Anda di halaman 1dari 5

PERAN GURU SEBAGAI PELAKSANA LAYANAN BIMBINGAN

KONSELING DALAM MEMBANGUN SIKAP DISIPLIN SISWA


DI SD NEGERI KEPUTRAN 2 YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2015/2016

Umi Larasati
Disusun bersama: Drs. FX Sindhuredja, M.Pd.
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
E-mail: umi.larasati2412@gmail.com

Abstract: The research aims to get how the teacher’s role as guidance and counseling service in
establishing the discipline of students at SD Negeri 2 Keputran Yogyakarta year 2015/2016. The
kind of the research is qualitative descriptive, using interviews, observation, and documentation for
collected data. The subject of the research are headmaster, teachers, and students. The technique of
data analysis uses interactive model are data collection, data reduction, data display, and conclusion
GUDZLQJ YHUL¿FDWLRQ 7KH UHVXOW RI WKLV UHVHDUFK LQGLFDWHG WKDW WKH UROH RI WKH WHDFKHU DV DQ JXLGDQFH
counseling services among others, as counselors, facilitators, and collaborators; 2) some examples of
DFWLYLWLHV WKDW FUHDWHG WKH WHDFKHU DV DQ HIIRUW WR EXLOG WKH GLVFLSOLQH RI VWXGHQWV DPRQJ RWKHUV WKH ÀDJ
ceremony every Monday and other major holidays, infaq routine once a week, morning assembly,
pray, picket class, the working group; and 3) the constraints faced by teachers in an effort to build the
discipline of students can be seen in terms of students, guardians or parents, and teachers.

Keywords: Role of teachers, guidance counseling, discipline students

Era globalisasi ditandai dengan adanya Kompas pada Jumat, 12 Februari 2016 yakni
perkembangan diberbagai bidang, termasuk pemerintah Kabupaten Aceh Barat melakukan
bidang pendidikan. Pendidikan merupakan pilar eksekusi hukuman cambuk terhadap 36 warga yang
utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya terbukti melakukan judi. Hal ini telah diputuskan
manusia. Hal tersebut akan berpengaruh pada oleh Mahkamah Syariah setempat karena terbukti
pembangunan nasional yang ada di dalam negeri melanggar Qanun Nomor 6 tahun 2014 tentang
kita, karena manusia sangat berperan penting di Jinayah. Kasus tersebut menunjukkan bahwa
dalamnya. Peran manusia dalam pembangunan masih ada oknum masyarakat yang melanggar
nasional tidak terlepas dari sikap disiplin agar norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
tercapai pembangunan nasional yang optimal. Oknum masyarakat tersebut melanggar norma
Sikap disiplin tersebut diajarkan sejak pendidikan hukum yang berlaku di daerah setempat sehingga
dasar di sekolah. mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan yang
Kedisiplinan harus dimiliki oleh setiap berlaku di daerah tersebut. Selain itu, oknum
manusia, tidak hanya dalam pendidikan. Setiap masyarakat tersebut juga melanggar norma agama
manusia yang hidup di masyarakat tentu harus yang melarang umatnya untuk berjudi.
memiliki sikap disiplin terhadap norma-norma Contoh pelanggaran norma yang dilakukan
yang berlaku di dalam masyarakat tersebut, antara oleh siswa usia SD termuat dalah harian Liputan 6
lain norma agama, norma kesusilaan, norma pada Jumat, 20 April 2012, yakni puluhan siswa
kesopanan, dan norma hukum. Norma-norma SD Negeri 10 Palu terlibat tawuran dengan siswa
tersebut wajib dipatuhi oleh setiap orang yang SD Muhammadiyah Palu pada hari Jumat.
hidup di dalam masyarakat tersebut. Ada sanksi Sikap disiplin hendaknya diterapkan sejak
atau hukuman tertentu jika seseorang melanggar pada pendidikan dasar, karena pendidikan dasar
norma-norma tersebut. merupakan pondasi awal yang akan menunjang
Contoh pelanggaran norma-norma yang karakter anak bangsa kelak. Bangsa kita dewasa ini
berlaku di masyarakat termuat dalam harian terlihat kurang membanggakan. Banyak dijumpai

43
44 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 3, Nomor 1, September 2016, hlm. 43-47

anak-anak usia sekolah, bahkan usia sekolah mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
dasar yang tidak disiplin, tidak mempunyai sopan menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
santun dengan orang yang lebih tua (terutama pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
orangtua dan guru), bermalas-malasan, bahkan SHQGLGLNDQ GDVDU GDQ SHQGLGLNDQ PHQHQJDK´
tidak menganal keberagaman budaya negaranya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
sendiri, bahkan melakukan tawuran seperti contoh Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal
kasus yang dikemukakan di atas. Hal tersebut 4 bagian penjelasan dikemukakan bahwa “... yang
akan menjadi permasalahan yang besar jika tidak dimaksud dengan guru sebagai agen pembelajaran
ditangani dengan baik sejak dini, karena anak (learning agent) adalah peran guru antara lain
merupakan penerus bangsa kelak. sebagai fasilitator, motivator, pemacu, dan pemberi
Menurut Kementerian Pendidikan Nasional LQVSLUDVL EHODMDU EDJL SHVHUWD GLGLN´
Republik Indonesia ada 18 nilai pendidikan Adapun peranan yang dapat dilakukan
karakter bangsa yang hendak dicapai dalam oleh seorang guru dalam penyelenggaraan
suatu pendidikan, yaitu religius, jujur, toleransi, Bimbingan Konseling di sekolah menurut
disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, Hikmawati (2011:20-21) antara lain guru sebagai
rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah informatory, guru sebagai fasilitator, guru sebagai
air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, mediator, serta guru sebagai kolaborator. Menurut
cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, Sukardi dan Kusmawati (2008:24-29) peran guru
peduli sosial, dan tanggung jawab. Sikap disiplin dalam Bimbingan Konseling antara lain guru
merupakan salah satu dari 18 nilai karakter sebagai perancang pembelajaran, guru sebagai
tersebut, sehingga sikap disiplin merupakan hal pengelola pembelajaran, guru sebagai pengarah
yang penting untuk dibangun dan dikembangkan pembelajaran, guru sebagai evaluator, guru
pada anak, khususnya pada usia sekolah dasar. sebagai pelaksana kurikulum, serta guru sebagai
Peran kepala sekolah, guru kelas, karyawan, pembimbing (konselor).
dan seluruh warga sekolah sangat dibutuhkan Berdasarkan paparan diatas dapat dirumuskan
dalam membangun sikap disiplin siswa terhadap masalah sebagai berikut.
di sekolah dari hal terkecil agar menjadi suatu 1. Bagaimana peran guru sebagai pelaksana
kebiasaan baik. Guru sebagai salah satu unsur layanan bimbingan konseling dalam
penting yang memegang peranan dalam proses membangun sikap disiplin siswa di SD
pendidikan, dengan demikian tidak hanya kepala Negeri Keputran 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
sekolah, karyawan dan warga sekolah lain yang 2015/2016?
bertanggung jawab atas kedisiplinan siswa di 2. Kegiatan apa yang diciptakan guru sebagai
sekolah. Guru merupakan pemeran utama dalam upaya membangun sikap disiplin siswa di SD
membangun sikap disiplin siswa di sekolah melalui Negeri Keputran 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
proses pembelajaran. Setiap pembelajaran yang 2015/2016?
disampaikan oleh guru mengandung pembelajaran 3. Hambatan apa yang dihadapi guru dalam
nilai karakter, termasuk sikap disiplin. upaya membangun sikap disiplin di SD
Tugas seorang guru di samping sebagai Negeri Keputran 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
pengajar adalah sebagai pendidik. Sebagai pengajar, 2015/2016?
guru mengajarkan ilmu pengetahuan, sedangkan
sebagai pendidik guru menstimulasi siswa untuk METODE
mengambangkan sikap dan perilaku mereka agar
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif
sesuai dengan kaidah perilaku warga negara yang
menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut
diharapkan masyarakat dan negara. Selain itu
Sudjana dan Ibrahim (2010:64) pengertian
guru juga sebagai pelaksana layanan bimbingan
penelitian deskriptif adalah “penelitian yang
konseling di sekolah dasar yang mempunyai peran
berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa,
penting dalam membangun sikap disiplin siswa di
kejadian yang terjadi pada saat sekarang. Dengan
sekolah.
perkataan lain, penelitian deskriptif mengambil
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
masalah atau memusatkan perhatian kepada
melakukan penelitian dengan judul “Peran Guru
masalah-masalah aktual sebagaimana adanya pada
sebagai Pelaksana Layanan Bimbingan Konseling
VDDW SHQHOLWLDQ GLODNVDQDNDQ ´
dalam Membangun Sikap Disiplin Siswa di SD
Penelitian ini dilakukan untuk
Negeri Keputran 2 Yogyakarta Tahun Ajaran
mendeskripsikan gejala, peristiwa, dan kejadian
´
yang terjadi di SD Negeri Keputran 2 Yogyakarta
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia
tahun ajaran 2015/2016 mengenai peran guru
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
sebagai pelaksana layanan Bimbingan Konseling
pada pasal 1 ayat 1 “Guru adalah pendidik
dalam membangun sikap disiplin siswa. Sugiyono
profesional dengan tugas utama mendidik,
(2013:14) mengemukakan pengertian penelitian
Umi Larasati, Peran Guru sebagai Pelaksana Layanan 45

“penelitian kualitatif sering disebut penelitian siswa berbeda, sehingga tindakan maupun cara
naturalistik karena penelitiannya dilakukan dengan yang digunakan oleh guru agar siswa tersebut
kondisi yang alamiah (natural setting); disebut bersikap disiplin juga tidak sama. Hambatan
juga sebagai metode etnographi karena pada lain yang dialami guru dalam membangun sikap
awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk disiplin siswa dilihat dari segi wali atau orang tua
penelitian bidang antropologi budaya; disebut siswa, yakni ada beberapa orang tua yang kurang
metode kualitatif karena data yang terkumpul dan bekerjasama dan mendukung upaya guru dalam
DQDOLVLVQ\D OHELK EHUVLIDW NXDOLWDWLI´ membangun sikap disiplin siswa atau pun kurang
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Keputran memperhatikan anaknya sehingga siswa menjadi
2 Yogyakarta pada tahun ajaran 2015/2016. tidak disiplin, kemudian ada juga faktor dari guru
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh yang memang harus memberikan contoh teladan
peneliti pada penelitian ini antara lain wawancara, yang baik bagi siswa agar siswa juga ikut terbiasa
observasi, dan dokumentasi. Peneliti menggunakan untuk selalu disiplin di sekolah.
teknis analisis data selama di lapangan model Dalam penelitian ini, peneliti melakukan uji
Miles and Huberman. Miles and Huberman dalam kredibilitas agar data yang diperoleh merupakan
Sugiyono (2013:337) mengemukakan bahwa data yang sesungguhnya terjadi di lapangan.
“aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan Peneliti menggunakan uji kredibilitas antara
secara interaktif dan berlangsung secara terus lain meningkatkan ketekunan dan triangulasi
menerus sampai tuntas, sehingga datanya sampai (triangulasi teknik, triangulasi sumber, triangulasi
MHQXK´ $NWLYLWDV GDODP DQDOLVLV GDWD \DLWX data waktu).
reduction, data display, dan conclusion drawing/ Ada beberapa poin penting yang dibahas
YHUL¿FDWLRQ dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut.
1. Peran Guru sebagai Pelaksana Layanan
HASIL DAN PEMBAHASAN Bimbingan Konseling dalam Membangun
Sikap Disiplin Siswa di SD Negeri Keputran
Berdasarkan pengumpulan data yang
2 Yogyakarta
dilakukan peneliti diperoleh temuan bahwa peran
guru sebagai pelaksana layanan Bimbingan Menurut Hikmawati (2011:20-21)
Konseling berperan dalam membimbing siswa, peran guru dalam pelaksanaan Bimbingan
menasehati siswa, memberi teguran kepada siswa Konseling antara lain sebagai informatory,
yang tidak disiplin, memberi pujian kepada siswa fasilitator, mediator, dan kolaborator.
yang telah disiplin, memberi hukuman kepada Menurut Sukardi dan Kusmawati
siswa, memberi contoh sikap disiplin kepada (2008:24-29) peran guru dalam Bimbingan
siswa, sebagai fasilitator bagi siswa, bekerja sama Konseling antara lain sebagai perancang
atau berkolaborasi dengan orang tua siswa, sesama pembelajaran, pengelola pembelajaran,
guru, dan kepala sekolah, serta memberi motivasi pengarah pembelajaran, evaluator, pelaksana
kepada siswa yang telah disiplin dalam upayanya kurikulum, dan pembimbing (Konselor).
membangun sikap disiplin siswa. Berdasarkan pendapat tersebut peran sebagai
Dari temuan peran guru sebagai pelaksana pelaksana layanan Bimbingan Konseling
layanan Bimbingan Konseling di SD Negeri sekrang-kurangnya dapat berperan sebagai
Keputran 2 Yogyakarta tersebut dapat pembimbing, informatori, fasilitator,
dikelompokkan bahwa peran guru adalah sebagai mediator, dan kolaborator.
pembimbing, fasilitator, dan kolaborator. Berdasarkan data yang diperoleh peneliti
beberapa kegiatan yang dapat dilakukan melalui wawancara, peran guru sebagai
sebagai upaya untuk membangun sikap disiplin pelaksana layanan Bimbingan Konseling
siswa antara lain upacara bendera setiap hari senin dalam membangun sikap disiplin siswa dapat
dan hari-hari besar lainnya, infaq rutin setiap dilakukan dengan cara membimbing siswa,
seminggu sekali, apel pagi, sholat berjamaah, menasehati siswa, memberi teguran kepada
piket kelas, kerja kelompok, pemberian tugas atau siswa yang tidak disiplin, memberi pujian
evaluasi dengan batas waktu tertentu, merapikan kepada siswa yang telah disiplin, memberi
seragam sebelum pelajaran dimulai, segera masuk hukuman kepada siswa, memberi contoh sikap
kelas ketika bel telah berbunyi, bercerita untuk disiplin kepada siswa, sebagai fasilitator bagi
menyampaikan pesan agar lebih mudah diterima siswa, bekerja sama atau berkolaborasi dengan
oleh siswa, serta membiasakan siswa untuk sudah orang tua siswa, sesama guru, dan kepala
duduk di tempat duduk masing-masing sebelum sekolah, serta memberi motivasi kepada
guru datang. siswa yang telah disiplin. Dalam hal ini dapat
Kendala atau hambatan yang dialami guru dipaparkan bahwa guru telah melaksanakan
dalam upaya membangun sikap disiplin siswa tugasnya dalam membangun sikap disiplin
dapat dilihat dari segi siswa, yakni karakter setiap siswa, khususnya dalam membangun sikap
46 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 3, Nomor 1, September 2016, hlm. 43-47

disiplin siswa adalah sebagai pembimbing, guru datang. Dengan demikian, berawal dari
fasilitator, dan kolaborator saja. Sedangkan sikap disiplin siswa di kelas, akan menjadi
peran guru sebagai mediator dan informatory kebiasaan siswa untuk disiplin pula di luar
belum dikemukakan atau belum muncul. kelas (sekolah).
Peran guru sebagai mediator hendaknya Kegiatan-kegiatan yang telah diciptakan
juga dapat dilaksanakan oleh seorang guru oleh guru tersebut merupakan upaya guru
untuk menunjang peran lain yang telah dalam membangun sikap disiplin siswa melali
dipaparkan dalam wawancara. Misalnya kegiatan sederhana yang dilakukan di kelas.
guru dapat berperan untuk menjadi mediator Siswa dirangsang melalui kegiatan-kegiatan
antara orang tua dan siswa apabila terjadi di kelas yang diciptakan oleh guru agar siswa
permasalahan-permasalahan tertentu, juga terbiasa untuk bersikap disiplin di luar
khususnya dalam hal kedisiplinan siswa. kelas. Kegiatan-kegiatan tersebut harus terus
Seorang guru juga dapat berperan dipertahankan dan dikembangkan oleh guru
sebagai informatori dengan cara memberikan agar siswa tetap terbiasa untuk bersikap
informasi-informasi kepada siswa dalam disiplin di kelas dan di sekolah dari hal yang
kaitannya dengan sikap disiplin siswa di sederhana.
sekolah. Peran guru sebagai pelaksana layanan Berdasarkan data hasil penelitian tersebut,
Bimbingan Konseling hendaknya dapat terus kegiatan-kegiatan yang diciptakan oleh guru
dilakukan, dikembangkan, dan ditingkatkan merupakan kegiatan yang diciptakan untuk
agar dapat membangun sikap disiplin siswa mengaplikasikan fungsi Bimbingan Konseling
baik di dalam kelas maupun di luar kelas yaitu fungsi pencegahan (preventive) dan
dengan optimal. Semakin banyak peran yang fungsi pemeliharaan (treatment). Hal ini
dilaksanakan guru sebagai pelaksana layanan karena kegiatan yang diciptakan guru tersebut
Bimbingan Konseling dalam membangun dimaksudkan agar siswa terbiasa untuk
sikap disiplin siswa di sekolah, maka hasil disiplin serta menumbuhkan, memupuk, dan
yang dicapai berkaitan dengan sikap disiplin mempertahankan sikap disiplin siswa di kelas
siswa juga akan semakin optimal. maupun di sekolah.
2. Kegiatan yang Diciptakan Guru sebagai Kegiatan-kegiatan yang diciptakan guru
Upaya Membangun Sikap Disiplin Siswa sebagai upaya dalam membangun siswa tidak
di SD Negeri Keputran 2 Yogyakarta sama antara guru satu dengan guru yang
lain. Kegiatan-kegiatan tersebut biasanya
Rahman (2003:22-23) mengemukakan
disesuaikan dengan siswa di kelas mereka
bahwa fungsi Bimbingan Konseling
masing-masing, tetapi kegiatan-kegiatan
meliputi fungsi pencegahan (preventive),
tersebut diciptakan dengan tujuan yang sama,
fungsi pengembangan (development), fungsi
yakni membangun sikap disiplin siswa. Ada
penyembuhan (currative), serta fungsi
pula beberapa kegiatan yang merupakan
pemeliharaan (treatment). Guru dapat
kegiatan yang sama dan diberlakukan untuk
menciptakan kegiatan-kegiatan yang akan
seluruh siswa di SD Negeri Keputran 2
menunjang upayanya dalam membangun
Yogyakarta, hal ini juga diciptakan untuk
sikap disiplin siswa di sekolah agar sesuai
membangun sikap disiplin siswa.
dengan fungsi Bimbingan Konseling tersebut.
3. Hambatan yang Dihadapi Guru dalam
Kegiatan tersebut dapat di awali dengan
Upaya Membangun Sikap Disiplin Siswa
kegiatan yang dilakukan di kelas mereka
di SD Negeri Keputran 2 Yogyakarta
masing-masing.
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti Menurut Febrini (2011:13) “tujuan
melalui wawancara, beberapa kegiatan Bimbingan Konseling membantu
yang dapat dilakukan sebagai upaya untuk memandirikan peserta didik dan
membangun sikap disiplin siswa antara mengembangkan potensi-potensi mereka
lain upacara bendera setiap hari senin dan VHFDUD RSWLPDO´ QDPXQ JXUX PHQJDODPL
hari-hari besar lainnya, infaq rutin setiap hambatan yang dalam melaksanakan perannya
seminggu sekali, apel pagi, sholat berjamaah, sebagai pelaksana layanan Bimbingan
piket kelas, kerja kelompok, pemberian tugas Konseling sebagai upaya membangun sikap
atau evaluasi dengan batas waktu tertentu, disiplin siswa, sehingga tujuan Bimbingan
merapikan seragam sebelum pelajaran Konseling menjadi kurang optimal.
dimulai, segera masuk kelas ketika bel telah Berdasarkan data yang diperoleh peneliti
berbunyi, bercerita untuk menyampaikan dapat dipaparkan bahwa hambatan yang
pesan agar lebih mudah diterima oleh siswa, dialami guru dalam upaya membangun
serta membiasakan siswa untuk sudah duduk sikap disiplin siswa di SD Negeri Keputran
di tempat duduk masing-masing sebelum 2 Yogyakarta antara lain beberapa wali
Umi Larasati, Peran Guru sebagai Pelaksana Layanan 47

murid atau orang tua siswa kurang perhatian, Konseling dalam membangun sikap disiplin siswa
kurangnya kerjasama dengan pihak orang tua di SD Negeri Keputran 2 Yogyakarta, maka dapat
siswa, karakter setiap siswa berbeda, sehingga ditarik kesimpulan sebagai berikut.
tindakan maupun cara yang digunakan oleh 1. Peran guru sebagai pelaksana layanan
guru agar siswa tersebut bersikap disiplin Bimbingan Konseling dalam membangun
juga tidak sama, guru sendiri yang terkadang sikap disiplin siswa di SD Negeri Keputran
belum memberikan contoh yang baik kepada 2 Yogyakarta yaitu sebagai sebagai
siswa dalam hal disiplin, kondisi keluarga pembimbing, fasilitator, dan kolaborator saja,
siswa yang berbeda-beda, serta siswa terbiasa sedangkan peran guru sebagai mediator dan
tidak disiplin. informatory seperti yang dijelaskan pada teori
Dari data tersebut dapat dicermati bahwa belum dikemukakan atau belum muncul.
hambatan yang dihadapi guru dalam upaya 2. Kegiatan yang diciptakan guru sebagai upaya
membangun sikap disiplin siswa dapat dilihat membangun sikap disiplin siswa di SD Negeri
dari segi siswa, yakni karakter setiap siswa Keputra 2 Yogyakarta antara lain upacara
berbeda, sehingga tindakan maupun cara bendera setiap hari senin dan hari-hari besar
yang digunakan oleh guru agar siswa tersebut lainnya, infaq rutin setiap seminggu sekali,
bersikap disiplin juga tidak sama. Hambatan apel pagi, sholat berjamaah, piket kelas, kerja
lain yang dialami guru dalam membangun kelompok, pemberian tugas atau evaluasi
sikap disiplin siswa dilihat dari segi wali atau dengan batas waktu tertentu, merapikan
orang tua siswa, yakni ada beberapa orang seragam sebelum pelajaran dimulai, segera
tua yang kurang bekerjasama dan mendukung masuk kelas ketika bel telah berbunyi, bercerita
upaya guru dalam membangun sikap disiplin untuk menyampaikan pesan agar lebih mudah
siswa atau pun kurang memperhatikan diterima oleh siswa, serta membiasakan siswa
anaknya sehingga siswa menjadi tidak untuk sudah duduk sebelum guru datang
disiplin, kemudian ada juga faktor dari guru 3. Hambatan yang dihadapi guru dalam
yang memang harus memberikan contoh upaya membangun sikap disiplin siswa
teladan yang baik bagi siswa agar siswa juga di SD Negeri Keputra 2 Yogyakarta yaitu
ikut terbiasa untuk selalu disiplin di sekolah. dilihat dari segi siswa, yakni karakter setiap
Dari hambatan yang dikemukakan oleh siswa berbeda, sehingga tindakan maupun
guru tersebut tidak semestinya menjadi cara yang digunakan oleh guru agar siswa
penghalang bagi guru dalam membangun tersebut bersikap disiplin juga tidak sama,
sikap disiplin siswa, namun menjadikan guru dilihat dari segi wali atau orang tua siswa,
untuk terus meningkatkan perannya sebagai yakni ada beberapa orang tua yang kurang
pelaksana layanan Bimbingan Konseling bekerjasama dan mendukung upaya guru
dengan cara mencari solusi yang tepat dalam membangun sikap disiplin siswa atau
berdasarkan hambatan yang dialami. Dengan pun kurang memperhatikan anaknya sehingga
demikian guru dapat membangun sikap siswa menjadi tidak disiplin, kemudian juga
disiplin siswa di sekolah secara optimal serta dilihat dari segi guru yang memang harus
dapat mengembangkan potensi-potensi siswa memberikan contoh teladan yang baik bagi
dengan optimal pula sesuai tujuan Bimbingan siswa agar siswa juga ikut terbiasa untuk
Konseling yang telah dikemukakan selalu disiplin di sekolah.
sebelumnya.
Semakin banyak hambatan yang dihadapi DAFTAR PUSTAKA
oleh guru, maka akan semakin membentuk
Febrini, Deni. 2011.Bimbingan Konseling.
kreativitas guru dalam upaya membangun
Yogyakarta: Teras.
sikap disiplin siswa di sekolah, baik di dalam
Undang-Undang Guru dan Dosen. Yogyakarta:
kelas maupun di luar kelas. Dengan demikian
Pustaka Pelajar.
seorang guru dapat melaksanakan perannya
Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling.
dengan optimal dalam membangun sikap
-DNDUWD 37 5DMD *UD¿QGR 3HUVDGD
disiplin siswa, sehingga sikap disiplin siswa
Rahman, Hibana. S.. 2003. Bimbingan dan
tersebut juga dapat terbangun dengan optimal
Konseling Pola 17. Yogyakarta: UCY Press
dan menjadi kebiasaan yang baik.
Yogyakarta
Sukardi, Dewa Ketut dan Kusmawati, Desak P.E
SIMPULAN
Nila. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di Sekolah. Jakarta: PT. Rineka Cipta
sesuai dengan fokus penelitian yaitu tentang Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan.
peran guru sebagai pelaksana layanan Bimbingan Bandung: Afabeta

Anda mungkin juga menyukai