Anda di halaman 1dari 3

Identifikasi Pertumbuhan Dan perkembangan Karakter pesera Didik Ditinjau

Dalam persepektif Psikolog pendidika(Studi kasus SDN Sindangsari04)


Untuk Memenjhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Dari Dosen:
Bpk Mokh Iman Firmansyah.M.Ag

Dalam proses pembentukan bangsa, karakteristik siswa merupakan sub-


keterampilan penting dari kompetensi pedagogik. Penguasaan atribut peserta mutlak
diperlukan bagi pelatih, bahkan penguasaan atribut tersebut merupakan indikasi
profesional atau tidaknya pelatih. Sebagai kompetensi, karakteristik siswa tidak hanya
dijadikan sebagai variabel kognitif, tetapi juga karakteristik siswa dipahami, dikelola dan
digunakan dalam pembelajaran dari sudut pandang guru SD, SMP dan Perguruan Tinggi.
Perbedaan nilai hanya menunjukkan jenis siswa. Memahami karakteristik mahasiswa
tidak dapat diabaikan, bahkan di perguruan tinggi sekalipun. Jika diabaikan, proses
pembelajaran tidak akan mencapai hasil yang maksimal.Dalam proses perkembangannya,
pembentukan kepribadian siswa sulit tercapai. Atas dasar itu, menurut Janawi, pendidik
atau guru hendaknya menggali dunia anak, potensi, minat, bakat, motivasi belajar dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan anak (Janawi, 2019).Berdasarkan uraian di atas,
pendidik merupakan komponen penting dalam proses pembelajaran yang diperlukan
untuk memahami, menguasai dan menerapkan indikator karakteristik anak. Faktor
utamanya adalah;
[1] menentukan karakteristik belajar setiap siswa di kelas;
[2] semua siswa memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran;
[3] mengatur kelas untuk memberikan kesempatan belajar yang sama bagi semua siswa
dengan ketidakmampuan fisik dan belajar yang berbeda;
[4] mengetahui penyebab perbedaan perilaku siswa untuk mencegah perilaku tersebut
merugikan siswa lainnya;
[5] membantu mengembangkan potensi siswa dan mengatasi kelemahannya;
[6] peduli terhadap siswa penyandang disabilitas fisik agar dapat mengikuti kegiatan
akademik, agar siswa tersebut tidak terpinggirkan (dikucilkan, dicemooh, direndahkan
dan direndahkan). Mulyasa menjelaskan bahwa salah satu masalah utama dalam dunia
pendidikan adalah kurangnya kreativitas pada anak (E. Mulyasa, 2007).
Akan tetapi karakter anak perlu dibangun secara sinkron dengan pelaksanaan tugas
guru di dalam dan di luar kelas. Selain itu, perubahan siklus generasi menuntut perubahan
metode pembelajaran. Generasi X berbeda dengan Generasi Y. Pendekatan generasi
milenial tentunya berbeda dengan generasi “baby boomers” dan seterusnya. Namun jika
pendekatannya salah, masalah pendidikan akan semakin parah. Janawi menekankan
bahwa pendidikan harus menyentuh kepribadian anak didik dan pendidikan memiliki arti
bagi kehidupan anak (Janawi, 2019). (H.A.R. Tilaar 2006). Bahkan pemahaman tentang
kepribadian dan perilaku anak (karakteristik anak) menurut Janawi dapat berasal dari dua
faktor penting yaitu faktor alam (faktor genetik) dan pendidikan (faktor orang tua).
(Janawi, 2019). , artikel ini mencoba menelaah kembali bahwa karakteristik peserta didik
tidak hanya pada persepsi pengetahuan pendidik, tetapi pada penerapan pengetahuan
yang sebenarnya pada tataran nyata proses pembelajaran. Oleh karena itu karakteristik
siswa sebagai faktor penting menjadi penting dalam proses pembelajaran.

Peran Guru dalam Memahami karakter Peserta Didik


Pendidik (guru) berperan penting dalam pembelajaran di kelas bahkan dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah-sekolah baik di tingkat daerah maupun
nasional. Kemampuan melaksanakan proses pembelajaran pedagogik dituntut guru
sebagai bagian sentral dari proses pendidikan. Pada kenyataanya peran besar inilah yang
dituntut dari guru, terutama dalam pengembangan karakter anak dan karakter masyarakat.
Karakter yang diharapkan bukan hanya kecerdasan dan keterampilan, tetapi juga akhlak
mulia dan spiritualitas keagamaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, efek dari proses
pembelajaran difokuskan pada proses pembelajaran yang berorientasi pada siswa.
Menurut Dimyati & Mudjiono (2006), belajar adalah kegiatan dan perilaku siswa yang
kompleks. Belajar sebagai suatu kegiatan hanya dialami oleh anak itu sendiri. Belajar
terjadi karena anak memperoleh pengalaman dari lingkungannya. Atau menurut
ungkapan Davies, tujuan akhir pengajaran (belajar) adalah perubahan dan perubahan
interaksi anak itu sendiri dengan lingkungannya (Davies, 1986).
Oleh karena itu, untuk memahami karakteristik siswa, guru membutuhkan jurusan
seperti psikologi belajar, psikologi perkembangan, psikologi kepribadian bahkan
mungkin ilmu di bidang komunikasi. Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dalam
memahami karakteristik siswa, yaitu:
1.)Membangun komunikasi lisan Komunikasi lisan harus dipraktikkan dalam semua
aspek pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas. Komunikasi lisan berlangsung
dengan keterlibatan langsung siswa. Partisipasi siswa dilaksanakan dengan mengajukan
berbagai pertanyaan interaktif, namun pertanyaan tersebut tetap merupakan bagian dari
proses pembelajaran partisipasi siswa. Catatan penting adalah bahwa komunikasi lisan
bisa efektif ketika siswa dipandang sebagai subjek bukan objek pembelajaran.Secara
fungsional, komunikasi lisan dapat membangun unsur hubungan psikologis dan
mengembangkan keharmonisan internal antara guru dan siswa. Hubungan psikologis dan
keharmonisan batin antara guru dan siswa tidak mungkin terjadi dalam komunikasi non-
verbal. Karena hubungan tersebut, komunikasi verbal juga dapat dijadikan sebagai
pendekatan dalam pembelajaran, terutama ketika guru menghadapi siswa yang termasuk
dalam kategori “cukup buruk”.
1. cara berpikir anak belum stabil;
2. pengendalian faktor lingkungan;
3. keadaan lingkungan keluarga tidak mendukung;
4. pengaruh teman sebaya; dan
5. faktor bawaan
2.) Sosok yang baik Sosok yang baik merupakan panutan bagi siswa. Ia memiliki
beberapa kriteria, seperti optimisme, kemampuan komunikasi, karisma dan kepedulian
terhadap lingkungan, termasuk dunia anak-anak. Beberapa kriteria tersebut menjadi salah
satu unsur penting untuk memahami hakikat siswa. Keteladanan perilaku, tutur kata dan
komunikasi dapat dicapai dengan menjadi pendengar yang setia atau mau mendengarkan
keluh kesah siswa. Karakter yang baik biasanya memahami karakteristik siswa dalam
banyak hal. Selain itu, guru harus mendemonstrasikan teknik mengajar seperti;
1. formal tapi tidak kaku;
2. bercanda tapi tidak melebih-lebihkan;
3. pembelajaran di luar kelas (outside);
4. Makan dan minum diperbolehkan tetapi harus teratur; dan
5. relatif terhadap penjelasan. Jika teknik-teknik tersebut ditekuni dengan sungguh-
sungguh, maka guru dapat memotivasi sekaligus meningkatkan kemampuan
belajar siswa, bahkan perasaan betah (tidak mudah bosan) dalam pembelajaran
meningkat pada siswa.
3.) Pendidik harus berhati-hati dalam mengambil kesimpulan, karena kesimpulan
tersebut mengarah pada upaya lebih lanjut untuk memahami karakter siswa.
4.) Guru menunjukkan potensi penuh dan menyikapi dengan bijak untuk mengoptimalkan
pemahaman karakter secara holistik. Pada dasarnya tidak ada yang aneh, tetapi memiliki
satu sifat unik. Fenomena sikap siswa harus disikapi dengan mempertimbangkan
kepribadian dan kelompok anak dalam proses pembelajaran.
5. ) Keterbukaan Keterbukaan merupakan sikap penting guru. Terbuka untuk siswa
berarti memberikan peluang secara luas untuk memahami karakter anak.
1.2 Rumusan Masalah
a. Karakter-karakter apa saja yang berhasil diidentifkikasi psikolog Pendidikan
terkait pertumbuhan dan perkembangan peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai