Anda di halaman 1dari 6

PENTINGNYA KERJASAMA ANTARA GURU DENGAN WALI SISWA/I

BERGUNA UNTUK MEMBANGUN KEAKTIFAN GENERASI SD


MUHAMMADIYAH 1 KOTA BENGKULU SEBAGAI PENERUS YANG
AKTIF SERTA MAMPU UNTUK KREATIF DAN INOVATIF

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Sebagai Tugas Seminar Proposal Penelitian

Oleh :
Dina Satriana
NIM. 1811240256

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH (PGMI)


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BENGKULU
TAHUN AJARAN 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap
peserta didik yang diserahkan oleh orang tua kepada pihak sekolah agar
mempunyai kemampuan dan menegmbangkan potensi yang dimiliki anak.
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di sekolah dan
di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar
dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat
dimasa yang akan datang.1
Tujuan mendasar dan kemampuan yang ingin dicapai dalam pendidikan
seperti yang tertuang dalam UU No. 3 tahun 2003 menjadi bergeser. Proses
pendidikan yang seharusnya mampu mengembangkan kemampuan, sikap,
pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup di tengah-
tengah masyarakat. Berubah menjadi kemampuan dasar anak didik menjawab
soal- soal yang cenderung tertutup. Kondisi psikis, besar pengaruhnya dalam
kegiatan belajar mengajar apalagi pada anak usia sekolah yang rentan.2
Berikut hadist yang menerangkan bahwa fitrah yang dibawa seseorang
sejak lahir sangat besar pengaruhnya oleh lingkungan, telebih dalam
lingkungan keluarga, dan sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan
oleh Imam Tirmidzi :
ِّ َ‫سانِ ِه أَ ْو يُن‬
‫ص َرانِ ِه‬ َ ‫ فَأَبَ َواهُ يُ َه ِّودَانِ ِه أَ ْو يُ َم ِّج‬،‫ُك ُّل َم ْولُ ْو ٍد يُ ْولَ ُد َعلَى ا ْلفِ ْط َر ِة‬
Artinya: “Anak yang dilahirkan itu telah membawa fitrah (kecenderungan
untuk percaya kepada Allah”, maka orang tuanyalah yang

1
Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Manusiawi, (Bandung: Rineka Cipta, Cet.
II, 1993), h.14.
2
Akmal Hawi, “Sistem Full Day School di sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT)”, Istinbath,
Vol. 01, No. 16 (Juni, 2015), h.72.
menjadikan anak tersebut Yahudi, Nasrani atau Majusi” . (HR.
Tirmidzi).3
Dewasa ini masalah pelanggaran kedisiplinan di kalangan pelajar
sekolah sudah sering terjadi. Heru Sutrisno bahkan menyatakan bahwa
perilaku siswa disebabkan oleh faktor dari diri siswa dan faktor dari luar
siswa. Perilaku manusia merupakan respon terhadap interaksi secara
berkelanjutan antara keadaan internal individu dan imbalan yang diberikan
oleh orang-orang lain yang ada di sekelilingnya seperti keluarga, sekolah dan
masyarakat. Konsekuensi dari perilaku siswa yang sering melakukan
pelanggaran disiplin di sekolah, yaitu ketika siswa tersebut tidak bisa
mengikuti pelajaran dengan baik, sering ketinggalan dalam mengikuti
pelajaran, sering tidak mengikuti ulangan harian, tidak mempunyai nilai
lengkap, tugas-tugas sering tidak selesai dan tertunda, dan perolehan nilai
tidak standar. Heru Surtisno juga mengungkapkan dalam penelitiannya bahwa
sebagian besar siswa yang sering melakukan pelanggaran disiplin di sekolah
ternyata merasa tidak ada yang membantunya jika mereka menghadapi
kesulitan.4
Hal ini bermakna bahwa semakin rendah kedisiplinan siswa di sekolah,
maka prestasi belajar juga akan semakin rendah atau sebaliknya semakin
tinggi kedisiplinan siswa di sekolah, maka prestasi belajar juga akan semakin
tinggi. Hal tersebut menunjukkan, disiplin yang muncul karena kesadaran
diri, siswa berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya, siswa yang kerapkali
melanggar ketentuan sekolah pada umumnya terhambat prestasinya
Yudhawati dan Haryanto menyatakan kedisiplinan siswa bisa terwujud
atas dasar kesadaran dalam diri masing-masing siswa. Perlu adanya peran
penting sekolah dalam mewujudkan kedisiplinan siswa agar tercapainya
prestasi siswa yang baik pula. Oleh sebab itu, peran sekolah untuk
mendisiplinkan siswa yaitu dengan membuat aturan-aturan dan tata tertib

3
Beni Ahmad Saeban dan Hendra Akhdiyat, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: CV
Pustaka Setia, 2009), h.219.
4
Heru Sutrisno, Kasus Pelanggaran Disiplin Siwa Di Sekolah Ditinjau Dari Kerangka Teori
Sosiologi Fungsionalisme, Jurnal Pendidikan Inovatif, Vol. 4, No. 2, (Maret 2009), h.64.
yang diperlakukan secara tegas dan konsisten. Jika aturan dan tata tertib yang
diperlakukan secara tegas dan konsisten di hadapkan akan meningkatkan
kedisiplinan siswa yang berdampak pada tercapainya prestasi belajar yang
baik pula.5
Berdasarkan konteks diatas, maka dalam proposal ini mengambil judul
pentingnya kerjasama antara guru dengan wali siswa/I berguna untuk
membangun keaktifan generasi SD Muhammadiyah sebagai penerus yang
aktif serta mampu untuk kreatif dan inovatif.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan konteks penelitian diatas maka identifikasi masalah
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran wali siswa/i membentuk karakter disiplin siswa SD
Muhammadiyah?
2. Bagaimana peran guru membentuk karakter disiplin siswa SD
Muhammadiyah?
3. Bagaimana kerja sama antara wali siswa/i dan guru dalam membentuk
karakter disiplin siswa SD Muhammadiyah?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas agar masalah yang dikaji lebih,
maka penulis membatasi masalahnya pada seberapa pentingkah kerjasama
antara guru dengan wali siswa/i dalam menciptakan generasi yang aktif serta
mampu untuk kreatif dan inovatif di SD Muhammadiyah 1 Kota Bengkulu.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada di atas, maka penulis menarik
beberapa rumusan masalah, yaitu :
1. Bagaimana peran wali siswa/i membentuk karakter disiplin siswa SD
Muhammadiyah?
2. Bagaimana peran guru membentuk karakter disiplin siswa SD
Muhammadiyah?
5
Eka S. Ariananda dkk, Pengaruh Kedisiplinan Siswa Disekolah Terhadap Prestasi Belajar
Siswa Teknik Pendidikan, Journal of Mechanical Engineering Education, Vol.1, No.2, (Desember
2014), h.238.
3. Bagaimana kerja sama antara wali siswa/i dan guru dalam membentuk
karakter disiplin siswa SD Muhammadiyah?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan identifikasi masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan dan menganalisa peran wali siswa/i dalam membentuk
karakter disiplin siswa SD Muhammadiyah.
2. Mendeskripsikan dan menganalisa peran guru dalam membentuk
karakter disiplin siswa SD Muhammadiyah.
3. Mendeskripsikan dan menganalisa kerja sama antara wali siswa/i dan
guru dalam membentuk karakter disiplin siswa SD Muhammadiyah.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti, orang tua, guru, dan
lembaga baik secara teoritis juga praktis. Adapun manfaat penelitian ini
sebagai berikut:
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti dan
pembaca sebagai khazanah pengembangan konsep pendidikan karakter
pada anak didik dalam lembaga pendidikan tingkat dasar khususnya
Muhammadiyah.
2. Secara Praktis
Penelitian diharapkan bermanfaat bagi peneliti, orang tua, dan lembaga.
a. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan tentang
pembentukan karakter, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari yang berguna untuk membentuk generasi yang memiliki
karakter disiplin.
b. Bagi orang tua
Penelitian ini diharapkan dapat menciptakan hubungan orang
tua dan guru semakin erat, sehingga dapat menyatukan visi dan misi
antara orang tua dan guru dalam membentuk karakter disiplin pada
putera-puterinya.
c. Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat menciptakan hubungan orang
tua dan guru semakin erat, sehingga dapat menyatukan visi dan misi
antara orang tua dan guru dalam membentuk karakter disiplin pada
peserta didik.
d. Bagi lembaga pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi lembaga untuk
menentukan visi dan misi yang disesuaikan dengan kedudukan
lembaga, masyarakaat, dan peserta didik, agar meningkatkaan
pengetahuan tentang pembentukan karakter.

DAFTAR PUSTAKA
Ariananda, Eka S. dkk. 2014. Pengaruh Kedisiplinan Siswa Disekolah Terhadap
Prestasi Belajar Siswa Teknik Pendidikan. Journal of Mechanical
Engineering Education, 1(2): 238.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Pengajaran Manusiawi Cet. II. Bandung:
Rineka Cipta.
Hawi, Akmal. 2015. Sistem Full Day School di sekolah Dasar Islam Terpadu
(SDIT). Istinbath, 1(16): 72.
Saeban, Beni Ahmad dan Akhdiyat, Hendra. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung:
CV Pustaka Setia.
Sutrisno, Heru. 2009. Kasus Pelanggaran Disiplin Siwa Di Sekolah Ditinjau Dari
Kerangka Teori Sosiologi Fungsionalisme. Jurnal Pendidikan Inovatif 4(2):
64.

Anda mungkin juga menyukai