Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Karakter Peserta Didik
Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo
Lia Ratnawati¹* Maskun², Yustina Sri Ekwandari ³ FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 01 Bandar Lampung E-mail: liaratnawati12345@gmail.com HP. 082372432915
Received: May 6, 2019 Accepted: May 10, 2019 Online Published: May 15, 2019
Abstract: The Effect of Social Environment School to the Students Character
Formation of Eleventh Grade Social Students’ at SMA Negeri 1 Trimurjo. The purpose of the study was to determine the effect of school social environment to wards the students character formation of eleventh grade social students’ at SMA Negeri 1 Trimurjo. Data collection technique in this study is qualitative with survey methods using the percentage formula. The results of data analysis showed that there was a positive effect between criteria social environment on the students character formation with 51% considered as the quite well criteria meaning that school social environment gave effect or contribution to the students character formation.
Keywords: character, social environment school, effect
Abstrak: Pengaruh Lingkungan Sekolah Terhadap Karakter Peserta Didik Kelas
XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo. Tujuan penelitian untuk mengetahui adanya pengaruh lingkungan sosial sekolah terhadap pembentukan karakter peserta didik Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode survey menggunakan rumus persentase. Hasil analisis data menunjukan bahwa ada pengaruh positif antara lingkungan sosial sekolah terhadap pembentukan karakter peserta didik terdapat 51% masuk dalam kriteria cukup baik artinya lingkungan sosial sekolah memberi pengaruh atau kontribusi terhadap pembentukan karakter siswa.
Kata kunci: karakter, lingkungan sosial sekolah, pengaruh
PENDAHULUAN bangsa. Rasa nasionalisme anak-anak Indonesia memerlukan sumber bangsa yang semakin mengalami daya manusia dalam jumlah dan penurunan menjadi sorotan mutu yang memadai sebagai tersendiri, dengan adanya pendidikan pendukung utama dalam karakter diharapkan mampu pembangunan. Untuk memenuhi mengembalikan rasa nasionalisme sumber daya manusia tersebut, pada diri peserta didik. pendidikan memiliki peran yang Atas situasi, sikap, prilaku sosial sangat penting. Pendidikan pada anak-anak, remaja, generasi muda dasarnya adalah segala bentuk sekarang, sebagian orang tua menilai aktivitas dari suatu proses terjadinya kemerosotan atau pembelajaran mengenai pengetahuan degradasi sikap atau nilai-nilai keterampilan, serta kebiasaan- budaya bangsa. Mereka kebiasaan yang dilakukan oleh menghendaki adanya sikap dan sekelompok orang yang nantinya perilaku anak-anak yang lebih akan diteruskan kepada generasi berkarakter, kejujuran, memiliki selanjutnya. integritas yang merupakan cerminan Pendidikan merupakan proses budaya bangsa, dan bertindak sopan pengubahan sikap dan tata laku santun dan ramah tamah dalam seseorang atau kelompok orang pergaulan keseharian. Selain itu melalui upaya pengajaran dan diharapkan pula generasi muda tetap pelatihan, sedangkan pengajaran atau memiliki sikap mental dan semangat pelatihan adalah proses, cara, juang yang menjujung tinggi etika, perbuatan mengajar atau moral, dan melaksanakan ajaran melatih”(Depdiknas, 2008:353). agama (Rohman, 2012:1). Sesuai dengan UU No. 20 Tahun Pendapat Ki Hajar Dewantara, 2003 Tentang Sistem Pendidikan mengemukakan bahwa lingkungan Nasional pada Pasal 3 menyebutkan pendidikan yang dapat bahwa Pendidikan Nasional mempengaruhi pembentukan berfungsi mengembangkan karakter seseorang mencakup kemampuan dan membentuk lingkungan keluarga, lingkungan karakter serta peradaban bangsa yang sekolah, dan lingkungan bermartabat dalam rangka masyarakat. Ketiga lingkungan mencerdaskan kehidupan bangsa. tersebut sering disebut sebagai Pendidikan nasional bertujuan tripusat pendidikan yang akan untuk berkembangnya potensi mempengaruhi karakter manusia peserta didik agar menjadi manusia secara bervariasi. yang beriman dan bertakwa kepada Lingkungan Sekolah merupakan Tuhan Yang Maha Esa, Berakhlak lingkungan pendidikan formal, juga Mulia, Sehat, Berilmu, Cakap, menentukan dalam perkembangan Kreatif, Mandiri, dan Menjadi Warga dan pembinaan karakter peserta Negara yang demokratis serta didik. Bahkan, sekolah dapat disebut bertanggung jawab (Abdullah, sebagai lingkungan pendidikan 2011:221). kedua setelah keluarga yang berperan Nasionalisme dalam Pelajaran dalam pendidikan karakter pada Sejarah merupakan tujuan seorang peserta didik (Syamsul pembelajaran yang sangat penting Kurniawan, 2016 : 46). Lingkungan dalam rangka membangun karakter sekolah juga terbagi menjadi dua yaitu lingkungan fisik dan yang dapat mempengaruhi lingkungan sosial. pembentukan karakter peserta didik Lingkungan fisik yaitu diantarannya seperti keadaan fisik lingkungan yang ada di sekitar siswa sekolah, kehidupan sekolah, guru, baik itu di kelas, sekolah, atau di staf, kurikulum dan metode yang luar sekolah, sedangkan Lingkungan digunakan dalam mengajar. Dalam Sosial Sekolah merupakan hal ini peneliti ingin mengetahui lingkungan pergaulan antar tentang karakter peserta didik manusia, pergaulan antara pendidik terhadap lingkungan internal di dengan peserta didik serta orang- sekolah. orang lainnya yang terlibat dalam Menurut Kementerian Pendidikan interaksi pendidikan. Interaksi Nasional yaitu : Pendidikan dipengaruhi Seseorang siswa dapat di karakteristik pribadi dan corak katakan berkarakter baik jika sudah pergaulan antar orang-orang yang memenuhi Indikator karakter sebagai terlibat dalam interaksi tersebut, berikut Religius, Jujur, Toleransi, baik pihak peserta didik (siswa) Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, maupun para pendidik (guru) dan Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin pihak lainnya. Tiap orang memiliki Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta karakteristik pribadi masing-masing, Tanah Air, Menghargai Prestasi, sebagai individu maupun sebagai Bersahabat/Komunikatif, Cinta anggota kelompok (Sukmadinata, Damai, Gemar Membaca, Peduli 2007:5). Lingkungan, Peduli Sosial dan Berdasarkan kondisi saat ini Tanggung Jawab (Pusat Kurikulum yang terjadi di kalangan pelajar dan Perbukuan Kementerian Indonesia khususnya SMAN 1 Pendidikan Nasional, 2011). Trimurjo, perlu diadakannya Penelitian pendahuluan pembenahan dari aspek sikap yaitu dilakukan di SMA Negeri 1 Trimurjo dengan cara diselenggarakannya Lampung Tengah pada tanggal 05 pendidikan karakter. Agar Februari 2018, peneliti melakukan penyelenggaraan pendidikan karakter observasi ternyata masih banyak dapat berjalan dengan optimal, peserta didik yang membolos disaat sebelumnya perlu diketahui jam pelajaran, tidak mematuhi aturan terlebih dahulu bagaimana gambaran dan tidak mengikuti kegiatan upacara dan pengaruh karakter siswa-siswi dengan khitmah seperti datang SMAN 1 Trimurjo dengan terlambat pada saat kegiatan upacara, lingkungannya, sehingga dapat atribut kurang lengkap, tidak dipilih pembinaan yang lebih tepat. khitmahnya upacara dikarenakan Lingkungan terdiri dari kurang siapnya peserta upacara dan lingkungan eksternal dan internal. peserta upacara pada barisan Lingkungan eksternal di pengaruhi belakang, banyak cara yang dari lingkungan sekitar seperti dilakukan peserta untuk lingkungan keluarga, lingkungan menghilangkan rasa jenuh dan bosen. tempat tinggal dan teman sebaya hal Dengan berbicara di dalam tersebut yang mempengaruhi barisan masing-masing. Rasa karakter peserta didik sedangkan Nasionalisme yang kurang, membuat lingkungan internal seperti peserta didik bermalas-malasan lingkungan sekolah. Faktor sekolah dalam melaksanakan kegitan rutin upacara bendera pada hari Senin. lambat laun negara itu akan hancur. Oleh sebab itu pada hari Selasa Hal ini tentu saja sangat peneliti melakukan wawancara mengkhawatirkan, karena remaja dengan Bapak Istoyip S.Pd, guru sebagai generasi muda yang Mata Pelajaran Sejarah Hasil notabene generasi penerus bangsa wawancara tersebut, beliau yang akan menggantikan menyatakan bahwa Lingkungan kepemimpinan bangsa kelak, sangat Sekolah berpengaruh terhadap Nilai diharapkan mampu menjadi Karakter Peserta Didik. Narasumber pemimpin yang benar-benar menerangkan bahwa terkikisnya memiliki rasa kebangsaan yang Rasa Nasionalisme sekarang ini telah tinggi. Pembiasaan bangga sebagai melanda anak didik di sekolah bangsa Indonesia yang berbhinika Contoh realnya saja peserta tunggal ika dengan keelokan negeri didik masih sering datang terambat, dengan segala kekayaan dan membolos disaat jam pelajaran, pesonanya merupakan langkah untuk pengaruh teman sebaya, pengaruh menumbuhkan Rasa Nasionalisme. prasarana yang kurang mendukung Sejak dini kita perkenalkan pada dan ketika dilaksanakan kegiatan generasi muda kita, produk negeri upacara bendera para siswa merasa kita, bahasa kebangsaan, bendera malas dan tidak melaksanakannya negara dan perjuangan pahlawan kita. dengan khitmat dan tertib. Untuk membentuk generasi bangsa Apabila siswa sadar dan paham yang mempunyai karakter baik kita bagaimana perjuangan pahlawan perlu memulainnya dari sekolah ketika merebut negara Indonesia dengan adannya lingkungan sekolah dari tangan penjajah maka para karakter siswa akan terbentuk lebih siswa akan mengikuti upacara baik. dengan baik atas dorongan dalam Berdasarkan penjelasan di atas dirinya bukan karena takut dihukum dalam hal ini peneliti ingin guru. Di samping itu, siswa mengetahui tentang karakter siswa sekolah sekarang ini lebih suka terhadap lingkungan internal di menggunakan bahasa gaul dalam sekolah. Maka peneliti akan kehidupan sehari-harinya mengadakan penelitian dengan judul dibandingkan dengan menggunakan “pengaruh lingkungan sekolah Bahasa Indonesia yang baik dan terhadap karakter peserta didik Kelas benar, bahkan remaja sekarang juga XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo lebih merasa bangga dengan Tahun Ajaran 2017-2018”. menggunakan produk luar negeri METODE PENELITIAN daripada produk dalam negeri Penelitian ini merupakan sendiri. penelitian kualitatif dengan metode Apabila dibiarkan begitu saja penelitian survai deskriptif. Menurut maka keadaan seperti itu akan Sugiyono metode survai adalah berbahaya, sebab generasi muda dan metode digunakan untuk mendaptkan siswa sekolah merupakan generasi data dari populasi tertentu yang penerus yang akan melanjutkan bersifat ilmiah, tetapi peneliti pembangunan bangsa ini menuju melakukan pengumpulan data arah yang lebih baik. Apabila dengan wawancara di mana peneliti generasi mudanya sudah tidak tidak memberikan perlakuan seperti mencintai bangsanya tentu saja pada eksperimen (Sugiyono 2014:12). Sukmadinata berpendapat Ʃ Y2 : jumlah sekor total ( seluruh bahwa metode survai digunakan item) untuk mengumpulkan informasi yang N : jumlah responden berupa pendapat atau opini dari sejumlah orang terhadap topik-topik Distribusi (tabel t) untuk a = 0,05 tertentu (Sukmadinata 2012:54). dan derajat kebebasan (dk = n). Penelitian ini bertujuan untuk kreteria pengujian : jika rhitung > rtabel mengetahui tentang pengaruh maka alat ukur tersebut di nyatakan lingkungan sosial sekolah terhadap valid dan sebaliknya apabila rhitung < karakter peserta didik Kelas XI IPS rtabel maka alat ukur tersebut SMA N 1 Trimurjo. dinyatakan tidak valid. Pengujian Instrumen Penelitian Uji Reliabilitas Sebelum angket atau kuisioner Reabilitas instrumen adalah disebar kepada siswa maka perlu ukuran suatu kesetabilan dan dilakuan uji kelayakan instrumen, konsistensi responden dalam yaitu uji persyaratan instrumen menjawab hal yang terkait dalam tentang layak atau tidaknya sebuah konstruk-konstruk pertanyaan yang instrumen dipakai sebagai alat merupakan dimensi atau variabel dan pengumpul data yang baik. disusun dalam suatu bentuk angket Reliabilitas dan validitas merupakan menurut (Sujarwo dalam Sujarweni dua syarat utama yang harus dkk, 2012:186). Instrumen yang dipenuhi oleh sebuah instrumen reliabel berarti instrumen yang untuk layak digunakan sebagai alat cukup baik untuk mampu pengumpul data penelitian yang mengungkap data yang bisa memenuhi kriteria yang baik. Oleh dipercaya, pengukuran reabilitas karena itu instrumen yang baik harus instrumen mengunakan rumus Alpa memiliki nilai reliabilitas dengan Cronbach sebagai berikut: validitas tertentu (Iqbal Hasan, 2013: 298). Uji Validitas keterangan: Instrumen penelitian yang baik : Reliabilitas yang dicari harus memenuhi dua persyaratan k : Banyaknya butir soal penting, yaitu valid dan reliable. : Jumlah varians skor tiap- sebuah instrumen dapar di katakan tiap item Valid jika instrumen tersebut dapat : Varians total mengukur apa yang seharusnya (Arikunto,2010: 109). diukur menurut situasi dan tujuan Menurut Arikunto bahwa koesioner tertentu, pengujian validitas dinyakan reliabel jika memiliki instrumen dalam penelitian ini akan koefisien alpha yang mengunakan rumus korelasi product diinterpretasikan sebagai berikut: moment pearson dengan rumus Tabel 8. Kriteria Reliabilitas sebagai berikut (Ridwan, 2004:128) : Koefesien Kriteria Reliabilitas (r11) 0,80 <r11≤ 1,00 Sangat tinggi Keterangan : rxy : koefesien korelasi antara X 0,60< r11 ≤ 0,80 Tinggi dan Y 0,40< r11≤ 0,60 Cukup Ʃ X2 : jumlah skor item 0,20< r11≤ 0,40 Rendah di wilayah Kecamatan Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah, yang 0,00 < r11≤ 0,20 Sangat rendah di dirakan pada tahun 2001 Sumber: Suharsimi Arikunto berdasarkan Surat Keputusan Bupati 2010:8 Lampung Tengah Nomor: 307.A/KPTS/04/2001, tanggal 30 Instrument dapat di katakan Oktober 2001. Sekolah ini mempunyai reliabilitas apabila nilai merupakan sekolah kebanggaan kriteria pernyataan yang digunakan masyarakat Trimurjo. dalam instrument 0,6 sampai dengan Sejak pemerintah provinsi 1,00. menetapkan SMA Negeri 1 Trimurjo Variabel dalam penelitian ini sebagai salah satu rintisan Sekolah ada dua variabel yaitu Lingkungan Standar Nasional (RSSN) pada tahun Sosial Sekolah dan Karakter Peserta 2008, memberikan motivasi dan Didik. Teknik pengumpulan data semangat baru bagi seluruh warga yang digunakan peneliti yakni teknik sekolah untuk terus bekerja keras Kuesioner/Angket, Observasi, menempa diri dalam upaya Wawancara/Interview, Teknik meningkatkan mutu proses dan hasil Dokumentasi sedangkan untuk belajar siswa, dengan harapan dapat teknik analisis data yang digunakan melahirkan berbagai prestasi siswa adalah Analisis data kualitatif yaitu baik akademik maupun non menggunakan rumus nilai persentase. akademik. Dimulainya Tahun ajaran 2008/2009 sampai dengan 2011/2012, SMA Negeri 1 Trimurjo melakukan kegiatan pemantapan dari Tabel 1. Nilai Interpretasi Rintisan Sekolah Berstandar Nasional (RSSN), untuk menjadi No Interval Kreteria Sekolah Berstandar Nasional, yang kualitas Sekolahnya di harapkan 1. 81% – 100% Sangat Baik sejajar dengan sekolah-sekolah nasional, yang pencapaiannya 2. 61% – 80% Baik didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan (SNP). 3. 41% – 60% Cukup Baik Usaha peningkatan status ini perlu dipahami oleh seluruh warga 4. 21% – 40% Kurang Baik sekolah, warga masyarakat dan unsur terkait, untuk mendapatkan 5. 0% – 20% Tidak Baik dukungan guna keberhasilannya. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah Sumber: (Purwanto, 2008:102) 1. Visi Visi SMA Negeri 1 Trimurjo HASIL DAN PEMBAHASAN adalah “MEWUJUDKAN SDM Hasil Penelitian YANG SATU” ( Sehat, Akhlak Gambaran Umum SMA Negeri 1 Mulia, Terampil dan Unggu). Trimurjo Lampung Tengah 2. Misi SMA Negeri 1 Trimurjo adalah Misi SMA Negeri 1 Trimurjo satu-satunya SMA Negeri yang ada adalah: a. Melengkapi sarana prasarana g. Pelaksanaan, yaitu proses Sekolah. pengumpulan data di lapangan b. Mewujudkan komunitas meliputi pengisian kuesioner sekolah yang harmonis pengaruh lingkungan sosial c. Mewujudkan perilaku warga sekolah terhadap karakter sekolah sesuai dengan tatatertib peserta didik. yang berlaku h. Pengkategorian data. d. Mengembangkan potensi i. Menganalisis data. peserta didik j. Membuat kesimpulan. e. Menyiapkan model-model pembelajaran yang adaptif Deskripsi Data Untuk memperoleh data dalam SMA Negeri 1 Trimurjo penelitian ini, peneliti menggunakan memiliki sarana dan prasarana kuesioner yang digunakan untuk sekolah yang memadai, baik sarana memperoleh data lingkungan sosial yang menunjang kegiatan sekolah terhadap pembentukan pembelajaran maupun kegiatan yang karakter peserta didik Kelas XI IPS menunjang kegiatan ekstrakulikuler. di SMA Negeri 1 Trimurjo. Untuk menunjang kegiatan Peneliti menyebar kuesioner pembelajaran di sekolah, SMA kepada siswa Kelas XI IPS yang Negeri 1 Trimurjo di dukung oleh telah ditetapkan peneliti sebagai sarana dan prasarana ruang gedung sampel penelitian. yang dapat di jadikan untuk kegiatan Penyebaran angket tersebut pembelajaran yang berlangsung di dilaksanakan pada jam Mata sekolah. Pelajaran Sejarah berlangsung dan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 diawasi oleh guru mata pelajaran. Trimurjo Didi Nuryadi, M.Pd dan Sebelum kueisioner disebar, terlebih Guru serta karyawan yang mengabdi dahulu peneliti memberikan arahan di SMA Negeri 1 Trimurjo Lampung dalam mengisi kuesioner tersebut. Tengah sebanyak 60 orang. Hal ini dimaksudkan agar siswa yang menjadi sampel dalam PELAKSANAAN PENELITIAN penelitian ini dapat memahami Persiapan Penelitian maksud dari kuesioner tersebut dan Penelitian ini memiliki beberapa dapat memberikan jawaban yang langkah yang harus dilaksanakan subjektif sesuai dengan kondisi dalam pelaksanaan penelitian antara dirinya sendiri. lain sebagai berikut: Setelah proses pengambilan data lingkungan sosial sekolah terhadap a. Observasi awal untuk melihat karakter peserta didik selesai kondisi lapangan atau tempat dilakukan, peneliti melakukan penelitian seperti banyak kelas, rekapitulasi terhadap seluruh data jumlah siswa dan tata tertip di yang diolah yang berasal dari sekolah. kueisioner tersebut. b. Menentukan populasi dan Untuk menghitung besar kecilnya c. sampel dari subjek penelitian. suatu pengaruh antara lingkungan d. Membuat instrument penelitian. sosial sekolah terhadap pembentukan e. Validitas instrument. karakter peserta didik dapat di lihat f. Mengujicobakan instrument. dari tabel-tabel sebagai berikut: Tabel 1.Lingkungan Sosial Sekolah konsisten variabel lingkungan No. Frekuensi Persentase sosial sekolah sebesar 57,879 Koefisien regresi X sebesar 0,243 I. 22 71% menyatakan bahwa setiap penambahan 1% tersebut bernilai II. 7 23% positif, sehingga dapat dikatakan III. 2 6% bahwa arah pengaruh variabel X terhadap Y adalah positif. IV. 0 0 Berdasarkan nilai signifikasi : dari V. 0 0 tabel Coefficients diperoelh nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05, Sumber : Olah data penelitian tahun sehingga dapat disimpulkan 2018 bahwa variabel Lingkungan Sosial Sekolah (X) berpengaruh Tabel 2. Karakter Peserta Didik terhadap variabel karakter No. Frekuensi Persentase peserta didik (Y) Ttabel = (a/2 : n-k-1) I. 15 48.4% = (0,05/2:31-1-1) = (0,025 : 29) II. 13 42% = 2,045 III. 2 6.4% Berdasarkan nilai t : diketahui nilai thitung sebesar 3,246 > ttabel IV. 1 3.2% 2,045 V. 0 0 Jadi sebesar 51% artinya bahwa lingkungan sosial sekolah memberikan Sumber : Olah data penelitian tahun pengaruh atau kontribusi terhadap 2018 pembentukan karakter peserta didik, Jadi dapat diketahui bahwa dala kategori cukup baik. variabel lingkungan sosial sekolah Pembahasan yang berkategori sangat baik terdapat Penelitian ini dilaksanakan di 22 siswa, kategori baik 7 siswa, SMAN 1 Trimurjo dengan kategori cukup baik 2 siswa, kategori mengunakan metode survai kurang baik 0 siswa, dan kategori tidak deskritif. Populasi penelitian ini baik 0 siswa. Kemudian pada variabel adalah seluruh siswa Kelas XI karakter peserta didik menunjukan IPS SMAN 1 Trimurjo yang bahwa yang berkategori sangat baik berjumlah 123 siswa, dengan sampel terdapat 15 siswa, kategori baik 13 yang terpilih sebanyak 31 siswa siswa, kategori cukup baik 2 siswa, dengan mengunakan teknik kategori kurang baik 1 siswa dan sampling Simple Random Sampling kategori tidak baik 0 siswa. yang dilakukan secara acak. Penelitian ini menggunakan Uji Regresi X terhadap Y bentuk metode penelitian survai Setelah seluruh item pembentuk deskriptif. metode survai adalah variabel lolos uji validitas dan metode digunakan untuk realibilitas, selanjutnya seluruh mendaptkan data dari populasi variabel dapat dilakukam analisis tertentu yang bersifat ilmiah, selanjutnya menggunakan aplikasi peneliti dalam penelitian ini tidak SPSS dan diketahui hasil pengaruh: melakukan ekperimen tetapi peneliti melakukan pengumpulan data. faktor pengaruh terbentuknya Tujuan dilakukan penelitian ini karakter siswa. adalah untuk mengetahui apakah ada Karakter religius dibuktikan pengaruh lingkungan sosial sekolah dengan kebiasaan yang dilakukan terhadap pembentukan karakter para siswa di SMAN 1 Trimurjo peserta didik Kelas X1 IPS SMAN untuk saling mengingatkan segala 1 Trimurjo. hal yang berkaitan dengan kegiatan Lingkungan sosial yang keagamaan. Hal tersebut berarti terdapat di lingkungan sekolah berteman dengan lingkungan siswa memiliki pengaruh yang besar religius akan membuat seorang terhadap pembentukan karakter siswa lebih religius ke depannya. siswa, hal ini dikarenakan semua Dalam pergaulan teman sebaya di prilaku yang dimiliki oleh siswa lingkungannya, karakter religius merupakan sebagian cerminan dari dibentuk melalui berbagai kegiatan prilaku seseorang yang terdapat di sekolah, antara lain tadarus pagi, lingkungan sosial sekolah siswa. solat duha, dan jamaah solat zuhur. Secara garis besar ada faktor Program tersebut dapat yang dapat mempengaruhi diterapkan dengan baik apabila ada pembentukan karakter siswa di kesadaran dari siswa untuk dalam lingkungan sosial sekolah melakukannya. Di sinilah peran yaitu relasi guru dengan siswa, relasi teman di lingkungan sosial sekolah siswa dengan siswa, dan realasi siswa yang mengingatkan siswa lainnya dengan karyawan di sekolah. Semakin untuk mengikuti tadarus pagi baik kondisi lingkungan sosial dengan benar dan rajin sekolah siswa akan berpengaruh melaksanakan jamaah solat zuhur, terhadap pembentukan karakter sehingga apabila dilakukan secara siswa yang baik pula. Sebaliknya terus- menerus, maka hal tersebut semakin buruk kondisi lingkungan akan meningkatkan ketaatan sosial sekolah siswa akan beribadah siswa di sekolah. berpengaruh buruk pula terhadap Karakter toleransi tercermin pembentukan karakter siswa. manakala siswa menghargai Dari penjelasan di atas bahwa kepentingan masing- masing, dan lingkungan sosial sekolah tidak memaksakan kehendak. berpengaruh terhadap Karakter toleransi diterapkan oleh pembentukkan karakter siswa sebagian siswa ketika melakukan dilihat dari data yang diperoleh hobi bersama. Misalnya ketika maka lingkungan sosial sekolah bermain sepakbola, beberapa siswa mempengaruhi terhadap mengatakan bahwa ketika akan pembentukan karakter peserta didik bermain mereka berangkat ke tempat SMAN 1 Trimurjo. bermain bersama-sama. Ketika ada Terdapat 9 nilai-nilai karakter anak yang tidak bisa ikut bermain yang terbentuk setiap siswa di karena tidak diperbolehkan oleh lingkungan sosial sekolah. Karakter orang tuanya, teman yang lain tersebut antara lain religius, jujur, memakluminya. toleransi, disiplin, kerja keras, Karakter disiplin yang terbentuk bersahabat / komunikatif, peduli di lingkungan sosial sekolah di lingkungan, peduli sosial dan SMAN 1 Trimurjo dibuktikan tanggung jawab. Hal ini menjadi dengan semakin berkurangnya pelanggaran kedisiplinan yang menanyakan hal yang tidak dilakukan oleh siswa. Hal tersebut dimengerti oleh mereka. Selain itu, tidak terlepas dari peran guru dan pihak sekolah juga mewadahi teman sebaya yang memberikan pembentukan karakter kerja keras tekanan kepada siswa untuk bersikap dan rasa ingin tahu dengan praktik disiplin lebih disiplin lagi. pembelajaran langsung. Tekanan tersebut berupa Dalam beberapa mata pelajaran, teguran-teguran ketika ada siswa siswa diberi kesempatan langsung yang melanggar kedisiplinan, seperti untuk berinteraksi dengan mengeluarkan baju, bolos sekolah, masyarakat sekitar, Hal tersebut dan bolos ekstrakurikuler. Kebiasaan dilakukan untuk menumbuhkan rasa untuk saling mengingatkan tersebut ingin tahu siswa. membuat siswa terbiasa untuk Karakter peduli lingkungan berperilaku disiplin. Selain itu, tercermin dari sikap siswa yang pihak sekolah juga memiliki saling mengingatkan anggota program khusus untuk kelompoknya apabila melakukan mensosialisasikan pentingnya tindakan yang sekiranya merusak kedisiplinan bagi siswa. lingkungan atau mengotori Pihak sekolah biasanya bekerja lingkungan seperti corat-coret sama dengan pihak kepolisian dalam fasilitas sekolah, mengotori hal penegakan kedisiplinan. lingkungan sekolah dan membuang Kegiatan yang dilakukan seperti sampah sembarangan. latihan baris-berbaris, razia atribut Ditambah lagi dengan kebiasaan sekolah, razia rambut, razia sebagian siswa yang memberikan kendaraan bermotor, dan yang keteladanan dengan memungut lainnya. Razia tersebut dilakukan sampah dan membuangnya ke tempat secara mendadak, tidak ada waktu sampah. Dengan adanya contoh yang yang pasti. Namun, ketika ada diberikan oleh temannya, maka beberapa kasus pelanggaran disiplin siswa yang lain akan mengikutinya. berat, biasanya pihak sekolah Pembentukan karakter peduli langsung melakukan razia. lingkungan juga ditunjang oleh Karakter kerja keras dan rasa program sekolah, yaitu jalan sehat, ingin tahu tercermin dari kebiasaan bersih-bersih dan gerakan anti siswa dalam kelompok untuk vandalisme. memecahkan permasalahan yang Program tersebut diwujudkan berkaitan dengan kegiatan pelajaran. dengan kegiatan jalan sehat, sembari Pada saat ada kesulitan dalam memungut sampah yang ada di memecahkan soal, siswa biasanya sekitar lokasi jalan sehat. Untuk berdiskusi bersama dengan teman program anti vandalisme dilakukan kelompoknya, apabila belum juga dengan mengajak siswa untuk menemukan jawaban yang tepat, bersama-sama menghilangkan maka siswa akan bertanya kepada tulisan vandal yang berada di sekitar guru. sekolah, membersihkan fasilitas Bahkan terkadang ketika ada sekolah seperti pintu dan meja dari waktu kosong, beberapa anak ada coretan-coretan. yang datang ke kantor untuk mencari Karakter peduli sosial terlihat guru mata pelajaran yang ketika siswa mengalami bersangkutan, kemudian kesulitan atau masalah siswa yang lain akan membantu Hal ini dapat dilihat dari hasil memberikan solusi, terutama dalam penghitungan dengan rumus nilai hal pelajaran, tugas sekolah, persentase 51% artinya lingkungan bahkan juga masalah-masalah yang sosial sekolah memberi pengaruh terkait dengan kegiatan sekolah dan atau kontribusi terhadap pribadi pada siswa tersebut. pembentukan karakter peserta didik, Dapat dilihat dari gambar grafik dalam kategori Cukup Baik. pengkategorian lingkungan sosial Pembentukan karakter siswa di sekolah sebagai berikut : pengaruhui oleh lingkungan sosial Gambar 1. Grafik Lingkungan sekolah. Sosial Sekolah dan Karakter Siswa DAFTAR PUSTAKA Abdullah. 2011. Sosiologi pendidikan (individu, masyarakat, dan pendidikan). Jakarta: PT. Grafindo Persada.
Depdiknas. 2008. Kurikulum tingkat
satuan pendidikan. Jakarta: Dikmenum.
Iqbal, H. 2013. Analisis data
penelitian dengan statistik edisi Berdasarkan grafik di atas hasil ke-2. Jakarta: Bumi Aksara. Angket Lingkungan Sosial Sekolah dan Karakter Peserta Didik dapat dikatakan bahwa lingkungan sosial Purwanto. 2008. Metodologi sekolah berpengaruh terhadap penelitian kuantitatif. pembentukan karakter siswa dengan Yogyakarta: Pustaka Pelajar. sampel 31 siswa setelah dihitung mengunakan aplikasi Statistical Product and Service Solutions Ridwan. 2004. Pengantar statistika (SPSS) yaitu 51% termasuk dalam untuk penelitian pendidikan, kategori Cukup baik. sosial, ekonomi, komunikasi, dan bisnis. Bandung: Alfabeta. KESIMPULAN Berdasarkan analisis peneliti lakukan, maka dapat disimpulkan Rohman. 2012. Kebijakan bahwa: terdapat pengaruh positif pendidikan. Jakarta: Aswaja antara lingkungan sosial sekolah Pressindo. terhadap pembentukan karakter peserta didik Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Trimurjo Tahun Ajaran Sugiyono. 2014. Metodologi 2017/2018 kondisi lingkungan sosial penelitian kuantitatif kualitatif sekolah cukup baik. dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharsimi, A. 2010. Prosedur Sukmadinata. 2012. Metode penelitian suatu pendekatan penelitian pendidikan. praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sujarwen, et al. 2012. Statistika Syamsul, K. 2016. Pendidikan
untuk penelitian. Yogyakarta: karakter. Yogyakarta: Ar Ruzz Graha Ilmu. Media.
Pengaruh Lingkungan Belajar Fasilitas Belajar Dan Keaktifan Organisasi Ekstra Kurikuler Pramuka Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Andong1