“Gangguan Makan”
Dosen Pengampu:
Yuli Widiningsih, S.Psi, M.Psi.
Disusun Oleh:
Rahmatul Utari (12060123859)
Salmia Cahaya Fitri (12060122450)
Triana Puspa Ningtyas (12060121860)
Winda Yuliani (12060120549)
Zulkhairi (12060111719)
Puji dan syukur kami ucapkan kehadiran Allah SWT, atas rahmat-Nya dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini
adalah “Gangguan Makan”.
Dan tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah Psikologi
Abnormal dan Psikopatologi yang telah memberikan tugas kepada kami. Kami juga ingin
mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu
dan kemampuan kami, maka keritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan
semoga makalah ini dapat berguna, khususnya kepada kami dan pihak lain yang bekepentingan
pada umumnya.
13 Maret 2022
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
b. Bulimia Nervosa
1. Definisi Bulimia Nervosa
Bulimia nervosa (BN) digambarkan dengan episode berulang makan
berlebihan (binge eating) dan kemudian dengan perlakuan kompensatori (muntah,
berpuasa, beriadah, atau kombinasinya). Makan berlebihan disertai dengan
perasaan subjektif kehilangan kawalan ketika makan. Muntah yang dilakukan
secara sengaja atau beriadah secara berlebihan, serta penyalahgunaan pencahar,
diuretik, amfetamin dan tiroksin juga boleh terjadi.
Bulimia nervosa adalah suatu sindrom yang ditandai oleh serangan berulang
perilaku makan berlebih dan preokupasi berlebihan perihal berat badannya,
sehingga pasien menggunakan cara yang sangat ketat untuk mengurangi efek
“menggemukkan” dari makanan (PPDGJ III). Definisi lain dari bulimia nervosa
adalah suatu gangguan makan yang memiliki karakteristik makan berlebihan yang
berulang diikuti oleh pembangkitan keinginan untuk memuntahkannya, diikuti oleh
perhatian yang berlebihan terhadap berat badan dan bentuk tubuh. Sebagian besar
penderita adalah wanita, sangat peduli akan bentuk tubuh dan berat badan dan
termasuk golongan sosial- ekonomi menengah ke atas. Mengeluarkan makanan
yang dimakan ini bisa melalui muntah yang biasanya diinduksi dengan obat
pencahar, selain itu juga dengan mengeluarkannya lewat kencing dengan
menggunakan obat diuretik. BN dibagi dalam dua bentuk yaitu purging dan
nonpurging:
a) Pada tipe purging, individu tersebut memuntahkan kembali makanan secara
sengaja atau menyalahgunakan obat pencahar, diuretik atau enema.
b) Pada tipe nonpurging, individu tersebut menggunakan cara lain selain cara
yang digunakan pada tipe purging, seperti berpuasa atau beriadah secara
berlebihan.
2. Komplikasi Fisik Bulimia Nervosa
a) kelelahan sebagai akibat dehidrasi
b) gangguan pencernaan yang disebabkan oleh muntah
c) penyalahgunaan pencahar,
d) menstruasi yang tidak teratur
e) masalah gangguan kesuburan dan masalah jantung yang diakibatkan oleh
penyalahgunan ipecac.
f) pembengkakan kelenjar liur yang disebakan oleh muntah-muntah dan erosi
enamel yang diakibatkan oleh regurgitasi asam lambung.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV (DSM-
IV) terdapat beberapa ciri-ciri utama bulimia nervosa yaitu sebagai berikut:
1) Mengalami periode binge-eating yang berulang kali yang ditandai dengan
dua kriteria berikut:
a) Memakan makanan dalam jumlah yang besar (jauh lebih besar dari
normal) dalam satu periode waktu tertentu dengan jarak waktu yang
cukup dekat, misal setiap dua jam sekali.
b) Memiliki rasa tidak dapat mengontrol perilaku makan berlebihan saat
episode berikut berlangsung.
2) Melakukan tindakan kompensasi untuk mencegah peningkatan berat badan,
seperti muntah dengan sengaja, penyalahgunaan laksatif, diuretik atau obat
lainnya, berpuasa serta olahraga berlebihan.
3) Terjadinya binge-eating dan tindakan kompensitori yang tidak baik setiap
dua kali seminggu selama tiga bulan.
4) Terlalu mengutamakan berat badan dan bentuk tubuh dalam mengevaluasi
diri.
5) Gangguan ini tidak muncul secara ekslusif pada episode anorexia nervosa.
3. Faktor Penyebab Gangguan Makan Bulimia Nervosa
Tidak diketahui secara pasti alasan seseorang bisa mengalami bulimia.
Namun, beberapa faktor risiko terkait masalah psikologis, seperti keinginan
memiliki tubuh langsing, kritikan dari orang lain, tuntutan pekerjaan dan juga
masalah kesehatan tertentu dapat menyebabkan seseorang mengidap bulimia.
Terdapat beberapa faktor yang memicu bulimia nervosa. Faktor tersebut
meliputi:
1) Masalah psikologis, seperti rendah diri, depresi, stres, ingin selalu tampil
sempurna (perfeksionisme), alami gangguan stres pasca trauma (PTSD),
serta gangguan obsesif kompulsif (OCD).
2) Usia, bulimia lebih sering menimpa remaja hingga dewasa.
3) Faktor keturunan, jika salah satu anggota keluarga inti mengidap bulimia,
maka seseorang berisiko lebih tinggi untuk mengalami kelainan yang
sama.
4) Berjenis kelamin perempuan. Menurut penelitian, kondisi bulimia lebih
sering dialami oleh wanita ketimbang pria.
5) Tuntutan sosial, misalnya remaja yang merasa harus menurunkan berat
badan karena terpengaruh teman-temannya.
6) Tuntutan profesi, contohnya model yang harus langsing atau atlet yang
harus menjaga berat badan dengan ketat.
3.1. Kesimpulan
Gangguan makan adalah sikap yang berbeda terhadap makanan yang menyebabkan
seseorang mengubah perilaku dan kebiasaan makannya. Yang dapat menjadi kondisi serius
yang berdampak negative bagi kesehatan, emosi, dan kemampuan seseorang dalam berbagai
era kehidupan yang penting. Gejala gangguan makan bervariasi tergantung dari jenis gangguan
yang dialami seperti Anoreksia nervosa dan Bulmia nervosa.
Gangguan makan dapat muncul dengan berbagai hal, salah satunya masalah emosi dan
psikologi. Yang memicu pengidap mengalami kondisi gangguan makan, pengidap mungkin
memiliki kepercayaan diri yang rendah, perfeksionis, ataupun hubungan yang terganggu
dengan anggota keluarga atau teman. Gangguan makan juga bisa dipicu oleh keadaan
pengalaman buruk misalnya seperti pelecehan seksual, intimidasi, atau kehilangan orang
terdekatnya.
DAFTA RPUSTAKA
Aminudin dan Karyanti. 2019. Cyberbullying & Body Shaming. Yogyakarta: K-Media.
Amalia, Hanna dkk. 2021. Psikopatologi Anak dan Remaja. Aceh: Syiah Kuala University Press.
Patrisia, Ineke dkk.2020. Asuhan Keperawatan Pada Kebutuhan Dasar Manusia. Medan: Yayasan Kita
Menulis.
Laila, Nur Najmi. (2013). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gangguan Makan pada Remaja
Krisnani, Hetty, Meilanny Budiarti Santoso dan Destin Putri. (2017). Gangguan Makan Anorexia
Nervosa dan Bulimia Nervosa pada Remaja. Jurnal, 4(3), hlm. 402-403.
Krisnani, Hetty, dkk. 2017. Gangguan Makan Anorexia Nervosa dan Bulimia Nervosa pada Remaja,
hlm. 390-447.
Wilfley Denise E., Monica E. Bishop, G. Terence Wilson, W. Stewart Agras. Classification of Eating
Disorders: Toward DSM-V. Int J Eat Disord 2007; 40: S123-S129.
https://repository.usu.ac.id/handle/123456789/63004?show=full