Anda di halaman 1dari 8

Personal Guru dalam Memahami Karakter Peserta Didik

Finie Lestari
Email : finie.lestari4240@student.unri.ac.id
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Riau

Pendahuluan

Dalam melakukan pembelajaran banyak hal yang harus dilakukan oleh seorang guru,
salah satunya adalah memahami karakteristik setiap peserta didik. Karakter anak masing-
masing berbeda-beda, guru perlu memahami karakter anak didik sehingga ia dapat dengan
mudah untuk mengelola segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran termasuk juga
pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pengajaran,
kemampuan yang dimiliki mereka sehingga komponen pengajaran dapat sesuai dengan
karakteristik dari siswa yang akhirnya pembelajaran tersebut dapat lebih bermakna. Pada
perkembangannya, pembentukan karakter anak didik sulit dicapai. Atas dasar tersebut,
menurut Janawi, pendidik atau guru perlu menyelami dunia anak, potensi, minat, bakat,
motivasibelajar dan permasalahan lain yang berhubungan dengan anak (Janawi, 2019).

Membangun karakter atau yang saat ini sering kita dengar dengan sebutan carakter
building sedang menjadi perhatian banyak orang terutama orang tua yang ingin mempunyai
anak-anak yang berkarakter baik atau positif. Karakteristik siswa akan amat berpengaruh dalam
pemilihan strategi pengelolaan, yang berkaitan dengan bagaimana menata pembelajaran, agar
sesuai dengan karakteristik individu siswa. Bahkan memahami kepribadian dan perilaku anak
(karakteristik anak) menurut Janawi dapat bersumber pada dua hal penting, yaitu unsur natural
(unsur genetis) dan nurture (unsur pola asuh) (Janawi, 2019).

Sebagaimana telah diungkapkan sebelumnya bahwa peserta didik memiliki


karakteristik terdiri. Ia berbeda antara satu dan lainnya. Peserta didik kembar identikpun
memiliki perbedaan, meskipun ia memiliki banyak kesamaan. Karakter merupakan hal sangat
esensial dalam berbangsa dan bernegara, oleh sebab itu hilangnya karakter akan menyebabkan
hilangnya generasi penerus bangsa. Karakter juga memiliki fungsi seabagai penggerak dan
kekuatan sehingga bangsa ini tidak terombang-ambing. Dalam proses pembelajaran guru harus
mengenali dan memahami karakterstik peserta didik. Salah satu manfaat memahami
karakteristik peserta didik adalah proses belajar mengajar yang berlangsung dengan lebih baik,
sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Namun pada kenyataannya, saat ini pengembangan karakter yang sudah diupayakan
dengan berbagai bentuk belum dapat terealisasi dengan maksimal. Hal itu tercermin dari
semakin maraknya kasus kriminalitas, perusakan lingkungan alam, pelanggaran hak asasi
manusia, pergaulan bebas, pornografi, tawuran antar pelajar, kerusuhan serta korupsi.
Gambaran perilaku tersebut menunjukkan bahwa bangsa kita tengah menghadapi krisis moral
atau akhlak (Setiawan, 2017, p. 20).

Selain itu untuk anak-anak yang sudah masuk dunia sekolah, mengenal teman-teman
baru, yang tidak jarang juga membawa karakter-karakter yang tidak baik sehingga disadari atau
tidak, diikuti oleh anak-anak yang lain karena intensitas bertemu hampir setiap hari. Maka dari
lingkungan sekolahpun ikut berperan dalam pembentukan karakter anak.Sayangnya untuk
beberapa sekolah belum terlalu memperhatikan karakter-karakter siswanya, biasanya pihak
sekolah hanya memperhatikan prestasi akademiknya saja.Sehingga karakter siswa belum
terlalu diperhatikan, terlihat masih sedikitnya sekolah-sekolah dasar yang juga mengadakan
progam membangun karakter atau yang dikenal dengan sebutan (caracter building).

Personal Guru
Kompetensi personal guru merupakan kondisi yang harus diwujudkan secara optimal
sebagai upaya untuk dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Tenaga pendidik (guru)
memegang peran penting dalam proses pembelajaran di kelas dan bahkan dalam meningkatkan
kualitas Pendidikan di sebuah sekolah, daerah, dan nasional. Guru sebagai komponen kunci
dalam proses pendidik dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran yang
mendidik. Peran besar inilah yang dituntut dari guru, khususnya dalam pembentukan karakter
anak maupun karakter bangsa. Karakter yangdiharapkan bukan hanya memiliki kecerdasan dan
keterampilan, tetapi karakter akhlak mulida dan spritualitas-keagamaan. Dalam menggapai
tujuan itu, implikasi proses belajar diarahkan pada proses pembelajara yang berorientasi pada
anak didik.

Profesi atau jabatan guru yang baik sebagai pendidik di sekolah sebenarnya tidak dapat
dipandang ringan, karena tugas pendidik menyangkut berbagai aspek kehidupan serta
menuntut tanggung jawab moral yang berat. Raharjo menyatakan bahwa guru sebagai profesi
memiliki karakteristik profesional minimum dan berdasarkan sintesis temuan-temuan
penelitian. Beberapa karakteristik profesional minimum guru adalah; pertama, mempunyai
komitmen pada siswa dan proses pembelajarannya; kedua, menguasai secara mendalam bahan
pembelajaran atau mata pelajaran serta cara menyampaikan pembelajarannya; ketiga,
bertanggung jawab memantau hasil belajar anak melalui berbagai cara evaluasi; keempat,
mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya; dan
kelima, menjadi partisipan aktif masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya (Raharjo,
2010).

Proses pembelajaran yang mendidik adalah proses yang selalu berorientasi pada
pengembangan potensi anak. Kegiatan belajar mengajar tersebut menurut Masnur Muslich
(2007) menitikberatkan pada proses pemberdayaan potensi anak. Prinsip-prinsip yang perlu
dipertahankan seperti: Pertama, kegiatan yang berpusat pada anak; Kedua, belajar melalui
berbuat; Ketiga, mengembangkan kecerdasan intelektual, emosional, spiritual, dan sosial; dan
keempat, belajar sepanjang hayat.

Menurut Dimyati & Mudjiono (2006), belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa
yang kompleks. Sebagai tindakan, belajar hanya dialami oleh anak sendiri. Proses belajar
terjadi karena anak memperoleh pengalaman yang ada dilingkungan sekitarnya. Atau dalam
istilah Davies, tujuan akhir dari pengajaran (pembelajaran) adalah perubahan dan perubahan
itu sendiri oleh interaksi anak dengan lingkungannya (Davies. 1986). Untuk itu, dalam
memahami karakteristik peserta didik, seorang tenaga pendidik membutuhkan disiplin ilmu
seperti Psikologi Belajar, Psikologi Perkembangan, Psikologi Kepribadian, dan bahkan
dimungkin ilmu-ilmu yang berkaitan dengan disiplin ilmu komunikasi.

Kemampuan guru mengelola kelas dengan cara memahami perasaan dan keinginan
siswa tersebut di atas akan membuat suasana kelas menjadi kompak. Kesempatan yang
diberikan oleh guru untuk semakin melibatkan mereka dalam proses belajar mengajar
menjadikan siswa merasa dihargai dan merasa ikut memiliki, karena saling memperhatikan,
saling membutuhkan antara guru dengan siswa. Sikap-sikap inilah yang akan efektif
menumbuhkan motivasi dan memacu gairah belajarnya, karena motivasi merupakan salah
satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

Dengan demikian uraian di atas memberikan suatu petunjuk kepada guru sebagai agen
pembelajaran yang baik untuk benar-benar mewujudkan sifat-sifat kepribadian yang positif
dan secara optimal sehingga guru dapat mengembangkan pembelajaran secara profesional di
kelas.

Karakter Peserta Didik


Anak hidup dan dibentuk dalam lingkungan yang beragam. Ini penting dilakukan untuk
memudahkan guru melaksanakan pembelajaran. Perkembangan selanjutnya, guru dapat
merencanakan sekenario pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak. Menurut
Dimyati & Mudjiono (2006), belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.
Sebagai tindakan, belajar hanya dialami oleh anak sendiri. Proses belajar terjadi karena anak
memperoleh pengalaman yang ada dilingkungan sekitarnya. Atau dalam istilah Davies, tujuan
akhir dari pengajaran (pembelajaran) adalah perubahan dan perubahan itu sendiri oleh interaksi
anak dengan lingkungannya (Davies. 1986).

Anak memiliki kesempatan yang sama dalam proses pembelajaran. Menguasai


karakteristik peserta didik berhubungan dengan kemampuan guru dalam memahami kondisi
anak didik. Anak dalam dunia pendidikan modern adalah subyek dalam proses pembelajaran.
Conny R. Semiawan (2002) menyatakan bahwa, belajar dapat ditelaah melalui dua hal, yaitu
secara mikro dan makro. Secara mikro, belajar terkait dengan proses pembelajaran itu sendiri.
Pengaruh negatif dapat datang dari luar dinding sekolah (lingkungan luar) ditambah pula oleh
orientasi pembelajaran yang ditandai oleh ciri alienatif, keterasingan anak didik dari proses
belajar sesungguhnya.

Karakter merupakan hal sangat esensial dalam berbangsa dan bernegara, oleh sebab itu
hilangnya karakter akan menyebabkan hilangnya generasi penerus bangsa. Tujuan dari
pendidikan karakter yakni untuk mengembangkan berbagai kemampuan dan potensi peserta
didik dalam memberikan keputusan baik dan buruk, memelihara nilai-nilai kebaikan dan
mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari baik itu di lingkungan rumah, sekolah, maupun
lingkungan masyarakat (Komara, 2018, p. 18).

Anak tidak dilihat sebagai obyek pendidikan, karena anak merupakan sosok individu
yang membutuhkan perhatian dan sekaligus berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Anak
juga memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda satu dengan yang lainnya baik dari segi
minat, bakat, motivasi, daya serap mengikuti pelajaran, tingkat perkembangan, tingkat
inteligensi, dan memiliki perkembangan sosial tersendiri. Tujuan yang diinginkan dari
memahami karakteristik awal siswa adalah untuk mengkondisikan apa yang harus diajarkan,
bagaimana mengkondisikan siswa belajar sesuai dengan karakteristiknya masing-masing.

Karakter pertama kali terbentuk di dalam lingkungan keluarga, dimana manusia dididik
dan diajarkan berbagai nilai-nilai untuk pertama kalinya. Indonesia sangat membutuhkan
generasi penerus yang unggul dalam segala hal yang nantinya dapat memajukan dan
menaikkan derajat bangsa serta menyelaraskan dengan perkembangan zaman. Salah satu usaha
yang dapat dilakukan yakni dengan adanya pendidikan karakter (Maemunah, 2018, p. 5).

Orangtua memang berperan penting dalam penanaman karakter anak, tetapi tidak hanya
orangtua dan keluarga yang berpengaruh dalam karakter anak, tetapi lingkungan sekitarpun
ikut berpengaruh.Anak tidak selamanya diam di rumah, separuh waktu anak-anak lakukan
diluar rumah dengan teman-temannya.oleh karena itu tidak sedikit karakter anak terpengaruhi
oleh teman-teman sepermainannya. Begitupun sebaliknya, jika orang tersebut berperilaku
sesuai dengan norma dan kaidah moral maka disebut dengan orang yang berkarakter mulia (N.
A. Aeni, 2014, p. 50).

Uraian tersebut meninggalkan pesan bahwa karakter harus diwujudkan secara nyata
melalui tahapan-tahapan tertentu. Salah satu tahapan yang dapat dilakukan yaitu membangun
karakter yang kuat, melalui pendidikan guna membuat bangsa ini memiliki karakter yang kuat,
bermartabat, dan memiliki great civilitation.
Mengidentifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik mempunyai tujuan
yaitu : a) Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan kemampuan serta
karakteristik awal siswa sebelum mengikuti program pembelajaran tertentu. b) Menyeleksi
tuntutan, bakat, minat, kemampuan, serta kecenderungan peserta didik berkaitan dengan
pemilihan program-program pembelajaran tertentu yang akan diikuti mereka. c) Menentukan
desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu yang perlu dikembangkan sesuai
dengan kemampuan awal peserta didik.

Penutup

Penting dalam mengembangkan karakter anak didik. Peran guru dalam memahami
karakteristik anak didik dapat dioptimalkan dalam proses pembelajaran normal atau
pembelajaran di kelas atau dalam dunia persekolahan formal. Peran ini akan semakin
menghilang apabila guru tidak berinteraksi intens dengan anak. Semakin baik guru memahami
karakteristik anak, maka proses tersebut dapat berdampak pada: [1] optimalisasi pencapaian
tujuan pembelajaran; [2] membantu proses pertumbuhan dan perkembangan anak; [3].
Mempermudah anak untuk memaksimalkan potensi yang dimilikinya; [4] mempermudah guru
dan orang tua atau pihak yang berkepentingan untuk mendiagnostik anak, apabila anak
memiliki masalah-masalah tertentu; dan [5] mempermudah anak bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya. Guru sebagai tenaga pendidik memiliki tanggung jawab besar terhadap
dirinya, masyarakat, dan lingkungannya (dunia pendidikan). Tanggung jawab tersebut tidak
dapat diabaikan dan bahkan telah dituangkan dalam undang-undang pendidikan nasional.
Itulah sebabnya bahwa guru berada di garda terdepan proses pendidikan di Indonesia. Bahkan
Professional atau tidaknya guru tergantung dengan kemampuannya dalam memahami peerta
didik. Hal-hal mendasar yang mutlak dipahami dan dituangkan dalam proses pembelajaran
adalah karakteristik dan potensi belajar anak.
Referensi

Janawi. Kompetensi Guru: Citra Guru Profesional. Bandung: AlFabeta.

Muslich, Masnur. 2007. KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan): Dasar Pemahaman
dan Pengembangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Semiawan, Cony, R. 2002. Belajar dan Pemblajaran dalam Taraf Usia Dini (Pendidikan
PaSekolah dan Sekolah Dasar). Jakarta: Perenhellindo.
Raharjo, M. 2010. “Pengembangan Profesionalismeme Guru” (1). Online
(http.//mudjiarahardjo.com/artikel/136-pengembanga profesionalisme-guru-1.hlm1.
Komara, E. (2018). Penguatan Pendidikan Karakter dan Pembelajaran Abad
21. Sipatahoenan, 4(1), 17–26.

Maemunah. (2018). Kebijakan Pendidikan pada Era Revolusi Industri 4.0. In Membangun
Pendidikan yang Mandiri dan Berkualitas pada Era Revolusi Industri 4.0 (pp. 1–9). Mataram:
Universitas Muhammadiyah Mataram Press.
Setiawan, D. (2017). Implementasi Pendidikan Karakter di Era Global. In Pendidikan Karakter
di Era Global (pp. 20–25). Medan: Universitas Negeri Medan Press.
Finie Lestari, lahir di Pebaun Hilir, 11 Januari 2003. Menamatkan
sekolah di SMA Negeri 1 Kuantan Mudik, Kuansing, Riau. Saat
ini Fini sedang menempu pendidikan semester 4 pada strata satu
Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP universitas
Riau. Saya diterima di Universitas Riau melalui jalur PBUD
(Penelusuran Bibit Unggul Daerah).
Saya masih belajar dalam hal membuat artikel ataupun jurnal,
maaf jika kurang baik dan sesuai, akan saya perbaiki. Terima kasih

Kontak Saya masih belajar


No.Hp : 08124323.....
Email : finie.lestari4240@student.unri.ac.id

Anda mungkin juga menyukai