Anda di halaman 1dari 21

Review Jurnal Psikologi Sosial

Konformitas Yang Terjadi Pada Remaja

Mutiara Kifli
1610321002

Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran


Universitas Andalas
2017
Review Jurnal I

A. Identitas Jurnal
a. Judul Jurnal
Pengaruh Konformitas Teman Sebaya Dan Minat Belajar Terhadap Perilaku
Menyontek Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 3 Bontang
b. Peneliti
Lisa Princess Miranda
c. Tahun Publikasi Volume Pages
Vol. 5 No.1, 2017
d. Institusi
Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Mulawarman
e. Reviewer
Mutiara Kifli

B. Latar Belakang
Saat ini tidak sedikit yang mengungkapkan perilaku menyontek terjadi hampir
disetiap jenjang pendidikan. Hal tersebut dapat menghambat terwujudnya tujuan
pendidikan nasional diantaranya mewujudkan individu yang berkarakter dan cerdas (Sari,
Marjohan dan Neviyarni, 2013).
Perilaku menyontek adalah sebuah fenomena yang sering terjadi dalam dunia
pendidikan, tetapi kurang mendapat perhatian baik dari pendidik maupun masyarakat.
Kurangnya perhatian mengenai perilaku menyontek disebabkan oleh kurangnya kesadaran
bahwa masalah menyontek bukan merupakan sesuatu yang sifatnya sepele.
Praktik menyontek bila dilakukan secara terus menerus kemungkinan menjadi bagian
dari kepribadian individu. Dampaknya, masyarakat akan menjadi permissive terhadap
perilaku menyontek. Abramovits (2000) mengatakan bahwa perilaku menyontek akan
menjadi bagian kebudayaan yang berdampak pada kaburnya nilai-nilai moral dalam setiap
aspek kehidupan dan pranata sosial dan bahkan dapat melemahkan kekuatan masyarakat.
Perilaku menyontek juga terjadi pada siswa SMA Negeri 3 Bontang berdasarkan
wawancara dengan guru dan siswa-siswi. Perilaku menyontek individu yang sering
ditemukan adalah siswa menulis jawaban di atas meja dan melihat buku di bawah meja,
tetapi siswa di kelas lebih sering ditemukan menyontek secara berkelompok ketika ujian
hal ini disebabkan jika salah satu murid dikelas ada yang tidak memberikan contekan ke
teman-temannya yang lain maka akan mendapat bullyan dari teman sekelas sehingga
membuat siswa-siswa takut jika tidak memberikan contekan kepada teman-temen sekelas,
menyontek merupakan hal yang tidak di takuti lagi oleh siswa-siswi saat ketahuan oleh
guru.
Berdasarkan hasil wawancara dengan subyek T yaitu kebanyakan siswa di kelas
sering melakukan hal menyontek bersama-sama dari pada menyontek secara individu.
Cara subyek melakukan perilaku menyontek secara individu dengan menulis jawaban di
atas meja sebelum ujian berlangsung dan melihat jawaban dari handphone, tetapi subyek
lebih sering menyontek secara berkelompok yaitu dengan cara memperlihatkan
jawabannya ke teman belakang dan memberikan kode jawaban contekan ke teman-teman
yang lain.
Dari fenomena yang ada, konformitas pada siswa SMA Negeri 3 Bontang memiliki
dampak atau efek buruk. Santrok (2002) mengatakan bahwa konformitas teman sebaya
yang sering terjadi pada remaja di sekolah adalah hal yang negatif salah satunya yaitu
perilaku menyontek.
Hurlock (2012) mengatakan bahwa teman sebaya merupakan kelompok yang penting
bagi siswa, sebab frekuensi kebersamaan dengan teman lebih sering dari pada dengan
keluarga di rumah. Oleh karena itu pengaruh konformitas teman sebaya pada siswa sangat
besar baik dalam hal sikap, minat maupun perilaku. Pengaruh tersebut dapat mendorong
siswa untuk berperilaku sama dengan perilaku kelompoknya. Hal ini dilakukan agar siswa
memiliki banyak kesempatan untuk dapat diterima dalam kelompoknya dan tidak
mengalami penolakan. Dengan demikian, perilaku menyontek banyak diakibatkan oleh
pengaruh kelompok dimana individu tidak akan menyontek pada saat ujian karena melihat
orang lain di kelompoknya juga tidak melakukan perilaku menyontek. Sebagian besar
anggota dari kelompoknya melakukan perilaku menyontek, maka perilaku ini besar
kemungkinan untuk muncul (Bouville,2008)
Selain konformitas teman sebaya, perilaku menyontek dipengaruhi oleh minat belajar
siswa-siswi yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Imran (2010)
mengatakan bahwa siswa mempunyai minat belajar tinggi dalam proses pembelajaran
dapat menunjang proses belajar mengajar untuk semakin baik, begitupun sebaliknya minat
belajar siswa yang rendah maka kualitas pembelajaran akan menurun dan akan
berpengaruh pada hasil belajar.
C. Variabel
Variabel bebas, pengaruh konformitas teman sebaya dan minat belajar
Variabel terikat, perilaku menyontek pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bontang

D. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini berjumlah 78 siswa kelas X SMA Negeri 3 Bontang

E. Metode/Prosedur Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini adalah
siswa kelas XC, XE dan XF SMA Negeri 3 Bontang. Metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode skala likert. Skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
tolak untuk menyusun aitem-aitem instrument yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan (Sugiyono, 2013).
Analisis data yang dilakukan untuk pengolahan data penelitian adalah menggunakan
dianalisi dengan pendekatan statistic. Pengujian hipotetis dalam penelitian ini
menggunakan uji analisis dua prediktor menggunakan progam SPSS 20.00 for windows.

F. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh antara konformitas teman
sebaya dan minat belajar terhadap perilaku menyontek kelas X SMA Negeri 3 Bontang
dengan F hitung > F tabel = 12,785 > 3,0718, p = 0,000 (p < 0,05) dan R2 = 0,369.
Kemudian dari hasil analisis regresi bertahap didapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh
antara konformitas teman sebaya terhadap perilaku menyontek kelas X SMA Negeri 3
Bontang pada beta = 0,176, t hitung = 1,112 ( t hitung < t tabel = 1,990) dan p = 0,000 (p <
0,05). Uji regresi bertahap pada minat belajar dan perilaku menyontek memperlihatkan
bahwa adanya pengaruh yang positif dengan beta = 0,107, t hitung = 0,673 (t hitung < t
tabel = 1,990) dan p = 0.000 (p < 0,05). Regresi model penuh menghasilkan nilai R =
0,563, F hitung = 12,785 (F hitung > F tabel = 3,0718) R2 = 0,369 dan p = 0,000 (p <
0,05). Jadi terdapat pengaruh antara konformitas teman sebaya dan minat belajar terhadap
perilaku menyontek pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bontang.
G. Kesimpulan Penelitian
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara konformitas teman sebaya
dengan perilaku menyontek siswa kelas X SMA Negeri 3 Bontang. Artinya semakin tinggi
konformitas teman sebaya maka semakin tinggi perilaku menyontek. Sebaliknya apabila
semakin rendah konformitas teman sebaya maka akan semakin rendah pula perilaku
menyontek Hal ini berarti hipotesis yang diajukan bahwa ada pengaruh antara konformitas
teman sebaya dengan perilaku menyontek siswa kelas X SMA Negeri 3 Bontang diterima.
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara minat belajar dengan perilaku
menyontek pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bontang. Artinya semakin tinggi minat
belajar maka perilaku menyontek akan semakin tinggi, sebaliknya apabila semakin rendah
minat belajar maka akan semakin tinggi perilaku menyontek. Hal ini berarti hipotesis yang
diajukan bahwa ada pengaruh antara minat belajar dengan perilaku menyontek siswa kelas
X SMA Negeri 3 Bontang diterima.
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara konformitas teman sebaya dan
minat belajar dengan perilaku menyontek pada siswa kelas X SMA Negeri 3 Bontang.
Artinya semakin tinggi konformitas teman sebaya dan minat belajar dengan perilaku
menyontek akan semakin tinggi, begitu sebaliknya. Hal ini berarti hipotesis yang diajukan
bahwa ada pengaruh antara konformitas teman sebaya, minat belajar dengan perilaku
menyontek siswa kelas X SMA Negeri 3 Bontang diterima. Sumbangan efektif
konformitas teman sebaya dan minat belajar adalah 36 persen.

H. Pembahasan/Diskusi Reviewer
Pada bagian abstrak jurnal yang berjudul Pengaruh Konformitas Teman Sebaya Dan
Minat Belajar Terhadap Perilaku Menyontek Pada Siswa Kelas X Sma Negeri 3 Bontang
ini, penulis menggunakan hanya menggunkan satu bahasa, yaitu Bahasa Inggris. Namun
secara keseluruhan dari isi abstrak langsung menuju ke topik bahasan dan hasil penelitian
yang dibahas dalam jurnal ini.
Pada bagian latar belakang, peneliti menjelaskan tentang perilaku mencontek,
konformitas, dan minat belajar sebagai pengantar penjelasan selanjutnya. Pada bagian ini
peneliti juga menyertai dengan pendapat-pendapat ahli dan hasil wawancara dengan siswa
kelas X SMA Negeri 3 Bontang. Pendapat ahli dan hasil wawancara ini memperkuat
gagasan yang disampaikan peneliti, dan pembaca juga akan menjadi yakin dengan itu.
Bagian pembahasan, peneliti menuliskan dengan sangat rinci bagaimana penelitian
tersebut dilaksanakan, dan apa saja metode yang digunakan. Namun tidak dilengkapi
dengan tabel hasil analisisnya.
Pada bagian kesimpulan, peneliti sudah menuliskannya secara lengkap bagaimana
hubungan antara konformitas dengan perilaku mencontek, minat belajar dengan perilaku
mencontek, dan konformitas dengan minat belajar pada siswa kelas X SMA Negeri 3
Bontang.
Terbuktinya hipotesis pada penelitian ini sesuai dengan fenomena yang terjadi
dilapangan. Terdapat pengaruh antara konformitas teman sebaya terhadap perilaku
menyontek dan terdapat pengaruh minat belajar terhadap perilaku menyontek kelas X
SMA Negeri 3 Bontang. Semakin tinggi konformitas teman sebaya maka semakin tinggi
perilaku menyontek. Sebaliknya apabila semakin rendah konfromitas teman sebaya maka
semakin rendah pula perilaku menyontek kelas X SMA Negeri 3 Bontang. Ada pengaruh
antara minat belajar terhadap perilaku menyontek. Semakin tinggi minat belajar yang
dimiliki maka semakin tinggi perilaku menyontek dan semakin rendah minat belajar yang
dimiliki maka semakin tinggi perilaku menyontek kelas X SMA Negeri 3 Bontang.
Perilaku menyontek dapat disebabkan dari berbagai hal (Dody Hartanto dalam Sari,
Marjohan dan Neviyarni, 2013) selain faktor internal prilaku menyontek juga dipengaruhi
faktor eksternal misalnya tekanan dari teman sebaya yang berasal dari konformitas teman
sebaya. Konformitas teman sebaya dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku yang terjadi
apabila siswa mengadopsi sikap atau perilaku teman-temannya karena merasa didesak
oleh mereka (baik desakan nyata atau hanya bayangan saja (Santrock, 2012).
Perilaku konformitas teman sebaya yang terjadi berasal dari faktor konformitas teman
sebaya yaitu dari faktor rasa takut terhadap celaan sosial yang menjadi alasan utama demi
memperoleh persetujuan atau menghindari bully kelompok, rasa takut terhadap
penyimpangan yang membuat individu merasa gelisah dan emosi yang tidak terkontrol
sehingga individu cenderung melakukan suatu hal yang sesuai dengan nilai kelompok
tanpa memikir akibatnya, faktor kekompakan kelompok yang menimbulkan konformitas
yang semakin tinggi sehingga membuat individu semakin menyenangkan bagi mereka
untuk diakui di kelompok (Sears, 2004).
Perilaku yang ditunjukkan oleh siswa kelas X Sma Negeri 3 Bontang ini sesuai
dengan teori konformitas pada mata kuliah psikologi sosial.
Konformitas (comformity) adalah perubahan perilaku atau kepercayaan agar selaras
dengan orang lain. Saat menjadi bagian dari suatu kerumunan.
Ada beberapa macam konformitas (Nail & dkk.,2000). 3 di antaranya yaitu:
penyesuaian, kepatuhan, dan penerimaan. Terkadang kita menyetujui suatu harapan atau
permintaan tanpa benar-benarmeyakini apa yang kita lakukan.
Konformitas dipengaruhi oleh ukuran kelompok. Semakin besar kelompok tersebut,
maka semakin besar pula kecenderungan seseorang untuk ikut serta meskipun tingkah laku
tersebut berbeda dari yang sebenarnya diinginkan.
Siswa kelas X Sma Negeri 3 Bontang melakukan hal itu karena adanya pengaruh
normatif, maksudnya komformitas berdasarkan pada keinginan seseorang untuk
memenuhi harapan dari orang lain, sering kali untuk mendapatkan penerimaan dari orang
terebut. Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal ini, para siswa melakukan hal tersebut
karena takut di bully oleh teman-temannya.

I. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal


Kelebihan yang terdapat dalam jurnal ini, yaitu teori dan model analisis yang
digunakan peneliti tepat, bahasa yang digunakan peneliti mudah dipahami, jurnal ini juga
dilengkapi dengan hasil wawancara dengan siswa kelas X SMA Negeri 3 Bontang yang
membuat pembaca lebihyakin dengan penelitian ini, hasil analisisnya diperkuat dengan
pendapat peneliti sebelumnya.
Sedangkan kekurangan jurnal ini, yaitu abstrak yang dibuat peneliti pada jurnal ini
hanya menggunakan satu bahasa, yaitu bahasa Inggris, serta pada hasil penelitian tidak
dilengkapi dengan tabel hasil analisis sehingga pembaca kurang paham membaca hasil
penelitian tersebut.
Review Jurnal 2

A. Identitas Jurnal
a. Judul Jurnal
Hubungan Antara Konformitas Dengan Prokrastinasi Akademik Pada Mahasiswa
Bengkulu Yang Bersekolah Di Yogyakarta
b. Peneliti
Rico Septian Avico, Mujidin
c. Tahun Publikasi Volume Pages
Vol. 2 No.2, Desember 2017
d. Institusi
Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
e. Reviewer
Mutiara Kifli

B. Latar Belakang
Mahasiswa sebagai subjek yang menuntut ilmu di perguruan tinggi memiliki
tanggung jawab pada saat kuliah berlangsung dan menyelesaikan kuliahnya. Mahasiswa
tidak akan terlepas dari aktifitas belajar dan keharusan mengerjakan tugas-tugas studi, baik
itu yang bersifat akademis maupun non akademis (misalnya organisasi kemahasiswaan).
Djamarah (2002) menemukan banyak pelajar dan mahasiswa mengeluh karena tidak
dapat membagi waktu dengan baik, kapan harus memulai dan mengerjakan sesuatu.
Adanya kecenderungan untuk tidak segera memulai ketika menghadapi suatu tugas
merupakan indikasi dari perilaku menunda dan kelalaian dalam mengatur waktu dan
merupakan faktor penting yang menyebabkan individu menunda dalam melakukan dan
menyelesaikan tugas (Rizki, 2008).
Menurut Ferrari (1995) prokrastinasi akademik banyak berakibat negatif, dengan
melakukan penundaan, banyak waktu yang terbuang dengan sia-sia. Tugas-tugas menjadi
terbengkalai, bahkan bila diselesaikan hasilnya menjadi tidak maksimal. Penundaan juga
bisa mengakibatkan seseorang kehilangan kesempatan dan peluang yang datang.
Hasil wawancara dan observasi peneliti menyatakan bahwa penundaan dalam
mengerjakan tugas biasa dilakukan mahasiswa karena mahasiswa tidak suka dengan
pelajaran yang diajarkan, waktu pengumpulan dianggap masih lama, sehingga mahasiswa
mengerjakan tugasnya ketika waktu pengumpulan tugas sudah dekat. Mahasiswa
melakukan penundaan pada tugas akademik karena seringnya mahasiswa mengerjakan
tugas secara bersamaan dengan teman sekelas yang lainnya, sehingga ketika teman yang
lain sedang sibuk dengan kegiatan lain maka individu menjadi malas untuk
mengerjakannya dan akan mengerjakan tugas ketika teman yang lain juga mengerjakan.
Disamping itu mahasiswa Bengkulu menyukai kegiatan bersama teman-temannya
sehingga membentuk suatu kelompok. Terbentuknya kelompok akan terjadi saling
mempengaruhi antara anggota kelompok, diantaranya adalah ketika anggota kelompok
menuntut individu untuk melakukan prokrastinasi, maka individu mematuhi keinginan
kelompoknya, karena jika menolak takut dikucilkan oleh kelompok dan dianggap tidak
setia kawan. Kuatnya pengaruh teman kelompok merupakan salah satu faktor yang diduga
menyebabkan mahasiswa melakukan prokrastinasi akademik.

C. Variabel
Hubungan Antara Konformitas (sebagai variabel independen)
Prokrastinasi akademik pada mahasiswa bengkulu yang bersekolah di Yogyakarta
(sebagai variabel dependen)

D. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Bengkulu yang bersekolah di perguruan
tinggi di Yogyakarta. Jumlah mahasiswa bengkulu yang menjadi subyek penelitian adalah
110 mahasiswa, 50 diantaranya terpilih sebagai sampel penelitian dan 60 mahasiswa
sebagai subyek penelitian.

E. Metode/Prosedur Penelitian
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
skala. Responden diminta untuk memberikan responnya dalam empat kategori jawaban,
yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS).
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random
sampling yaitu melakukan mengundi nama-nama subyek dalam populasi, cara ini diawali
dengan membuat daftar lengkap nama/ nomer subyek yang memenuhi karakteristik
subyek.
Metode analisis data yang digunakan adalah metode statistik parametrik dengan
teknik korelasi product moment Pearson (Azwar, 2010), karena penelitian ini bertujuan
untuk menguji atau mengetahui hubungan antara dua variabel yakni prokrastinasi (variabel
tergantung) dan konformitas (variabel bebas) yang jenis datanya berupa skor
(interval/rasio).

F. Hasil Penelitian
Uji coba pada mahasiswa Bengkulu yang bersekolah di perguruan tinggi di
Yogyakarta ini dilakukan dengan membagikan 50 skala pada subyek, sehingga terdapat 50
skala yang dapat dianalisis. Semua lembar jawaban yang memenuhi syarat kemudian
diskor dan dimasukkan dalam program SPSS sehingga dapat dianalisis lebih lanjut.
Seluruh jawaban yang telah terisi diskor dan dimasukkan ke dalam tabulasi untuk
memudahkan analisis. Analisis hasil uji coba digunakan untuk mengetahui kualitas item
skala konformitas dan skala prokrastinasi. Kualitas item kedua skala dianalisis dengan
bantuan program komputer SPSS 16. Apabila uji coba memperoleh hasil item dengan
kualitas yang baik serta telah memenuhi standar sebagai alat ukur, maka data yang
diperoleh dapat digunakan sebagai data penelitian.
Berdasarkan analisis uji coba dan seleksi aitem terhadap skala konformitas, maka
didapatkan 21 aitem valid dengan koefisien korelasi aitem total (rit) terendah 0,436 pada
aitem nomor 23, koefisien korelasi aitem total (rit) tertinggi 0,766 pada aitem nomor 19
serta rerata indeks daya beda aitem sebesar 0,579.Analisis reliabilitas pada skala
konformitas menggunakan formula alpha (Cronbach). Berdasarkan hasil analisis koefisien
alpha diperoleh indeks reliabilitas alat ukur sebesar 0,921, artinya alat tersebut reliabel
dan dapat digunakan sebagai alat yang memadai dalam pengumpulan data penelitian.
Berdasarkan analisis uji coba dan seleksi aitem terhadap skala prokrastinasi, maka
didapatkan 32 aitem valid dengan koefisien korelasi aitem total (rit) terendah 0,439 pada
aitem nomor 05, koefisien korelasi aitem total (rit) tertinggi 0,789 pada aitem nomor 06
serta rerata indeks daya beda aitem sebesar 0,605. Aitem-aitem dengan kualitas baik
nantinya akan digunakan untuk penelitian dengan nomor yang baru yang dapat dilihat
pada tabel 10. Analisis reliabilitas pada skala prokrastinasi menggunakan formula alpha
(Cronbach). Berdasarkan hassil analisis koefisien alpha diperoleh indeks reliabilitas alat
ukur sebesar 0,952, artinya alat tersebut reliabel dan dapat digunakan sebagai alat yang
memadai dalam pengumpulan data penelitian.
Penelitian dilaksanakan dengan subjek yang merupakan mahasiswa (IKPM) Provinsi
Bengkulu yang bersekolah di Yogyakarta sebanyak 60 mahasiswa. Penelitian pada
mahasiswa anggota Ikatan keluarga pelajar mahasiswa (IKPM) Provinsi Bengkulu
Yogyakarta dilaksanakan pada tanggal 05 Juli 2014.
Berdasarkan hasil uji normalitas yang tertera pada tabel 1 diketahui bahwa variabel
konformitas memiliki p = 0,245 (p>0,05) sehingga variabel konformitas memiliki sebaran
normal. Variabel prokrastinasi memiliki p = 0,863 (p>0,05) sehingga variabel
prokrastinasi memiliki sebaran normal. Dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel
memiliki sabaran data yang normal.
Hasil pengujian antara variabel konformitas dengan variabel prokrastinasi akademik
menunjukan linieritas sebesar 24,259 dengan taraf signifikansi 0,000 (p<0,05) yang berarti
hubungan antara kedua variabel linier.
Hasil analisis data menunjukan r = 0,564 dan p = 0,000 (p<0,01). Hasil analisis juga
menunjukan koefisien determinasi (r2) yang diperoleh r2 = 0,318 artinya sumbangan
konformitas dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa ProvinsiBengkulu yang
bersekolah di Yogyakarta sebesar 31,8% dan 68,2% dipengaruhi faktor lain. Dengan
demikian terdapat hubungan positif yang sangat signifikan antara konformitas dengan
prokrastinasi akademik.

G. Kesimpulan Penelitian
Ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konformitas dengan prokrastinasi
akademik. Semakin tinggi konformitas maka semakin tinggi pula prokrastinasi akademik,
sebaliknya semakin rendah konformitas maka semakin rendah prokrastinasi akademik
pada mahasiswaProvinsiBengkulu yang Bersekolah di Yogyakarta.
Konformitas memberikan sumbangan efektif sebesar 31,8% terhadap prokrastinasi
akademik pada mahasiswa ProvinsiBengkulu yang bersekolah di Yogyakarta, sedangkan
68,2% dipengaruhi oleh faktor lain diluar konformitas. Mayoritas mahasiswa bengkulu
yang bersekolah di yogyakarta melakukan konformitas sebesar 55% (33 mahasiswa)
dalam kategori sedang, dan mayoritas mahasiswa bengkulu yang bersekolah di nogyakarta
melakukan prokrastinasi 36,61% (22 mahasiswa) dalam kategori rendah.

H. Pembahasan/Diskusi Reviewer
Pada bagian abstrak jurnal yang berjudul Hubungan Antara Konformitas Dengan
Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa Bengkulu yang Bersekolah di Yogyakarta ini,
penulis hanya menggunakan satu bahasa, yaitu Bahasa Indonesia. Namun secara
keseluruhan dari isi abstrak sudah langsung menuju ke topik bahasan dan hasil penelitian
yang dibahas dalam jurnal.
Pada bagian latar belakang, peneliti menjelaskan mengenai mahasiswa dan apa saja
kesibukan yang dilakukan mahasiswa, sehingga dapat terjadi prokastinasi. Pada bagian ini
dijelaskan, konformitaslah yang menjadi salah satu penyebab mahasiswa melakukan
prokastinasi tersebut. Pada bagian ini peneliti juga menyertai dengan pendapat-pendapat
ahli, dan peneliti juga melakukan wawancara serta observasi sehingga memperkuat
gagasan yang disampaikan peneliti, dan pembaca juga akan menjadi yakin dengan itu.
Bagian pembahasan, peneliti menuliskan bagaimana penelitian tersebut dilaksanakan,
dan apa saja metode yang digunakan. Namun teori yang menjelaskan hubungan antara
konformitas dan prokastinasi hanya sedikit dijelaskan oleh peneliti.
Pada bagian kesimpulan, peneliti sudah menuliskannya secara lengkap bagaimana
hubungan antara konformitas dengan prokastinasi akademik pada mahasiswa Provinsi
Bengkulu yang bersekolah di Yogyakarta, peneliti juga menuliskan persentase
konformitas yang mempengaruhi prokastinasi akademik pada mahasiswa Provinsi
Bengkulu yang bersekolah di Yogyakarta.
Pada penelitian ini, dapat disimpulkan semakin tinggi konformitas maka semakin
tinggi pula prokrastinasi akademik, sebaliknya semakin rendah konformitas maka semakin
rendah prokrastinasi akademik pada mahasiswa.
Menurut materi psikologi sosial, konformitas adalah bertindak atau berfikir secara
berbeda dari tindakan dan pikiran yang biasa kita lakukan jika kita sendiri. Hal itu terbukti
sesuai is penelitian dalam jurnal ini mahasiswa Bengkulu menyukai kegiatan bersama
teman-temannya sehingga membentuk suatu kelompok. Terbentuknya kelompok akan
terjadi saling mempengaruhi antara anggota kelompok, diantaranya adalah ketika anggota
kelompok menuntut individu untuk melakukan prokrastinasi, maka individu mematuhi
keinginan kelompoknya, karena jika menolak takut dikucilkan oleh kelompok dan
dianggap tidak setia kawan.
Ada beberapa macam konformitas (Nail & dkk.,2000). 3 di antaranya yaitu:
penyesuaian, kepatuhan, dan penerimaan. Mahasiswa Bengkulu yang bersekolah di
lampung ini dipengaruhi oleh ukuran kelompok, dan kohesif yaitu suatu perasaan “kita”,
tingkat dimana anggota dari suatu kelompok terikat satu sama lain.
I. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal
Kelebihan yang terdapat dalam jurnal ini, yaitu teori dan model analisis yang
digunakan peneliti tepat, bahasa yang digunakan peneliti mudah dipahami, dan dilengkapi
dengan tabel hasil penelitian, sehingga pembaca lebih mudah untuk memahaminya.
Sedangkan kekurangan jurnal ini, yaitu abstrak yang dibuat peneliti pada jurnal ini
hanya menggunakan satu bahasa, yaitu hanya bahasa Indonesia, serta pada pembahasan
hanya memuat sedikit teori yang menjelaskan hubungan antara konformitas dan
prokastinasi. Selain itu peneliti juga tidak menjelaskan dari universitas mana saja sampel
dan subjek penelitiannya.
Review Jurnal 3

A. Identitas Jurnal
a. Judul Jurnal
Konsep Diri Dengan Konfromitas Pada Komunitas Hijabers
b. Peneliti
Mutia Andriani dan Ni’matuzahroh
c. Tahun Publikasi Volume Pages
Vol. 01, No.01, Januari 2013
d. Institusi
Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah Malang
e. Reviewer
Mutiara Kifli

B. Latar Belakang
Salah satu sifat manusia adalah sebagai makhluk sosial disamping sebagai makhluk
individual. Sebagai makhluk individual manusia mempunyai dorongan atau motif untuk
mengadakan hubungan dengan dirinya sendiri, sedangkan sebagai makhluk sosial manusia
mempunyai dorongan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain, manusia
mempunyai dorongan sosial. Seperti juga dikemukakan oleh Murray bahwa manusia
mempunyai motif atau dorongan sosial (lih. Crider, dkk, 1983; Morgan, dkk,1984).
Dengan adanya dorongan atau motif sosial pada manusia, maka manusia akan mencari
orang lain untuk mengadakan hubungan atau untuk mengadakan interaksi. Dengan
demikian akan terjadi interaksi antara manusia satu dengan manusia yang lain yang
disebut interaksi sosial (Walgito, 2003).
Belakangan ada kabar yang mengungkapkan bahwa dikalangan muslimah terdapat
suatu komunitas. Bahkan tanpa ragu mereka menyebut kelompok mereka sebagai sosialita
muslimah. Secara garis besar sosialita muslim dapat dicirikan sebagai berikut:
menampilkan atribut fesyen yang trendy dan tidak kampungan, dan memiliki kelompok
pengajian atau ta’lim sehingga mendapatkan muatan positif bagi pencerahan pemikiran
yang nantinya akan berimbas pada perubahan dan kemajuan baik secara individu maupun
masyarakat (Wakhid, Indri, dkk, 2012).
Namun sayangnya terdapat kelompok sosialita yang hanya menonjolkan keglamoran.
Tak pelak banyak yang meninggalkan jati dirinya, yang tadinya sederhana, sekarang
bersemangat untuk menyamakan penampilannya dengan kelompok sosialita. Penyesuaian
yang dilakukan disebut konformitas.
Munculnya komunitas Hijabers dan muslimah lainnya tak ditampik membuat tren
berbusana tersendiri yang akhirnya menjadi “happening”. Alhasil, era berbusana para
muslimah pun kini makin modis dan gaya.
Namun sayangnya hal ini tidak ikuti dengan meningkatnya akidah para pemakainya.
Mereka menggunakan hijab hanya karena alasan mengikuti trend berbusana muslim ala
Hijabers, sehingga modis dan gaya yang menjadi alasan utama mereka menggunakan
hijab. Bahkan dalam komnunitas Hijabers Banjarmasin itu sendiri masih terdapat anggota
yang on-off dalam menggunakan hijab. Komitmen dalam menggunakan hijab yang rendah
membuat individu menggunakan hijab hanya ketika mengikuti kegiatan komunitas.
Intensitas memakai jilbab ataupun keikutsertaan seseorang dalam komunitas Hijabers
ini salah satunya dipengaruhi oleh konsep diri yang dimilikinya. Pembentukan konsep diri
individu itu sendiri dipengaruhi oleh penerimaan terhadap kekurangan dan kelebihan yang
dimiliki. Sejauhmana individu menyadari dan menerima segala kelebihan maupun
kekurangan yang ada pada dirinya, maka akan mempengaruhi pembentukan konsep
dirinya. Kalau dia mampu menerima kelebihan dan kekurangan tersebut, dalam diri
individu akan tumbuh konsep diri positif, sebaliknya yang tak mampu menerimanya, maka
cenderung akan menumbuhkan konsep diri yang negatif.

C. Variabel
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsep diri, sedangkan variabel bebas
dalam penelitian ini adalah konfomitas pada komunitas hijabers.

D. Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah anggota komunitas Hijabers Banjarmasin. Namun
tidak semua anggota komunitas Hijabers Banjarmasin dapat dijadikan subjek dalam
penelitan karena peneliti menentukan kriteria untuk dijadikan subjek dalam penelitian ini
yaitu bergabung dengan komunitas Hijabers Banjarmasin minimal 3 bulan dan berusia 16-
25 tahun. Adapun jumlah subjek dalam penelitian yaitu sebanyak 50 orang.
E. Metode/Prosedur Penelitian
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala konsep
diri dan skala konformitas dengan model skala Likert. Dalam penyusunan skala likert ini
berisikan poin yang menunjukkan sangat setuju (SS), setuju (S), antara setuju dan tidak
(N), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Item pernyataan terdiri dari item – item
yang bersifat favorable yang mendukung terhadap indikator variabel yang diungkap dan
item – item yang bersifat unfavorable yang menunjukkan tidak mendukung terhadap
indikator variabel yang diungkap.
Teknik analisis data yang digunakan adalah product moment. Product moment atau
lengkapnya product of the moment correlation merupakan suatu teknik statistik yang
digunakan untuk melukiskan hubungan antar dua variabel yang sama-sama berjenis
interval atau rasio.

F. Hasil Penelitian
Subyek penelitian terdiri dari 50 orang dan dijadikan dalam dua kelompok usia, yaitu
usia remaja akhir dan dewasa awal. Subyek yang berusia 16-17 tahun dimasukkan dalam
kategori remaja akhir, sedangkan subyek yang berusia 18-25 tahun masuk dalam kategori
dewasa awal. Subyek dalam kategori remaja akhir sebanyak 8 orang dan subyek kategori
dewasa awal sebanyak 42 orang. Sedangkan berdasarkan lama keanggotaan peneliti
mengkategorikan menjadi dua yaitu 3-4 bulan dan 5-6 bulan. Lama keanggotaan 3-4 bulan
sebanyak 24 orang dan 5-6 bulan sebanyak 26 orang. Berdasarkan hasil penelitian
diketahui bahwa sebanyak 23 orang atau 46% yang memiliki konsep diri positif.
Sedangkan sebanyak 27 orang atau 54% memiliki konsep diri yang negatif.
Hasil penelitian berdasarkan skala konformitas pada komunitas Hijabers, diketahui
bahwa terdapat 34 orang atau 68% melakukan konformitas yang tinggi pada komunitas
Hijabers. Sedangkan sebanyak 16 orang atau 32% melakukan konformitas yang rendah
pada komunitas Hijabers.
Setelah diketahui taraf korelasinya dengan menggunakan t-score maka dapat
ditentukan arah korelasinya. Arah korelasi dikatakan positif apabila kenaikan atau
penurunan nilai pada variabel X diikuti juga oleh naik turunnya nilai pada variabel Y.
Sedangkan arah korelasi negatif apabila kenaikan nilai variabel X diikuti penurunan nilai
variabel Y atau sebaliknya. Apabila kenaikan variabel X dan Y tidak memiliki hubungan
yang sistematis maka korelasinya dikatakan nihil. Arah koefisien ini ditunjukan oleh suatu
harga yang disebut koefisien korelasi. Koefisien korelasi bergerak dari - 1,0 sampai
dengan + 1,0. Korelasi yang memiliki koefisien – 0,1 disebut korelasi negatif sempurna,
demikian juga koefisien + 1,0 disebut korelasi positif sempurna (Winarsunu, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian pada jurnal ini, peneliti menyatakan ada hubungan antara
konsep diri dengan konformitas pada komunitas Hijabers sebesar (r) = - 0,469 yang
memiliki arah negatif dan nilai probabilitas kesalahan (p) = 0,001 artinya sangat
signifikan. Arah hubungan negatif, artinya semakin positif konsep diri individu maka
semakin rendah konformitas pada komunitas Hijabers dan sebaliknya semakin negatif
konsep diri yang dimiliki individu maka semakin tinggi konformitas pada komunitas
Hijabers. Sedangkan koefisien determinan (r2) konsep diri dengan konformitas pada
komunitas Hijabers adalah sebesar 0,220 yang menandakan bahwa variabel konsep diri
memberikan sumbangan efektif sebesar 22 % sebagai faktor penyebab terjadinya
konformitas pada komunitas Hijabers. Sedangkan sisanya 78 % disebabkan alasan lain
atau faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam variabel penelitian ini. Berdasarkan
penjelasan diatas, berarti hipotesis (H1) yang menyatakan bahwa ada hubungan antara
konsep diri dengan konformitas pada komunitas Hijabers dapat diterima.

G. Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa ada hubungan kearah negatif yang signifikan antara konsep diri dengan
konformitas pada komunitas Hijabers Banjarmasin (dengan nilai r = -0,469 ; p = 0,001).
Hal ini menunjukan bahwa pada subyek yang memiliki konsep diri positif, maka
konformitas pada komunitas Hijabers rendah. Sebaliknya pada subyek yang memiliki
konsep diri negatif, maka konformitas pada komunitas Hijabers tinggi. Dengan demikian
dapat dikemukakan bahwa hipotesa penelitian ini terbukti dan diterima.
Adapun sumbangan efektif yang diberikan konsep diri terhadap konformitas pada
komunitas Hijabers Banjarmasin sebesar 22% dan sebesar 78% disebabkan oleh faktor
lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

H. Pembahasan/Diskusi Reviewer
Konsep diri positif maka konformitas pada komunitas Hijabers rendah. Begitu juga
sebaliknya, jika konsep diri semakin negatif maka konformitas pada komunitas Hijabers
semakin tinggi. Hal ini membuktikan hipotesa penelitian bahwa ada hubungan antara
konsep diri dengan konformitas pada komunitas Hijabers dapat diterima. Hal ini dapat
dipahami bahwa konsep diri yang negatif merupakan salah satu faktor yang menyebabkan
konformitas pada komunitas Hijabers tinggi dan sebaliknya konsep diri positif merupakan
salah satu faktor yang menyebabkan konformitas pada komunitas Hijabers rendah.
Orang yang mempunyai karakteristik konformitas tinggi cenderung menunjukan
kemiskinan personal dan penyesuaian dimana individu tersebut tampak kaku, terombang-
ambing, bersikap patuh, mempunyai kepercayaan dan hubungan interpersonal rendah,
sikap dipengaruhi oleh kelompok, kurang kreatif karena takut berbeda, secara kompulsif
takut pada otoritas. Mereka takut atau cemas untuk membuat atau mengadakan sesuatu
yang salah. Sebaliknya, seseorang yang mempunyai karakteristik konformitas rendah
cenderung menunjukan pendirian yang teguh, tidak terpengaruh oleh orang lain,
mempunyai prinsip yang kuat, kepercayaan dan hubungan interpersonal yang tinggi, dan
tidak merasa takut untuk dicela oleh orang lain.
Konsep diri mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perilaku individu, yaitu
individu akan bertingkahlaku sesuai dengan konsep diri yang dimiliki (Rakhmat, 2008).
Konsep diri yang dimiliki individu tentang diri mereka berfungsi sebagai pemandu untuk
membuat pilihan dari bermacam-macam perilaku maupun dalam berpenampilan.
Terdapat dua bentuk konformitas didalam komunitas Hijabers Banjarmasin yaitu
individu mengubah perilakunya didepan publik agar sesuai dengan image komunitas
Hijabers, tetapi secara diam-diam tidak mengubah pendapat pribadinya. Keseragaman
perilaku yang ditunjukan pada konformitas bentuk menurut (compliance) ini dilakukan
individu untuk mendapat hadiah, pujian, rasa penerimaan, serta menghindari hukuman dari
kelompok. Sedangkan konformitas pada komunitas Hijabers dalam bentuk penerimaan
(acceptance), individu menyamakan sikap, keyakinan pribadi untuk menggunakan hijab,
maupun perilakunya didepan publik agar sesuai dengan image atau tekanan dari komunitas
Hijabers.
Konformitas pada komunitas Hijabers Banjarmasin tinggi terutama dalam hal fashion
muslim. Hal ini terjadi karena pada perempuan lebih melekat keinginan untuk mengubah
penampilan yang berhubungan dengan mode. Para perempuan lebih menginginkan
penampilan yang berubah-ubah sesuai dengan perkembangan mode yang terbaru
(Kartono, 2006). Hal ini dapat dilihat dari jumlah anggota Hijabers yang hadir ketika
diadakannya hijab class yaitu kegiatan yang mengajarkan bagaimana cara memakai hijab
yang menarik dan memadu-padankan warna agar tetap terlihat trendy.
Jadi dapat disimpulkan bahwa anggota komunitas Hijabers Banjarmasin cenderung
melakukan konformitas yang tinggi. Salah satunya disebabkan oleh konsep diri negatif
yang dimiliki oleh anggota komunitas Hijabers Banjarmasin sehingga individu
mengadopsi perilaku atau sikap baik secara terpaksa karena tekanan sosial atau kelompok
maupun dilakukan dengan senang hati karena percaya terhadap kelompok terutama dalam
hal fashion.
Hal yang mempengaruhi konformitas hijabers Banjarmasin itu ukuran kelompok,
yaitu konformitas meningkat sejalan dengan bertambahnya jumlah anggota kelompok.
Selain itu mereka juga dipengaruhi oleh status.

I. Kelebihan dan Kekurangan Jurnal


Kelebihan yang terdapat dalam jurnal ini adalah pada bagian abstrak yang terdapat
dalam jurnal ini penulis menggunakan dua bahasa, yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa
Inggris, teori dan model analisis yang digunakan peneliti tepat, bahasa yang digunakan
peneliti mudah dipahami, bagian latar belakang dan pembahasan jurnal juga lengkap,
peneliti menjelaskan apa itu konsep diri, apa itu konformitas dan apa kaitanya dengan
penelitian jurnal, lalu hasil analisis jurnal juga diperkuat dengan pendapat peneliti
sebelumnya. Peneliti juga melengkapi jurnal dengan tabel hasil analisis yang memudahkan
pembaca untuk memahami hasil penelitiannya.
Sedangkan kelemahan jurnal ini adalah subyek penelitian yang dijadikan oleh peneliti
hanya komunitas hijabers di Banjarmasin, dan itu pun tidak semua anggota komunitas
tersebut. Hal itu dirasa kurang mewakili konsep diri dengan konformitas komunitas
hijabers lain.
Perbandingan Jurnal

Ketiga jurnal ini sama – sama melihat konformitas pada remaja, walaupun dalam
situasi yang berbeda.
Ketiga jurnal ini memiliki teori dan model analisis yang tepat, serta bahasa yang
mudah dipahami. Selain itu ketiga jurnal ini juga menuliskan pendapat ahli yang
mendukung penelitiannya, sehingga pembaca menjadi yakin dengan penelitian tersebut.
Namun jurnal pertama hanya memuat abstrak dengan bahasa Inggris saja, dan jurnal
kedua hanya memuat abstrak dengan bahasa Indonesia. Jurnal ketiga lebih lengkap,
peneliti memuat abstrak dengan dua bahasa, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Begitu juga dengan tabel hasil analisinya, tidak semua jurnal yang dilengkapi dengan
tabel hasil analisis, hanya jurnal kedua dan ketiga saja.
Dari ketiga jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa konformitas itu adalah perubahan
perilaku atau kepercayaan agar selaras dengan orang lain. Dan pada umumnya konformitas yang
terjadi pada subyek penelitian di ketiga jurnal tersebut bersifat negatif.
Dan penyebab konformitas yang terjadi pada subyek yang terdapat di jurnal
kebanyakan karena ukuran kelompok, semakin besar kelompok tersebut, maka semakin
besar pula kecenderungan seseorang untuk ikut serta meskipun tingkah laku tersebut
berbeda dari yang sebenarnya diinginkan.
Adapun alasan subyek menyeragamkan diri karena adanya pengaruh normatif, yaitu
komformitas berdasarkan pada keinginan seseorang untuk memenuhi harapan dari orang lain,
sering kali untuk mendapatkan penerimaan dari orang tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Myers, David G. 2012. Psikologi Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Rahman, Agus Abdul. 2013. Psikologi Sosial: Integrase Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan
Empirik. Jakarta: Rajawali Pers.

Anda mungkin juga menyukai