USM
Oleh :
Retno Ristiasih Utami, S.Psi., M.Si., Psikolog
NIDN. 0603057101
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SEMARANG
Februari 2016
1
BAB I
PENDAHULUAN
Tugas guru tidak hanya pada kegiatan belajar mengajar di kelas, tetapi juga
dihadapi siswa, baik kesulitan mengenai pelajaran ataupun masalah psikologi yang
diperolehnya dari luar, seperti keluarga dan teman pergaulan. Perilaku guru merupakan
salah satu faktor yang berperan dalam memotivasi semangat belajar para peserta didik.
Suatu kondisi yang menyenangkan apabila guru dapat menunjukkan sikap yang akrab,
bersahabat dan memahami situasi di dalam kelas saat mengajar dan saat ia di luar kelas.
Perilaku guru seperti itu dapat menunjang motivasi dan prestasi belajar siswa
Pendidikan berisi suatu interaksi antara pendidik dan peserta didik sebagai suatu
(Sukmadinata, 1998: 1). Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memegang peran
budaya dan perilaku manusia. Pendidikan juga berfungsi mengantar manusia menguak
tabir kehidupan sekaligus menempatkan dirinya sebagai pelaku dalam setiap perubahan.
antara dua unsur manusiawi di mana siswa sebagai pihak yang belajar dan guru sebagai
pihak yang mengajar. Proses itu sendiri merupakan mata rantai yang menghubungkan
antara guru dan siswa sehingga terbina komunikasi yang memiliki tujuan yaitu tujuan
2
pembelajaran. Idealnya, komunikasi yang terjalin di antara guru dan siswa dapat
terbangun dan terbina secara harmonis sehingga pesan-pesan pendidikan dari guru
kepada siswa dapat tersampaikan secara efektif. Namun pada kenyataannya, jalinan
komunikasi dapat terganggu atau terhambat oleh berbagai faktor, personal maupun
komunikasi efektif. Komunikasi yang tidak efektif dalam proses belajar mengajar dapat
menjadi penyebab terjadinya kondisi yang tidak diharapkan dalam situasi pendidikan,
khususnya di sekolah. Contohnya, bisa saja terjadi siswa tidak berhasil mencapai
hubungan antara guru dan siswa, terjadi kerusuhan antar siswa karena kekeliruan
(PAUD & TK Aisyiah Sampangan), terjadi kondisi yang kurang menggembirakan bagi
proses belajar mengajar. Banyak guru yang mengaku masih mengalami kesulitan dalam
tidak mendengarkan. Di samping itu, pihak orangtua juga seringkali ragu, apakah
caranya dalam berkomunikasi sudah tepat untuk dapat membentuk karakter positif
anak. Kondisi tersebut dapat menjadi hambatan bagi orangtua dan guru dalam
B. Tinjauan Pustaka
Pengertian Komunikasi
komunikan yang dapat menimbulkan efek tertentu. Guru adalah seorang anggota
3
masyarakat yang berkompeten dan memperoleh kepercayaan dari masyarakat dan atau
mendidik dan membimbing serta menuntut siswa dalam belajar atau dengan kata lain
guru adalah salah satu komponen manusiawi dalam usaha pembentukan sumber daya
pendidikan.
Keduanya, baik guru maupun siswa, merupakan unsur penting dalam proses
pembelajaran tidak akan terjadi jika tidak ada guru atau pun siswa. Dengan melihat
pada pengertian bahwa pendidikan adalah usaha sadar dari guru yang bertujuan untuk
dinamakan pendidikan itu tidak akan pernah berlangsung apabila tidak hadir guru dan
siswa dalam rangkaian kegiatan belajar mengajar. Dapat dikatakan bahwa guru dan
Guru merupakan seorang sosok yang sangat penting dalam proses pembelajaran.
Banyak sekali tugas guru terutama untuk menciptakan suasana yang menyenangkan
bagi siswa. Seorang guru memiliki peranan dalam proses belajar mengajar, yaitu
sebagai:
1. motivator, yaitu memberikan dorongan dan anjuran kepada siswanya agar secara
aktif dan kreatif serta positif dalam berintegrasi dengan lingkungan atau
memungkinkan siswa dapat berinteraksi secara positif dan kreatif dalam proses
belajar mengajar
4
Komunikasi Interpersonal
Bentuk komunikasi interpersonal antara guru dengan guru, guru dengan siswa,
proses belajar mengajar yang efektif, karena setiap orang diberi kesempatan untuk
terlibat dalam pembelajaran. Sehingga timbul situasi sosial dan emosional yang
menyenangkan pada tiap personal, baik guru maupun siswa dalam melaksanakan tugas
memerlukan pelayanan yang berbeda pula, karena siswa mempunyai karakteristik yang
unik, memiliki kemampuan yang berbeda, minat yang berbeda, memerlukan kebebasan
memilih yang sesuai dengan dirinya dan merupakan pribadi yang aktif. Untuk itulah
tidak hanya terfokus pada pelajaran semata, tetapi juga berpengaruh pada
pengembangan soft skill mereka. Para guru harus bisa memahami siswa/siswinya,
terutama mereka yang memasuki usia remaja yang rentan dengan berbagai macam
pengaruh dari lingkungan. Dengan adanya komunikasi antarpribadi guru dengan siswa
5
diharapkan dapat membentuk konsep diri yang telah ada sebelumnya menjadi lebih
baik. Selain itu, proses komunikasi seperti ini juga dibutuhkan dalam proses belajar
mengajar, karena dalam komunikasi harus ada timbal balik (feedback) antara
komunikasi yang baik, sehingga apa yang disampaikan, dalam hal ini materi pelajaran,
oleh komunikator (guru) kepada komunikan (siswa) bisa dicerna oleh siswa dengan
optimal, sehingga tujuan pendidikan yang ingin dicapai bisa terwujud. Tidak mungkin
Dimana fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas bab II Pasal 3 berbunyi: “Pendidikan
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
Tujuan pendidikan tidak mungkin terwujud bila tidak dibarengi dengan faktor
komunikasi memiliki peranan penting dalam proses belajar mengajar. Agar jalannya
pendekatan secara ontologis (apa itu komunikasi), tetapi juga secara aksiologis
apa komunikasi itu dilaksanakan). Menurut Santrock (2008), terdapat tiga aspek utama
komunikasi nonverbal. Berbicara di hadapan kelas dan di hadapan siswa harus dapat
6
pengajaran yang dilakukan oleh guru dan proses belajar yang diikuti siswa dapat
berjalan responsive.
pembelajarannya. Sebagai mana yang diungkapkan oleh Gagne yang dikutip oleh
Abdul Majid (2008:69) Siswa sadar akan tujuan yang harus dicapai dan bersedia
melibatkan diri. Hal ini sangat berperan karena siswa harus berusaha untuk memeras
otaknya sendiri. Kalau kadar motivasinya rendah siswa akan cenderung membiarkan
permasalahan yang diajukan. Maka peran guru dalam hal ini adalah menimbulkan
motivasi siswa dan menyadarkan siswa akan tujuan pembelajaran yang harus dicapai.
rendahnya motivasi belajar siswa, maka guru harus mengetahui beberapa hal yang bisa
penampilannya
3. Melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran misalnya melalui kerja
kelompok
6. Menanamkan nilai atau pandangan hidup yang positif tentang belajar misalnya
dalam agama islam belajar dipandang sebagi sebuah kegiatan jihad yang akan
mimpi mereka dan ceritakan juga cara-cara mereka meraih mimpi-mimpi itu.
Ajak siswa untuk bermimpi meraih sukses dalam bidang apa saja seperti
8. Memberikan respon positif kepada siswa ketika mereka berhasil melakukan sebuah
tahapan kegiatan belajar. Respon positif ini bisa berupa pujian, hadiah, atau
mengungkapkan pendapatnya.
Ada beberapa kemampuan komunikasi yang harus dimiliki oleh guru dalam
lain dan pemberian insentif yang tepat atas keberhasilan yang diraih siswa.
siswa dan orang lain, sikap responsif, simpatik, menunjukkan sikap ramah, penuh
pengertian dan sabar (Ali Imran, 1995). Dengan terjalinnya keterbukaan, masing-
masing pihak merasa bebas bertindak, saling menjaga kejujuran dan saling berguna
bagi pihak lain sehingga merasakan adanya wahana tempat bertemunya kebutuhan
kesan tentang penguasaan materi yang menyenangkan. Karena sesuatu yang energik,
antusias, dan bersemangat memiliki relevansi dengan hasil belajar. Perilaku guru yang
seperti itu dalam proses belajar mengajar akan menjadi dinamis, mempertinggi
komunikasi antar guru dengan siswa, menarik perhatian siswa dan menolong
Berhubungan dengan komunikasi antar siswa, usaha guru dalam menangani kesulitan
siswa dan siswa yang mengganggu serta mmpertahankan tingkah laku siswa yang baik.
Agar semua siswa dapat berpartisipasi dan berinteraksi secara optimal, guru mengelola
interaksi tidak hanya searah saja yaitu dari guru ke siswa atu dua arah dari guru ke siswa
dan sebaliknya, melainkan diupayakan adanya interaksi multi arah yaitu dari guru ke
Berhubungan dengan kapan guru harus serius dan santai di dalam kelas
komunikatif yang merupakan wahana atau sarana bagi tercapainya tujuan pembelajaran
yang optimal.
9
Komunikasi Positif
komunikasi yang dilakukan untuk mendorong setiap anggota keluarga agar dapat
berkembang secara optimal, baik secara fisik maupun psikis, melalui komunikasi yang
Komunikasi positif mengandung arti bahwa sebuah pesan dapat dipahami dengan baik
antara lain:
Komunikasi orangtua (suami-istri) lebih menekankan pada peran penting suami istri
sebagai penentu suasana dalam keluarga, dengan anggota keluarga yang terdiri dari
Hubungan komunikasi yang terjalin antara orangtua dan anak bersifat dua arah yang
disertai dengan pemahaman bersama terhadap sesuatu hal. Orangtua dan anak berhak
menyampaikan pendapat, pikiran, infomasi atau nasehat. Oleh karena itu, hubungan
yang terjalin dapat menimbulkan kesenangan yang berpengaruh pada hubungan yang
lebih baik. Hubungan komunikasi yang efektif terjalin karena adanya rasa
keterbukaan, empati, dukungan, perasaan positif, serta kesamaan antara orangtua dan
anak
10
Komunikasi ayah dan anak mengarah pada perlindungan ayah terhadap anak. Peran
keputusan.
Komunikasi ibu dan anak lebih bersifat pengasuhan. Kecendrungan anak untuk
berhubungan dengan ibu adalah pada saat anak merasa kurang sehat atau sedih,
Komunikasi ini terjadi antara satu anak dengan anak yang lain. Anak yang lebih
tua lebih berperan sebagai pembimbing daripada anak yang masih muda, dan
Ada tiga pola komunikasi (Arian, 2011) yang dapat digunakan untuk
Dalam komunikasi ini guru berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima
Pada Komunikasi ini guru dan siswa dapat berperan sama, yakni pemberi aksi dan
penerima aksi sehingga keduanya dapat saling memberi dan menerima. Misalnya
11
setelah guru memberi penjelasan pelajaran kepada siswanya, kemudian guru memberi
Yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru dengan
siswa tetapi juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan siswa
terdiri dari komunikasi yang terjalin antara ayah dan ibu sebagai suami-istri,
komunikasi antara orangtua dan anak, komunikasi antara ayah dan anak, komunikasi
antara ibu dan anak, dan komunikasi antara anak dengan anak yang lainnya.
C. Perumusan Masalah
Indonesia yang seutuhnya. Hasil pendidikan juga turut ditentukan oleh komunikasi
dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar akan senantiasa merupakan
proses kegiatan interaksi antara dua unsur manusiawi di mana siswa sebagai pihak yang
belajar dan guru sebagai pihak yang mengajar serta orangtua di rumah. Proses itu
sendiri merupakan mata rantai yang menghubungkan antara guru dan siswa sehingga
komunikasi yang terjalin di antara guru, siswa dan orangtua dapat terbangun dan terbina
secara harmonis sehingga pesan-pesan pendidikan dari guru dan orangtua kepada siswa
dapat tersampaikan secara efektif. Namun pada kenyataannya, jalinan komunikasi dapat
terganggu atau terhambat oleh berbagai faktor, personal maupun situasional. Kegagalan
Fakta yang terungkap di lapangan yaitu terdapat keluhan guru dan orangtua
bahwa banyak siswanya atau anaknya yang susah diberi nasihat dalam arti sudah
dinasihati berulang kali namun perilaku siswa menunjukkan seolah-olah siswa tidak
pernah dinasihati. Kondisi tersebut dapat menjadi hambatan bagi guru dan oranguta
D. Tujuan Kegiatan
lebih efektif dalam berkomunikasi dengan atau atau siswa, yang dibutuhkan untuk
menciptakan suasana yang kondusif dalam pembentukan karakter positif anak di rumah
E. Manfaat Kegiatan
berkomunikasi secara efektif dalam rangka menciptakan suasana yang kondusif bagi
BAB II
TARGET LUARAN
Adapun target dan luaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Orang tua wali memahami pentingnya komunikasi orang tua dan anak
2. Tim pengabdian dapat memberikan informasi dan pemahaman bagi orang tua/wali dan
BAB III
METODE PELAKSANAAN
a. Menjelaskan tujuan pemahaman komuniksi antara orang tua guru dan anak
b. Orang tua wali memahami pentingnya komunikasi orang tua dan anak
c. Tim pengabdian dapat memberikan informasi dan pemahaman bagi orang tua/wali
efektifnya komunikasi yang dipraktekkan oleh guru kepada siswanya dan komunikasi
orangtua kepada anaknya. Kelemahan yang mungkin dimiliki para guru dan orangtua
positif. Oleh karena itu tim kegiatan pengabdian ini akan menyelenggarakan suatu
D. Metode Kegiatan
15
tentang berbagai permasalahan atau hambatan komunikasi antara orangtua, guru dan
siswa.
E. Evaluasi Kegiatan
berupa angket tentang kounikasi kepada para peserta sebelum dan sesudah kegiatan
KISI-KISI NO PERTANYAAN
Pemahaman tentang Komunikasi 1
Pemahaman tentang Perkembangan 2, 3
Kaitan antara Perilaku dan Komunikasi 4,5
(Keteladanan Orangtua)
Pertanyaan
3. Sikap yang bagaimana yang harus kita lakukan dalam berkomunikasi dengan anak?
4. Apa yang harus dilakukan orangtua kalau anak melawan apa yang kita katakan?
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
efektivitas komunikasi orangtua dan guru terhadap anak ini dilaksanakan pada 24
Oktober 2015. Kegiatan pengabdian ini dihadiri oleh 26 orang tua siswa dan 3 orang
guru kelas. Kegiatan pengabdian ini sangat sesuai dan dibutuhkan oleh orang tua wali
siswa PAUD & TK Aisyiah melalui diskusi, sehingga orang tua merasa diperhatikan
dan dihargai usaha merelka selama ini bahkan bisa berbagi pengalaman dengan para
Kegiatan pengabdian ini diawali dengan pre test kepada peserta yang datang untuk
antara guru dengan siswa. Setelah pretest dilakukan kemudian dilanjutkan dengan
games atau permainan supaya peserta yang hadir lebih mudah nantinya dalam
dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab dan setelah itu diakhiri dengan posttest
sebagai pembanding apakah kegiatan yang dilakukan memberikan dampak positif bagi
Hasil pretest menyebutkan bahwa orangtua dan guru sudah memahami tentang
komunikasi yang baik hanya saja dalam pelaksanaan hanya sebatas pemahaman namun
masih kurang efektif dan kurang memperhatikan hal lain atau disesuaikan dengan
kebutuhan dan situasi anak. Sedangkan setelah dilakukan posttest baik orang tua dan
guru sudah memiliki pemahaman yang lebih bagaimana berkomunikasi yang efektif
dengan anak.
17
Pada saat kegiatan ini dilaksanakan ada beberapa orang tua yang berhalangan hadir
dan ada beberapa juga yang terlambat hadir. Selama proses kegiatan ini berlangsung
ada beberapa orang tua yang mulai meninggalkan tempat kegiatan karena merasa sudah
melakukan yang baik menurut mereka yang sebenarnya justru merugikan anak.
Kegiatan pengabdian ini membantu orangtua untuk memahami bahwa orang tua
hendaknya membangun komunikasi yang efektif dengan anak yang didahului dengan
dengan usia dan permasalahan anak. Selain itu memberikan pengertian kepada para
orang tua untuk berkomunikasi dengan anak mereka dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh anak sehingga mampu menciptakan keterbukaan antara anak dengan
orang tua.
Secara garis besar sebenarnya para orang tua sudah paham bahwa mereka harus
berbuat sesuatu ketika anak mereka mengalami permasalahan. Namun terkadang masih
ada beberapa orang tua yang bingung harus berbuat apa. Kegiatan ini sangat membantu
para orang tua dalam menghadapi permasalahan anak-anak mereka dengan saling
berbagi dan diskusi sehingga banyak memberi pengetahuan bagi orang tua lainnnya
Melalui kegiatan ini membuat para orangtua PAUD & TK Aisyiah Sampangan
para guru PAUD & TK Aisyiah Sampangan Semarang, memperoleh informasi dan
DAFTAR PUSTAKA
Indriyati 2007. Hubungan antara Komunikasi Orangtua dan Anak dengan Rasa Percaya
Diri Remaja Putri Awal. Semarang: FIP UNNES
DOKUMENTASI
20
21
LAMPIRAN