Tahun 2022
Reviewer
Subjek Penelitian dan sampeI terdiri atas dua keIas sebanyak 47 siswa dengan
menggunakan pendekatan purposive sampIing dimana sampeI ini
dipiIih berdasarkan kriteria tertentu (Sugiyono, 2015). .
Tahun 2022
Reviewer
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh otoriter
orang tua dengan perilaku agresif pada siswa siswi SMA negeri dan swasta.
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah laki-laki dan perempuan berusia 14-18
tahun yang masih duduk dibangku SMA. Dalam penelitian ini terdapat 137
subjek yang sudah sesuai kriteria. Populasi yang akan digunakan sebagai
penelitian adalah siswa SMA di Kecamatan Amurang sebanyak 209 orang
dengan 137 sampel yang diambil dari kedua SMA.
Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif. Penentuan jumlah sampel
menggunakan rumus slovin dengan keketatan 5%. Dari hasil perhitungan
diperoleh hasil 137,2 dibulatkan menjadi 137 sampel. Teknik sampling yang
digunakan adalah purposive random sampling.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam
bentuk skala alat ukur. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
memiliki dua skala yaitu skala perilaku agresif dan skala pola asuh otoriter.
Analisis Data Metode analisis statistik, data yang bersifat kualitatif dapat diubah
menjadi data kuantitatif.
Analisis korelasi Pearson atau Spearman yang akan digunakan untuk
menilai hubungan pola asuh otoriter dengan perilaku agresif pada
remaja.
Analisis statistik dalam penelitian ini akan dilakukan dengan
menggunakan SPSS 17.0 for windows.
Hasil Penelitian Berdasarkan analisis data menunjukkan korelasi yang signifikan
antara kedua variabel tersebut, dengan nilai r = 0,253 dan nilai p =
0,000 untuk pola asuh otoriter ayah dan perilaku agresif sedangkan
nilai r = 0,259 dan nilai p = 0,000 untuk pola asuh otoriter ibu dan
perilaku agresif. Hal tersebut menunjukkan bahwa p < 0,05, sehingga
dapat diartikan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara
pola asuh otoriter orang tua dengan perilaku agresif pada remaja
Perilaku agresif subjek penelitian terbanyak berada pada tingkat
kategori sedang dengan persentase sebasar 55,5%. Kemudian dengan
pola asuh otoriter ayah yang subjeknya berada pada tingkat kategori
sedang dengan prosentase sebesar 48,7%. Demikian pula dengan pola
asuh otoriter ibu yang subjeknya berada pada tingkat rendah dengan
prosentase sebesar 43,9%.
Berdasarkan hasil uji regresi pola asuh otoriter otoriter (ayah)
menunjukkan bahwa high maturity diketahui memiliki prediktor yang
paling kuat yaitu sebesar 9,3% sedangkan pada aspek pola asuh
otoriter (ibu) menunjukkan bahwa low warmth diketahui diketahui
memiliki prediktor yang paling kuat yaitu 9,5%.
Kesimpulan Semakin positif pola asuh otoriter orang tua, maka semakin tinggi perilaku
agresif yang dilakukan oleh remaja. Sebaliknya, semakin negatif pola asuh
otoriter orang tua, maka akan semakin rendah perilaku agresif yang dilakukan
remaja. Aspek pola asuh otoriter yang paling berpengaruh terhadap perilaku
agresif remaja adalah high maturity dan low warmth.
REVIEW JURNAL 3
Tahun 2021
Reviewer
Tanggal 2021
Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang
signifikan antara kecenderungan pola asuh otoriter dengan gejala perilaku
agresif pada remaja.
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah remaja yang berada pada rentang usia 13
tahun sampai 18 tahun, jenis kelamin laki-laki dan perempuan, dan masih
tinggal Bersama orang tua. Teknik sampling yang digunakan adalah
Multistage random sampling.
Metode Penelitian Penelitian kuantitatif. pola asuh otoriter menggunakan skala yang disusun
sendiri oleh peneliti berdasarkan pada aspekaspek yang dikemukan oleh Cross
(2009).. Uji validitas skala pola asuh otoriter dilakukan dengan menggunakan
validitas isi dan melihat nilai corrected
item-total dalam SPSS 22.0 for windows, sedangkan pengukuran reliabilitas
menggunakan nilai alpha cronbach. Skala pola asuh otoriter terdiri 42 aitem
dan setelah dilakukan analisis diperoleh 22 aitem yang sesuai.
Pelaksanaan penelitian ini bertempat dikecamatan Gianyar dengan menyebar
kuesioner data penelitian di SMP Negeri 1 Gianyar dan SMA Negeri 1
Gianyar. Jumlah responden dalam penelitin ini ditentukan menggunakan
rumus Hague dan Haris (1995), dengan jumlah akhir 226 sampel.
Analisis Data Pada uji statistik deskriptif untuk mencari skor tinggi, sedang, dan
rendah maka perlu mencari nilai mean dan standart deviasi.
Uji statistic inferensialnya adalah dengan melakukan uji normalitas
dan uji linearitas.
Dalam uji normalitas menggunakan rumus kolmogorof smirnof
dengan taraf signifikansi 1%, dengan sebaran data dikatakan normal
jika memiliki nilai signifikan lebih besar dari 0,05 dan uji linieritas
lebih besar 0,05 maka terdapat hubungan yang linier.
Dalam penelitian ini untuk menguji normalitas, linieritas dan kategori
tinggi, sedang, dan rendah menggunakan IBS Statistic SPSS versi 21.
Hasil Penelitian Tabel 1 menunjukkan jumlah responden yang menerapkan pola asuh
otoriter tingkat tinggi yaitu terdapat 18 orang, tingkat sedang 52
orang, tingkat rendah 10 orang tua.
Tabel 2 menunjukkan jumlah responden yang berperilaku agresif ialah
terdapat 16 remaja yang berperilaku agresif tinggi, yang berperilaku
agresif sedang 49 remaja, sedangkan yang berperilaku agresif rendah
ialah 15 remaja.
Tabel 4 uji lineritas diketahui nilai 0,033 > 0,05, maka terdapat
hubungan yang linier antara variable pola asuh orang tua otoriter
dengan perilaku agresif remaja. Kemudian dilihat dari nilai f hitung
yaitu diketahui nilai df adalah 21; 57; 21 merupakan dk pembilang dan
57 merupakan dk penyebut. Karena F hitung 1.860 < F tabel 2.12. Ada
hubungan yang linier dari pola asuh orang tua otoriter dengan
perilaku agresif remaja.
Tabel 5, nilai sig. (2-tailed) antara pola asuh otoriter (X) dengan
perilaku agresif remaja (y) adalah sebesar 0,000<0,05. Nilai r hitung
untuk hubungan pola asuh orang tua yang otoriter(X) dengan prilaku
agresif remaja (Y) adalah sebesar 0,802> r tabel 0,2199. Pearson
correlation antara masing-masing variable yang dihubungkan dua
tanda bintang(**. Keseluruhan hasil menunjukkan terdapat korelasi
yang signifikan antara variable pola asuh orang tua dengan prilaku
agresif remaja atau ada hubungan.
Kesimpulan Tingkat pola asuh orang tua otoriter di Desa Plalangan yaitu masuk dalam
tingkat sedang. Tingkat perilaku agresif remaja di Desa Plalangan yaitu
masuk dalam tingkat sedang. Terdapat hubungan yang signifikan antara pola
asuh otoriter dengan perilaku agresif remaja di Desa Plalangan.
REVIEW JURNAL 4
Penulis Ni Putu Ayu Resitha Dewi dan Luh Kadek Pande Ary Susilawati
Tahun 2016
Reviewer
Tujuan Mengetahui tingkat pola asuh orang tua otoriter dan perilaku agresif remaja
serta untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua otoriter dan
perilaku agresif remaja di Desa Plalangan.
Subjek Penelitian Remaja plalangan yang berusia 12-18 tahun dengan jumlah 258 responden.
Metode Penelitian Penelitian kuatitatif, dengan jenis korelasional. Variable bebasnya yaitu pola
asuh otoriter dan variable terikatnya perilaku agresif remaja. Teknik sampling
yang digunakan adalah Multistage random sampling.
Teknik pengumpulan datanya dengan menggunakan angket, dengan
pengukurannya dengan skala likert. Kemudian angket yang telah dibuat
dilakukan uji coba terlebih dahulu untuk menguji validitas dan reabilitasnya
Analisis Data Teknik analisis statistik menggunakan teknik analisis regresi
sederhana dipergunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antar
dua variabel dan menunjukkan arah hubungan antara variabel
tergantung dan variabel bebas
Uji normalitas yang digunakan adalah dengan
uji kolmogorov-Smirnov. Suatu data dikatakan normal apabila
hasil probabilitas lebih besar dari 0,05.
Uji linieritas digunakan adalah Test for Linearity Compare
Means. Suatu data dikatakan linier apabila hasil probabilitas
lebih kecil dari 0,05 (p≤0,05).
Hasil Penelitian Berdasarkan uji korelasi Spearman yang sudah dilakukan, diperoleh
koefisien korelasi ke ua variabel sebesar 0,314 dengan nilai
signifikansi probabilitas sebesar 0,000. Koefisien korelasi 0,314
bernilai positif, artinya arah hubungan antara variabel pola asuh
otoriter dengan variable perilaku agresif adalah positif. Hal ini dapat
diartikan bahwa semakin tinggi pola asuh otoriter maka akan semakin
tinggi pula perilaku agresif yang ditunjukkan oleh remaja. Demikian
sebaliknya, apabila semakin rendah pola asuh otoriter maka akan
semakin rendah perilaku agresif yang ditunjukkan remaja. Nilai
probabilitas yang kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05) menunjukkan
adanya hubungan yang signifikan antara variabel pola asuh otoriter
dengan variabel perilaku
Uji Independent sample T menunjukkan nilai signifikansi probabilitas
pada tabel menunjukkan nilai sebesar 0,417 (p>0,05) maka dapat
dikatakan bahwa tidak ada perbedaan perilaku agresif jika ditinjau dari
jenis kelamin dapat diartikan bahwa perilaku agresif antara laki-laki
dan perempuan adalah sama dan t hitung sebesar -0,298 dengan nilai
signifikansi probabilitas sebesar 0,766 tidak ada perbedaan perilaku
agresif jika ditinjau dari usia atau dapat diartikan bahwa rata-rata
perilaku agresif antara remaja awal dan remaja akhir adalah sama
Kesimpulan Apabila terjadi peningkatan pada pola asuh otoriter maka akan terjadi
peningkatan pula pada perilaku agresif. Sebaliknya, apabila terjadi penurunan
pola asuh otoriter maka perilaku agresif juga mengalami penurunan. Sikap
otoriter dan kekerasan yang ditunjukkan oleh orang tua akan mempengaruhi
kepribadian anak sehingga anak memiliki kepercayaan diri yang rendah yang
dapat menghambat kemajuan anak atau menjadikannya agresif. Perilaku
agresif yang ditunjukkan oleh anak di masa mendatang bergantung pada
bagaimana orang tua mengasuh anak dan bagaimana perilaku orang tua. Hasil
penelitian tersebut mengungkapkan bahwa jenis kelamin tidak mempengaruhi
agresivitas.
REVIEW JURNAL 5
Tahun 2012
Reviewer
Introduction Perilaku agresi didefinisikan sebagai destruktif, hal merugikan, dan sering
disebabkan oleh rasa frustrasi. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi
perilaku agresif serta bagaimana agresi diekspresikan sangat penting untuk
mengembangkan pemahaman tentangnya. Pentingnya mempelajari hubungan
antara pola asuh ibu dan agresi anak, yang merupakan masalah utama yang
mempengaruhi kesehatan mental dan perkembangan anak. Penulis
memberikan gambaran tentang berbagai jenis gaya pengasuhan, seperti
otoritatif, otoriter, permisif, dan lalai, dan menyoroti bahwa gaya pengasuhan
ibu adalah salah satu faktor terpenting yang dapat memengaruhi agresi anak.
Terdapat efek langsung dan tidak langsung dari gaya pengasuhan ibu terhadap
agresi anak, dan berbagai faktor yang dapat memediasi hubungan ini. Tujuan
penelitian adalah untuk melihat hubungan antara pola asuh ibu dengan
perilaku agresif anak.
Method Penelitian kuantitatif dengan metode survey. Sampel terdiri dari 400
orang (200 perempuan, 200 laki-laki) yang dipilih melalui random
cluster sampling di antara siswa sekolah dasar Teheran. Uji koefisien
korelasi digunakan untuk mengukur seberapa besar hubungan linier
variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.
Survei menggunakan 2 jenis kuesioner: Kuesioner Gaya Pengasuhan:
Skor dari Laporan Praktik Pengasuh Utama (PCPR oleh Robinson,
Mandleco, Olsen, & Hart, 1995) dan Formulir Catatan Perilaku
Agresif (Lotfi dan vaziri, 2009).
Formulir Catatan Perilaku Agresif: digunakan untuk mengisi survei
berkaitan dengan perilaku agresif siswa. Formulir ini menilai lima
jenis umum perilaku agresif siswa, termasuk mendorong, mengejek,
memukul, memusuhi, dan berbicara dengan cara menghina dan lima
jenis umum perilaku menerima dan mendukung siswa termasuk
meminta maaf, memaafkan, empati, pengendalian kemarahan, dan
keramahan pada skala lima skor.
Results Hasil uji korelasi koefisien menunjukkan skor agresi anak secara
signifikan, positif, berkorelasi dengan pola asuh otoriter yang meliputi
pemaksaan, kekerasan dan hukuman. Namun, berkorelasi negatif,
signifikan dengan pola asuh otoritatif termasuk, menerima, otoritas
dan dukungan.
Ditandai dengan korelasi sebesar 0,001, pola asuh otoriter ibu secara
signifikan berkorelasi positif dengan perilaku agresif anak. Temuan
juga mengungkapkan bahwa kebebasan yang diberikan oleh ibu secara
signifikan berkorelasi negatif dengan agresi anak (r=-0,348). Agresi
anak-anak ditemukan berkorelasi secara signifikan, positif dengan
paksaan fisik, agresi verbal, dan perilaku tidak logis dan menghukum.
Discussion Dapat diamati bahwa para ibu terkadang secara tidak sadar mengajari
anaknya untuk menerapkan paksaan untuk mencapai tujuan mereka. Anak
agresif menggunakan agresi sebagai sarana untuk mencapai tujuannya dan
tidak memiliki lingkungan keluarga yang hangat, sedangkan anal yang
menerima kehangatan orang tua dan gaya otoriter yang aman dapat
menghasilkan penolakan agresi anak terhadap orang tuanya.