Anda di halaman 1dari 9

JURNAL KEPERAWATAN

https://stikesks-kendari.e-journal.id/JK
Volume 03 | Nomor 01 | November | 2019
P-ISSN: 2407-4810 | E-ISSN: 2686-2093

Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah: Sebuah Studi Pentingnya


Peran Orang Tua dalam Memberikan
Anita Mukharis1,Umi Aniroh2, Umi Setyoningrum3
1,2,3 Program Studi S1 Keperawatan Universitas Ngudi Waluyo

Corespondensi author
Keperawatan Maternitas
Universitas Ngudi Waluyo
Jl.Diponegoro No.186 Mijen,Gedanganak,Ungaran Timur
e-mail : umianiroh3@gmail.com
Keywords :
Peran orang tua, stimulasi sosialisasi, anak prasekolah

Abstrak. Kemampuan sosialisasi merupakan kemampuan anak dalam beradaptasi dengan dunia sosial
yang lebih luas. Salah satu faktor yang mempengaruhi kemampuan sosialisasi anak prasekolah adalah
peran orang tua. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan peran orang tua dalam
stimulasi sosialisasi dengan kemampuan sosialisasi anak prasekolah. Desain penelitian ini adalah
descriptive correlation dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah orang
tua dan anak prasekolah. Sampel sebesar 105 orang dengan teknik proportional random sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan chi square (α=0,05). Hasil
penelitian menunjukkan peran orang tua dalam kategori baik sebanyak 66 orang (62,9%).
Kemampuan sosialisasi anak paling banyak pada kategori sedang, yaitu 45 orang (42,9%). Ada
hubungan peran orang tua dalam stimulasi sosialisasi dengan kemampuan sosialisasi anak prasekolah
dengan nilai p= 0,001. Diharapkan orang tua memberikan stimulasi terutama pada aspek sosialisasi
untuk mengoptimalkan kemampuan sosialisasi anak.

Abstract. Socialization ability is the ability of children to adjust to the wider social world. One of the
factors that affect social ability is the role of parents. The aim of this study was to determine the
correlation between the role of parents in social stimulation and social ability on preschool age. This
study was a descriptive correlation study with cross-sectional approach. The population in this study
was all students and parents. The samples were 105 parents and students using proportionate
random sampling. The instrument about the role of parents in social stimulation and social skills on
preschool age children was measured by using questionnaires. Data analysis used chi square test (α
= 0.05). The results showed that the role of parents in social stimulation on preschool age children
was in good category as many as 66 people (62,9%). The results showed social ability on preschool
age children was in medium category as many as 45 people (42.9%). And good category as many as
34 people (34,3%). There was a correlation between the role of parents in social stimulation and
social ability on preschool age children withp-value =0,001.Based on the results, parents are
expected to give stimulation especially on socialization aspect for children to optimalize social ability
of children.
Pendahuluan tengkurang, berpindah pada posis duduk,
menggerakkan kaki untuk berjalan,
Perkembangan didefinisikan sebagai berbicara, memungut benda-benda
suatu kondisi bertambahnya maturitas disekitarnya, serta kematangan dalam hal
fungsi organ tubuh dan bersifat kualitatif, emosi dan sosialisasi anak1. Kemampuan
seperti kemampuan anak melakukan posisi sosialisasi yaitu bagaimana seseorang itu

JURNAL KEPERAWATAN | VOLUME 03 | NOMOR 01 | NOVEMBER |2019 21


Anita Mukharis,Umi Aniroh, Umi Setyoningrum, Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah: Sebuah Studi
Pentingnya Peran Orang Tua dalam Memberikan

berhubungan dengan orang lain, bersama konflik dengan teman, pasif, dan takut
dengan orang lain dan berteman dekat. melakukan sesuatu, serta kurang
Berawal dari interaksi dengan orang tua kemauan atau masalah belajar, dan
atau pengasuh, bermain dan berinteraksi merasa bersalah4. Dalam rangka
sosial dengan teman sebaya pada saat usia mencapai kematangan sosial, anak
prasekolah, formasi jaringan sosial dan dituntut belajar tentang cara-cara
teman dekat. Anak usia prasekolah beradaptasi dengan orang lain5.
memiliki ciri ingin bermain, berkelompok, Berdasarkan hasil studi
eksplorasi, bertanya, menirukan, dan pendahuluan terhadap 15 orang tua
menciptakan sesuatu. Dalam periode ini melalui wawancara didapatkan 8
terjadi peralihan emosi antara orang tua dan anakmendapatkan peran orang tua dalam
anak prasekolah2. stimulasi sosialisasi baik tetapi
Stimulasi adalah bagian dari kemampuan sosialisasi anak kurang
kebutuhan dasar anak yaitu asah. baik. 4 anak mendapatkan peranstimulasi
Seorang anak yang mendapatkan sosialisasi yang kurang baik tetapi
stimulus secara fokus akan menunjukkan kemampuan sosialisasi anak cukup baik.
perkembanganlebih cepat dibandingkan Kemudian 3 anak mendapatkan peran
dengan anak yang kurang mendapatkan stimulasi sosialisasi yang kurang baik
stimulus. Stimulasi dapat dilakukan begitu pula dengan kemampuan
dalam lingkungan keluarga terutama sosialisasi anak juga kurang baik. Uraian
orang tua, maupunoleh orang dewasa masalah tersebut mendasari peneliti
lain sekitar anak seperti lingkungan untuk melakukan penelitian “ Peran
sekolah dan teman bermain. Stimulus Orang Tua dalam Stimulasi Sosialisasi
yang tidak adekuat dari kedua orang tua hubungannya dengan kemampuan
dapat menjadi salah satu alasan sosialisasi anak prasekolah”.
terlambatnya perkembangan social3.
Stimulasi orang tua merupakan Metode
rangsangan yang didapatkan anak yang Penelitian ini merupakan
berasal dari luar diri anak, sehingga penelitian descriptive correlation yang
orang tua memiliki peran penting dalam bertujuan untuk mengungkapkan
pemenuhan rangsangan perkembangan hubungan antara variabel peran orang
anak, karena orang tua mempunyai tua dalam stimulasi sosialisasi dengan
kewajiban mengasuh dan membimbing kemampuan sosialisasi anak prasekolah.
anak agar mencapai tahapan tahap Pendekatan yang digunakan adalah
perkembangan yang optimal sesuai pendekatan cross sectional. Populasi
dengan yang diharapkan. dalam penelitian ini adalah seluruh orang
Usia prasekolah sering kali tua dan siswa dansiswi di PAUD
ditandai dengan berkembangnya Kecamatan Pringapus Kabupaten
keterampilan sosial anak. Pada Semarang.
umumnya anak usia prasekolah sudah Teknik sampling yang dipilih
dapat berbicara walaupun kadang- yaitu proportional random sampling.
kadang belum sempurna dalam Adapun kriteria inklusinya adalah
pengucapan huruf-huruf tertentu. Anak seluruh siswa dan siswi yang tinggal
belajar mengamati dan berinteraksi bersama kedua orang tuadan
dengan lingkungan sekitarnya seiring masuksekolah pada hari penelitian.
dengan meningkatnya kemampuan Sedangkan siswa dan siswi yang tidak
berbahasa. Masalahyang mungkin bersedia menjaberkeindi responden dan
muncul pada tahap ini yaitu masalah anak berkebutuhan khusus menjadi

JURNAL KEPERAWATAN | VOLUME 03 | NOMOR 01 | NOVEMBER |2019 22


Anita Mukharis,Umi Aniroh, Umi Setyoningrum, Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah: Sebuah Studi
Pentingnya Peran Orang Tua dalam Memberikan

kriteria eksklusi. Sehingga jumlah memberikan stimulasi dan mendidik


sampel berjumlah 105 orang. demi optimalnya kemampuan sosialisasi
Dalam penelitian ini kuesioner anak. Selain itu, di Pendidikan Anak
sebagai instrumen untuk mengukur Usia Dini, orang tua juga sering
peran stimulasi sosialisasi dengan 18 diberikan himbauan oleh para guru untuk
item pernyataan dan 16 item pernyataan memberikan bimbingan bagi anaknya
untuk mengukurkemampuan sosialisasi ketika di rumah, hal ini bertujuan agar
anak prasekolah. Kuesioner yang anak mampu berkembang optimal.
digunakan dalam penelitian ini telah Orang tua tentu memiliki keinginan agar
dilakukan uji validitas dan reliabilitas anaknya memiliki kemampuan
pada 20 responden di PAUD Kecamatan berkembang secara optimal, sehingga
Candirejo Kabupaten Semarang. peranannya dalam memberikan
Kuesioner dinyatakan valid sebanyak 17 bimbingan dan arahan pada anak mutlak
pernyataan untuk peran stimulasi untuk dilakukan. Peran orang tua yang
sosialisasi dan 15 pernyataan untuk bisa dilihat dari hasil isian kuesioner
kemampuan sosialisasi dan dinyatakan dimana peran yang paling sering
reliabel setelah dilakukan uji reliabilitas dilakukan oleh orang tua adalah
dengan nilai 0,901 untuk peran stimulasi mengawasi dan membatasi penggunaan
sosialisasi dan 0,878 untuk kemampuan ponsel pada anak sejumlah 62 responden
sosialisasi anak prasekolah. (76,2%). Anak jika sudah memegang
ponsel ia akan mengabaikan
Hasil dan Pembahasan sekelilingnya, anak akan menolak jika
Frekuensi Peran Stimulasi Sosialisasi diajak bermain dengan teman-temannya
karena anggapan anak ponselnya lebih
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Peran menarik daripada harus bermain dengan
Stimulasi Sosialisasi temannya. Jika hal tersebut terus
Peran orang tua berlanjut maka anak akan kehilangan
Persentase kesempatan untuk belajar bersosialisasi.
dalam stimulasiFrekuensi
(%) Karena kemampuan sosialisasi anakterus
sosialisasi
Baik 66 62,9 berkembang maka orang tua harus terus
Kurang baik 39 37,1 mengasahnya. Sebab anak bisa meraih
Total 105 100,0 pencapaian kesuksesannya, sangat
dipengaruhi sebanyak apa perkenalan
Peran stimulasi sosialisasi yang sudah dijalin6.
sebagian besar pada kategori baik Peran orang tua menjadi bagian
sejumlah 66 responden (62,9 %).Hal ini utama dalam kemampuan sosialisasi
anak, dalam hal ini bisa jadi peran
menunjukkan bahwa kebanyakan orang
tua pada saat ini memang telah mengerti stimulasi sosialisasi baik namun anak
tentang pentingnya mendidik dan masih mengalami kemampuan sosialisasi
memotivasi kemampuan sosialisasi anak, yang kurang baik ini dikarenakan peran
dimana informasi-informasi tentang orang tua belum optimal, dimana
pendidikan anak mudah sekali anakkemungkinsebaban masih nyaman
didapatkan oleh orang tua, baik dari dan masih ingin diperhatikan dan masih
televisi, koran, majalah ataupun media memerlukan bimbingan namun orang tua
daring. Sehingga orang tua mengerti sibuk dengan kegiatan yang
tentang pentingnya mendidik dan dilakukannya, sehingga anak melakukan
memotivasi anak akan menjalankan upaya dalam mencari perhatian orang
perannya dengan baik dalam tua.Peran orang tua dalam mendidik

JURNAL KEPERAWATAN | VOLUME 03 | NOMOR 01 | NOVEMBER |2019 23


Anita Mukharis,Umi Aniroh, Umi Setyoningrum, Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah: Sebuah Studi
Pentingnya Peran Orang Tua dalam Memberikan

anak juga dipengaruhi adanya seperti mengunjungi teman atau tetangga


keikutsertaan dan kerjasama antara ibu tanpa ditemani orang tua. Bukti lain
dan ayah dimana ketika salah satu interaksi orang tua dengan anak setiap
pasangan misal ibu tidak dapat harinya seperti berbicara tentang apa
memberikan pendidikan pada anak maka yang dirasakan anak, menanyakan apa
ayah akan menggantikan tugas tersebut, saja kegiatan di sekolah, membantu dan
sehingga saling mengisi perannya bisa memberi kesempatan anak untuk bergaul
dilaksanakan, dampak pada anak akan dengan teman-temannya lalu mengajari
terjadi kesinambungan dalam pemberian anak menggunakan kata-kata yang baik
pendidikan pada anak, pernyataan ini saat berbicara dengan teman dan
sesuai dengan teori bahwa keterlibatan melatih anak untuk mematuhi peraturan
dan kedekatan seorang ayah dengan anak dalam keluarga seperti membuat
sama pentingnya dengan kedekatan ibu kesepakan pada anak kapan ia harus
ke anak, ayah berinteraksi dan berupaya bangun pagi, mandi sore, sembahyang,
untuk terlibat dalam perawatan anak7. belajar dan kegiatan lainnya.
Diperjelas oleh Friedman, bahwa terjadi Orang tua yang bijaksana akan
perubahan peran seorang ayah dimana melibatkan anak sejak dini untuk
ketika ibu bekerja biasanya ayah berbagi berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
peran mengasuh anak dan mengurus Mengenalkan anak tentang perbedaan
rumah tangga sehingga peningkatan disekelilingnya dan melibatkan dalam
keterlibatan ayah tampak melalui tugas sehari-hari merupakan cara orang
keterlibatan didalam mendidik dan tua dalam mengembangkan karakter
mengasuh anak8. anak di tengah masyarakat. Selain itu
Banyaknya pengalaman hidup orang tua dapat mengajarkan nilai-nilai
yang dimiliki oleh orang tua dibutuhkan universal seperti cara menghargai orang
untuk membimbing dan mendidik lain. Ayah dan ibu adalah contoh
anaknya, karena anak memiliki keteladanan dan perilaku bagi anak9.
pengalaman yang terbatas. Jika
dihubungkan dengan hak-hak anak, Frekuensi Kemampuan Sosialisasi
menurut Septiari, tugas serta tanggung Anak Prasekolah
jawab orang tua antara lain: sejak lahir
diasuh dengan penuh kasih sayang, Tabel 2 Distribusi frekuensi
bermain, menyekolahkan anak, Kemampuan Sosialisasi Anak
memberikan pendidikan dalam keluarga Prasekolah
seperti sopan santun, sosial, mental, dan Kemampuan
Persentase
keagamaan serta melindungi anak dari Sosialisasi Anak Frekuensi
(%)
tindak kekerasan, memberikan Prasekolah
kesempatan anak mengembangkan Baik 36 34,3
pendapat sesuai dengan usia anak9. Sedang 45 42,8
Beberapa kegiatan stimulasi yang Kurang Baik 24 22,9
diberikan orang tua yaitu melatih anak Total 105 100,0
membantu orang tua dalam mengerjakan
pekerjaan rumah yang ringan seperti Kemampuan sosialisasi anak paling
meletakkan sepatu pada tempatnya, banyak dalam kategori sedang yaitu
menata kembali mainan atau barang lain sebesar 45 responden (42,8%). Anak
agar tidak berantakan, sehingga anak yang mempunyai kategori kemampuan
terbiasa bersikap mandiri. Kegiatan sosialisasi sedang ditunjukkan dengan
stimulasi anak berikutnya di luar rumuh anak hanya kadang-kadang tidak mau

JURNAL KEPERAWATAN | VOLUME 03 | NOMOR 01 | NOVEMBER |2019 24


Anita Mukharis,Umi Aniroh, Umi Setyoningrum, Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah: Sebuah Studi
Pentingnya Peran Orang Tua dalam Memberikan

berbagi makanan kepada teman lain Anak yang mempunyai kemampuan


yang tidak mempunyai makanan, sosialisasi yang kurang baik ditemukan
bercerita dengan orang tua atau teman, sejumlah 24 responden (22,9%), hal ini
meminjamkan mainan kepada teman, dimungkinkan oleh karena orang tua
mengikuti aturan permainan jika sedang dan anggota keluarga lainnya yang
bermain serta meminta maaf ketika waktunya tidak cukup untuk
berbuat salah. memberikan stimulasi bagi mereka
Kemampuan sosialisasi merupakan untuk menjadi bagian dari anggota
proses anak belajar berpartisipasi dalam kelompok keluarga dan teman sebaya.
masyarakat. Sosialisasi membantu Biasanya orang tua bersikap terlalu
penyesuaian diri individu melalui proses protektif dan selalu melarang anak untuk
belajaragar anak mampu berperan dalam bersosialisasi dengan teman sebaya.
kelompoknya. Jadi, dengan Dibuktikan dengan orang tua sering
memperhatikan pengertian tersebut memberikan larangan kepada anak untuk
tampak bahwa sosialisasi merupakan bermain di luar rumah dijawab oleh 42
proses aktif, yaitu bergabungnya responden (42,9%), menunjukkan bahwa
individu ke dalam satu komunitas orang tua hanya melarang anak keluar
kelompok atau masyarakat5. rumah tanpa menjelaskan alasan dan
Tugas perkembangan sosial anak mengajak bicara pada anak terlebih
yang harus dicapai anak prasekolah dahulu.
antara lain bahasa, personal sosial dan Hal tersebut disebabkan
bermain dengan teman sebaya. Di usia kekhawatiran mereka secara berlebihan
anak prasekolah semestinya anak sudah pada anak, diantaranya khawatir anak
mampu berinteraksi dengan teman menjadi kotor dan dekil ataupun
sebayanya. Dukungan peran sebaya berperilaku yang tidak sesuai dengan
pada masa ini sangat penting. Jika anak harapan mereka. Sikap orang tua yang
pada usia ini masih belum mampu terlalu protektif dan selalu melarang
bersosialisasi dan asyik dengan anak untuk bergabung dengan teman
dunianya sendiri, terlebih untuk anak seusianya karena kekhawatiran mereka
berusia diatas empat tahun, berarti anak yang berlebihan, seperti khawatir anak
mengalami keterlambatan sosialisasi. kepanasan dan kelelahan10. Kehidupan
Namun, bila sebatas suka bersikap bossy yang protektif dan penuh kekhawatiran
dan tidak mau sharing. tersebut justru menyebabkan anak
Hal itu bisa dikelompokkan menjadi kurang mampu dalam
sebagai keterlambatan ringan. Bila anak bersosialisasi dengan lingkungannya.
prasekolah bersikap individualis dapat Pada masa preschool anak akan
disimpulkan anak mengalami tingkat mudah diterima sebagai anggota
keterlambatan sosial yang berat9. kelompok sosial di tempat mereka
Sosialisasi pada anak prasekolah mengembangkan diri jika anak mampu
merupakan aspek penting untuk menjalin hubungan sosial yang baik
anak,karenapada masa iniadalah masa karena ketika akan memasuki usia
peralihan anak ke dalam lingkungan sekolah, salah satu hal penting yang
sekolah dan lingkungan masyarakat dari semestinya dimiliki oleh seorang anak
lingkungan keluarganya. Di lingkungan yaitu ketrampilan bersosialisasi,selain
sekolah, anak akan menemukan suasana keterampilan-ketrampilan lainnya,
kehidupan yang berbeda, baik teman, misalnya motorik dan bahasa, dalam hal
guru, atau aturan-aturan yang berbeda ini anak akan belajar menerima tokoh
dengan lingkungan keluarga. lain diluar orang tuanya, patuh pada

JURNAL KEPERAWATAN | VOLUME 03 | NOMOR 01 | NOVEMBER |2019 25


Anita Mukharis,Umi Aniroh, Umi Setyoningrum, Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah: Sebuah Studi
Pentingnya Peran Orang Tua dalam Memberikan

peraturan yang berlaku di kelompoknya, bahwa terdapat hubungan peran orang


munculnya kesadaran akan tugas, tua dengan kemampuan sosialisasi pada
mengendalikan emosi, mampu anak tunarungu di SLB Negeri Kota
mengontrol diri, hubungan baik dengan Gorontalo12.
teman, dan bekerjasama dengan orang Penelitian ini juga sejalan dengan
lain11. penelitian yang lakukan Herlina
(2015),berdasarkan hasil uji statistik Chi
Hubungan Peran Stimulasi Sosialisasi Square didapatkan p value sebesar
Dengan Kemampuan Sosialisasi 0,000, berarti p value< α (0,05%). Peran
orang tua memiliki pengaruh terhadap
Tabel 3 Hubungan Peran Stimulasi perkembangan psikososial anak usia
Sosialisasi Dengan Kemampuan sekolah sehingga anak mampu
Sosialisasi menyelesaikan tugas (sekolah atau
Peran Kemampuan Sosialisasi rumah yang diberikan), senang
Orang Kurang Total berkelompok dengan teman sebaya dan
Baik Sedang p
Tua baik value mempunyai sahabat karib, memiliki rasa
Dalam
stimulasi N % N % N % N % bersaing, terlibat dalam kegiatan
13
kelompok . Orang tua berperan sebagai
Sosialisasi
pemberi stimulus hendaknya mampu
Baik 29 43,933 50,0 4 6,1 66 100 memberikan arahan kepada anak agar
0,001
Kurang
bisa berperilaku adaptif.
baik 7 17,9 12 30,8 20 51,3 39 100
Total 36 34,345 42,9 24 31,4 105 100 100
Hal ini dapat dijelaskan bahwa
anak prasekolah berlangsung antara usia
Responden yang peranstimulasi 3-5 tahun, pada masa ini kemampuan
sosialisasi yang baik sebagian besar sosialisasi anak sudah tampak jelas
mempunyai kemampuan sosialisasi karena anak mulai aktif berinteraksi
dalam kategori sedang yaitu sebanyak 33 dengan teman sebayanya.
responden (50,0%), dan responden yang Kemampuan sosialisasi dipengaruhi
mempunyai peran stimulasi sosialisasi oleh peran orang tua, teman bermain dan
kurang sebagian besar mempunyai lingkungan sekolah. Lingkungan
kemampuan sosialisasi kategori kurang pertama dan utama yang dikenal oleh
baik yaitu sebanyak 20 responden anak sejak lahir adalah keluarga. Ayah,
(51,3%). Dari hasil uji statistik ibu maupun anggota keluarga lainnya
menggunakan Uji chi-square dengan merupakan lingkungan sosial yang
taraf signifikansi 5 % (0,05) didapatkan langsung berinteraksi dengan anak.
p-value sebesar 0,001. Nilai p-value Pelibatan sosialisasi pada anak oleh
tersebut menunjukkan bahwa ada keluarga baik yang bersifat positif
hubungan peran stimulasi sosialisasi maupun negatif secara tidak langsung
dengan kemampuan sosialisasi anak akan tertanam pada diri anak.
prasekolah di PAUD Kecamatan Pemberian stimulasi oleh orang tua
Pringapus Kabupaten Semarang. merupakan salah satu bentuk peran
Hasil penelitian ini sejalan dengan orang tua terhadap anak yaitu peran
penelitian Ernawati, yang menyatakan pengasuhan. Pada masyarakat kita, peran
bahwa terdapat hubungan antara kedua perawatan dan pengasuhan lebih intensif
variabel tersebut yakni peran orang tua dilakukan oleh ibu meskipun
yang tinggi dan yang mempunyai sebenarnya mendidik anak merupakan
kemampuan sosialisasi tinggi dengan tanggung jawab bersama,
nilai p=0.003 atau α ≤ 0.05. Artinya memperhatikan hal tersebut, sehingga

JURNAL KEPERAWATAN | VOLUME 03 | NOMOR 01 | NOVEMBER |2019 26


Anita Mukharis,Umi Aniroh, Umi Setyoningrum, Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah: Sebuah Studi
Pentingnya Peran Orang Tua dalam Memberikan

pada penelitian ini dipilihlah ibu dalam Peran orang tua dalam stimulasi
melaksanakan stimulasi perkembangan sosialisasi dengan kategori kurang baik
anak sebagai orang yang terdekat bagi dimana anak tidak mengetahui
anak. Selain itu pendekatan dengan peringatan menggunakan istilah yang
konsep asuhan berpusat pada keluarga disampaikan oleh ibu, tidak pernah
menjadi sebuah pilihan yang tepat dan mematuhi nasihat yang menggunakan
efektif. Hal tersebut karena asuhan kata istilah yang disampaikan ibu dan
keperawatan dengan pendekatan tidak paham dengan bimbingan belajar
keluarga merupakan pusat dalam dengan menggunakan gambar sehingga
kehidupan anak2. anak memberontak, orang tua sering kali
Dalam perkembangan anak, melarang anak keluar rumah karena
kemampuan sosialisasi merupakan alasan sibuk bekerja, merasa sudah lelah
aspek penting, karena adaptasi sosial jika harus mengantar anaknya untuk
anak juga akan sangat terbantu jika anak bermain dan bersosialisasi di luar rumah.
dimasukkan ke lembaga Pendidikan Orang tua menyatakan jarang mengajak
Anak Usia Dini (Prasekolah) sebagai anak untuk berdiskusi meskipun untuk
“Jembatan Bergaul” dan memberikan hal-hal yang ringan misalnya rencana
kesempatan anak untuk memperluas untuk bertamasya. Mereka hanya
pergaulan sosialnya, serta mentaati memberikan perintah kepada anak
peraturan5. Berdasarkan uraian tersebut tentang tindakan yang harus anak
dapat disimpulkan bahwa sosialisasi lakukan tanpa memberikan kesempatan
merupakan proses dimana anak belajar pada anak untuk menyampaikan
mengenal standar, nilai, dan sikap yang keinginan atau pendapat yang diajukan
diharapkan oleh lingkungan masyarakat oleh anak, dimana mereka cenderung
mereka. Sosialisasi merupakan cara memaksakan apa yang menjadi
individu menyesuaikan diri dalam keinginan dan rencana mereka terkait
lingkungan keluarga seperti pengenalan dengan semua hal.
nilai-nilai atau norma, kebiasaan dan Orang tua sangat berperan
mempelajari permasalahan sosial penting saat anak memiliki keinginan
kultural yang pada akhirnya anak untuk bersosialisasi. Sebelum
mampu berperan dalam masyarakat dan bersosialisasi tahap perkembangan yang
teman sebayanya. harus dilalui anak adalah komunikasi.
Fungsi orang tua adalah Banyak faktor yang menghambat proses
memberikan rasa aman, nyaman, dan sosialisasi anak, diantaranya anak kurang
kasih sayang. Anak akan merasa aman, mendapatkan perhatian. Kemungkinan
memiliki hubungan yang kuat dan full ini terjadi karena orang tua sibuk,
peranorang tua jika memahami cara agar masalah ekonomi, hubungan yang
anak melihat dirinya sendiri, kurang harmonis atau memiliki banyak
mengizinkan dan mendorong usaha anak anak sehingga kurang memperhatikan
mencapai kemandirian, memfasilitasi anak secara komprehensif. Ketiadaan
tempat aman disaat anak mengalami waktu orang tua telah membuat jarak
tekanan emosional. Anak yang antara orang tua dan anak. Interaksi yang
dibesarkan dalam keluarga yang minim tersebut akan berdampak
memiliki orang tua lengkap serta suasana merugikan pada perkembangan anak.
keluarga yang positif akan cenderung Anak akan kehilangan figur untuk
mampu mengarungi masa depan tanpa mengembangkan berbagai potensi
masalah serius14.

JURNAL KEPERAWATAN | VOLUME 03 | NOMOR 01 | NOVEMBER |2019 27


Anita Mukharis,Umi Aniroh, Umi Setyoningrum, Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah: Sebuah Studi
Pentingnya Peran Orang Tua dalam Memberikan

dirinya terutama sosialisasi anak. Pola Kabupaten Semarang. Peran orang tua
komunikasi dan interaksi yang dalam stimulasi sosialisasi baik sebagian
terbangun di lingkungan keluarga besar kemampuan sosialisasi anak dalam
mempengaruhi kemampuan anak dalam kategori sedang.
bersosialisasi. Pada dasarnya anak Bagi orang tua, harapannya hasil
memiliki kecederungan untuk dari penelitian ini memberikan informasi
mencontoh cara bicara, tata bahasa, sikap untuk orang tua bahwa orang tua harus
perilaku, kebiasaan dan sikap empati selalu mengupayakan dalam
orang terdekatnya. memberikan stimulasi positif terarah
Peran orang tua dalam pada anak terutama pada aspek
memberikan stimulasi sosial yang sosialisasi untuk mengoptimalkan
kurang, anak tidak mempunyai inisiatif kemampuan sosialisasi anak sebagai
karena takut membuat kesalahan, wujud tata laksana pelayanan kesehatan
menjadi anak penurut, tidak atau kurang dasar yang dapat dengan mudah
mempunyai tanggung jawab. Namun diterapkan sebagai upaya pencegahan
sebaliknya orang tua menuntut anak keterlambatan kemampuan sosialisasi
untuk semakin bertanggung jawab sesuai anak.Bagi tenaga kesehatan diharapkan
dengan perkembangan umurnya, karena hasil penelitian ini dijadikan acuan
itu sering terjadi konflik antara orang tua dalam tata laksana kemampuan
dengan anak. Padahal anak sangat sosialisasi anak dengan status kurang
membutuhkan hubungan sosial yang baik yaitu pemberian stimulasi yang
bagus dan baik antara keluarga atau kepada anak dengan family center care
dengan lingkungannya15. Pada keluarga approach dimana asuhan keperawatan
seperti ini anak merasa kepentingan dan dilakukan terintegrasi dengan keluarga,
hobinya tidak diperdulikan atau dan bagi penelitian selanjutnya,
dianggap tidak penting, ketika anak diharapkan peneliti selanjutnya dapat
mencoba mencari perhatian orang meneliti faktor lain yang mempengaruhi
tuanya, ternyata hanya figur otoriterlah kemampuan sosialisasi seperti keadaan
yang ditemukan, bahkan terkadang kala keluarga (orang tua) dan lingkungan.
hukuman yang didapatkannya.
Pada penelitian ini peran orang Daftar Rujukan
tua dalam stimulasi sosialisasi anak 1. Nursalam. Asuhan Keperawatan Bayi
bukan merupakan satu-satunya penentu dan Anak (Untuk Perawatan dan Bidan).
kemampuan sosialisasi anak, karena Jakarta: Salemba Medika; 2015.
kemampuan sosialisasi anak ini 2. Wong et al. Buku Ajar Keperawatan
diantaranya dipengaruhi juga oleh faktor Pediatrik. Edisi 6 Vo. EGC Jakarta;
lain, diantaranya status ekonomi 2009.
keluarga dan keutuhan keluarga yang 3. Indonesia DKR. Pedoman Deteksi Dini
tidak dikendalikan. Faktor-faktor Tumbuh Kembang Balita.
tersebut dimungkinkan berhubungan 4. Hidayat I. Gambaran Pengetahuan Ibu
dengan kemampuan sosialisasi anak Tentang Kemampuan Sosialisasi Pada
prasekolah. Anak Usia Prasekolah Di TK Al Azhar
Medan. Skripsi Fak Kedokt USUM.
Simpulan Dan Saran 5. Yusuf S. Psikologi Perkembangan Anak
Terdapat hubungan peran orang dan Remaja. PT Remaja Rosada Karya
tua dalam stimulasi sosialisasi dengan Bandung; 2016.
kemampuan sosialisasi anak prasekolah 6. Djamarah S. Pola Asuh Orang Tua dan
di PAUD Kecamatan Pringapus Komunikasi dalam Keluarga : Upaya

JURNAL KEPERAWATAN | VOLUME 03 | NOMOR 01 | NOVEMBER |2019 28


Anita Mukharis,Umi Aniroh, Umi Setyoningrum, Kemampuan Sosialisasi Anak Prasekolah: Sebuah Studi
Pentingnya Peran Orang Tua dalam Memberikan

Membangun Citra Membentuk Pribadi


Anak. Rineka Cipta Jakarta; 2014.
7. Supartini Y. Buku Ajar Konsep Dasar
Keperawatan Anak. EGC Jakarta; 2014.
8. Friedman M. Buku Ajar Keperawatan
Keluarga : Riset, Teori dan Praktek.
Jakarta : EGC. 2010.
9. Septiari B. Mencetak Balita Cerdas dan
Pola Asuh Orang Tua. Nuha Medika
Yogyakarta; 2012.
10. Arifin B. Psikologi Sosial. CV.
Pustaka Setia Bandung; 2015.
11. Hurlock E. Psikologi Perkembangan
Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Erlangga Jakarta; 2011.
12. Ernawati. Hubungan Peran Orang
Tua Dengan Kemampuan Sosialisasi
Pada Anak Tuna Rungu Di SLB Negeri
Kota Gorontalo. 2013;
13. Herlina. Hubungan Peran Orang Tua
Dengan Kemampuan Sosialisasi Pada
Anak Tuna Rungu Di SLB Negeri Kota
Gorontalo. Jurnal.
14. Papalia, D.E.Wendkos, S. FR.
Human Development. Marwensdy T,
editor. Salemba Humanika;
15. Walgito B. Pengantar Psikologi
Umum. ANDI Jakarta; 2016.

JURNAL KEPERAWATAN | VOLUME 03 | NOMOR 01 | NOVEMBER |2019 29

Anda mungkin juga menyukai