Anda di halaman 1dari 4

Nama : sherly prisccilia zebua

Kelas : 4a

Peminatan : keperawatan jiwa

JUDUL 1 : “HUBUNGAN SELF ESTEEM TERHADAP KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA
DI SMA”

Jurnal 1 : Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Remaja Putri terhadap Perilaku
Kekerasan dalam Pacaran di SMA “X” Kota Semarang

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/article/view/12773

PICOT :
POPULASI/SUBJEK :
Populasi penelitian ini adalah siswa aktif (perempuan) di sekolah mengah X di semarang yang
berjumlah 592 orang dan sampel 85 orang yang dipilih dengan metode random sampling dengan
teknik pengambilan sampel adalah sampling acak proporsional.

INTERVENSI :
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri
terhadap kekerasan dalam pacarana di x.sekolah menengah di semarang. Penelitian ini melakukan
pengukuran pada variabel bebas (independen) dan terikat (dependen) kemudian menganalisis
data yang terkumpul untuk mencari hubungan antar variabel. Penelitian ini merupakan penelitian
cross sectional study di mana dinamika korelasi antara faktor-faktor efek dan resiko, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu waktu.

COMPARISAN :
Berdasarkan penelitan yang dilakukan di SMA “X” di Kota Semarang maka dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik, hal tersebut ditunjukkan dengan hasil
pengetahuan responden tentang perilaku kekerasan dalam pacaran kurang baik sebesar 62,4%
sedangkan dapat diketahui bahwa responden yang menerima perilaku kekerasan dalam pacaran
berada pada responden kategori pengetatahuan baik sebesar 59,4%. Sehingga tidak ada
hubungan antara kekerasan dalam pacaran denga pengetahuan responden.

OUTCAME :
Berdasarkan uraian dapat diketahui bahwa terdapat enam variabel yang memiliki hubungan
dengan perilaku kekerasan dalam pacaran siswi SMA “X” di Kota Semarang yaitu usia responden
dengan p-value = 0,027; tingakatan kelas responden responden dengan p-value = 0,030; sikap
responden dengan p-value = 0,004; akses responden responden dengan pvalue = 0,005; Peran
keluarga responden dengan p-value = 0,016; dan Peran teman dengan p-value = 0,007 yang
berarti p-value ≤ α (0,05), dan dua variabel lainnya tidak ada hubungan dengan perilaku kekerasan
dalam pacaran siswi SMA “X” di Kota Semarang yaitu pengetahuan responden dengan pvalue=
0,170, dan Peran guru responden dengan p-value= 0,136 karena p-value ≥α (0,05).
Variabel yang tidak berhubungan dengan perilaku kekerasan dalam pacaran responden; a.
Pengetahuan responden (P value : 0,170) b. Peran guru responden (P value : 0,136)

TIME :
Penelitian ini di lakukan pada tanggal 3 mei 2015
JURNAL KE 2 : KEKERASAN DALAM PACARAN PADA REMAJA PUTRI DI TANGERANG
http://www.ejurnal.poltekkesjakarta3.ac.id/index.php/jitek/article/view/115

PICOT :
POPULASI/SUBJEK :
3 orang korban kekerasan dalam pacaran pada remaja putri di Tangerang

INTERVENSI :
Desain penelitian secara kualitatif,pendekatan studi kasus yaitu indeph interview (wawancara
mendalam) kepada 3 orang korban kekerasan dalam pacaran pada remaja putri di Tangerang.
Informan dipilih berkedudukan sebagai korban langsung dari kejadian kekerasan dalam pacarana
yang dialaminya.
Dalam melakukan analisis agar memperoleh data yang valid maka peneliti melakukan triangulasi
analisis,dan meminta umpan balik dari informan.

COMPARISON :
Penelitian menunjukkan bahwa korban mengalami KDP dengan jenis kekerasan
psikologis,fisik,ekonomi,dan pelecehan seksual.

OUTCOME :
Faktor faktor interal yang mempengaruhi terjadinya KDP yaitu pengetahuan korban dan
keterpaparan korban terhadap informasi.faktor faktor eksternal yang mempengaruhi terjadinya
KDP yaitu yang mempengaruhi terjadinya KDP yaitu pola asuh orang tua danpergaulan pengaruh
negatif dari teman sebaya.

TIME :
Penelitian ini dilakukan di kota Tangerang 2013.

JUDUL KE 3 : Hubungan antara Sikap Asertivitas dengan Kecenderungan Menjadi Korban


Kekerasan dalam Pacaran pada Remaja
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/jppp6e47790c43full.pdf

PICOT :
POPULASI / SUBJEK : Penelitian ini dilakukan pada 104 siswa SMA yang berusia 15-18 tahun
dengan rata-rata usia 16,62 tahun, pernah atau sedang berpacaran minimal 3 bulan, dan
berdomisili di Surabaya. Responden laki-laki berjumlah 58 orang dan responden perempuan
sebanyak 46 orang.

INTERVENSI :
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik korelasi tata jenjang atau
Spearman rho dengan menggunakan bantuanprogramSPSS 16.0 for windows. Teknik sampling
yang digunakan adalah accidental sampling. Alat pengumpul data berupa kuesioner.

COMPARISON :
Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian lainnya yang telah dilakukan oleh Walker,
Messman-Moore & Ward (2011) mengenai hubungan antara jumlah pasangan dan asertivitas
seksual dengankekerasan seksual padawanitausia 17-24 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa sikap asertivitas memiliki korelasi dengan kecenderungan menjadi korban kekerasan dalam
pacaran pada remaja. Besarnya koefisien korelasi (r) antara variabel tersebut adalah 0,237 dengan
taraf signifikansi 0,015. Sehingga hal ini membuat hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternative
diterima. Hasil temuan ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara sikap asertivitas
dengan kecenderungan menjadi korban kekerasan dalam pacaran pada remaja.

OUTCAME :
2 agustus 2014

JURNAL KE 4 : Peran Insecure Attachment terhadap Kekerasan Psikologis dalam Pacaran pada
Perempuan Remaja Akhir

https://www.researchgate.net/profile/Charyna-Ayu/publication/
338282771_Peran_Insecure_Attachment_terhadap_Kekerasan_Psikologis_dalam_Pacaran_pad
a_Perempuan_Remaja_Akhir/links/5e8b0e13299bf13079805259/Peran-Insecure-Attachment-
terhadap-Kekerasan-Psikologis-dalam-Pacaran-pada-Perempuan-Remaja-Akhir.pdf

PICOT :
POPULASI / SUBJEK :
Subjek penelitian terdiri dari 393 perempuan remaja akhir di Jakarta. Sampel dalam penelitian ini
adalah remaja akhir yang tinggal di Jakarta berusia 16-20 tahun yang sedang atau pernah
berpacaran (N=393).

INTERVENSI :
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang disebarkan secara online. Alat ukur dalam penelitian
ini telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah insecure
attachment yang terdiri dari preoccupied, dismissive, dan fearful avoidant memengaruhi
kerentanan perempuan remaja akhir untuk menjadi korban kekerasan psikologis dalam pacaran.

OUTCAME :
disimpulkan bahwa sebesar 11.8 % nilai kerentanan perempuan remaja akhir untuk mejadi korban
kekerasan psikologis dalam pacaran dipengaruhi oleh insecure attachment dan sisanya
dipengaruhi faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian. Adapun signifikansi yang diperoleh
sebesar .000 (p< .05) sehingga hipotesis nol ditolak. Artinya, insecure attachment berpengaruh
secara signifikan terhadap kerentanan perempuan remaja akhir untuk menjadi korban kekerasan
psikologis dalam pacaran sebesar 11.8%. Berdasarkan tabel 2 didapatkan nilai koefisien regresi
variabel fearful avoidant sebesar 2.530 dengan signifikansi .000 artinya variabel tersebut
memengaruhi kekerasan psikologis dalam pacaran.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa remaja perempuan dengan insecure attachment memiliki
kemampuan yang rendah dalam menghadapi konflik sehingga rentan untuk mengalami kekerasan
dalam berpacaran. Mereka tidak mampu untuk mengutarakan apa yang dirasakan dalam
hubungan pada pasangan yang berdampak ketika pasangan memberikan perlakuan yang tidak
menyenangkan maka mereka akan cenderung diam dan menerima. Lebih jauh lagi, perilaku-
perilaku kekerasan yang terjadi dianggap hal yang wajar oleh kedua belah pihak dalam hubungan
tersebut.

Hasil ini sesuai dengan temuan penelitian yang dilakukan oleh Yarkovsky (2016) bahwa pola
insecure attachment yang terbentuk dalam diri individu berhubungan dengan tingginya tingkat
kesulitan dalam meregulasi emosi, dimana hal ini berhubungan dengan kecenderungan seseorang
untuk menjadi korban maupun pelaku kekerasan

TIME :
Desember 2019
JURNAL 5 :

Anda mungkin juga menyukai