Anda di halaman 1dari 11

REVIEW JURNAL

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

DISUSUN OLEH:

RISDA EMANUELA SIALLAGAN (1163351028)

JURUSAN PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa menyiapkan masa depan dan
sanggup bersaing dengan bangsa lain. Dunia pendidikan dituntut memberikan respon lebih
cermat terhadap perubahan-perubahan yang tengah berlangsung di masyarakat. Masyarakat
pasca modern menghendaki adanya perkembangan total, baik dalam visi, pengetahuan,
proses pendidikan, maupun nilai-nilai yang harus dikembangkan bagi peserta didik, untuk
menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks. Indonesia dimasa depan
mengisyaratkan perlunya Sumber Daya Manusia (SDM) yang kreatif, mandiri, inovatif dan
demokratis, maka dunia pendidikan yang harus mempersiapkan dan menghasilkannya.

B. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan review jurnal ini adalah:

1. Untuk memenuhi bahan ajaran mengenai review jurnal


2. Untuk dapat memahami isi dari jurnal tersebut
3. Untuk membahas lebih mendalam lagi mengenai hubungan antara penyesuaian diri
dengan prokrastinasi akademik siswa

C. MANFAAT

Pembuatan jurnal ini bermanfaat untuk memberikan wawasan yang lebih luas dan dapat
membuat para pembaca menjadi lebih bijak lagi dalam hal menyimaknya dengan baik.
Karena di dalamnya terdapat pembahasan-pembahasan yang lebih luas.
BAB II

PEMBAHASAN

REVIEW JURNAL

Judul HUBUNGAN ANTARA PENYESUAIAN DIRI DENGAN


PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA SEKOLAH
BERASRAMA SMP N 3 PETERONGAN JOMBANG
Jurnal Jurnal Psikologi Undip
Download file:///C:/Users/lisda/Downloads/2960-6427-1-SM.pdf
Volume dan Halaman Vol. 8, No.2
Tahun Oktober 2010
Penulis Naili Zakiyah, Frieda Nuzulia Ratna Hidayati, Imam
Setyawan
Reviewer Risda Emanuela Siallagan

Tujuan Penelitian Untuk mengetahui hubungan antara variabel penyesuaian diri


dengan prokrastinasi akademik pada siswa sekolah asrama
SMP N 3 Peterongan Jombang
Subjek Penelitian siswa sekolah asrama SMP N 3 Peterongan Jombang
Assesment Data Penilaian terhadap data-data sebagai berikut:
1. Data di paparkan dengan jelas
2. Hasil dari pendataan di lakukan secara real(nyata)
3. Data yang di peroleh sama dengan data hasil observasi
Metode Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa sekolah asrama
kelas VII SMP N 3 Peterongan Jombang. Karakteristik subjek
dalam penelitian ini yaitu siswa merupakan remaja awal usia
12-15 tahun, Siswa kelas VII reguler (non RSBI) SMP N 3
Peterongan Jombang, Siswa bertempat tinggal diasrama
pondok pesantren Darul Ulum. Teknik sampling yang
digunakan adalah cluster random sampling. Sampel
penelitiannya sebanyak 97 siswa. Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan metode self report questionaire (kuesioner
laporan diri). Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
adalah skala. Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Skala Prokrastinasi Akademik dan Skala Penyesuaian Diri.
Sistem penilaian skala dalam penelitian ini berupa skala
Likert. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan
teknik analisis regresi sederhana.
Hasil Penelitian Hasil yang diperoleh dari uji hipotesis dengan tehnik analisis
regresi sederhana, menunjukan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara penyesuaian diri dengan prokrastinasi
akademik siswa sekolah asrama SMP N 3 Peterongan
Jombang yang ditunjukan oleh hasil koefesien korelasi rxy=
-0,463, dengan p = 0,000 (p<0,05). Koefisien korelasi tersebut
mengindikasikan adanya hubungan antara variabel
penyesuaian diri dengan prokrastinasi akademik yang cukup
kuat karena terletak antara 0,401 - 0,600 (Triton 2006, hal.
92). Adanya tanda negatif menunjukan arah hubungan negatif,
bahwa semakin tinggi penyesuaian diri maka semakin rendah
prokrastinasi akademik pada siswa kelas VII reguler sekolah
asrama SMP N 3 Peterongan Jombang.
Berdasarkan hasil tersebut, hipotesis yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang negatif antara penyesuaian diri
dengan prokrastinasi akademik siswa sekolah asrama SMP N
3 Peterongan Jombang terbukti. Maka, hipotesis yang
diajukan pada penelitian ini diterima. Penelitian yang telah
dilakukan menunjukkan adanya bukti hubungan negatif yang
sangat signifikan yaitu antara penyesuaian diri dengan
prokrastinasi akademik siswa sekolah asrama SMP N 3
Peterongan Jombang. Hubungan yang negatif
mengindikasikan bahwa semakin tinggi penyesuaian diri,
maka semakin rendah kecenderungan melakukan prokrastinasi
akademik. Sebaliknya semakin rendah penyesuaian diri siswa,
maka kecenderungan untuk melakukan prokrastinasi
akademik semakin tinggi.
Kemampuan siswa untuk menyesuaikan diri mempunyai
pengaruh yang cukup besar pada keadaan siswa untuk
memberikan respon pada setiap keadaan yang dihadapi.
Fatimah, (2006, h.193) mengatakan bahwa kondisi fisik,
mental dan emosional siswa dipengaruhi oleh bagaimana
siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Siswa yang memiliki penyesuaian yang baik akan mampu
menghadapi keadaan yang sulit dengan penyelesaian yang
positif.
Padatnya jadwal di asrama dan banyaknya tugas yang ada
diatasi dengan pengaturan waktu dan pembuatan jadwal, serta
bekerjasama dengan siswa lain untuk menyelesaikan soal
yang sulit, sehingga siswa tidak melakukan penundaan pada
tugas-tugas akademis. Penelitian Schraw dkk (2007, h.19)
tentang alasan prokrastinasi adalah mengutamakan
kesenangan pribadi. Banyak siswa berencana ”fun time” saat
mereka merencanakan untuk melakukan prokrastinasi. Siswa
lain menekankan pada pentingnya keseimbangan stres
akademis dengan rekreasi dan aktivitas sosial. Schraw
menemukan bahwa sekitar 30% hingga 40% dari rasa senang
siswa direncanakan: 60% hingga 70% terjadi spontan saat
siswa menghentikan kegiatan yang tidak disenangi.
Ketidakmampuan siswa dalam menyesuaikan diri akan
mempengaruhi munculnya ketegangan dan konflik dalam diri
individu yang dapat memicu munculnya perilaku prokrastinasi
akademik. Menurut hasil penelitian ini, semakin tinggi
penyesuaian diri maka akan semakin rendah prokrastinasi
akademik, dan sebaliknya semakin rendah penyesuaian diri
maka akan semakin tinggi prokrastinasi akademik.
Lawton (Hurlock, 1999, h.258) berpendapat bahwa siswa
yang mampu menyesuaikan diri dengan baik akan mengetahui
kapan saat harus belajar dan kapan saatnya harus bermain dan
segera mengatasi permasalahan yang menuntut penyelesaian.
Terujinya hipotesis dalam penelitian ini didukung oleh
penelitian Rizvy (dikutip Rachmahana, 2002, h.135) yang
mengungkapkan bahwa tingkat kecemasan yang tinggi dan
kemampuan adaptasi yang rendah dapat mendorong ke arah
prokrastinasi akademik. Schneider (1964, h.49) berpendapat
bahwa penyesuaian diri adalah usaha individu untuk berhasil
mengatasi kebutuhan, ketegangan, konflik dan frustrasi yang
dialami didalam dirinya. Usaha individu tersebut bertujuan
untuk memperoleh keselarasan dan keharmonisan antara
tuntutan dalam diri dengan apa yang diharapkan oleh
lingkungan. Pada siswa SMP N 3 Peterongan siswa menjalin
hubungan dengan teman- temannya karena merasa memiliki
keadaan yang sama, jauh dari orang tua dengan keadaan yang
baru dikenal. Siswa mencoba untuk mengatasi ketegangan
yang muncul dari keadaan yang baru dihadapi di asrama
dengan mencari teman untuk berbagi permasalahan, siswa
juga mencari pengganti keluarga dengan mendekati guru atau
kakak kelas untuk berbagi permasalahan dan meminta nasihat
untuk cara penyelesaiannya.
Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat diketahui bahwa
penyesuaian diri siswa berada pada kategori tinggi yaitu 43,3
% subjek penelitian, 49,49% mempunyai tingkat penyesuaian
diri yang sangat tinggi, 5,15% pada kategori sedang, 1,03%
pada kategori rendah, dan 1,03% pada kategori sangat rendah.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa sebagian siswa telah
memiliki kemampuan penyesuaian diri yang baik.
Hasil yang berbeda pada saat penelitian bulan Mei 2010
karena adanya proses penyesuaian diri pada siswa, diawal
masuk asrama pondok pesantren siswa mengalami perubahan
pada diri dan lingkungannya, siswa merasa sendirian jauh dari
orang tua, namun siswa belajar untuk menjalin hubungan
dengan siswa lain dan memperoleh keluarga baru, hubungan
yang erat antar siswa membuat hadirnya keluarga baru dalam
asrama, sehingga siswa merasakan kenyamanan yang
dirasakan dirumah. Siswa bisa saling membagi masalah
dengan teman-temannya. Hubungan yang baik dengan
lingkungan siswa membuat siswa mampu untuk
menyesuaikan diri dengan baik di asrama. Fatimah (2006,
h.206) berpendapat bahwa menjalin hubungan yang erat dan
harmonis dengan teman sebaya sangatlah penting pada masa
remaja. Remaja saling bertukar pikiran dengan teman-
temannya mulai dari anganangan dan perasaan-perasaannya,
remaja mengungkapkan dengan bebas dan terbuka tentang
rencana, cita-cita dan kesulitankesulitan hidupnya. Pengertian
dan saran dari teman akan membantu remaja dalam menerima
keadaan dirinya serta memahami hal-hal yang menjadikannya
berbeda dengan orang lain. Semakin remaja mengerti akan
dirinya, remaja akan menemukan cara penyesuaian diri yang
tepat sesuai dengan keadaannya. Pemilik asrama juga
mengungkapkan bahwa rata-rata siswa SMP mampu
menyesuaikan diri dengan baik dalam waktu 6 bulan sampai 1
tahun. Keterangan tersebut sama seperti yang diungkapkan
guru BP SMP N 3 Peterongan yang mengungkapkan siswa
kelas VII biasanya mengalami banyak konflik di asrama dan
dengan teman-temannya hingga akhir semester kedua. Saat
kelas VIII jarang ditemukan siswa yang masih mengalami
permasalahan dengan teman atau peraturan asrama.
Harold dkk (1997, h.237) menyatakan bahwa stadium
perkembangan tertentu seperti awal masuk sekolah,
meninggalkan rumah sering disertai dengan terjadinya
gangguan penyesuaian pada siswa yang dapat dilihat pada
gejala emosional atau perilaku sebagai respon stresor yang
dapat dikenali yang terjadi dalam tiga bulan onset stressor,
dan saat stresor berhenti, gejala yang muncul tidak lebih dari 6
bulan.
Menurut Lawton (Hurlock, 1999, h.258) siswa yang mampu
menyesuaikan diri dengan baik akan mengetahui kapan saat
harus belajar dan kapan saatnya harus bermain dan segera
mengatasi permasalahan yang menuntut penyelesaian. Siswa
akan mengalami keselarasan dan keseimbangan sehingga
dapat lebih berkonsentrasi pada belajar untuk menghasilkan
prestasi yang diharapkan dengan tidak melakukan penundaan
akademik atau yang lebih dikenal dengan prokrastinasi
akademik. Analisis perolehan tingkat prokrastinasi akademik
ditemukan 50,52% pada kategori rendah, 35,05% pada
kategori sangat rendah, 13,4% pada kategori sedang, 1,03%
pada kategori tinggi, dan 0% pada kategori sangat rendah.
Data yang dihasilkan menunjukkan bahwa prokrastinasi
akademik pada siswa kelas VII reguler mempunyai
kecenderungan prokrastinasi akademik yang rendah dan
memberi penjelasan bahwa penyesuaian diri memberikan
korelasi negatif terhadap prokrastinasi akademik.
Solomon dan Rothblum (dalam Orpen 1998, h.73)
mengungkapkan bahwa prokrastinasi akademik mengacu pada
kecenderungan untuk menangguhkan atau menunda
mengerjakan tugas yang berhubungan dengan studi seseorang,
sehingga tidak dapat menyelesaikan tugas pada waktunya.
Hasil analisis data menunjukan bahwa pada saat dilakukan
penelitian pada bulan Mei 2010, subjek menunjukan
kecenderungan prokrastinasi akademik yang rendah. Hal
tersebut menunjukan rendahnya prokrastinasi akademik siswa
SMP N 3 Peterongan Jombang, hasil penelitian tersebut
berbeda dengan hasil wawancara awal dengan subjek
penelitian sebelum dilakukan penelitian. Hasil wawancara
menunjukan adanya prokrastinasi akademik pada beberapa
siswa sebelum penelitian dilakukan.
Hasil yang berbeda tersebut karena upaya asrama untuk
meningkatkan kontrol dan managemen waktu yang lebih
efektif dan siswa mengalami proses untuk membiasakan diri
pada jadwal dan peraturan-peraturan yang ada dalam asrama
dan sekolah. Siswa yang tetap mengalami kesulitan pada
semester pertama hingga kedua akan mengundurkan diri dari
sekolah, hal ini terbukti ada beberapa siswa yang pindah ke
sekolah yang berada dekat dirumah dengan berbagai macam
alasan seperti tidak bisa tinggal didalam asrama pondok
pesantren, tidak bisa belajar di asrama dan banyak konflik
dengan teman. Hasil analisis yang menunjukan rendahnya
prokrastinasi akademik pada siswa SMP N 3 Peterongan
Jombang karena SMP N 3 Peterongan Jombang merupakan
sekolah yang meskipun berada pada lingkungan pondok
pesantren, namun mempunyai standar akademik yang tinggi
dan membuat siswa untuk terus belajar dan berusaha
menghindari perilaku prokrastinasi yang dapat membuat
prestasi menurun, sehingga siswa terus terpacu dan berusaha
untuk tidak meninggalkan tugas-tugas akademiknya. Santrock
(2008, h.470) mengatakan bahwa sekolah dengan harapan
yang tinggi dan juga standar akademik yang tinggi seringkali
memiliki siswa yang memiliki keinginan tinggi untuk
mencapai prestasi Hukuman yang tidak ringan dari asrama
masing-masing bagi siswa yang diketahui melanggar
peraturan asrama seperti membolos dan tidak mengikuti
belajar bersama yang diadakan asrama, membuat siswa
belajar untuk tidak melakukan hal-hal yang merugikan.
Asrama juga memberikan pengurus tambahan untuk
mengawasi masing-masing kamar, termasuk kamar siswa
SMP yang dipantau langsung oleh seniornya seperti siswa
SMA dan mahasiswa yang menjadi pengurus kamar. Pengurus
bertugas mentertibkan siswa, memantau dan bertanggung
jawab pada permasalahan siswa kemudian melaporkan pada
pemilik asrama. Bijou dkk (dalam Ferrari dkk, h.26)
mengemukakan bahwa perilaku prokrastinasi akademik
muncul akibat proses pembelajaran. Seseorang melakukan
prokrastinasi akademik karena individu tersebut pernah
mendapatkan punishment atas perilaku tersebut.
Hasil analisis regresi penelitian ini memberikan sumbangan
efektif sebesar 21,4%, artinya prokrastinasi akademik siswa
sebesar 21,4% ditentukan oleh penyesuaian diri, dan 78,6%
sisanya ditentukan oleh faktor lain yang tidak diungkap
dalam penelitian ini dan diduga turut berperan dalam
munculnya prokrastinasi akademik siswa.
Hasil analisis data juga menunjukan bahwa pada saat
dilakukan penelitian, subjek memiliki kemampuan
penyesuaian diri tinggi. Hasil tersebut berarti bahwa siswa
SMP N 3 Peterongan Jombang memiliki kemampuan dalam
mengatasi kebutuhan, ketegangan, konflik dan frustrasi yang
dialami didalam dirinya, yang berasal dari dalam atau luar
individu.
Kekuatan Penelitian Terdapat saran di akhir pembahasan jurnal
Kelemahan Penelitian Tidak di terapkannya langkah penelitian
Kesimpulan Penelitian ini menunjukkan koefisien korelasi rxy = -0,463
dengan tingkat signifikansi yang sangat signifikan dengan
nilai p = 0,000 (p < 0,05). Berdasarkan hasil analisis data
tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan negatif
antara variabel penyesuaian diri dengan prokrastinasi
akademik pada siswa sekolah asrama SMP N 3 Peterongan
Jombang. Hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat
hubungan yang negatif antara penyesuaian diri dengan
prokrastinasi akademik pada siswa sekolah asrama SMP N 3
Peterongan Jombang, terbukti dan hipotesis yang diajukan
pada penelitian ini, diterima.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Hubungan antara variabel penyesuaian diri dengan prokrastinasi akademik cukup kuat,
adanya tanda negatif menunjukkan arah hubungan negatif, bahwa semakin tinggi
penyesuaian diri maka semakin rendah prokrastinasi akademik.

B. SARAN
Haruslah mampu menyesuaiakan diri dengan prokrastinasi karena hubungan variabel
penyesuaian diri dengan prokrastinasi cukup kuat.

Anda mungkin juga menyukai