SKRIPSI S-1
Diajukan Oleh :
SAHARA FITRIYANA
NIM: 190901050
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
1444/2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENELITIAN
D. MANFAAT TEORITIS
E. KEASLIAN PENELITIAN
A. Perilaku Disiplin
D. Hipotesis
i
BAB III METODE PENELITIAN
D. Subjek Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
individu. Pendidikan juga merupakan salah satu bentuk bantuan atau bimbingan yang
diberikan oleh orang yang mampu, matang, dewasa, dan memiliki pengalaman dalam
mengembangkan orang lain dengan tujuan agar pribadi orang yang dididik memiliki
Selanjutnya dalam UU No. 20 tahun 2003 pada BAB 1 pasal 1 tentang sistem
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
Sekolah Menengah Pertama ditempuh dalam waktu 3 tahun, dimulai dari kelas VII
sampai IX. Tenaga pendidiknya yaitu guru profesional yang berbeda pada setiap mata
pelajaran. Pada umumnya, siswa SMP merupakan generasi muda yang berada pada
1
tahap perkembangan remaja awal yaitu berusia 12-16 tahun. Menurut Santrock,
(2007) Masa remaja dimulai sekitar usia 10 sampai 13 tahun dan berakhir pada
dewasa. Remaja tidak bisa dikatakan anak-anak dan juga belum bisa dikatakan
sebagai orang dewasa. Pada masa ini, remaja mengalami berbagai perubahan, baik
fisik maupun psikis. Selain itu juga berubah secara kognitif dan mulai mampu
berpikir secara abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini pula remaja mulai
melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran
sosialnya yang baru sebagai orang dewasa (Ajhuri, 2019). Pada masa ini juga kondisi
psikologis remaja masih labil sehingga sangat mudah dipengaruhi tanpa pemikiran
Tugas siswa disekolah yaitu belajar dan mengikuti aturan yang telah
ditetapkan oleh sekolah. Tentu bukan hanya bagi siswa saja, namun seluruh warga
sekolah termasuk kepala sekolah, guru dan staf sekolah. Selaras dengan Hadianti
dalam Japar, Mustoif, & MS (2018) yang mengungkapkan bahwa aturan atau tata
tertib sekolah dapat dimaknai sebagai ikatan atau kewajiban yang harus ditaati oleh
segala sesuatu dengan baik, patuh serta taat terhadap norma dan aturan yang berlaku.
Kepatuhan dan ketaatan terhadap aturan merupakan perilaku yang benar atau sesuai
2
dengan aturan yang diperoleh dari proses latihan secara terus menerus agar
terciptanya kedisiplinan (Hurlock E. B., 1999). Jika siswa disiplin maka akan
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, aman serta nyaman dalam proses
belajar mengajar.
karakter siswa, namun pada kenyataannya masih banyak yang kurang menghiraukan
didapatkan disekolah, hal tersebut dapat dilihat dari keseharian siswa disekolah,
berbagai macam pelanggaran yang dilakukan oleh siswa, contohnya masih banyak
siswa yang datang terlambat, telat masuk kelas setelah jam istirahat selesai, bolos saat
jam pelajaran, mencoret-coret dan merusak fasilitas sekolah, tidak melengkapi atribut
SMP Negeri di seluruh kecamatan Tempeh, bermacam tindak tidak disiplin yang
dilakukan oleh siswa, diantaranya: (1) saat membolos sekolah siswa bermain dengan
teman di lingkungannya, (2) saat membolos kelas, siswa cenderung berada di kantin/
cafetaria sekolah, (3) siswa tidak berseragam dengan rapi, (4) saat bersekolah siswa
merokok di parkiran luar sekolah, (5) siswa berlaku tidak sopan kepada teman
sekolahnya, (6) siswa sering mencela atau mengejek, (7) siswa bermain telepon
3
genggam (handphone) saat pelajaran berlangsung, dan (8) siswa membalas ketika ada
Sebanyak 13 pelajar diamankan oleh pihak polisi karena terlibat tawuran berdarah.
Dalam aksi ini, pelajar membawa senjata tajam seperti pisau, parang, dan celurit.
Dalam catatan DPRA kasus ini merupakan yang kedua kalinya di Lhokseumawe.
Laila F Saidina menyebutkan faktor yang memicu pelajar tawuran yaitu game dan
kepala bidang ketentraman dan ketertiban (Kabid Trantib) satpol PP Aceh Barat
mengatakan pada saat melakukan razia ada sebanyak 130 orang berkasus pada bulan
Januari- maret 2023 diantaranya yaitu 48 pelajar tingkat SMP dan SMA. Kasus
tersebut rata-rata adalah bolos sekolah atau berkeliaran saat jam pelajaran sekolah
Hal tersebut juga terjadi pada siswa SMPN 18 Takengon, yang tidak sedikit
Hal ini dapat dibuktikan dari hasil wawancara awal dengan salah satu guru kelas
SMPN 18 Takengon bahwa siswa belum sepenuhnya disiplin dan sulit untuk diatur
4
untuk menaati aturan sekolah. Dan siswa cenderung melakukan pelanggaran tata
tertib tidak hanya sendiri melainkan bentuk kelompok dengan mengikuti perilaku
Menurut Basri dalam Sobri (2020) terdapat dua faktor yang mempengaruhi
kedisiplinan siswa di sekolah yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal yaitu
dari dalam individu, contohnya kesadaran pada diri individu. Sedangkan Faktor
eksternal yaitu dari luar individu, contohnya kondisi keluarga, lingkungan sekolah
dan sosial.
Salah satu faktor disiplin yaitu lingkungan sosial yang berasal dari teman
sebaya. Menurut Nurachma & Hendriani (2020) teman sebaya (peer group) ialah
sekelompok orang yang merasa saling berinteraksi dan saling memiliki beberapa
kesamaan, baik dari segi usia, pola fikir, minat, atau hal yang lainnya. Daud (2018)
juga berpendapat bahwa teman sebaya buka sekedar pertemanan biasa tetapi sebuah
kerennya adalah geng. Teman sebaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya
ialah sebagai kawan, sahabat atau orang yang sama-sama berbuat atau bekerja.
penolakan maka remaja akan cenderung mengikuti hal-hal yang sama dengan
kelompoknya agar sesuai dan diterima dengan baik dalam kelompok teman sebaya.
Hal ini terjadi karena remaja lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman
sebaya dibandingkan dengan keluarga. Pada masa ini perasaan bersahabat merupakan
5
ciri khas dan cara remaja berinterksi dalam suatu kelompok sehingga timbul
perkembangan sosialnya, pada masa remaja melakukan dua macam perubahan, yaitu
remaja memisahkan diri dengan orangtua dan mendekatkan diri atau menuju kearah
Pengaruh konformitas teman sebaya dapat bersifat positif dan ada juga negatif
(Daud, 2018). Menurut Santrock dalam Daud (2018) Jika konformitas teman sebaya
jika konformitasnya bersifat negatif, siswa akan mudah mengikuti hal yang tidak
baik.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik dan penting
B. RUMUSAN MASALAH
Mengacu pada uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah apakah ada hubungan yang signifikan antara konformitas teman sebaya
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
6
konformitas teman sebaya dengan perilaku disiplin siswa SMPN 18 Takengon
D. MANFAAT TEORITIS
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
E. KEASLIAN PENELITIAN
7
identifikasi variabel, karakteristik subjek, maupun jumlah dan metode analisis yang
digunakan.
Penelitian oleh Hanifa & Muslikah (2019) dengan judul “Hubungan Antara
Terhadap Tata Tertib Sekolah”. jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif
dalam penelitian berjumlah 151 peserta didik yang tersebar di seluruh kelas XI.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah lokasi
Penelitian Rofiah & Setiawan (2020) dengan judul “Konformitas dan Sifat
kuantitatif. Subjek dari penelitian ini diambil dengan cara teknik cluster sampling.
Populasi pada penelitian ini adalah kelompok motor balap liar di Pasuruan.
Sedangkan sampel yang digunakan sebanyak 112 orang remaja laki-laki. Perbedaan
antara penelitian tersebut dengan penelitian ini terletak pada variabel penelitian,
Penelitian yang dilakukan oleh Fahmi & Sukma (2021) dengan judul “The
siswa yang berada di SMK N 1 Batipuh yang terdaftar pada tahun ajaran 2020/2021.
8
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian ini ialah lokasi penelitian, subjek
Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Mulyadi & Hakim (2021) dengan
dalam bentuk narasi. Populasi pada penelitian ini adalah anggota resimen mahasiswa
random sampling yang berjumlah 100 responden. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah lokasi penelitian, subjek penelitian,
Selanjutnya, penelitian oleh Gusriadi, Yulastri, & Kardo (2022). Dengan judul
penelitian ini adalah peserta didik kelas XI MAN 3 Kota Padang berjumlah 313
peserta didik. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan simple
random sampling dengan sampel 76 orang peserta didik. Perbedaan peneliti tersebut
dengan penelitian ini ialah variabel penelitian, subjek penelitian, dan teknik sampling
penelitian.
diketahui bahwa terdapat beberapa perbedaan antara penelitian yang akan dilakukan
dengan penelitian terdahulu diantaranya yaitu dari segi identifikasi lokasi penelitian,
9
variabel penelitian, subjek penelitian, teknik penelitian, dan metode penelitian.
Sebaya dengan Perilaku Disiplin pada Siswa SMPN 18 Takengon Kabupaten Aceh
Tengah”.
media publikasi seperti buku, jurnal, dan internet diketahui bahwa belum ditemukan
penelitian yang sama seperti yang dilakukan oleh peneliti terkait konteks penelitian
tentang Hubungan antara Konformitas Teman Sebaya dengan Perilaku Disiplin pada
penelitian yang dilakukan oleh peneliti berbeda dengan penelitian yang dilakukan
keasliannya.
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Perilaku Disiplin
aturan dan peraturan berdasarkan dorongan dan kesadaran yang datang dari hatinya,
seseorang dalam mengikuti aturan dan tata tertib karena ada dorongan kesadaran yang
ada pada kata hati setiap individu tanpa ada paksaan dari luar.
kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
siswa yang memiliki perilaku disiplin yang baik merupakan siswa yang mengerjakan
tugas-tugasnya, bertanggung jawab dan memiliki hubungan yang baik dengan orang
lain.
Menurut Hurlock (1999) tujuan kedisiplin yaitu untuk mengajarkan siswa apa
yang menurut kelompok sosial sebagai perilaku yang boleh dan yang tidak boleh
11
Contohnya dalam lingkungan sekitar individu masyarakatnya religius, maka individu
mematuhi aturan dan norma yang berlaku dalam menunaikan tanggung jawab
kedisiplinan adalah sebagai kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
keteraturan dan ketertiban. Adapun dasar pemilihan teori ini karena relevan dan teori
sudah banyak digunakan oleh peneliti sebelumnya dalam membuat skala untuk
penelitian ilmiah.
berikut:
a. Sikap mental (Mental atitude) Merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil
12
b. Pemahaman yang baik. Mengenai sistem aturan tingkah laku, pemahaman
c. Sikap dan tingkah laku yang secara wajar yaitu menunjukkan kesungguhan
Selaras dengan aspek yang dikemukakan oleh Charles (1985) bahwa perilaku
menggunakan waktu kelas untuk fokus pada tugas yang harus diselesaikan.
Hal ini juga berarti bahwa siswa mampu dalam menyelesaikan tugas yang
b. Berperilaku baik
Meskipun guru tidak memperhatikan atau tidak hadir dikelas, siswa tetap
berperilaku sesuai dengan apa yang harus dilakukan, yang berarti siswa dapat
lain termasuk guru dan temannya. Contohnya : tidak berbicara saat guru
13
c. Relasi/ hubungan dengan orang lain
merupakan salah satu bentuk disiplin, dan contoh lainnya yaitu menyapa guru
landasan pembuatan skala penelitian dalam pengumpulan data pada penelitian ini
serta dapat mengukur perilaku disiplin dengan aspek sikap mental, pemahaman yang
Perilaku disiplin dipengaruhi oleh dua faktor berikut, antara lain (Unaradjan,
2003):
a. Faktor-faktor eksternal, yang dimaksud dalam hal ini adalah unsur-unsur yang
berasal dari luar pribadi yang dibina. Faktor-faktor tersebut diantaranya yaitu
teman sebaya.
1) Lingkungan keluarga
14
pembinaan perilaku disiplin. Keluarga yang baik adalah keluarga yang
secara baik. Sikap ini antara lain tampak dalam kesadaran akan penghayatan
dalam keluarga.
sekolah tersebut. Keadaan sekolah dalam hal ini adalah ada tidaknya sarana-
tersebut. dan yang termasuk dalam sarana tersebut antara lain seperti gedung
hidup tersebut.
b. Faktor-faktor internal, yaitu unsur-unsur yang berasal dari dalam diri individu.
Yang perlu di perhatikan dalam hal ini yaitu keadaan fisik dan psikis pribadi
15
tersebut mempengaruhi unsur pembentukan disiplin dari dalam diri individu
masing-masing.
1) Keadaan fisik
Individu yang sehat secara fisik atau biologis akan dapat menunaikan
tugas-tugas yang ada dengan baik. Dengan penuh vitalis dan ketenangan,
individu mampu mengatur waktu untuk mengikuti berbagai cara atau aktifitas
secara seimbang dan lancar. Dalam situasi semacam ini, kesadaran pribadi
2) Keadaan psikis
atau psikis seseorang tersebut. Karena hanya orang-orang yang normal secara
psikis atau mental yang dapat menghayati norma-norma yang ada dalam
masyarakat dan keluarga. Disamping itu, terdapat beberapa sifat atau sikap
dalam diri individu, sifat perfeksionisme, perasaan sedih, perasaan rendah diri
atau inferior.
dua faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya yaitu
keadaan fisik dan psikis seseorang. Sedangkan faktor eksternal meliputi keadaan
16
Berdasarkan faktor yang mempengaruhi disiplin, faktor yang sangat
tersebut terdapat hubungan antara teman sebaya, hal ini disebabkan siswa lebih
dengan lingkungan sosial, siswa juga harus beradaptasi dengan orang di luar
lingkungan keluarga. Menurut Hurlock (1991) kebutuhan untuk diterima dalam suatu
kelompok teman sebaya menyebabkan siswa mengubah sikap dan perilakunya sesuai
dengan perilaku teman sebayanya, atau biasa disebut dengan konformitas teman
sebaya.
Menurut Nurachma & Hendriani (2020) teman sebaya (peer group) ialah
sekelompok orang yang merasa saling berinteraksi dan saling memiliki beberapa
kesamaan, baik dari segi usia, pola fikir, minat, atau hal yang lainnya. Pengaruh
kelompok teman sebaya membuat remaja rela melakukan perbuatan atau mengubah
kepercayaannya demi diakui dan menjadi bagian dari kelompok yang diinginkan.
akibat adanya pengaruh sosial dan norma sosial agar sesuai dengan norma sosial yang
ada (Baron & Byrne, 2005). Sedangkan menurut Myers (2012) Konformitas adalah
17
Selanjutnya definisi Konformitas menurut Sarwono & Meinarno (2009) ialah
suatu bentuk pengaruh sosial dimana individu mengubah sikap dan tingkah lakunya
agar sesuai dengan norma sosial. Norma sosial adalah aturan-aturan yang mengatur
mengikuti penilaian orang lain, di tengah tekanan kelompok dan jika individu
berbeda dalam penilaian maupun tindakan dengan orang banyak, maka individu
tersebut cenderung akan mengubah dan mengikuti norma yang di kemukakkan oleh
adanya motif untuk di sukai oleh orang lain atau kelompoknya, sehingga bisa
perilaku seseorang agar sesuai dengan perilaku orang lain atau kelompok (Taylor,
konformitas muncul ketika individu meniru sikap atau tingkah laku orang lain
Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan oleh beberapa tokoh di atas maka
dapat disimpulkan bahwa teori penelitian ini mengacu pada teori Baron & Byrne
perubahan sikap dan perilaku seorang individu akibat adanya pengaruh sosial dan
norma sosial agar sesuai dengan norma sosial yang ada. Adapun alasan peneliti
18
memilih teori ini karena aspek yang hendak diukur mencangkup kebutuhan penelitian
ini dan sudah banyak digunakan sebagai pembuatan skala dalam penelitian ilmiah.
Aspek-aspek konformitas menurut Myers (2012) terdiri dari dua aspek, yaitu
compliance danacceptance:
a. Compliance (menurut)
b. Acceptance (menerima)
konformitas, yaitu:
a. Pengaruh sosial normatif, yaitu pengaruh sosial yang di dasari oleh keinginan
untuk disukai atau diterima oleh orang lain, rasa takut akan penolakan, serta
keinginan individu untuk menjadi benar dengan merujuk pada orang lain,
19
menggunakan opini atau atau tindakan orang lain sebagai panduan opini dan
tindakan dirinya, dan bergantung pada orang lain sebagai sumber informasi
Taylor, dkk (2009) berpendapat bahwa konformitas akan mudah telihat serta
mempunyai aspek – aspek yang khas dalam kelompok. Adapun aspek – aspek yang
dimaksud adalah:
a. Aspek Kekompakan
1) Penyesuaian diri
yang tinggi. Alasannya adalah bila seseorang merasa dekat dengan anggota
20
kelompok, semakin tinggi tingkat rasa takutnya terhadap penolakan, dan
b. Aspek Kesepakatan
1) Kepercayaan
kurang ahli bila dibandingkan anggota lain yang membentuk mayoritas. Bila
sebuah kesepakatan.
2) Persamaan pendapat
Bila dalam suatu kelompok terdapat satu orang saja tidak sependapat
maka individu tersebut akan dikucilkan dan dipandang sebagai orang yang
21
menyimpang, baik dalam padangan sendiri maupun pandangan orang lain.
c. Aspek Ketaatan
hukuman karena akan menimbulkan ketaatan yang semakin besar. Semua itu
menimbulkan ketaatan, bahkan harapan itu bersifat implisit. Salah satu cara
Berdasarkan uraian diatas aspek yang akan dipakai oleh peneliti yaitu aspek
yang dikemukakan oleh Baron & Byrne (2005) Alasan memakai teori tersebut karena
lebih jelas dan spesifik yaitu konformitas dari segi pengaruh sosial normative dan
informasional.
22
3. Faktor yang mempengaruhi konformitas
Menurut Baron & Byrne (2005) mengungkapkan ada dua yang mempengaruhi
a. Kohesivitas
Dan cara diterima dalam suatu kelompok yaitu dengan mengikuti berbagai hal
b. Ukuran kelompok
tambahan atau lebih. Jadi semakin besar anggota kelompok maka semakin besar
c. Norma sosial
Norma sosial dapat bersifat formal dan informal. Norma sosial terbagi
menjadi dua, yaitu norma deskriptif dan norma injungtif. Norma deskriptif atau
himbauan ialah aturan yang memberi tahu individu apa yang dilakukan individu
23
lain saat dalam situasi tertentu. Sedangkan norma injungtif ialah norma sosial
yang mendefinisikan perilaku apa yang harus dilakukan individu saat dalam
situasi tertentu. Individu lebih patuh ketika norma sesuai atau relevan untuk
individu tersebut.
harapan maupun cita-cita yang diinginkan. Oleh karena itu, disiplin akan membawa
terbentuk karena kesadaran diri sendiri dan juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar
merupakan tingkatan usia yang sama darinya. Sementara menurut Nurachma &
Hendriani (2020) teman sebaya merupakan sekelompok orang yang merasa saling
berinteraksi dan saling memiliki beberapa kesamaan, baik dari segi usia, pola fikir,
lebih sama. Lingkungan teman sebaya merupakan tempat pertama yang dikenal
24
Faktor eksternal yang mempengaruhi perilaku disiplin diantaranya yaitu
hal tersebut, Tirtaharja dalam Hamzah & Setiawati (2020) mengungkapkan bahwa
setelah keluarga, teman sebaya merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
disiplin siswa, ketika siswa ingin lepas dari pengaruh orang tua, siswa lebih
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa teman sebaya merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi perilaku disiplin seseorang, karena teman sebaya
mempengaruhi cara berpikir dan bertindak karena kesamaan umur, kesamaan sikap,
dan kesamaan lingkungan bermain yang dihasilkan dari teman sebaya. Menurut
Santrock dalam Daud (2018) Jika konformitas teman sebaya positif maka sangat
bersifat negatif, remaja akan mudah terbawa ke hal yang tidak baik, seperti bolos
Selanjutnya penelitian yang telah dilakukan oleh Fahmi & Sukma (2021)
sekolah, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) konfomitas teman sebaya secara
umum berada pada kategori sedang, (2) kedisiplinan siswa secara umum berada pada
kategori cukup disiplin, (3) terdapat hubungan yang signifikan antara konfomitas
teman sebaya dengan kedisiplinan siswa di sekolah. Jadi semakin baik konformitas
25
teman sebaya siswa maka semakin patuh siswa dalam melaksanakan kedisiplinan.
Tinggi
Konformitas Teman
Sebaya (X) + Perilaku Disiplin (Y)
Rendah
E. Hipotesis
penelitian ini adalah adanya hubungan yang positif antara konformitas teman
Aceh Tengah.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
satu terhadap variabel yang lainnya seperti halnya dalam hubungan sebab akibat
(Widi, 2010)
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu: Variabel bebas sebagai
dipengaruhi (akibat).
27
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian
perubahan sikap dan perilaku seorang individu akibat adanya pengaruh sosial
dan norma sosial agar sesuai dengan norma sosial yang ada.
b. Perilaku Disiplin
yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang
pemahaman yang baik, Sikap dan tingkah laku yang secara wajar.
D. Subjek Penelitian
a. Populasi
generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan
pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 18 Takengon dari kelas VII
28
b. Sampel
pengertian , yaitu (1) semua unit populasi harus memiliki peluang untuk
terambil sebagian unit sampel dan (2) sampel dipandang sebagai penduga
seluruh unit populasi diambil sebagai unit sampel. Alasan mengambil teknik
total sampling karena total populasi kurang dari 100 orang. Selaras dengan
pendapat Arikunto (2002) jika populasi kurang dari 100 orang, maka
seluruhnya akan menjadi sampel, jika populasi lebih dari 100 orang maka
diambil 5%-10% atau 20%-25% dari jumlah populasi. Jadi jumlah sampel
secara favourable dan unfavourable tentang variabel yang akan diteliti, yakni
kuesioner, penulis menggunakan skala Likert yang merupakan salah satu tehnik
29
kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap masing-masing pernyataan. Skala
Likert juga sering digunakan untuk mengukur pendapat dan persepsi seseorang
atau kelompok tentang kejadian atau fenomena sosial (Anshori & Iswati, 2017).
teori dan aspek yang dikemukakan oleh Baron & Byrne (2005) tentang aspek-
keinginan untuk disukai atau diterima oleh orang lain, rasa takut akan
keinginan individu untuk menjadi benar dengan merujuk pada orang lain,
menggunakan opini atau atau tindakan orang lain sebagai panduan opini
dan tindakan dirinya, dan bergantung pada orang lain sebagai sumber
Merupakan sikap taat dan tertib sebagai hasil atau pengembangan dan
30
2. Pemahaman yang baik
Kedua skala tersebut yaitu skala konformitas teman sebaya dan skala sikap
disiplin siswa mempunyai alternatif jawaban, pada skala konformitas teman sebaya
terdapat empat alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju, Setuju, Tidak Setuju, dan
Sangat Tidak Setuju. Sedangkan pada skala perilaku disiplin memiliki lima jawaban
altenatif yaitu Sangat Sesuai, Sesuai, Netral, Tidak Sesuai dan Sangat Tidak Sesuai,
peneliti mengambil lima alternatif pada skala sikap disiplin dengan alasan bahwa
sikap disiplin itu adalah bentuk tindakan yang memiliki kemungkinan responden
ragu dalam mengisi semua aitem yang telah disediakan. Penilaian skala konformitas
teman sebaya bergerak dari empat sampai satu untuk aitem favorable dan dari satu
sampai empat untuk aitem unfavorable. Sedangkan penilaian skala sikap disiplin
bergerak dari lima sampai satu untuk aitem favorable dan dari satu sampai lima
31
F. Validitas dan Realibilitasi Alat Ukur
dipertanggung jawabkan.
1. Validitas
kualitas tes sebagai instrumen ukur (Azwar, 2016). Adapun konsep validitas
tertentu yang dapat dibuat berdasarkan skor hasil tes yang bersangkutan. Pada
penelitian ini, uji validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi (content
diestimasi dan dikuantifikasi lewat pengujian terhadap isi skala melalui expert
item tersebut dinyatakan sebagai item yang layak mendukung validitas skala.
diperoleh dari hasil penilaian para ahli yang disebut Subject Matter Expert
(SME) yang menyatakan apakah item dalam skala sifatnya esensial bagi
(SME) menilai apakah suatu item esensial dan relevan ataupun tidak relevan
dengan tujuan pengukuran skala. Angka CVR bergerak antara -100 sampai
32
dengan +100 dengan CVR =0.00 berarti 50% dari SME dalam panel
2 ne
CVR= –1
n
Keterangan:
masing aitem dengan nilai total aitem. Perhitungan daya beda aitem-aitem
teman sebaya dan r ≥ 0,25 untuk aitem perilaku disiplin. Setiap aitem yang
nilai r kurang r ≥ 0,30 diinterpretasi memiliki daya beda yang rendah. aitem
33
disiplin daya bedanya dianggap memuaskan, sebaliknya aitem yang memiliki
b. Realibilitas
kestabilan dan sebagainya. Namun ide pokok dalam konsep realibilitas adalah
Penelitian ini, data yang diperoleh dilapangan akan diolah secara kuantitatif
teknik yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian untuk menguji
hipotesis yang telah dibuat. Pengolahan data dilakukan setelah semua data
sehingga karakteristik atau sifat-sifat data dapat dengan mudah dipahami dan
34
a. Editing
qustionare. Setelah kuesioner yang telah diisi terkumpul sesuai jumlah yang
kuesioner.
b. Coding
pertanyaan tertutup
c. Tabulasi
35
Tabulasi data yaitu mencatat entry data kedalam tabel induk
komputer yaitu Microsoft Word, Excel dan program SPSS versi 16.0 for
kedalam program Microsoft Excel. Data responden diinput pada kolom tabel
yang telah disesuaikan setelah memberi kode dan lainnya dilanjutkan dengan
data kuesioner dari setiap respon, dengan menginput pernyataan dan nilai dari
analisis data kuesioner yang telah diinput ke SPSS untuk melihat korelasi
Teknik analisa data adalah suatu langkah yang paling menentukan dari suatu
a. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas
36
Uji normalitas merupakan uji yang digunakan untuk
Smirnov Test dari program SPSS versi 16.0 for windows. Adapun aturan
yang digunakan adalah angka signifikansi (SIG) < 0.05 maka data tidak
2) Uji Linearitas
untuk mengetahui pada data apakah data bersifat linear atau tidak. Uji
b. Uji Hipotesis
pada penelitian ini bahwa terdapat korelasi antara konformitas teman sebaya
moment adalah untuk melihat korelasi atau hubungan antara variabel bebas
37
Menurut Periantalo (2016) koefesien korelasi dikatakan signifikan
apabila p <0,05. Analisis penelitian data yang akan digunakan adalah dengan
38
DAFTAR PUSTAKA
Anshori, M., & Iswati, S. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif. Surabaya: Airlangga
University Press.
Daud, S. (2018). Menjadi Remaja Putri Superkeren. Jakarta: Bhuana Ilmu Populer.
Fahmi, S., & Sukma, D. (2021). The Relationship of Peer Conformity with Student
Discipline in School. Jurnal Neo Konseling, 75-80.
Firmansyah, A. (2023, Maret 17). Satpol PP Aceh Barat Sebut Kasus Siswa Bolos
Dominan Selama Penindakan 2023. Retrieved Juni 20, 2023, from
www.ajnn.net: https://www.ajnn.net/news/sat-pol-pp-aceh-barat-sebut-kasus-
siswa-bolos-dominasi-selama-penindakan/index.html#
Gafar, A., & syahrum. (2023). Peranana Remaja dengan Konsep Basimpuah Dan
Baselo dalam Pencegahan Risiko HIV/AIDS. Pekalongan: NEM.
39
Gusriadi, N., Yulastri, W., & Kardo, R. (2022). The Relationship of Parenting
Patterns with Discipline Class XI Student Learning in MAN 3 Padang City.
Riset Ilmu Pendidikan, 127-131.
Hamzah, F., & Setiawati. (2020). The Relationship Between The Influence of
People's People on Learning Disciplin. Jurnal Pendidikan Luar Sekolah
(PLS), 306-307.
Japar, M., Mustoif, S., & MS, Z. (2018). Implementasi Pendidikan Karakter.
Surabaya: CV. Jakad Publishing Surabaya.
Misbahuddin, & Hasan, I. (2013). Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta:
PT. Bumi Aksara.
40
Nurachma, E., & Hendriani, D. (2020). Pengaruh Motivasi Teman Sebaya Terhadap
Pemeriksaan Payudara Sendiri: di SMAN 11 Sambutan Kota Samarinda
Kalimantan Timur Tahun 2019. Kalimantan Timur: NEM.
Peplau, L. A., & Sears, D. O. (2006). Psikologi Sosial. Jilid Dua. Jakarta: Erlangga.
Rofiah, D., & Setiawan, A. (2020). Konformitas dan Sifat Mencari Sensasi dengan
Disiplin Berlalu Lintas. Jurnal Psikiologi, 72-91.
Roflin, e., Liberty, I. A., & Pariyana. (2021). Populasi, SampelL, Variabel dalam
penelitian kedoktoran. Pekalongan: PT. NEM.
Santrock, J. W. (2003). Life Span Development (Perkembangan Masa Hidup Jilid 2).
Jakarta: Erlangga.
Sukadi. (1996). Penuntun Pelajaran PPKN2 untuk SLTP Kelas 2. Bandung: Ganeca
Exact.
41
Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D. O. (2009). Psikologi Sosial Edisi Kedua
Belas. Jakarta: Erlangga.
Tulus, T. (2004). Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
42