Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR

PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 19 PONTIANAK

ARTIKEL PENELITIAN

OLEH:
MARTA NENSI
NIM. F1261161035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU-ILMU SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PONTIANAK
2020
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR


PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 19 PONTIANAK

ARTIKEL PENELITIAN

MARTA NENSI
NIM F1261161035

Disetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Aminuyati, M.Si Dr. F.Y. Khosmas, M.Si


NIP. 196011101987032001 NIP. 195709111987031003

Mengetahui,

Dekan FKIP Ketua Jurusan PIIS

Dr. H. Martono, M.Pd Dr. Maria Ulfah, M.Si


NIP. 196803161994031014 NIP. 196202261987032008
PENGARUH TEMAN SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA
DIDIK DI SMP NEGERI 19 PONTIANAK

Marta Nensi, Aminuyati, F.Y. Khosmas


Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Untan Pontianak
Email:nensimarta6@ gmail.com

Abstract
This research aimed to find out the influence of friends of the same age (peers) on the
students’ learning outcomes at class VII C Science (IPS) OF SMPN 19 Pontianak. The
research method used was descriptive in the form of quantitative research. The
research sample was 30 students of class VII C. The data collected was in the form of
a questionnaire comprising five indicators, namely learning to solve problems with
friends, gaining emotional encouragement, friends as a substitute for family, being a
study partner, and finding self-esteem. Based on the results of the data analysis, the
friends of the same age frequency were 64.51% (20 students) with a high category.
The learning outcomes of IPS subjects obtained a percentage of completion of 32.25%
(10 students), categorized as moderate. The influence of peers on the learning
outcomes was 0.462, with a significance of 0.05. Thus, the result of the t count ˃ t
table, which is 4,990 ˃ 0.349. Henceforward, there is a positive influence between
friends of the same age on the student learning outcomes in grade VII C SMPN 19
Pontianak.

Keywords:Learning Outcomes, Peers, Social Sciences.

PENDAHULUAN dan hanya karena mempunyai pendapat dan


Lingkungan teman sebaya tidak terlepas pandangan yang sama. Bahkan ada beberapa
dari kehidupan seorang remaja, terlebih lagi diantara mereka yang didalam kelas
ketika anak memasuki sekolah menengah membentuk kelompok-kelompok tertentu yang
pertama, saat masa remaja kedekatan hubungan sering membuat keributan hanya karena
dengan teman sebayanya meningkat dan perbedaan pendapat. Pengaruh teman sebaya
kedekatan hubungan dengan orang tuanya akan yang belum sepenuhnya baik tersebut menjadi
menurun. Hal ini memberikan gambaran pada salah satu faktor yang menyebabkan peserta
waktu remaja pengaruh terbesar dari sifat dan didik belum mencapai hasil belajar yang
tingkah laku remaja bukan dari orang tuanya, maksimal.
melainkan dari teman sebayanya. Melewati Dalam proses pembelajaran teman sebaya
teman sebayanya, anak-anak menilai apa yang mempunyai peranan yang sangat penting bagi
akan mereka lakukan dengan lingkungan teman perkembangan kepribadian anak. Teman sebaya
sebayanya, apakah mereka lebih baik, atau sangat berpengaruh dan dan saling berkaitan
sama dengan teman-temannya. Hal ini akan terhadap berlangsungnya ketercapaian nilai, dan
sulit dilakukan dalam lingkungan keluarga, kemajuan yang didapat dalam pertemanan antar
karena sudara kandung mempunyai tingkatan sebaya. Teman sebaya juga dapat memberikan
umur yang berbeda-beda. Persoalan yang terjadi dampak yang positif maupun negatif terhadap
terkait dengan pergaulan teman sebaya, yaitu hasil belajar peserta didik. Teman sebaya
ketika temannya berbicara pada saat jam merupakan kelompok yang memiliki ciri,
pelajaran, ada juga peserta didik yang berbicara norma, dan kebiasaan yang jauh berbeda
kedalam pembicaraan teman-temannya didalam dengan yang ada dilingkungan kelaurganya.
kelas. Peserta didik hanya mengikuti temannya Kelompok teman sebaya ini merupakan

1
lingkungan sosial yang pertama dituntut untuk VII G berjumlah 79,90% dengan jumlah peserta
memiliki kemampuan dalam menyesuaikan diri didik 31 orang dan memenuhi KKM. Dari
dan dapat dijadikan dasar dalam berinteraksi penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
sosial didalam kalangan pertemanan antar nilai rata-rata yang belum memenuhi kriteria
sebaya. minimum terdapat dikelas VII C dengan nilai
Pengaruh teman sebaya tersebut dapat rata-rata yang diperoleh berjumlah 72,90%. Hal
memberikan dampak yang baik dan dampak ini tentunya tidak terlepas dari berbagai faktor
yang buruk. Dampak yang baiknya, adanya yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik
kerjasama antar peserta didik. saling bertukar tersebut, salah satunya adalah teman sebaya.
pikiran, dan saling memberikan masukkan Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
kepada teman antar sebayanya, jika (KKBI) “teman sebaya diartikan sebagai
mengerjakan tugas kelompok. Dampak kawan, sahabat, atau orang yang sama-sama
buruknya, kurangnya konsentrasi peserta didik bekerja atau berbuat”. Menurut Santrock (2012)
disaat memperhatikan guru menjelaskan dan “teman sebaya merupakan anak-anak dengan
mereka sering menganggu teman antar usia dan tingkat kedewasaan yang kurang lebih
sebayanya jika mengerjakan tugas. Peneliti sama”. Menurut Horton dan Hunt (dalam
melakukan penelitian pengaruh teman sebaya Damsar, 2011) “teman sebaya merupakan suatu
terhadap hasil belajar IPS pada nilai ulangan kelompok dari orang-orang yang seusia dan
harian tahun ajaran 2019/2020 pada kelas VII memiliki status sama, dengan siapa saja
C. Menurut hasil wawancara yang dilakukan seseorang umumnya berhubungan atau
peneliti dengan guru mata pelajaran IPS di SMP bergaul”. Menurut Septiyuni (2012)
Negeri 19 Pontianak, peserta didik kelas VII menjelaskan bahwa “teman sebaya merupakan
terdiri dari kelas VII A sampai dengan kelas VII kelompok yang terbentuk didalam lingkungan
G. Kecenderungan hasil belajar yang dilihat sekolah berdasarkan persamaan usia, tingkatan
dari nilai ulangan harian pada mata pelajaran kelas, minat dan hobi serta tujuan yang sama”.
IPS, khususnya kelas VII C masih ada yang Sehingga dapat disimpulkan bahwa teman
memperoleh nilai dibawah KKM dan ada juga sebaya merupakan interaksi pada anak-anak
yang memperoleh nilai diatas KKM, dan pas dengan tingkat usia yang sama serta
dengan KKM (Kriteri Ketuntasan Minimum), mempunyai tingkat keakraban yang relatif
yang ditetapkan di SMP Negeri 19 Pontianak tinggi diantara kelompoknya. Pertemanan
pada mata pelajaran IPS yaitu 75. Dari hasil didalam teman sebaya biasanya individu
pengamatan selama riset di SMP Negeri 19 mendapat dukungan sosial, dukungan tersebut
Pontianak, kelas VII A-VIIG, diajarkan oleh dapat mengacu pada kesenangan.
satu guru mata pelajaran IPS yang sama, dan Menurut Santrock (2012) menyatakan
jumlah peserta didik didalam kelas berjumlah bahwa “peranan teman sebaya dalam proses
31 orang. Adapun nilai rata-rata yang diperoleh perkembangan sosial anak antara lain: sebagai
dari kelas VII A berjumlah 80,96% dengan sahabat, stimulasi, sumber dukungan fisik,
jumlah peserta didik 31 orang dan memenuhi sumber dukungan ego, fungsi perbandingan
KKM, nilai rata-rata yang diperoleh dari kelas sosial dan fungsi kasih sayang”.
VII B berjumlah 80% dengan jumlah peserta Menurut Yusuf (2010) menyatakan bahwa
didik 31 orang dan memenuhi KKM, nilai rata- “peran teman sebaya memberikan kesempatan
rata yang diperoleh dari kelas VII C berjumlah berinteraksi dengan orang lain, mengontrol
72,90% dengan jumlah peserta didik 31 orang perilaku sosial, mengembangkan keterampilan
dan belum memenuhi KKM, nilai rata-rata yang dan minat sesuai dengan usianya, saling
diperoleh dari kelas VII D berjumlah 75,80% bertukar pikiran dan masalah”. Sehingga dapat
dengan jumlah peserta didik 31 orang dan disimpulkan bahwa teman sebaya mempunyai
memenuhi KKM, nilai rata-rata yang diperoleh peran bagi perkembangan perilaku sosial anak.
dari kelas VII E berjumlah 82,58% dengan Teman sebaya memberikan kesempatan untuk
jumlah peserta didik 31 orang dan memenuhi berinteraksi dengan orang diluar anggota
KKM, nilai rata-rata yang diperoleh dari kelas keluarganya. Indikator lingkungan teman

2
sebaya menurut Santosa (dalam Park Burges, teman antar sebayanya, jika mengerjakan tugas
2010) menyatakan indikator-indikator teman kelompok. Dampak buruknya, kurangnya
sebaya sebagai berikut: kerjasama, persaingan, konsentrasi peserta didik disaat memperhatikan
pertentangan, persesuaian atau akomodasi, dan guru menjelaskan dan mereka sering
perpaduan atau asimilasi. Berdasarkan pendapat menganggu teman antar sebayanya jika
di atas dapat disimpulkan bahwa teman sebaya mengerjakan tugas. Serta dapat dilihat pada
merupakan pergaulan yang terjalin karena hasil belajar IPS pada kelas VII C masih kurang
adanya persamaan hobi, keinginan, pemikiran, baik, hal ini dilihat dari nilai hasil Ulangan
dan tujuan. Dalam proses interaksi teman Harian Semester Ganjil peserta didik belum
sebaya bisa terjadi karena adanya kesamaan memenuhi KKM (Kriteria Ketuntasan
usia, dan status yang sama serta dapat Minimum) yaitu 75. Dengan rata-rata nilai
memberikan dampak yang baik dan pengaruh Ulangan Harian Semester Ganjil yaitu 72.
didalam proses interaksi tersebut. Dari latar belakang diatas dapat dikatakan
Teman sebaya sangat berpengaruh bahwa rendahnya hasil belajar peserta didik
terhadap hasil belajar peserta didik. Menurut dipengaruhi oleh faktor internal (faktor dari
Asep Jihad dan Abdul Haris (2012) mengatakan dalam diri individu, seperti faktor: jasmaniah
bahwa “Untuk memperoleh hasil belajar, dan psikologis), serta faktor eksternal (faktor
dilakukan evaluasi atau penilaian yang yang ada diluar individu, seperti: faktor
merupakan tindak penguasaan peserta didik. keluarga, sekolah, dan masyarakat) dan faktor
Kemajuan prestasi peserta didik tidak saja dari teman sebaya juga dapat mempengaruhi
diukur dari tingkat penguasaan ilmu hasil belajar peserta didik. Berdasarkan uraian
pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan. latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk
Dengan demikian penilaian hasil belajar peserta meneliti tentang “Pengaruh Teman Sebaya
didik mencakup segala hal yang dipelajari Terhadap Hasil Belajar Peserta Didik Di SMP
disekolah, baik itu menyangkut pengetahun, Negeri 19 Pontianak.
sikap, dan keterampilan”. Menurut Nasution
(dalam Supardi, 2015) “menyatakan bahwa METODE PENELITIAN
“hasil belajar adalah suatu perubahan yang Jenis Penelitian
terjadi pada individu yang belajar, bukan saja Penelitian ini menggunakan metode
perubahan mengenai pengetahuan, tetapi penelitian kuantitatif deskriptif. Melalui
pengetahuan untuk membentuk kecakapan, pendekatan ini peneliti dapat mengetahui
kebiasaan, sikap, pengertian, penguasaan, dan seberapa besar kontribusi variabel bebas
penghargaan dalam diri individu yang belajar. terhadap variabel terikatnya.
Menurut Susanto (2013) “hasil belajar adalah
kompetensi atau kemampuan tertentu baik Prosedur Penelitian
kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang Dalam melakukan penelitian ini, peneliti
dicapai atau dikuasai peserta didik setelah menyusun beberapa langkah-langkah penelitian,
mengikuti proses belajar mengajar. Dari dengan tujuan agar peneliti lebih terarah pada
pendapat yang telah dijelaskan dapat dikatakan permasalahan yang akan diteliti. Prosedur
bahwa hasil belajar peserta didik tidak hanya penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
dilihat dari penguasan peserta ilmu pengetahuan ada tiga tahap yang harus dilalui yaitu tahap
melainkan juga dilihat dari sikap dan perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap
keterampilan. penulisan laporan. Tahap perencanaan peneliti
Berdasarkan kegiatan observasi yang telah menyiapkan surat menyurat untuk pengambilan
dilakukan di SMP Negeri 19 Pontianak pada data awal, khususnya untuk melakukan
kenyataannya pengaruh teman sebaya observasi sebelum penelitian dilakukan.
memberikan dampak yang baik dan dampak Di tahap pelaksanaan peneliti mulai
yang buruk. Dampak yang baiknya, adanya melakukan pengumpulan data, dengan cara
kerjasama antar peserta didik, saling bertukar meminta data hasil belajar, Ulangan Harian
pikiran, dan memberikan masukan kepada Semester Ganjil Tahun 2019/2020 pada Mata

3
Pelajaran IPS Peserta Didik Kelas VII C SMP VII C SMP Negeri 19 Pontianak dalam mata
Negeri 19 Pontianak kepada guru bidang studi pelajaran IPS Tahun Ajaran 2019/2020.
pelajaran IPS. Sejalan dengan itu pada tahap ini
dilakukan penyebaran angket kepada peserta Analisis Data
didik yang termasuk dalam sampel penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, analisis data
Sedangkan tahap akhir yaitu penulisan laporan, menurut Sugiyono (2018) merupakan kegiatan
yaitu penulis mulai mengolah data yang sudah setelah data dari seluruh responden terkumpul.
didapat kedalam bentuk laporan tertulis. Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif
Populasi dan Sampel menggunakan statistik.
Menurut Abdullah (2015) menyatakan Analisis deskriptif dilakukan untuk
“populasi adalah kumpulan unit yang akan mendeskripsikan masing-masing indikator
diteliti ciri-ciri (karakteristiknya) dan apabila dalam setiap variabel. Analisis deskriptif
populasinya terlalu luas, maka peneliti harus digunakan untuk mengetahui mean, median,
mengambil sampel (bagian dari populasi) itu modus dan standar deviasi dengan bantuan
untuk diteliti. Untuk populasi dalam penelitian program aplikasi SPSS versi 26. Saifudin
ini adalah peserta didik kelas VII C SMP Azwar (2014) menjelaskan bahwa
Negeri 19 Pontianak yang berjumlah 31 peserta penggolongan dijadikan tiga kategori yaitu
didik. rendah, sedang, dan tinggi dengan rumus:
Menurut Sugiyono (2018) menyatakan
“sampel adalah bagian dari jumlah dan Tabel 1. Perhitungan Kategori
karakteristiknya yang dimiliki oleh populasi No Rumus Kategori
tersebut”. Sehingga populasi dalam peneltian 1. X˂(Mean-1SD) Rendah
ini berjumlah kurang dari 100 maka semua 2. (Mean-1SD) Sedang
populasi dijadikan sampel yang berjumlah 31 ≤X˂(Mean+1SD
peserta didik dengan teknik total sampling. 3 (Mean+1SD)≤X Tinggi
Total sampling adalah pengambilan sampel Keterangan:
yang sama dengan jumlah populasi yang ada. Mean = Rata-rata
SD = Standar Deviasi
Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Ada dua teknik yang digunakan dalam Pengolahan data dalam penelitian ini akan
penelitian ini yaitu teknik komunikasi tidak dianalisis menggunakan program SPSS versi 26
langsung dan teknik studi dokumenter. dan juga menggunakan rumus regresi
Dalam teknik komunikasi tidak langsung sederhana.
ini peneliti memilih angket sebagai
perantaranya. Angket yang digunakan untuk HASIL PENELITIAN DAN
mendapatkan data mengenai teman sebaya PEMBAHASAN
terhadap peserta didik kelas VII C SMP Negeri Hasil
19 Pontianak. Analisis mengenai pengaruh teman sebaya
Dalam teknik studi dokumenter ini terhadap hasil belajar peserta didik kelas VII C
mengumpulkan data yang dilakukan dengan di SMP Negeri 19 Pontianak. Penelitian ini
kategori dan klasifikasi bahan-bahan tertulis memerlukan beberapa variabel penelitian,
yang berhubungan dengan masalah penelitian, antara lain yaitu teman sebaya dan hasil belajar
baik dari sumber dokumen maupun buku-buku peserta didik kelas VII C SMP Negeri 19
koran, majalah dan lain-lain . Pontianak. Untuk mengetahui bagaimana teman
Dokumentasi digunakan untuk sebaya kepada setiap peserta didik diperoleh
memperoleh data mengenai hasil belajar menggunakan angket. Angket yang diberikan
pelajaran IPS kelas VII C SMP Negeri 19 kepada peserta didik berisi 25 pernyataan yang
Pontianak. Penelitian ini menggunakan disebarkan sebanyak 31 angket kepada
dokumen hasil belajar peserta didik berupa hasil responden.
belajar Ulangan Harian Peserta Didik Kelas

4
dalam penelitian ini yaitu data nilai Ulangan
Teman Sebaya Harian Semester Ganjil Tahun Ajaran
Data teman sebaya pada penelitian ini 2019/2020 pada mata pelajaran IPS dengan
menggunakan skala likert yang mempunyai kriteria ketuntasan minimum 75.
jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju, Setelah data diketahui maka data diolah
dan sangat setuju dengan skor interval 1-4 menggunakan program aplikasi SPSS versi 26
dengan 25 pernyataan. didapatkan hasil data mean 72,90, median 72,
Setelah data diketahui maka data diolah modus 72, standar deviasi 2,613 dan jumlah
menggunakan program aplikasi SPSS versi 26, seluruhnya 417,341. Dari data tersebut
didapatkan hasil data mean 80,23, median 79, kemudian dibuat klasifikasi distribusi frekuensi
modus 79, standar deviasi 7,117 dan jumlah tentang hasil belajar peserta didik kelas VII C
seluruhnya 3,308. Dari data tersebut kemudian SMP Negeri 19 Pontianak dalam tabel 1.
dibuat klasifikasi distribusi frekuensi tentang
teman sebaya peserta didik kelas VII C SMP
Negeri 19 Pontianak dalam tabel 1.

Hasil Belajar
Pengambilan data hasil belajar dalam
penelitian ini menggunakan teknik pengambilan
data secara dokumentasi. Data yang diambil
Tabel 2. Klasifikasi Frekuensi Variabel
Frekuensi
Variabel
Rendah Sedang Tinggi
Teman Sebaya 1 10 20
Hasil Belajar 1 10 20
Berdasarkan tabel 2 tersebut, dapat pengujian, maka diperoleh hasil uji normalitas
diketahui distribusi frekuensi teman sebaya yaitu nilai signifikansi 0,131 lebih dari 0,05
berada pada penggolongan klasifikasi maka dapat disimpulkan bahwa nilai residual
M+1SD≤X151+5,1≤X156,1≤X, yaitu dalam berdistribusi normal.
kategori tinggi sebanyak 20 peserta didik Selanjutnya dilakukan uji linearitas untuk
dengan presentase 64,51%. mengetahui apakah terdapat hubungan yang
Berdasarkan data distribusi frekuensi hasil linear antara teman sebaya dengan hasil belajar
belajar menunjukkan hasil belajar peserta didik mata pelajaran IPS kelas VII C SMP Negeri 19
kelas VII C SMP Negeri 19 Pontianak dalam Pontianak. Pengujian ini menggunakan
pelajaran IPS kategori sedang, dengan Coefficients diatas0,05, maka dapat disimpulkan
penggolongan kategori berada pada klasifikasi bahwa kedua variabel memiliki hubungan yang
105≤X˂125, yaitu sebanyak 10 peserta didik linear.
dengan presentase 32,25%. Pada uji heteroskedastisitas digunakan
Setelah dikatahui hasilnya, maka tahap untuk mengetahui ada tidaknya kesamaan varian
selanjutnya adalah melakukan uji asumsi klasik dari nilai residual untuk semua pengamatan
untuk mengetahui apakah model memenuhi pada model regresi. Prasyarat yang harus
asumsi atau tidak. Ada pun uji asumsi klasik terpenuhi dalam model regresi adalah tidak
yang akan diuji yaitu uji normalitas, linearitas, adanya gejala heteroskedastisitas. Salah satu
dan heteroskedastisitas. Untuk melakukan uji cara untuk mengetahui apakah
normalitas peneliti menggunakan uji heteroskedastisitas atau tidak adalah dengan
Kolmogrov-Swirnov dengan bantuan program menggunakan uji glejser. Uji glejser dilakukan
aplikasi SPSS versi 26. Setelah dilakukan

5
dengan cara meregresikan variabel bebas a. Nilai R-square (R2) yaitu menjelaskan
dengan nilai absolut residualnya. seberapa besar variasi variabel
Setelah dilakukan pengujian, maka dependen (Y) dapat dijelaskan oleh
diperoleh hasil uji heterokedastisitas yaitu nilai variabel indpenden (X). Hasil
Tabel 4. Uji Koefisien Determinasi
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estiamet
1 0,680 0,462 0,443 3,34974
signifikansi 0,680 lebih dari 0,05, maka dapat perhitungan dapat dilihat pada tabel
disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah berikut ini:
heteroskedastisitas.
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh nilai R
Square yaitu sebesar 0,462 yang artinya
pengaruh teman sebaya (independen) terhadap
Tabel 3. Estimasi Parameter Koefisien hasil belajar peserta didik kelas VII C SMP
Metode Enter Negeri 19 Pontianak adalah sebesar 46,2%.
Variabel Item Koefisien b. Nilai signifikansi adalah koefisien
Konstanta 50,397 regresi dapat dilihat bahwa nilai P =
Teman Sebaya 0,295 0,000, jadi pada alpha 5% = 0,05
menolak hipotesis nol, berarti teman
Setelah dilakukan pengujian maka sebaya berpengaruh terhadap hasil
ditemukan hasil perhitungan persamaan regresi. belajar peserta didik kelas VII C SMP
Berdasarkan tabel 2 diatas tersebut diperoleh Negeri 19 Pontianak.
model persamaan regresi sebagai berikut: c. Uji t digunakan untuk menguji
Y = 50,39 + 0,295 X keofisien regresi individu. Pengujian
Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai dilakukan terhadap koefisien regresi
berikut: populasi. Berdasarkan hasil uji statistik
a. Nilai 50,39 adalah nilai konstanta koefisien, dapat diketahui DF = N
sednagkan nilai 0,295 merupakan (jumlah responden) – K (jumlah
koefisien regresi, yang menunjukan variabel independen) = 31-1= 30, maka
bahwa setiap peningkatan teman sebaya sebagaimana teman sebaya yang tinggi
sebesar 1%, maka hasil belajar peserta maka hasil belajarnya akan tinggi pula
didik akan meningkat sebesar 50,39%. dan sebaliknya jika peserta didik
b. Teman sebaya berpengaruh positif mendapatkan teman sebaya yang
terhadap hasil belajar peserta didik. kurang maka hasil belajarnya juga akan
Semakin tinggi teman sebaya maka kurang baik. Hal ini sejalan dengan
hasil belajar peserta didik akan semakin pendapat Huda (2015) bahwa “teman
tinggi dan sebaliknya. sebaya memiliki pengaruh yang sangat
besar terhadap motivasi belajar peserta
Selanjutnya dilakukan hipotesis, hipotesis didik, sehingga akan memperoleh hasil
tersebut perlu diuji kebenarannya, apakah belajar peserta didik”.Berdasarkan hasil
hipotesis yang diajukan peneliti terdapat penelitian ini teman sebaya kepada
pengaruh yang positif antara teman sebaya peserta didik termasuk dalam kategori
terhadap hasil belajar IPS kelas VII C SMP tinggi dengan presentase 32,25%.
Negeri 19 Pontianak. Pengujian hipotesis dalam Dengan skor indikator terbesar secara
penelitian ini menggunakan hasil dari analisis berturut-turut yaitu menemukan harga
regresi sederhana. diri peserta didik (22,68%), menjadi
Berdasarkan hasil perhitungan dengan teman belajar peserta didik (19,35%),
bantuan program aplikasi SPSS versi 26, untuk teman sebagai pengganti keluarga
pengaruh antara teman sebaya terhadap hasil (12,90%), memperoleh dorongan
belajar IPS kelas VII C SMP Negeri 19 emosional (9,6%), dan belajar
Pontianak diperoleh: memecahkan masalah bersama teman
(3,10%).

6
Hasil belajar peserta didik pada ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel
mata pelajaran IPS pada kelas VII C di terikat. Jika dibandingkan dengan t tabel sebesar
SMP Negeri 19 Pontianak diperoleh 0,349 maka t hitung lebih besar dari t tabel atau
dari rata-rata Ulangan Harian dengan (4,990 ˃ 0,349). Serta ditunjukkan dengan uji
nilai rata-rata 72. Dari 31 peserta didik regresi yang lebih kecil dari taraf signifikansi,
yang menjadi sampel dalam penelitian yaitu 0,00 ˂ 0,05, dengan koefisien regresi
ini, sebanyak 20 peserta didik linear diperoleh sebesar 0,295 dan koefisien
mendapatkan nilai diatas KKM determinasi R2 sebesar 0,462 (46,2%) sehingga
sedangkan sisanya 1 peserta didik Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti
mendapatkan nilai dibawah KKM sebagaimana teman sebaya yang tinggi maka
dengan rata-rata 72,90. Dari penjelasan hasil belajarnya akan tinggi pula dan sebaliknya
tersebut dapat dapat disimpulkan jika peserta didik mendapatkan teman sebaya
bahwa hasil belajar peserta didik dalam yang kurang maka hasil belajarnya juga akan
kategori sedang sebanyak 10 peserta kurang baik.
didik dengan presentase 32,25%. Hal Saran
ini menunjukkan bahwa ada faktor lain Orang tua sebaiknya memberikan
yang menyebabkan hasil belajar peserta bimbingan kepada anak, khususnya mengenai
didik tersebut sedang. selektif dalam memilih teman bergaul, hal ini
Berdasarkan hasil pengujian akan dikarenakan orang tua merupakan teman
hipotesis maka diketahui terdapat sekaligus orang yang sangat mengenal
pengaruh positif antara teman sebaya keprbadian anak dan memiliki waktu bersama
terhadap hasil belajar peserta didik lebih banyak dan berkelanjutan.
kelas VII C SMP Negeri 19 Pontianak Guru semestinya memberikan tugas
pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan berkelompok yang mampu meningkatkan nilai
hasil t hitung sebesar 4990 dan kualitas pergaulan yang positif sehingga
menunjukan bahwa ada pengaruh memberikan pengaruh yang positif terhadap
variabel bebas terhadap variabel hasil belajar peserta didik. Guru juga semestinya
terikat. Jika dibandingkan dengan t memberikan perhatian untuk semua peserta
tabel sebesar 0,349 maka t hitung lebih didik melalui kepercayaan dan kesempatan yang
besar dari t tabel atau (4,990 ˃ 0,349). sama untuk setiap anak tanpa adanya
Serta ditunjukkan dengan uji regresi pembedaan agar anak merasa keberadaannya
yang lebih kecil dari taraf signifikansi, diperlukan.
yaitu 0,00 ˂ 0,05, dengan koefisien Peserta didik diharapkan berusaha
regresi linear diperoleh sebesar 0,295 meningkatkan kualitas pergaulannya dengan
dan koefisien determinasi R2 sebesar cara memilih teman bergaul, dan selektif saat
0,462 (46,2%) sehingga Ha diterima proses pergaulan, baik secara aktivitas
dan Ho ditolak. Hal ini berarti kelompok, serta saling bekerjasama dalam
sebagaimana teman sebaya yang tinggi menyelesaikantugas kelompok terhadap teman
maka hasil belajarnya akan tinggi pula sebayanya agar menghasilkan hasil belajar yang
dan sebaliknya jika peserta didik maksimal. Peserta didik juga semestinya mampu
mendapatkan teman sebaya yang menjadi pribadi yang aktif dalam proses inkuiri
kurang maka hasil belajarnya juga akan (penemuan) dalam proses pembelajaran IPS,
kurang baik. karena mata pelajaran IPS merupakan
pembelajaran umum yang sering ditemukan
SIMPULAN DAN SARAN bahkan dilakukan dalam lingkup keseharian.
Simpulan Penelitian ini memberikan informasi bahwa
Teman sebaya dan hasil belajar peserta didik terdapat pengaruh yang positif dan signifikansi
kelas VII C SMP Negeri 19 Pontianak memiliki antara teman sebaya dengan hasil belajar peserta
kategori sedang dan terdapat pengaruh positif didik. Bagi peneliti yang akan datang
antara teman sebaya terhadap hasil belajar diharapkan untuk mencari pokok permasalahan
peserta didik kelas VII C SMP Negeri 19 dan indikator yang lainnya yang berbeda dengan
Pontianak pada mata pelajaran IPS. Berdasarkan yang peneliti lakukan.
hasil t hitung sebesar 4,990 menunjukkan bahwa

7
DAFTAR RUJUKAN Septiyuni, D.A. Budiamansyah, D. & Wilodati.
Abdullah. (2015). Metode Penelitian Kuantitaif. (2015). Pengaruh Kelompok Teman Sebaya
Sleman Yogyakarta: Aswaja Pressindo. (Peer Group) Terhadap Perilaku Bullying
Damsar. (2012). Pengantar Sosiologi Siswa di Sekolah. Jurnal Sosiates, 5 (1),1.
Pendidikan. Jakarta: Kencana. Susanto, A. (2013). Teori Belajar &
Jihad, A & Haris A. (2012). Evaluasi Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Kencana Prenada Media Group.
Pressindo. Yusuf, S. (2010). Landasan Bimbingan dan
Santosa, S. (2010). Dinamika Kelompok. Konseling. Bandung: PT. Remaja
Jakarta: PT Bumi Aksara. Rosdakarya.
Santrock, J.W. (2012). Remaja Edisi 11 Jilid 2.
Jakarta: Erlangga. .
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian
Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai