaitu 2-5 tahun.
tua (ibu), usia anak, pendidikan, c) Ibu dapat membaca dan menulis.
pekerjaan, jenis kelamin anak, d) Ibu kandung tinggal serumah.
dan paritas. Kriteria eksklusi pada penelitian ini
b. Mengetahui tipe pola asuh yang adalah :
diterapkan oleh orang tua (ibu) a) Ibu yang memiliki anak mengalami
di Dusun Tempel Caturtunggal kecacatan.
Depok Sleman Yogyakarta. b) Struktur keluarga inti tidak utuh
c. Mengetahui kemampuan terdiri dari ayah-anak atau ibu-anak.
sosialisasi anak usia prasekolah Instrumen penelitian yang
di Dusun Tempel Caturtunggal digunakan adalah kuesioner. Kuesioner
Depok Sleman Yogyakarta. dilakukan uji validitas dan reliabilitas
d. Mengetahui perbedaan proporsi dengan bantuan komputerisasi
sosialisasi anak kurang usia menggunakan rumus Pearson Product
prasekolah dengan pola asuh Moment untuk uji validitas dan rumus
orang tua di Dusun Tempel Alpha Croanbach untuk uji reliabilitas.
Caturtunggal Depok Sleman Uji statistik yang digunakan pada
Yogyakarta. penelitian ini adalah uji statistik Chi
METODE PENELITIAN Square.

Penelitian ini merupakan jenis


penelitian korelasi non eksperimental HASIL PENELITIAN
dengan rancangan penelitian Cross Hasil yang dapat dari penelitian
Sectional. Penelitian ini dilakukan pada tentang Hubungan Pola Asuh Dengan
16-20 Maret 2014 di Dusun Tempel Sosialisasi Anak Usia Prasekolah di
Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta. Dusun Tempel Caturtunggal Depok
Populasi dalam penelitian ini adalah ibu Sleman Yogyakarta adalah sebagai berikut
yang memiliki anak usia prasekolah (2-5 :
tahun) di Dusun Tempel Caturtunggal
Tabel 4.1 Krakteristik Responden Berdasarkan Usia Ibu, Pendidikan Ibu, Pekerjaan Ibu,
Paritas, Usia Anak, dan Jenis Kelamin Anak di Dusun Tempel Caturtunggal
Depok Sleman Yogyakarta 2014
No. Karakteristik Frekuensi (f ) Persentase ( % )
1. Usia Ibu
a. 20-35 tahun 48 62,3
b. > 35 tahun 29 37,7
Jumlah 77 100
2. Usia Anak
a. 2 tahun 25 32,5
b. 3 tahun 18 23,4
c. 4 tahun 22 28,6
d. 5 tahun 12 15,6
Jumlah 77 100
3. Pendidikan Ibu
a. SD 7 9,1
b. SMP 8 10,4
c. SMA 40 51,9
d. PT 22 28,6
Jumlah 77 100
4. Pekerjaan
a. IRT 50 64,9
b. SWASTA 21 27,3
c. WIRASWASTA 6 7,8
Jumlah 77 100
5. Jenis Kelamin Anak
a. Laki-laki 27 35,1
b. Perempuan 50 64,9
Jumlah 77 100
6. Paritas
a. Primipara 22 28,6
b. Multipara 55 71,4
Jumlah 77 100

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Yang Diterapkan di Dusun Tempel Caturtunggal
Depok Sleman Yogyakarta.
Pola Asuh
No. Kategori
F %
1. Otoriter 8 10,4
2. Demokratis 69 89,6
3. Permisif 0 0
Jumlah 77 100
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Sosialisasi Anak Usia Prasekolah di Dusun
Tempel Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta.
Sosialisasi Anak
No. Kategori
F %
1. Kurang 9 11,7
2. Baik 68 88,3
Jumlah 77 100
Tabel 4.4 Tabulasi Silang Antara Pola Asuh Dengan Sosialisasi Anak Usia Prasekolah di
Dusun Tempel Caturtunggal Depok Sleman Yogyakarta 2014
Sosialisasi Anak
Total OR
Pola Asuh Kurang Baik p-value
(95% CI)
N % N % N %
Otoriter 5 62,5 3 37,5 8 100
27,083
Demokratis 4 5,8 65 94,2 69 100 0,000
4,6-156,1
Jumlah 9 11,7 68 88,3 77 100

PEMBAHASAN

1. Pola Asuh Yang Diterapkan dalam usia muda cenderung lebih


Orang Tua demokratis atau permisif dalam

Berdasarkan Tabel 4.2 pola menerapkan pola asuh kepada


(10)
asuh yang diterapkan orang tua di anaknya . Penelitian ini

Dusun Tempel Caturtunggal Depok menyatakan lebih dari separuh

Sleman Yogyakarta sebagian besar responden memiliki usia 20-35 tahun

menerapkan pola asuh demokratis sebanyak 48 orang (62,3%).

sebanyak 69 orang (89,6%). Latar belakang pendidikan

Kebanyakan orang yang berhasil orang tua dapat mempengaruhi pola

menjadi dewasa berasal dari keluarga pikir orang tua kemudian juga

dengan orang tua yang bersikap berpengaruh pada aspirasi atau

positif dan hubungan antara mereka harapan orang tua kepada anaknya,

dan orang tua baik(9). Pola asuh yang semakin tinggi pendidikan orang tua

diterimanya terdahulu dianggap baik maka dapat menerima segala

untuk diterapkan kepada anaknya, informasi dari luar, terutama tentang

maka orang tua akan menerapkan cara pengasuhan yang baik(7). Lebih

pola asuh yang sama seperti yang dari separuh responden memiliki

mereka terima terdahulu(10). pendidikan SMA sebanyak 40 orang

Wanita atau perempuan (ibu) (51,9%) dan PT sebagai tertinggi

cenderung lebih mengerti kebutuhan kedua sebanyak 22 orang (28,9%).

anak - anaknya dibandingkan Hal ini didukung oleh hasil


(13)
ayahnya(11). Sebuah studi menyatakan penelitian mengatakan bahwa

bahwa dibandingkan ayah, ibu orang tua yang memiliki pendidikan

memiliki keterlibatan lebih besar tinggi cenderung menggunakan pola

dalam pengasuhan(12). Selain itu asuh demokratis dibandingkan pola

menurut usia orang tua juga dapat asuh otoriter dan permisif.

mempengaruhi pola asuh. Usia paling Budaya atau sosioekonomi

memuaskan untuk membesarkan yang berbeda, dimana kepatuhan dan

anak adalah antara 18-35 tahun. ketegasan bukan diasosiasikan

Pasangan orang tua yang masih dengan dominasi atau kekerasan


tetapi lebih kepada perhatian, Caturtunggal Depok Sleman
menyayangi, dan keterlibatan(14). Yogyakarta sebagian besar memiliki
Responden atau ibu lebih banyak kemampuan sosialisasi yang baik
menyatakan bahwa mengajarkan yaitu sebesar 68 orang (88,3%) dapat
kepada anak agar segera minta maaf mendukung perkembangan aspek
jika melakukan kesalahan. Hal ini sosialisasi. Dasar untuk sosialisasi
menunjukkan bahwa sebagian besar adalah meningkatnya hubungan
orang tua (ibu) mengajarkan cara antara anak dengan teman-teman
untuk bertanggung jawab terhadap sebayanya dari tahun ke tahun(16).
anaknya. Hal lain yang menjadi Pengaruh teman sebaya terhadap
perhatian adalah jumlah anak yang sosialisasi adalah sebagai tempat
dimiliki keluarga akan anak untuk bisa menyesuaikan
mempengaruhi pola asuh yang perilaku, sikap, dan nilai sesuai
(15)
diterapkan orang tua . Jumlah anak tuntutan kelompok.
atau paritas akan mempengaruhi pola Usia 2-3 tahun, anak
asuh yang diterapkan orang tua. menunjukkan minat yang nyata untuk
Semakin banyak jumlah anak dalam melihat anak-anak lain dan berusaha
keluarga, maka ada kecenderungan mengadakan kontak social(16). Hal ini
bahwa orang tua tidak begitu merupakan saat ketika anak-anak
menerapkan pola pengasuhan secara belajar cara bergaul dengan orang
maksimal pada anak karena perhatian lain pertama kali dalam lingkungan
dan waktunya terbagi antara anak bermain, baru kemudian dalam dunia
(7)
yang satu dengan anak yang lain . sesungguhnya(17). Dari uraian
Berdasarkan uraian diatas gambaran lokasi penelitian juga dapat
dapat disimpulkan bahwa pola asuh mendukung bahwa di Dusun Tempel
merupakan sikap dan perilaku orang terdapat PAUD untuk anak usia 2-6
tua dalam mendidik anak dengan tahun sebagai pendidikan usia dini
memberikan perhatian, peraturan, anak dan Posyandu balita. Kegiatan
disiplin, serta hadiah atau hukuman. sosial tersebut mampu mendukung
Pola asuh sangat berkaitan dengan dan membantu anak dalam belajar
pola asuh orang tua sebelumnya, bersosialisasi dengan lingkungannya.
pengaruh teman-teman, jenis kelamin Hasil penelitian ini didukung
orang tua, budaya atau status sosial oleh hasil penelitian Listyorini (2006)
ekonomi, usia orang tua, pendidikan, yang menyatakan bahwa, pada usia
dan paritas atau jumlah anak. prasekolah anak perempuan
2. Kemampuan Sosialisasi Anak cenderung lebih menyesuaikan diri
Usia Prasekolah dibandingkan dengan anak laki-
(4)
Berdasarkan hal tersebut Tabel laki . Selain itu, kebanyakan

4.3 kemampuan sosialisasi anak usia penelitian menemukan bahwa anak

prasekolah di Dusun Tempel perempuan lebih empatik dan suka


menolong dan beberapa menemukan merupakan nilai p-value tersebut
bahwa anak perempuan lebih penurut lebih kecil atau kurang dari taraf
terhadap orang tua dan mencari signifikansi atau kesalahan yang
persetujuan orang dewasa ditentukan yaitu 5% atau 0,05.
dibandingkan anak laki-laki(14). Dengan demikian menunujukkan
Perkembangan anak dengan orang tua bahwa ada hubungan yang signifikan
yang pekerjaan swasta kebanyakan antara pola asuh dengan sosialisasi
tidak normal karena kesibukkan anak usia prasekolah di Dusun
orang tua dan akhirnya tidak bisa Tempel Caturtunggal Depok Sleman
mebagi waktu antara pekerjaan Yogyakarta. Berdasarkan hasil
dengan mengasuh anak sehingga penelitian ini pola asuh yang
orang tua tidak bisa sepenuhnya diterapkan orang tua (ibu) di Dusun
mengasuh serta memantau Tempel Caturtunggal Depok Sleman
(18)
perkembangan anak . Pekerjaan Yogyakarta dilihat dari tiga tipe pola
responden (ibu) lebih dari separuh asuh yaitu otoriter, demokratis, dan
memiliki pekerjaan sebagai IRT permisif tergolong dalam tipe
sebanyak 50 orang (64,9%) dan demokratis yaitu sebanyak 69 orang
pekerjaan swasta sebagai tertinggi (89,6%). Orang tua (ibu) yang
kedua sebanyak 21 orang (27,3%). menerapkan pola asuh demokratis
Berdasarkan uraian tersebut sebanyak 65 orang (94,2%) dengan
dapat disimpulkan bahwa kemampuan sosialisasi anak baik dan
kemampuan sosialisasi anak orang tua (ibu) yang menerapkan
merupakan kemampuan anak dalam pola asuh otoriter sebanyak 3 orang
berinteraksi atau menyesuaikan diri, (37,5%) dengan kemampuan
tingkah laku, sikap, dan nilai sesuai sosialisasi anak baik. Pola asuh
dengan tuntutan kelompok. Anak demokratis merupakan pola asuh
akan berhasil dalam penyesuaian yang terbanyak yang diterapkan oleh
sosial dengan baik serta dapat orang tua (ibu) kepada anaknya
diterima sebagai anggota kelompok karena pola asuh demokratis
sosial ketika anak menyukai orang mempunyai prinsip kebebasan yang
dan aktivitas sosialnya. diajalankan dalam segala aspek
3. Hubungan Pola Asuh dengan kegiatan pada keluarga, sehingga
Sosialisasi Anak Usia dengan pola asuh demokratis
Prasekolah
membuat orang tua (ibu) benar-benar
Berdasarkan hasil uji statistik memperhatikan anak sebagai individu
hubungan pola asuh dengan yang utuh lahir batin, dan tidak
sosialisasi anak usia prasekolah sedikitpun mengarahkannya secara
menggunakan uji Chi Square dengan otoriter(19).
melihat nilai uji Fishers diperoleh Hasil penelitian ini didukung
nilai p-value sebesar 0,000 yang oleh hasil penelitian Suharsono, Aris,
dan Arif (2009) yang dalam jurnal lain, karena setiap orang mempunyai
keperawatan dengan judul cara pandang yang berbeda-beda
Hubungan Pola Asuh Terhadap dalam mengasuh anaknya(4). Hasil
Perkembangan Kemampuan penelitian Eka (2004) menyatakan
Sosialisasi Pada Anak Prasekolah di bahwa, apabila orang tua menerapkan
(4)
TK Pertiwi Purwokerto Utara . pola asuh yang tepat maka akan
Hasil penelitian menunjukkan nilai p- mempengaruhi kemampuan
value 0,000 yang berarti bahwa ada sosialisasinya, karena anak hidup
hubungan antara pola asuh terhadap dalam keluarga yang selalu
kemampuan sosialisasi anak mendukungnya dalam cinta kasih
prasekolah di TK Pertiwi Purwokerto dengan pola pengasuhan yang tepat
Utara(4). Hal ini juga didukung oleh dan interaksi keluarga yang
hasil penelitian Eka (2004) dengan harmonis, sehingga anak bisa tumbuh
judul Hubungan Antara Pola Asuh dan berkembang secara optimal(8).
Orang Tua Dengan Kemampuan Berdasarkan uraian diatas
Sosialisasi Anak Retardasi Mentaal di dapat disimpulkan bahwa pola asuh
SLB C Negeri II Gondomanan yang demokratis berhubungan erat
Yogyakarta yang menunjukkan hasil dengan sosialisasi anak yang akan
penelitian dengan nilai p-value 0,000 menjadi predisposisi untuk
yang berarti ada hubungan antara perkembangan kemampuan
pola asuh orang tua dengan sosialisasi anak usia prasekolah.
kemampuan sosialisasi anak retardasi Apabila orang tua memilih pola asuh
mental di SLB C Negeri II yang baik dan tepat maka akan
Gondomanan Yogyakarta(8). berdampak pada kemampuan
Hasil tersebut dapat diartikan sosialisasi anak yang baik termasuk
bahwa pola asuh yang tepat dapat kemampuan sosialisasi anak usia
mempengaruhi kemampuan prasekolah.
sosialisasi anak usia prasekolah Dilihat dari hasil OR (95% CI
dalam berinteraksi dengan 4,699- 156,110) sebesar 27,083 yang
masyarakat atau lingkungannya. Pada berarti bahwa pola asuh otoriter
usia prasekolah ini merupakan saat memiliki peluang 27 kali untuk
ketika anak-anak belajar cara bergaul terjadinya sosialisasi anak kurang
dengan orang lain, pertama kali dibandingkan dengan pola asuh
dalam lingkungan bermain, baru demokratis. Orang tua (ibu) dari hasil
kemudian dalam dunia kuesioner dalam penelitian ini
sesungguhnya(17). Setiap pola asuh menyatakan pada item pernyataan
mempunyai kelebihan dan pola asuh otoriter bahwa tidak
kekurangan, sehingga tidak semua banyak orang tua (ibu) yang
orang tua nyaman menerapkan pola membiarkan anaknya untuk bergaul
asuh yang dianggap baik oleh orang dengan orang-orang yang tidak
disukai. Kebanyakan orang tua (ibu) keperawatan anak tentang pola
juga menyatakan bahwa aturan yang pengasuhan dan kemampuan
dibuat harus dituruti oleh anaknya. sosialisasi anak.
Hal ini menunjukkan bahwa 2. Bagi Masyarakat di Dusun Tempel
kemampuan sosialisasi anak kurang Caturtunggal Depok Sleman
dapat dipengaruhi oleh pola asuh Yogyakarta
orang tua yang tidak tepat seperti Hasil penelitian ini dapat sebagai
pola asuh otoriter. masukan dalam menerapkan pola
pengasuhan demokratis pada anak
KESIMPULAN
prasekolah (2-5 tahun) melalui kader
Berdasarkan hasil penelitian dan
Posyandu sehingga dapat
pembahasan yang dilakukan dapat diambil
berpengaruh baik pada
kesimpulan, yaitu :
perkembangan sosial anak di
1. Tipe pola asuh yang diterapkan di
lingkungan sosialnya.
Dusun Tempel Caturtunggal Depok
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sleman Yogyakarta sebagian besar
Hasil penelitian ini dapat digunakan
termasuk dalam tipe demokratis.
sebagai salah satu bahan pendukung
2. Kemampuan sosialisasi anak usia
dalam penelitian selanjutnya. Selain
prasekolah di Dusun Tempel
itu dapat juga mengembangkan
Caturtunggal Depok Sleman
variasi lain dari penelitian ini dengan
Yogyakarta sebagian besar termasuk
meneliti variabel lain yang
dalam kategori baik.
mempengaruhi sosialisasi seperti
3. Ada hubungan yang bermakna antara
faktor pengaruh teman sebaya,
pola asuh dengan sosialisasi anak
lingkungan, dan penerimaan diri.
usia prasekolah di Dusun Tempel
4. Bagi Puskesmas Depok III dan Kader
Caturtunggal Depok Sleman
Posyandu
Yogyakarta.
Menjadikan hasil penelitian ini
4. Pola asuh otoriter memiliki peluang
sebagai masukan untuk memberikan
27 kali untuk terjadinya sosialisasi
penyuluhan terkait dengan
anak kurang dibandingkan dengan
perkembangan sosial anak serta pola
pola asuh demokratis.
asuh yang sesuai untuk anak baik

SARAN pada saat Posyandu atau PAUD.

Berdasarkan hasil penelitian dan


DAFTAR PUSTAKA
pembahasan serta kesimpulan diatas,
1. Gruendemann, B.J. 2005. Buku Ajar
peneliti mengajukan beberapa saran Keperawatan Perioratif, Vol. 2.
Jakarta: EGC.
sebagai berikut :
2. Departemen Pendidikan Nasional.
1. Bagi Universitas Respati Yogyakarta 2005. Kurikulum 2004: Standar
Kompetensi Taman Kanak-Kanak &
Dapat menjadikan karya ini sebagai
Raudhatul Athfal. Jakarta: Direktorat
tambahan dan sumber referensi atau Jendral Pendidikan Dasar Dan
Menengah.
informasi dalam pendidikan
3. Romana, A.B.Y.H. 2005. Faktor- 12. Santrock, J.W. 2012.Psikologi
Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pendidikan. Jakarta: Salemba
Sosialisasi Anak Usia Sekolah Di Humanika.
Panti Asuhan Yatim Puteri Aisyiyah 13. Rahmayanti, S.D & Septiarini P.
Yogyakarta. Skripsi. Fakultas 2012. Hubungan Pola Asuh Dengan
Kedokteran. Universitas Gajah Mada Perkembangan Anak Usia
Yogyakarta. Prasekolah. Jurnal. STIKES Jenderal
4. Suharsono, J.T., Aris, F., & Arif, S.U. Achmad Yani Cimahi. Tersedia
2009.Hubungan Pola Asuh Orang dalam :
Tua Terhadap Kemampuan http://stikesayani.ac.id/publikasi/e-
Sosialisasi Pada Anak Prasekolah di journal. [Diakses 17 Mei 2014].
TK Pertiwi Purwokerto Utara. Jurnal. 14. Papalia, D.E., Sally, W.O., & Ruth,
Jurnal Keperawatan Soedirman Vol. D.F. 2009. Human Development
4. Tersedia dalam :Perkembangan Manusia, Edisi 10.
:http://jos.unsoed.ac.id. [Diakses 20 Jakarta: Salemba Humanika.
November 2013]. 15. Kumojoyo, A. 2011. Pengaruh Pola
5. Jahja, Y. 2011. Psikolgi Asuh Orang Tua Terhadap
Perkembangan. Ed. 1. Jakarta Kecerdasan Majemuk Siswa SD.
:Kencana Predana Media Group. Skipsi. Fakultas Psikologi.
6. Ihromi, T.O. 2004. Bunga Rampai : Universitas Islam Negeri Syarif
Sosiologi Keluarga. Jakarta :Yayasan Hidayatullah. Tersedia dalam :
Obor Indonesia. Tersedia dalam http://repository.uinjkt.ac.id/.
:http://books.google.co.id/.[Diakses [Diakses 20 Mei 2014].
10 Desember 2013]. 16. Hurlock, E.B. 2012. Psikologi
7. Yani, L.Y & Ervin W. 2012. Perkembangan, Edisi 5. Jakarta:
Hubungan Pola Asuh Orang Tua Erlangga.
dengan Perkembangan Personal 17. Wisaksono, C. 2007. 50 Cara Efektif
Sosial, Motorik, dan Bahasa Anak Menanamkan Tingkah Laku Positif
Prasekolah di PAUD Al-Hidayah. Pada Anak. Yogyakarta: Kanisius
Jurnal. Prodi D3 Kebinanan. Stikes (Anggota IKAPI). Tersedia dalam
Bina Sehat PPNI Mojokerto. Tersedia :http://books.google.co.id/.
dalam : ejournal.stikes-ppni.ac.id. [Diakses26 Desember 2013].
[Diakses 20 November 2013]. 18. Eka, F. & Atik, S. 2012. Hubungan
8. Eka, A.G. 2004. Hubungan Antara Pola Asuh Orang Tua Dengan
Pola Asuh Orang Tua Dengan Perkembangan Motorik Kasar Anak
Kemampuan Sosialisasi Anak Usia 1-3 Tahun. Jurnal. Akademi
Retardasi Mental Di SLB C Negeri II Kebidanan Estu Utomo Boyolali.
Gondomanan Yogyakarta. Skripsi. Tersedia dalam
Fakultas Kedokteran. Universitas http://journal.akbideub.ac.id/index.ph
Gajah Mada Yogyakarta. p/jkeb/article/view/95/94. [Diakses
9. Hurlock, E.B. 2010. Perkembangan 20 November 2013].
Anak, Jilid 2, Edisi 6. Jakarta:
Erlangga.
10. Rahni, S. 2010. Hubungan PolaAsuh
Orang Tua dan Peran Kelompok
Sebaya Terhadap Perkembangan
Sosial Remaja di SLTP Negeri 1
Gamping Yogyakarta. Skripsi.
Fakultas Kedokteran. Universitas
Gajah Mada Yogyakarta.
11. Nurhalimah. 2009. Pengalaman
Orang Tua Mengasuh Remaja
Dengan Perilaku Kekerasan di Kota
Depok. Tesis. Fakultas Ilmu
Keperawatan. Universitas Indonesia.
Tersedia dalam : http://lontar.ui.ac.id.
[Diakses 4 Desember 2013].

Anda mungkin juga menyukai