Anda di halaman 1dari 13

PENTINGNYA KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM

PENGELOLAAN KELAS YANG SUKSES

Cahaya Eka Juniarti*


E-mail: cahayaekajuniarti@gmail.com
*Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Riau

Pendahuluan

Komunikasi efektif memainkan peran yang krusial dalam pengelolaan kelas


yang sukses. Di dalam ruang kelas yang sibuk, guru harus mampu menjalin
hubungan yang baik dengan siswa dan memfasilitasi komunikasi yang positif antara
siswa satu sama lain. Komunikasi yang tepat dapat mempengaruhi iklim kelas
secara keseluruhan, menciptakan lingkungan yang inklusif, dan meningkatkan
motivasi serta hasil belajar siswa.

Dalam konteks pengelolaan kelas, komunikasi yang efektif melibatkan


lebih dari sekadar penyampaian informasi. Guru harus memiliki kemampuan
mendengarkan dengan aktif, memahami kebutuhan dan kekhawatiran siswa, serta
memberikan umpan balik yang konstruktif. Selain itu, guru juga perlu mampu
menjelaskan instruksi secara jelas, merespons pertanyaan siswa dengan tanggap,
dan menciptakan kesempatan diskusi yang mendorong partisipasi aktif.

Artikel ini bertujuan untuk menggali pentingnya komunikasi efektif dalam


pengelolaan kelas yang sukses. Penulis akan menjelaskan strategi komunikasi yang
dapat digunakan oleh para guru untuk membangun hubungan yang baik dengan
siswa, serta untuk memfasilitasi komunikasi yang sehat dan berkelanjutan di antara
siswa. Selain itu, penulis akan membahas manfaat yang terkait dengan komunikasi
yang baik dalam konteks pembelajaran, termasuk peningkatan keterlibatan siswa,
perkembangan keterampilan sosial, dan penciptaan lingkungan belajar yang positif.

Melakukan proses pembelajaran bukanlah hal yang mudah, melainkan


sebuah kegiatan yang sangat rumit. Untuk berhasil dalam mengubah informasi dan
pengalaman, guru perlu memiliki beragam strategi dan pengalaman (Mustafa et al,
2020; Nissa, 2018). Oleh karena itu, individu yang bertugas mengajar tidak hanya
bergantung pada keahlian dan kualifikasinya, karena hal tersebut dapat
mempengaruhi peran dan kualitas pembelajaran yang dilakukan. Ini berarti menjadi
seorang guru tidak hanya didasarkan pada cinta terhadap profesi, tetapi juga
memerlukan pemahaman, penguasaan, dan kemampuan untuk menerapkan
metodologi pembelajaran (Zulhafizh, Z. 2021).

Komunikasi Guru-Siswa
Meningkatkan efektivitas pembelajaran melibatkan upaya untuk
memperbaiki proses pembelajaran dengan tujuan mencapai keberhasilan dalam
belajar (Karana, S. 2023). Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk
mengoptimalkan pembelajaran adalah menciptakan lingkungan belajar yang
nyaman. Lingkungan belajar tersebut dapat berasal dari peran guru, interaksi
dengan teman sekelas, fasilitas dan infrastruktur yang mendukung, serta suasana
belajar secara keseluruhan.

Dalam menciptakan lingkungan belajar yang nyaman, terdapat beberapa hal yang
harus diperhatikan (Karana, S. 2023).

1. Peran guru: Guru memainkan peran penting dalam menciptakan


lingkungan belajar yang nyaman. Guru dapat membantu menciptakan
atmosfer positif, memberikan dukungan emosional, dan memberikan
pengajaran yang menarik dan relevan.
2. Interaksi dengan teman sekelas: Hubungan yang baik antara peserta didik
dapat mempengaruhi kenyamanan lingkungan belajar. Mendorong kerja
sama, komunikasi yang terbuka, dan menghormati perbedaan antar siswa
dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung.
3. Fasilitas dan infrastruktur: Fasilitas dan infrastruktur yang memadai
seperti ruang kelas yang nyaman, peralatan pembelajaran yang memadai,
akses ke sumber daya dan teknologi, dapat membantu menciptakan
lingkungan belajar yang kondusif.
4. Suasana belajar: Suasana belajar yang positif dan santai dapat membantu
menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran. Guru dapat
menggunakan pendekatan yang kreatif, memberikan umpan balik yang
konstruktif, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembelajaran.

Dengan adanya rasa nyaman dalam proses pembelajaran, peserta didik


dapat lebih mudah memahami pelajaran, sementara jika mereka tidak merasa
nyaman, fokus dan penerimaan terhadap materi pelajaran dari guru dapat
terganggu.

Gaya komunikasi guru merujuk pada kemampuan guru dalam


berkomunikasi secara efektif dan penuh perhatian, baik melalui kata-kata maupun
ekspresi nonverbal, terhadap para murid (Dewi, P. Y. A. 2020). Gaya komunikasi
tersebut memiliki potensi untuk membantu para murid mencapai nilai tinggi dalam
pelajaran yang diikuti. Berdasarkan penelitian dan pengamatan, terdapat enam tipe
komunikasi guru yang sangat baik dan efektif dalam membantu murid menguasai
materi pelajaran serta mencapai kesuksesan secara optimal. Keenam tipe
komunikasi tersebut meliputi gaya yang ramah atau bersahabat, padat/singkat,
penuh perhatian, hidup dan animatif, relaks, serta dramatis.

Proses Pengajaran Komunikatif

Proses Pengajaran Komunikatif yang efektif merupakan suatu proses di


mana guru melakukan pemilihan dan perencanaan terhadap apa yang akan
dipelajari oleh murid (isi/materi pelajaran), memutuskan cara terbaik untuk
membantu murid dalam belajar (metode dan pendekatan pengajaran), menetapkan
kriteria keberhasilan pengajaran, serta bagaimana kemajuan belajar murid dapat
dikomunikasikan melalui evaluasi dan umpan balik (Dewi, P. Y. A. 2020). Dalam
proses pengajaran komunikatif, terdapat interaksi yang dinamis antara berbagai
unsur. Apa yang dilakukan oleh guru dengan muridnya mungkin tidak akan sama
atau tidak optimal jika dilakukan oleh guru lain dengan kelompok murid yang
berbeda.
Dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran akan menjadi efektif ketika
terjadi komunikasi dan interaksi yang intens antara guru dan siswa. Guru memiliki
peran dalam merancang model pembelajaran agar siswa dapat belajar secara
optimal. Komunikasi dalam kelas berjalan baik antara guru dan siswa, atau antara
siswa dengan guru. Materi pembelajaran merupakan pesan yang menjadi inti
kegiatan pembelajaran.

Komunikasi pembelajaran melibatkan interaksi edukatif yang melibatkan


pertukaran pesan, yang dalam konteks pembelajaran merupakan materi
pembelajaran itu sendiri. Guru berperan sebagai komunikator dalam proses
komunikasi pembelajaran karena tugas dan peran mereka sebagai pemimpin
pembelajaran, sedangkan siswa berperan sebagai komunikan atau peserta didik.

Pengajaran yang komunikatif adalah proses di mana guru memilih dan


merencanakan apa yang akan dipelajari oleh siswa (isi/materi pelajaran),
memutuskan cara terbaik untuk membantu siswa dalam belajar (metode dan
pendekatan pengajaran), menentukan kriteria kesuksesan pengajaran, serta
bagaimana kemajuan belajar siswa dapat dikomunikasikan melalui evaluasi dan
umpan balik.

Manfaat Komunikasi Efektif dalam Pengelolaan Kelas


Guru merupakan cerminan sikap dari siswa atau peserta didik, yang dapat
diamati dari segi penampilan, fisik, dan materi. Interaksi dan komunikasi yang baik
antara guru dan siswa dalam kerangka sopan santun dapat memiliki manfaat dalam
membangun motivasi dan semangat belajar. Ketika terdapat komunikasi yang
harmonis, guru dapat dengan mudah memberikan motivasi dalam pembelajaran,
baik itu pada akhir pelajaran maupun selama proses pembelajaran berlangsung
(Vitasari, W. 2021).

Terdapat berbagai manfaat dalam menjalin komunikasi yang baik, salah


satunya adalah memunculkan rasa cinta, kasih sayang, pemahaman, ikatan yang
kuat, motivasi, dan bahkan dapat membentuk ikatan seperti saudara atau keluarga.
Menurut Suprapto, H. A. (2018) Komunikasi efektif dalam pengelolaan kelas
memiliki manfaat yang signifikan dalam menciptakan lingkungan pembelajaran
yang sukses. Berikut adalah beberapa manfaat utama dari komunikasi efektif dalam
pengelolaan kelas:

1. Peningkatan Keterlibatan Siswa: Komunikasi yang baik antara guru dan


siswa dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
Ketika siswa merasa didengarkan dan dipahami oleh guru, mereka
cenderung lebih terlibat dalam kelas, aktif dalam berpartisipasi, dan lebih
termotivasi untuk belajar.
2. Pengembangan Keterampilan Sosial: Melalui komunikasi yang efektif,
siswa dapat belajar berinteraksi dengan baik dalam konteks sosial. Mereka
akan memiliki kesempatan untuk berbicara di depan orang lain,
mendengarkan dan merespons pendapat teman sekelas, serta membangun
hubungan yang positif. Komunikasi yang baik juga membantu siswa
memahami perspektif orang lain dan menghargai keragaman dalam kelas.
3. Penciptaan Lingkungan Belajar yang Positif: Komunikasi yang efektif
membantu menciptakan lingkungan belajar yang positif di dalam kelas.
Guru yang mampu mengomunikasikan harapan, norma, dan aturan dengan
jelas membantu siswa memahami ekspektasi yang diberikan. Hal ini
menciptakan struktur yang stabil dan memungkinkan siswa merasa aman
dan nyaman dalam belajar.
4. Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar: Komunikasi yang baik antara
guru dan siswa dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Ketika siswa
merasa didukung dan diberikan umpan balik yang konstruktif, mereka
cenderung merasa termotivasi untuk mencapai hasil yang lebih baik.
Komunikasi yang efektif juga membantu guru mengidentifikasi kebutuhan
dan tantangan siswa sehingga dapat memberikan bantuan yang sesuai untuk
meningkatkan hasil belajar.
5. Membangun Hubungan Guru-Siswa yang Kuat: Komunikasi yang efektif
membantu membangun hubungan yang positif antara guru dan siswa. Ini
menciptakan ikatan emosional yang kuat antara guru dan siswa, yang pada
gilirannya meningkatkan kepercayaan, rasa saling menghormati, dan
kerjasama dalam pembelajaran. Hubungan yang baik antara guru dan siswa
juga menciptakan lingkungan yang kondusif untuk pertumbuhan dan
perkembangan siswa secara holistik.

Dengan memahami dan menerapkan komunikasi yang efektif dalam


pengelolaan kelas, guru dapat menciptakan lingkungan yang mendukung,
menginspirasi, dan memfasilitasi pembelajaran yang optimal bagi siswa mereka.

Penggunaan komunikasi efektif sebagai model pembelajaran inovatif


memiliki dampak yang signifikan dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa.
Komunikasi efektif memiliki keunggulan dalam menciptakan suasana belajar yang
menarik dan bermakna bagi siswa, baik dalam konteks kelas maupun di luar kelas
(Suprapto, H. A. 2018).

Tantangan dalam Komunikasi Kelas dan Cara Mengatasi


Setiap guru yang bertugas dalam pembelajaran harus memiliki kemampuan
untuk mengatur dan mengelola berbagai aktivitas yang telah direncanakan.
Sebelum memasuki kelas, guru diharapkan untuk mempersiapkan segala hal yang
diperlukan untuk kegiatan pembelajaran. Hal ini bertujuan untuk mempermudah
guru dalam melaksanakan pembelajaran, baik di dalam maupun di luar ruang kelas.
Jika seorang guru tidak melakukan persiapan yang cukup, aktivitas pembelajaran
dapat menjadi tidak terstruktur. Dengan demikian, dalam peran sebagai guru,
perencanaan dan persiapan yang terencana dan matang sangatlah penting (Mustafa,
Hermandra, Suarman, & Zulhafizh, 2019).

Tantangan dalam komunikasi kelas adalah situasi atau faktor-faktor yang


dapat menghambat atau mempersulit komunikasi antara guru dan siswa dalam
konteks pembelajaran di kelas (Abdul Majid. 2013). Beberapa tantangan yang
mungkin dihadapi dalam komunikasi kelas meliputi:

1. Ukuran Kelas yang Besar: Jika kelas memiliki banyak siswa, guru mungkin
mengalami kesulitan dalam memberikan perhatian individu kepada setiap
siswa. Hal ini dapat menghambat komunikasi yang efektif dan interaksi
antara guru dan siswa.
2. Perbedaan Gaya Belajar: Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-
beda, seperti visual, auditori, atau kinestetik. Guru perlu menghadapi
tantangan untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang
dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar tersebut.
3. Gangguan atau Kebisingan: Lingkungan kelas yang bising atau adanya
gangguan dari luar kelas dapat mengganggu komunikasi antara guru dan
siswa. Hal ini dapat menyulitkan siswa dalam memahami materi pelajaran
dan berinteraksi dengan guru.
4. Perbedaan Bahasa atau Budaya: Jika ada siswa yang memiliki latar
belakang bahasa atau budaya yang berbeda, komunikasi dalam kelas
mungkin menjadi lebih kompleks. Guru perlu memastikan bahwa pesan dan
instruksi disampaikan dengan jelas dan dapat dipahami oleh semua siswa.
5. Kurangnya Keterlibatan Siswa: Beberapa siswa mungkin kurang
berpartisipasi atau kurang antusias dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat
mempengaruhi komunikasi dan interaksi dalam kelas, serta menurunkan
efektivitas pembelajaran.
6. Teknologi dan Media: Penggunaan teknologi dan media dalam
pembelajaran dapat memberikan tantangan sendiri. Misalnya, keterbatasan
aksesibilitas atau masalah teknis dapat mengganggu komunikasi dan
mengurangi efektivitas pembelajaran.

Guru perlu mengenali dan mengatasi tantangan-tantangan ini dengan


strategi yang tepat, seperti mengadopsi metode pembelajaran yang beragam,
menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, dan menggunakan teknologi
dengan bijak. Dengan demikian, komunikasi kelas dapat menjadi lebih efektif dan
mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.

Jika seorang guru berhasil meningkatkan motivasi belajar, maka dalam


proses pembelajaran, peserta didik akan menunjukkan karakteristik motivasi.
Menurut Sardiman (2012), ciri-ciri motivasi meliputi ketekunan dan keseriusan
dalam mengerjakan tugas yang diberikan, ketahanan dalam menghadapi kesulitan
tanpa mudah putus asa, menunjukkan minat dalam belajar, menyukai belajar secara
mandiri, cepat merasa bosan dengan tugas-tugas yang berulang, mampu
mempertahankan pendapat dalam diskusi, rajin dan bersemangat dalam belajar,
serta gemar menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi tantangan


komunikasi dalam kelas, antara lain:

1. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif: Guru dapat menciptakan


suasana kelas yang nyaman, teratur, dan bebas dari gangguan yang dapat
menghambat komunikasi. Ruang kelas yang disusun dengan baik dan bebas
dari kebisingan eksternal dapat membantu siswa fokus pada proses
pembelajaran.
2. Menggunakan Metode Pembelajaran yang Beragam: Guru dapat
mengadopsi metode pembelajaran yang berbeda untuk mengakomodasi
gaya belajar yang beragam dari siswa. Dengan menggunakan pendekatan
yang beragam, seperti penggunaan visual, diskusi kelompok, atau kegiatan
praktik, komunikasi antara guru dan siswa dapat lebih variatif dan menarik
perhatian siswa.
3. Menggunakan Teknologi dengan Bijak: Pemanfaatan teknologi dalam
pembelajaran dapat membantu meningkatkan komunikasi, misalnya
melalui penggunaan presentasi multimedia, video pembelajaran, atau
platform pembelajaran online. Namun, guru perlu memastikan bahwa
penggunaan teknologi tidak mengganggu komunikasi tatap muka dan tetap
memperhatikan interaksi langsung antara guru dan siswa.
4. Mendorong Partisipasi Aktif Siswa: Guru dapat mendorong partisipasi aktif
siswa dalam kelas dengan memberikan kesempatan bagi mereka untuk
berbicara, berdiskusi, atau berkolaborasi dalam kelompok. Dengan
melibatkan siswa secara aktif, komunikasi dalam kelas menjadi lebih
dinamis dan interaktif.
5. Menggunakan Bahasa yang Jelas dan Mudah Dipahami: Guru perlu
menggunakan bahasa yang sederhana, jelas, dan mudah dipahami oleh
semua siswa, terutama jika ada perbedaan bahasa atau budaya. Menghindari
penggunaan frasa atau kosakata yang rumit dapat membantu siswa
memahami dengan lebih baik.
6. Memberikan Umpan Balik yang Konstruktif: Guru perlu memberikan
umpan balik yang konstruktif kepada siswa, baik secara individu maupun
secara keseluruhan. Umpan balik yang jelas dan spesifik dapat membantu
siswa memahami area perbaikan dan meningkatkan kualitas komunikasi
mereka dalam pembelajaran.
7. Membangun Hubungan dan Keterikatan dengan Siswa: Guru dapat
membangun hubungan yang baik dan keterikatan dengan siswa melalui
komunikasi yang positif, empati, dan mendukung. Dengan memperhatikan
kebutuhan dan perasaan siswa, komunikasi dalam kelas dapat menjadi lebih
efektif dan bermakna.

Dengan menerapkan strategi-strategi ini, guru dapat mengatasi tantangan


komunikasi dalam kelas dan menciptakan lingkungan pembelajaran yang optimal
bagi siswa.

Guru dalam pembelajaran harus memiliki kemampuan untuk mengelola


kelas dan mampu menemukan solusi ketika menghadapi masalah yang mungkin
timbul. Menurut Mustafa, Hermandra, & Zulhafizh, 2019, seorang guru harus bisa
memberikan solusi dan menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh dirinya maupun
peserta didiknya. Guru perlu memiliki keterampilan dalam menangani
permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik (Septikasari & Hidayati, 2021). Jika
ada kendala atau masalah selama proses belajar mengajar atau kegiatan lainnya,
guru harus dapat mengambil tindakan untuk menyelesaikan masalah tersebut agar
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
Penutup

Komunikasi efektif dalam pengelolaan kelas memiliki peran yang krusial


dalam menciptakan lingkungan pembelajaran yang sukses. Guru harus mampu
menjalin hubungan yang baik dengan siswa dan memfasilitasi komunikasi yang
positif antara siswa satu sama lain. Komunikasi yang tepat dapat mempengaruhi
iklim kelas secara keseluruhan, menciptakan lingkungan inklusif, dan
meningkatkan motivasi serta hasil belajar siswa.

Dalam menciptakan komunikasi yang efektif, guru perlu memiliki


kemampuan mendengarkan dengan aktif, memahami kebutuhan dan kekhawatiran
siswa, serta memberikan umpan balik yang konstruktif. Guru juga perlu mampu
menjelaskan instruksi secara jelas, merespons pertanyaan siswa dengan tanggap,
dan menciptakan kesempatan diskusi yang mendorong partisipasi aktif.

Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh para guru dalam membangun
komunikasi yang baik antara guru dan siswa meliputi menciptakan lingkungan
belajar yang nyaman, memperhatikan interaksi antara siswa, memperhatikan
fasilitas dan infrastruktur yang memadai, serta menciptakan suasana belajar yang
positif dan santai.

Manfaat dari komunikasi efektif dalam pengelolaan kelas meliputi


peningkatan keterlibatan siswa, pengembangan keterampilan sosial, penciptaan
lingkungan belajar yang positif, peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa, serta
pembangunan hubungan guru-siswa yang kuat. Komunikasi efektif juga dapat
membantu siswa merasa didengarkan, dipahami, dan didukung dalam proses
pembelajaran.

Namun, dalam menghadapi tantangan komunikasi di kelas, guru harus siap


mengatasi berbagai hambatan seperti ukuran kelas yang besar, perbedaan gaya
belajar siswa, gangguan atau kebisingan di lingkungan kelas, dan lain sebagainya.
Guru perlu menggunakan strategi yang tepat untuk mengatasi tantangan tersebut,
seperti memecah kelas menjadi kelompok kecil, mengadaptasi metode
pembelajaran yang beragam, atau menggunakan teknologi untuk meningkatkan
komunikasi.

Dengan memahami pentingnya komunikasi efektif dalam pengelolaan kelas


dan mampu mengatasi tantangan komunikasi yang muncul, guru dapat menciptakan
lingkungan pembelajaran yang optimal dan membantu siswa mencapai kesuksesan
dalam belajar.

Referensi

Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya


Dewi, P. Y. A. (2020). Hubungan gaya komunikasi guru terhadap tingkat
keefektifan proses pembelajaran. Purwadita: Jurnal Agama dan Budaya, 3(2), 71-
78.
Efendi, R., & Gustriani, D. (2022). Manajemen kelas di sekolah dasar.
Penerbit Qiara Media.
Karana, S. (2023). Pendekatan Elektis Dalam Pengelolaan Kelas Guna
Optimalisasi Pembelajaran.
Kusumaningtyas, R. (2019). Komunikasi Yang Efektif Dalam
Pembelajaran Dan Pengelolaan Kelas Di Pimpinan Cabang Muhammadiyah Baki.
Mustafa, M. N., Hermandra, & Zulhafizh. (2019). Teachers’ Strategies to
Design Media to Implement Communicative Leaning in Public Schools. Journal of
Educational Sciences, 3(1), 13–24.
Mustafa, M. N., Hermandra, & Zulhafizh. (2020). Pengelolaan Kelas:
Upaya Meningkatkan Kualitas Pembelajaran. Yogyakarta: Mirra Buana Media
Mustafa. M. N., Hermandra., Suarman., & Zulhafizh. (2019). Manejerial
Pembelajaran Kreatif: Menjadi Guru Jitu. Yogyakarta : Mirra Buana Media.
Mustafa. M. N., Hermandra., Suarman., & Zulhafizh. (2019). Manejerial
Pembelajaran Kreatif: Menjadi Guru Jitu. Yogyakarta : Mirra Buana Media.
Septikasari, R., & Hidayati, Y. (2021). Eksistensi Guru Kelas MI dalam
Mengembangkan Kompetensi Inti Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Dasar, 9(1),
56–64.
Suprapto, H. A. (2018). Pengaruh komunikasi efektif untuk meningkatkan
hasil belajar mahasiswa. Khazanah Pendidikan, 11(1).
Vitasari, W. (2021). Komunikasi Guru Dengan Siswa Membangun
Motivasi Belajar Siswa.
Wardan, Khusnul. (2019). Guru sebagai Profesi. Yogyakarta : Deepublish.
Widiasworo, E. (2018). Cerdas pengelolaan kelas. Diva Press.
Wiryanto. (2000). Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Pt. Gramedia
Widiasarna.
Zulhafizh, Atmazaki, S.R. (2013). Kontribusi Sikap dan Motivasi Belajar
Siswa terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia. Jurnal Bahasa, Sastra dan
Pembelajaran Volume 1 Nomor 2, 1, 14-26.
Zulhafizh, Z. (2021). Peran dan Mutu Pelaksanaan Pembelajaran oleh Guru
di Satuan Pendidikan Tingkat Atas. Jurnal Kependidikan: Jurnal Hasil Penelitian
dan Kajian Kepustakaan di Bidang Pendidikan, Pengajaran dan Pembelajaran, 7(2),
328-339.
*Data Penulis

Cahaya Eka Juniarti. Ia lahir di Tanjung Balai Karimun pada


tanggal 30 Desember 2003. Ia masuk kuliah melalui jalur SNMPTN dan
saat ini sedang menempuh pendidikan di universitas riau disemster 4.
Pernah menjadi juara 2 dalam kompetisi seni tarik suara tilawah di
tingkat kabupaten Karimun. Ia juga telah menerbitkan tulisan-tulisannya
melalui aplikasi ternama seperti Wattpad, Mangatoon, dan sejenisnya.

Kontak : 083183431172
No Wa/Hp : 083183431172
Email : cahayaekajuniarti@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai