E ISSN: 2808-6848
ISSN: 2829-0712
Terbit: 31/10/2022
Abstrak
Perilaku agresif dapat diartikan sebagai perilaku dengan niatan untuk melukai ataupun menyakiti
seseorang secara fisik maupun psikis dan berakibat pada kerugian ataupun bahaya bagi orang lainnya. Orang
tua disini memiliki peran penting dalam membentuk dari kepribadian remaja. Komunikasi atau interaksi yang
terjalin antara orang tua dan anak didalam suatu keluarga dimana orang tua bertanggung jawab dalam
mendidik anak. Penelitian bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara pola interaksi orang tua-anak dengan
perilaku agresif pada remaja di SMP Negeri 1 Kuta Utara. Desain penelitian ini yakni analitik dan pendekatan
Cross Sectional. Lokasi penelitian yakni di SMP Negeri 1 Kuta Utara. Sampel yang digunakan sebanyak 100
orang dipilih menggunakan metode proportional stratified random sampling. Data diperoleh dari pengisian
kuesioner PACHIQ-R dan kuesioner agresivitas oleh responden kemudian data dianalisi dengan analisis
univariat dan analisis bivariat mengguanakan Uji Korelasi Pearson. Hasil penelitian dengan Uji Korelasi
Pearson didapatkan bahwa koefisien korelasi antara pola interaksi orang tua-anak dengan perilaku agresif
remaja sebesar -0,216 disertai signifikansi yaitu sebesar 0,031 dimana nilai tersebut adalah lebih kecil dari
taraf signifikan < 0,05, kekuatan hubungan termasuk lemah dengan nilai korelasi 0,216. Arah hubungan
korelasi bersifat negatif (-) yang berarti semakin baik pola interaksi orang tua-anak maka akan menurunkan
perilaku agresif remaja.
Abstract
[The Relationship between Parent-Child Interaction Patterns with Aggressive Behavior in Adolescents at SMP
Negeri 1 Kuta Utara]
Aggressive behavior can be interpreted as an act intended to injure or hurt another person, both
physically and psychologically, resulting in harm or harm to others. Parents here have an important role in
shaping the personality of teenagers. Communication or interaction that exists between parents and children
in a family where parents are responsible for educating children. This study aims to explain the relationship
between parent-child interaction patterns with aggressive behavior in adolescents at SMP Negeri 1 Kuta
Utara. The design used was analytic and a cross sectional approach. This research was done at SMP Negeri 1
Kuta Utara. The samples was 100 people that selected by the proportional stratified random sampling method.
The data was obtained from filling out the PACHIQ-R questionnaire and the aggressiveness questionnaire by
the respondents, then the data were analyzed using univariate analysis and bivariate analysis using the
Pearson Correlation Test. The results of the study with the Pearson Correlation Test found that the correlation
coefficient between parent-child interaction patterns with adolescent aggressive behavior was -0.216 with a
significance of 0.031 where the value was smaller than the significant level <0.05, the strength of the
relationship was weak with the correlation value. 0.216. The direction of the correlation is negative (-) which
means that the better the parent-child interaction pattern, the lower the aggressive behavior of adolescents.
anak memakai kuisioner PACHIQ-R (The agresif tinggi x ≥ 104,82, sedang 70,04 ≤ x
Parent-Child Interaction Questionaire- < 104,82, dan rendah : x < 70,04. Maka
Revised) yang di buat oleh Lange et. al hasil yang didapat adalah rata-rata
(2002). Kuisioner ini terdiri dari 25 item memiliki perilaku agresif sedang.
pertanyaan Pengukuran perilaku agresif Tabel 3. Gambaran Perilaku Agresif
pada remaja ini menggunakan kuesioner Kategori Min Maks Rerata Standar
skala agresivitas yang disusun berdasarkan Deviasi
dengan teori Buss & Perry (1992) yang Sikap
didalamnya terdapat 4 bentuk agresi yaitu Agresif 45 132 87,43 17,39
Remaja
agresi fisik, verbal, gresi marah, dan sikap
permusuhan. Kuisioner ini terdiri dari dari Analisis Hubungan Pola Interaksi
29 item pertanyaan. Orang Tua-Anak dengan Perilaku
Agresif Siswa SMP Negeri 1 Kuta Utara
HASIL Koefisien korelasi antara kedua
Gambaran Karakteristik Responden variabel sebesar -0,216 disertai signifikansi
Total jumlah sampel yaitu sebanyak yaitu sebesar 0,031 dimana nilai tersebut
100 responden, didapatkan karakteristik adalah lebih kecil dari taraf signifikan <
Tabel 1. Gambaran Karakteristik Responden 0,05, kekuatan hubungan termasuk lemah
Karakteristik Frekuensi Proporsi dengan nilai korelasi 0,216. Dengan
(N=100) (%) demikian berarti terdapat hubungan yang
Usia
lemah antara pola interkasi orang tua-anak
13 tahun 36 36,0
14 tahun 35 35,0
dengan perilaku agresif remaja di SMP
15 tahun 29 29,0
Negeri 1 Kuta Utara.
Kelas Tabel 4. Hasil Uji Korelasi Pearson
Kelas 7 33 33,0 Skor Interaksi
Skor Perilaku r -0,216
Kelas 8 34 34,0 Agresif p 0,031
Kelas 9 33 33,0 n 100
Jenis Kelamin
Laki-laki 47 47,0 PEMBAHASAN
Perempuan 53 53,0 Berdasarkan hasil penelitian ini
didapatkan hasil pada interaksi antara
Interaksi Orang Tua-Anak orang tua-anak yaitu rata-rata skor yang
Interaksi yang dilakukan antara orang didapatkan yaitu 83,01 dimana dari skor
tua-anak pada remaja di SMP Negeri 1 tersebut dapat dikatakan hasil yang didapat
Kuta Utara memiliki rata-rata skor 83,01, adalah mayoritas responden memiliki
dimana kategori interaksi tersebut yaitu interaksi rendah bersama dengan orang tua
interaksi tinggi ≤ 83,01, interaksi rendah ≥ mereka.
83,00. Maka rata-rata memiliki interaksi Pada penelitian ini juga didapatkan
rendah. hasil dimana remaja yang berada di SMP
Tabel 2. Gambaran Interaksi Orang Tua-Anak Negeri 1 Kuta Utara dengan skor rata-rata
Kategori Min Maks Rerata Standar perilaku agresifnya adalah 87,43. Dimana
Deviasi hal tersebut dapat diartikan bahwa
Interaksi mayoritas perilaku agresif remajanya
Orang 63 102 83,01 7,80 termasuk ke dalam kategori perilaku
Tua agresif sedang.
Perilaku Agresif Remaja di SMP Negeri Penelitian yang dilakukan di SMP
1 Kuta Utara Negeri 1 Kuta Utara ini dengan responden
Sikap agresif remaja pada remaja di sejumlah 100 orang remaja. Hasil dari data
SMP Negeri 1 Kuta Utara memiliki rata- diuji kemudian dilakukan analisis bivariat
rata skor 87,43, dengan kategori perilaku menggunakan korelasi Pearson untuk