Anda di halaman 1dari 6

1 | Jurnal A ntologi UPI, Volume No. 1. Edisi 1.

18 September 2017

HUBUNGAN ANTARA SELF REGULATED LEARNING DENGAN


MOTIVASI BELAJAR SISWA
(Studi Deskriptif di SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara
Bandung Tahun Ajaran 2017/2018)
Gani Octavian Nugraha
Yusi Riksa Yustiana1

Departemen Psikologi Pendidikan dan Bimbingan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas


Pendidikan Indonesia
ganioctavian@gmail.com

Abstrak. Penelitian dilakukan berdasarkan fenomena siswa SMA yang masih belum
menunjukkan motivasi belajar yang baik seperti banyaknya siswa yang kurang aktif dalam kegiatan
belajar di kelas, sering terlambat datang ke sekolah, serta terlihat mencontek saat ulangan. Hal
tersebut mengindikasikan bahwa siswa belum melakukan strategi belajar dengan baik. Self Regulated
Learning merupakan kemampuan pengaturan diri dalam kegiatan belajar yang dapat membantu siswa
untuk menjadi pribadi yang aktif secara metakognisi, motivasi, serta perilaku dalam proses belajar.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan Self Regulated Learning
dengan motivasi belajar siswa SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung tahun ajaran
2017/2018, dengan menggunakan desain penelitian statistik korelasional dan pendekatan kuantitatif.
Pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan teknik simple random
sampling, dengan jumlah sampel yang diambil yaitu sebanyak 129 siswa dari keseluruhan jumlah
populasi. Penelitian ini menghasilkan temuan yang menunjukkan: (1) tingkat kemampuan Self
Regulated Learning siswa secara umum berada pada kategori tinggi; (2) tingkat motivasi belajar siswa
secara umum berada pada kategori sedang; (3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
Self Regulated Learning dengan motivasi belajar siswa.

Kata kunci: Self Regulated Learning, motivasi belajar siswa.



Abstract. This research is based on the phenomenon of high school students who still have not
shown good learning motivation such as many students who are less active in the learning activities in
the class room, often late to come to chool, and cheat during the test. This phenomenon indicates that
the students do not have a good learning strategy. Self Regulated Learning is the ability of self-
regulation in learning activities that can help students to become an active person in metacognition,
motivation, and behavior in the learning process. This research generally aims to describe the
correlation between Self Regulated Learning and learning motivation of SMA Angkasa Lanud Husein
Sastranegara Bandung School Years 2017/2018 students, using a correlational statistical research
design and quantitative approach. The sampleng conducted in this research is using simple random
sampling technique, with the number of samples taken as many as 129 students from the total of
population. This researh produces a description that shown: (1) the level of students ability of Self
Regulated Learning are generally in the high category; (2) the students learning motivation level is
generally in the medium category; (3) there is a significant and positive corrrelation between Self
Regulated Learning and students learning motivation.

Keyword: Self Regulated Learning, students learning motivation.

1 Penulis Penanggung Jawab


1
2 | Jurnal A ntologi UPI, Volume No. 1. Edisi 1. 18 September 2017

Motivasi belajar pada dasarnya erat maka akan berdampak pada pencapaian
kaitannya dengan prestasi belajar siswa. Hal prestasi belajar pada siswa tersebut.
ini dikarenakan kedua hal tersebut saling Self regulated learning (SRL) yang
berkaitan satu dengan yang lain. Bahkan dimaksud dalam penelitian merujuk pada
menurut El-Anzi, F.O. (dalam Latipah, 2010, konsep yang dikembangkan oleh Paul R.
hlm. 110) mengemukakan bahwa prestasi Pintrich. Peneliti memandang SRL sebagai
akademik yang dicapai oleh siswa tertentu kemampuan siswa untuk menjadi pribadi yang
merupakan salah satu tolak ukur dari aktif secara metakognisi (kemampuan untuk
keberhasilannya di dunia mengontrol aspek kognisi), motivasi, dan
pendidikan/akademik. Siswa yang memiliki perilaku dalam proses belajar. Secara
prestasi akademik yang tinggi, cenderung metakognisi, siswa yang memiliki SRL dapat
menunjukkan serta memiliki motivasi daya merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan
saing yang cukup tinggi dibandingkan dengan diri, memonitor diri, dan mengevaluasi diri
siswa yang memiliki prestasi akademik yang pada berbagai tingkatan yang berbeda dari apa
rendah (Lens dkk. dalam Latipah, 2010, hlm. yang mereka pelajari. Secara motivasi, mereka
110). merasa diri mereka adalah pribadi yang
Sayangnya, saat ini banyak siswa kompeten, efektif, dan mandiri. Secara
khususnya siswa sekolah menengah atas perilaku, mereka memilih, menyusun, dan
(SMA) yang tidak memiliki motivasi untuk menciptakan lingkungan untuk belajar yang
belajar dan bersaing dengan yang lain secara optimal.
sehat. Siswa cenderung masih memiliki sikap
bergantung kepada orang lain. Sehingga hal ini METODE
tentu juga berpengaruh terhadap sikap positif Pendekatan penelitian yang digunakan
yang ditunjukkan oleh siswa tersebut. Contoh dalam penelitian ini adalah pendekatan
sederhana terkait dengan pola belajar yang kuantitatif, yaitu penelitian terhadap masalah
diterapkan oleh siswa kebanyakan, mereka sosial yang berdasarkan pada pengujiannya
cenderung belum melakukan strategi Self dari sebuah teori yang terdiri dari variabel,
regulated leaning (SRL) dengan baik. yang diukur dengan angka, dan dianalisis
Kegiatan belajar yang mereka lakukan dengan prosedur statistik untuk menentukan
umumnya tanpa adanya suatu perencanaan kebenaran teori (Creswell, 2012, hlm. 1).
yang baik terhadap kegiatan-kegiatan yang Pendekatan kuantitatif memungkinkan
akan mereka lakukan, tanpa ada pantauan, dilakukannya pencatatan data hasil penelitian
ataupun evaluasi terhadap hasil belajarnya secara nyata dalam bentuk angka sehingga
apakah sudah mencapai suatu target tertentu memudahkan analisis dan penafsiran data
atau belum. Banyak siswa yang belum dengan melakukan pendekatan statistik. Data
memiliki kemampuan untuk merefleksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
terhadap apa yang mereka lakukan terkait data Self regulated learning (SRL) dan
dengan kegiatan belajar tersebut. Akibatnya, motivasi belajar siswa, yang diungkap melalui
ketergantungan yang cukup tinggi terhadap instrumen SRL dan motivasi belajar.
teman yang lain dalam menyelesaikan tugas Adapun metode penelitian yang
yang diberikan, kegiatan meng-copy paste digunakan dalam penelitian ini adalah metode
hasil kerja teman yang lain, atau mengikuti deskriptif, dengan desain penelitian yang
pembelajaran di sekolah hanya sekedar untuk digunakan adalah penelitian korelasional yang
memenuhi absen. bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
Motivasi serta regulasi diri secara teori dua variabel atau lebih. Desain penelitian
dapat dikatakan saling melengkapi. Motivasi korelasional dimaksudkan untuk mengetahui
belajar yang ada pada diri siswa menunjukkan ada atau tidaknya hubungan antara SRL
bagaimana siswa tersebut menggunakan dengan motivasi belajar siswa kelas XI SMA
kemampuan SRL yang ada pada dirinya. Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung
Siswa yang tidak memiliki motivasi belajar Tahun Ajaran 2017/2018, melalui penggunaan
cenderung menunjukkan sikap pengaturan diri teknik statistik korelasi dalam mengolah data
pada belajarnya yang rendah. Siswa tidak yang didapatkan dari penyeberan instrumen
memiliki perencanaan serta tujuan yang harus SRL dan motivasi belajar, dan kemudian
dicapai oleh dirinya. Apabila hal ini dibiarkan, mendeskripsikan hubungannya.
3 | Jurnal A ntologi UPI, Volume No. 1. Edisi 1. 18 September 2017

Teknik pengambilan sampel yang sedangkan skala 7 menunjukkan sangat sesuai


digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dengan diri individu itu sendiri. Sedangkan
simple random sampling, yang dilakukan pada angket motivasi belajar terdapat lima
dengan cara menuliskan masing-masing nama skala dengan keterangan yaitu, sangat sesuai
kelas pada kertas kecil, kemudian digulung (SS), sesuai (S), kurang sesuai (KS), tidak
lalu dimasukkan kedalam sebuah gelas dan sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).
ditutup oleh kertas yang telah dilubangi Responden kemudian dibagi
seukuran gulungan kertas. Selanjutnya gelas berdasarkan skor yang diperoleh pada setiap
yang telah terisi kertas-kertas tersebut dikocok komponen maupun skor total instrumen.
dan dikeluarkan. Kemudian kelas yang tertulis Dalam menentukan tingkatan SRL dan
di kertas tersebut dijadikan sebagai sampel motivasi belajar siswa, data yang telah
penelitian. diperoleh kemudian diolah dan ditetapkan
Sampel partisipan yang digunakan pada dalam tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan
penelitian adalah sebanyak 129 siswa (4 kelas) rendah. Secara spesifik penentuan skor ini
yang berasal dari jumlah keseluruhan populasi diperoleh dari penentuan interval yaitu data
sebanyak 394 siswa (11 kelas) kelas XI SMA tertinggi (Xmax) dikurangi data terendah
Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung (Xmin) yang menghasilkan rentang, dan
Tahun Ajaran 2017/2018. selanjutnya rentang tersebut ditambah satu dan
Variabel Self regulated learning SRL dibagi tiga (Furqon, 2002, hlm. 24).
diukur dengan menggunakan alat ukur Gambaran hubungan Self regulated
kuesioner Motivated Strategies for Learning learning (SRL) sebagai variabel X dengan
Questionnaire (MSLQ) yang dikembangkan motivasi belajar siswa sebagai variabel Y
oleh Pintrich (1991) dan diadaptasi oleh diperoleh dengan digunakannya uji non-
peneliti terdahulu yaitu Nuri Ardilah Zakiah parametik yaitu korelasi spearman rho dengan
(2016) yang meneliti tentang perbandingan menggunakan aplikasi SPSS versi 23.0.
SRL siswa jurusan IPA dan IPS di kelas XI Setelah dilakukan uji korelasi, kemudian
SMA Negeri 7 Bandung. Instrumen MSLQ dilakukan uji koefisien determinasi yang
mencakup sejumlah pertanyataan tertulis yang digunakan untuk mengetahui besaran pengaruh
digunakan untuk mngungkap karakteristik dan variabel X (SRL) terhadap variabel Y
gambaran SRL. Instrumen MSLQ meliputi dua (motivasi belajar siswa). Koefisien determinasi
bagian utama, yaitu bagian motivasi dan dihitung dengan menggunakan rumus:
strategi belajar dengan jumlah pernyataan KD = r 2x 100%
sebanyak 71 item butir. Sedangkan untuk (Sugiyono, 2013, hlm. 259)
variabel motivasi belajar diukur dengan Keterangan:
menggunakan instrumen berupa angket skala KD = Koefisien Determinasi
likert. Angket yang digunakan untuk r 2= kuadrat koefisien korelasi
mengukur motivasi belajar pada penelitian ini
mencakup lima alternatif jawaban yaitu sangat
HASIL DAN PEMBAHASAN
sesuai (SS), sesuai (S), ragu-ragu (R), tidak
Berdasarkan hasil pengolahan data dari
sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS).
penyebaran instrumen yang dilakukan
Angket motivasi belajar yang digunakan pada
terhadap sampel penelitian sebanyak 129
penelitian merupakan angket yang
siswa, diperoleh nilai median sebesar 356 yang
dikembangkan dan telah dipergunakan oleh
artinya kemampuan Self regulated learning
peneliti sebelumnya yaitu Ratih Nurhadiyanti
(SRL) siswa kelas XI SMA Angkasa Lanud
(2016) yang juga mengukur motivasi belajar
Husein Sastranegara Bandung Tahun Ajaran
siswa di kelas XI SMK Sangkuriang 1 Cimahi
2017/2018 berada pada kategori tinggi. hal ini
berdasarkan 8 indikator motivasi belajar yang
menunjukkan bahwa siswa telah
dikembangkan oleh Makmun (2009), dengan
mengoptimalkan kemampuan pengaturan
keseluruhan jumlah pernyataan sebanyak 50
dirinya dalam kegiatan belajar, serta lebih
butir item.
termotivasi dan lebih strategis dalam belajar.
Penyekoran pada data hasil instrumen
Gambaran umum SRL siswa kelas XI
MSLQ yang dipakai untuk mengukur variabel
SMA Angkasa Lanud Husein Sastranegara
SRL dilakukan dengan memberikan skala satu
Bandung Tahun Ajaran 2017/2018 kemudian
sampai dengan tujuh. Skala 1 artinya sangat
kemudian dilihat berdasarkan dua aspek SRL
tiak sesuai dengan diri individu sendiri,
4 | Jurnal A ntologi UPI, Volume No. 1. Edisi 1. 18 September 2017

yaitu motivasi dan strategi belajar. Aspek teknik yang cukup dalam mempelajari kembali
motivasi memperoleh median sebesar 158, ini materi yang telah diterima sebelumya; 2)
menunjukkan bahwa pada aspek motivasi siwa Indikator elaboration yang berada pada
termasuk kedalam kategori tinggi, yang artinya kategori tinggi yakni dengan perolehan median
siswa telah memiliki dorongan atau energi sebesar 25, yang artinya siswa telah memiliki
yang kuat untuk terlibat pada proses belajar kemampuan yang baik dalam menggabungkan
secara sungguh-sungguh demi mencapai dan menghubungkan materi yang baru
prestasi belajar. diterima dengan materi yang telah dipelajari
Pada aspek strategi belajar, siswa sebelumnya; 3) Indikator organization yang
termasuk kedalam kategori sedang, yang berada pada kategori sedang yakni dengan
ditunjukkan dengan perolehan median sebesar perolehan median sebesar 17, ini menunjukkan
196. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah bahwa siswa telah memiliki kemampuan yang
memiliki kemampuan yang cukup dalam cukup dalam mengidentifikasi materi pelajaran
mengembangkan pemahaman, integritas, dan seperti mengelompokkan, mengurai, serta
retensi terhadap berbagai materi baru yang menentukan gagasan utama sebuah materi; 4)
diterimanya dalam proses belajar. Indikator critical thinking yang berada pada
Kedua aspek SRL terbagi lagi kedalam kategori tinggi yakni dengan nilai median
15 indikator. Pada aspek motivasi terdapat sebesar 26, hal ini menunjukkan bahwa siswa
enam indikator yaitu: 1) orientasi tujuan telah menerapkan dengan baik pengetahuan
intrinsik yang berada pada kategori sedang yang dimiliki dalam menyelesaikan suatu
yakni dengan median sebesar 20, yang artinya permasalahan, mengambil keputusan, ataupun
siswa telah memiliki pemahaman yang cukup dalam mengevaluasi prestasi belajarnya; 5)
terhadap tujuan belajarnya; 2) Indikator tujuan Indikator metacognitive self regulation yang
ekstrinsik yang berada pada kategori tinggi berada pada kategori tinggi yakni dengan nilai
yakni dengan nilai median sebesar 26, yang median sebesar 41, yang artinya siswa telah
artinya siswa telah memiliki minat yang tinggi memiliki kemampuan pengaturan kognisi
untuk mengerjakan tugasnya; 3) Indikator task dirinya yang cukup baik; 6) Indikator time and
value yang berada pada kategori tinggi yakni study environment yang berada pada kategori
dengan perolehan median sebesar 33, yang sedang yakni dengan nilai median sebesar 31,
artinya siswa telah memiliki pemahaman yang hal ini menunjukkan bahwa siswa telah
sangat baik terhadap tugas yang didapatkan; 4) memiliki kemampuan yang cukup dalam
Indikator control of learning beliefs yang mengelola dan mengatur waktu serta
berada pada kategori tinggi yakni dengan lingkungan belajarnya; 7) Indikator effort
perolehan median sebesar 23, ini artinya siswa regulation yang berada pada kategori sedang
telah memiliki keyakinan yang baik bahwa yakni dengan median sebesar 9, yang artinya
setiap usaha yang telah dilakukannya dalam siswa telah memiliki kemampuan yang cukup
proses belajar akan berdampak positif bagi dalam mengendalikan upaya dan perhatiannya
dirinya; 5) Indikator self-efficacy for learning terhadap berbagai bentuk gangguan dan
and perrformance yang berada pada kategori ketidak tertarikan pada tugas; 8) Indikator
tinggi yakni dengan nilai median sebesar 42, peer learning yang berada pada kategori tinggi
yang artinya siswa telah memiliki kemampuan yakni dengan perolehan median sebesar 17,
yang baik untuk mengukur kapasitasnya dalam hal ini menunjukkan bahwa siswa telah
menguasai dan menyelesaikan suatu tugas; 6) memiliki kemampuan yang baik untuk
Indikator test anxiety yang berada pada berkolaborasi dengan teman sekelasnya dalam
kategori sedang yakni dengan perolehan mempelajari dan memahami materi pelajaran;
median sebesar 17, hal ini menunjukkan 9) Indikator help seeking yang berada pada
bahwa siswa telah memiliki kemampuan yang kategori tinggi yakni dengan perolehan median
cukup dalam mengatasi kecemasan terhadap sebesar 12, ini menunjukkan bahwa siswa
kemampuan belajarnya maupun ujian yang telah memiliki kemampuan yang baik dalam
akan atau sedang berlangsung. mengidentifikasi orang-orang disekitarnya
Aspek strategi belajar meliputi 9 yang dapat memberikan bantuan dalam
indikator yaitu: 1) rehearsal yang berada pada memahami materi pelajaran.
kategori sedang yakni dengan perolehan Selanjutnya gambaran umum mengenai
median sebesar 20, hal ini menunjukkan tingkat motivasi belajar siswa kelas XI SMA
bahwa siswa telah memiliki kemampuan Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung
5 | Jurnal A ntologi UPI, Volume No. 1. Edisi 1. 18 September 2017

tahun ajaran 2017/2018, menghasilkan nilai didapatkan dengan dilakukannya uji non-
median sebesar 170. Hasil pengolahan data parametik yaitu korelasi spearman rho dengan
tersebut menunjukkan bahwa tingkat motivasi menggunakan aplikasi SPSS 23.0 yang
belajar siswa berada pada kategori sedang, menghasilkan nilai korelasi antara SRL
yang berarti siswa telah memiliki hasrat dan dengan motivasi belajar siswa sebesar 0,271.
keinginan yang cukup untuk belajar, yang Artinya bahwa terdapat hubungan yang kuat
ditunjukkan dalam rasa ingin tahu, perilaku dan berkorelasi positif antara SRL dengan
aktif saat belajar, dan usahanya untuk tidak motivasi belajar. Hal ini menunjukkan bahwa
menyerah ketika mengalami kesulitan. semakin tinggi SRL yang dimiliki siswa maka
Motivasi belajar siswa kelas XI SMA akan berpengaruh semakin tinggi pula
Angkasa Lanud Husein Sastranegara Bandung motivasi belajar siswa.
tahun ajaran 2017/2018 kemudian Setelah diketahui gambaran hubungan
digambarkan berdasarkan delapan aspek yang antara SRL dengan motivasi belajar, tahap
tercakup pada motivasi belajar, yaitu: 1) aspek selanjutnya adalah menentukan harga
durasi yang berada pada kategori tinggi yakni koefisien determinasi (KD) yang bertujuan
dengan nilai median sebesar 28, ini artinya untuk mengetahui besaran presentase
siswa telah menggunakan waktu belajar kontribusi variabel SRL terhadap variabel
dengan durasi yang cukup baik; 2) Aspek motivasi belajar siswa. harga koefisien
frekuensi yang berada pada kategori sedang determinasi (KD) dihitung dengan rumus
yakni dengan perolehan median sebesar 14, ini berikut:
menunjukkan bahwa siswa telah memiliki KD = r 2 x 100 %
jadwal belajar yang cukup; 3) Aspek KD = 0,2712 x 100 %=¿7,34%
persistensi yang berada pada kategori tinggi Koefisien determinasi dalam penelitian
yakni dengan perolehan median sebesar 24, ini ini adalah derajat pengaruh variabel bebas
berarti siswa telah memiliki ketetapan dan terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil
kelekatan yang baik terhadap tujuan penghitungan koefisien determinasi maka
belajarnya; 4) Aspek ketabahan dan keuletan diperoleh hasil 7,34% yang menyatakan bahwa
yang berada pada kategori sedang yakni SRL memiliki kontribusi dalam motivasi
dengan nilai median sebesar 19, yang berarti belajar siswa sebesar 7,34% signifikan sangat
siswa telah memiliki kemampuan yang cukup rendah. Artinya pengaruh SRL terhadap
dalam menghadapi berbagai gangguan dalam motivasi belajar hanya sebesar 7,34% dan
mencapai tujuan belajar; 5) Aspek devosi yang 92,66% lainnya dipengaruhi oleh faktor
berada pada kategori sedang yakni dengan lainnya.
perolehan median sebesar 24, ini menunjukkan Penerapan strategi SRL dimaksudkan
bahwa siswa telah melakukan cukup tidak hanya untuk membantu siswa mencapai
pengorbanan dalam mencapai tujuan prestasi belajar, melainkan juga membantu
belajarnya; 6) Aspek tingkatan aspirasi yang siswa dalam menetapkan dan meraih masa
berada pada kategori tinggi yakni dengan depannya dengan optimis dikarenakan
perolehan median sebesar 23, ini menunjukkan motivasi yang tinggi dan cara belajar yang
bahwa siswa telah memiliki cita-cita dan sesuai efektif bagi siswa tersebut. Lebih lanjut
penetapan target yang baik dalam proses Zimmerman (1989, hlm. 1) mendefinisikan
belajarnya; 7) Aspek tingkatan kualifikasi bahwa siswa yang dapat dikatakan memiliki
yang berada pada kategori sedang yakni kemampuan SRL merupakan siswa yang
dengan perolehan median sebesar 13, hal ini dalam proses belajarnya melibatkan
menunjukkan bahwa siswa telah memiliki metakognitif, motivasi, dan perilaku mereka.
tingkatan prestasi yang ingin dicapai dari Secara metakognitif siswa memiliki
kegiatan belajarnya; 8) Aspek arah sikap yang kemampuan pengaturan diri dalam hal
berada pada kategori sedang yakni dengan merencanakan, mengorganisasi, menginstruksi
nilai median sebesar 26, ini berarti siswa telah diri, memonitor, dan dan mengevaluasi
memiliki pandangan yang positif terhadap kemampuannya dalam proses belajar. Secara
kegiatan belajar yang dilakukannya. motivasi, siswa memandang dirinya memiliki
Gambaran hubungan antara Self kompetensi, keyakinan, dan kemandirian.
regulated learning (SRL) dan motivasi belajar Serta secara perilaku siswa berusaha untuk
siswa kelas XI SMA Angkasa Lanud Husein lebih optimal dalam proses belajarnya dengan
Sastranegara Bandung tahun ajaran 2017/2018
6 | Jurnal A ntologi UPI, Volume No. 1. Edisi 1. 18 September 2017

cara menyeleksi, menyusun, dan menciptakan pada variabel SRL cenderung diikuti oleh
lingkungan yang mendukung kegiatan perkembangan pada variabel motivasi belajar.
belajarnya.
Definisi yang dinyatakan oleh DAFTAR PUSTAKA
Zimmerman tersebut didukung pula oleh
pernyataan Pintrich (1990, hlm. 33) yang Creswell, J.W. (2012). Research design
menyebutkan bahwa siswa yang dapat Pendekatan kualitatif, Kuantitatif dan
dikatakan telah menerapkan strategi SRL Mixed; Cetakan ke-2, Yogyakarta:
secara umum dicirikan sebagai siswa yang Pustaka Pelajar
aktif dan mengontrol secara efisien kegiatan Furqon. (2002). Statistika Terapan Untuk
belajar mereka dengan berbagai cara yang Penelitian. Bandung: Alfabeta
berbeda, seperti menentukan lingkungan Latipah, E. (2010). Strategi Self-Regulated
belajar yang produktif dan menggunakan Learning Dan Prestasi Belajar. Jurnal
sumber-sumber secara efektif, mengorganisir Psikologi
dan melatih informasi untuk dipelajari, Nurhadiyanti R. (2016). Hubungan Antara Self
memelihara emosi yang positif selama tugas- Regulated Learning dengan Motivasi
tugas akademik, dan mempertahankan Belajar (Studi Deskiptif Korelasional di
kepercayaan motivasi yang positif tentang SMK Sangkuriang 1 Cimahi Tahun
kemampuan mereka, nilai belajar, dan faktor- Ajaran 2015/2016). Skripsi pada Prodi
faktor yang mempengaruhi proses belajarnya. BK UPI Bandung; Tidak diterbitkan
Hubungan antara kemampuan SRL Pintrich, Paul R & Elisabeth V. De Groot.
dengan motivasi belajar siswa yang dinyatakan (1990). Motivational And Self-
signifikan dalam penelitian ini serta beberapa Regulated Learning Components Of
penjelasan ahli yang mendukungnya Classroom Academic Performance.
menunjukkan bahwa motivasi merupakan Journal of Educational Psychology. Vol
bagian dari strategi SRL. Dengan kata lain 82.
siswa yang mampu menerapkan strategi SRL Zakiah, Nuri A. (2016). Perbandingan Self
dengan baik dalam proses belajarnya Regulated Learning Siswa Jurusan IPA
merupakan siswa yang memiliki motivasi dan IPS (Studi Survei Terhadap Siswa
belajar. Kelas XI SMA Negeri 7 Bandung
Tahun Ajaran 2015/2016). Skripsi pada
KESIMPULAN Prodi BK UPI Bandung; Tidak
Gambaran umum Self regluated diterbitkan
learning (SRL) siswa kelas XI SMA Angkasa Zimmerman, Barry J. (1989). A Social
Lanud Husein Sastranegara Bandung tahun Cognitive View Of Self Regulated
ajaran 2017/2018 berada pada kategori tinggi. Learning. Journal of Educational
Sebagian besar siswa telah menerapkan Psychology
dengan baik strategi SRL pada kegiatan
belajarnya, yang berarti siswa telah
menjadikan dirinya sebagai pribadi yang aktif
secara metakognisi, motivasi, dan perilaku
dalam proses belajarnya.
Gambaran umum motivasi belajar siswa
kelas XI SMA Angkasa Lanud Husein
Sastranegara Bandung tahun ajaran 2017/2018
beada pada kategori sedang. Sebagian besar
siswa telah memiliki dorongan dan keinginan
yang cukup kuat untuk melibatkan diinya
dalam proses belajar, yang ditunjukkan dengan
adanya semangat, ketekunan, rasa ingin tahu,
dan memiliki tujuan yang ingin dicapai dari
proses belajarnya.
Terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara self regluated learning (SRL)
dengan motivasi belajar siswa. Perkembangan

Anda mungkin juga menyukai