Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MEMBANGUN LINGKUNGAN BELAJAR YANG POSITIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Kelas

Dosen Pengampu : Dr. H. Munjin M.Pd.I.

Disusun Oleh :
Naufal Ikhsan (214110401106)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI PROF. K.H. SAIFUDDIN ZUHRI

PURWOKERTO

2023

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Lingkungan belajar yang positif di suatu kelas mempunyai peran yang begitu
penting dalam menciptakan proses pembelajaran yang efektif. Ketika peserta didik berada
di dalam lingkungan yang positif, peserta didik akan lebih termotivasi, berpartisipasi aktif,
serta merasa aman dalam mengutarakan pendapat dan berbagi inovasi. Selain itu,
lingkungan belajar yang positif juga bisa mempengaruhi tingkat emosional dan psikologis
peserta didik, dan juga meminimalkan konflik dan perilaku mengganggu di dalam kelas.

Akan tetapi, di beberapa situasi terdapat hambatan dalam membangun dan memeli
hara lingkungan belajar yang positif. Beberapa faktor seperti perbedaan latar belakang pes
erta didik, tingkat disiplin, hubungan antar peserta didik, dan minimnya sumber daya dapat
mempengaruhi proses pembentukan lingkungan belajar yang positif di dalam kelas. Oleh s
ebab itu, sangat penting bagi tenaga kependidikan untuk memahami beberapa faktor yang
mempengaruhi dan strategi yang efektif dalam membangun lingkungan belajar yang positi
f.

Dalam dunia pendidikan, peranan guru begitu signifikan dalam menciptakan lingk
ungan belajar yang positif. Guru memiliki tanggung jawab untuk mengelola manajemen k
elas, menerapkan strategi kegiatan belajar mengajar yang mengandung interaksi positif, da
n membangun hubugan yang baik dengan siswa. Tetapi, guru juga dapat membutuhkan du
kungan dari pihak sekolah, kurikulum yang mendukung, dan partisipasi aktif wali murid u
ntuk menciptakan lingkungan belajar yang positif secara efektif.

B. Rumusan Masalah

ii
1. Bagaimana pengaruh lingkungan belajar yang positif terhadap motivasi dan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran?
2. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan lingkungan belajar yang
positif di dalam kelas?
3. Bagaimana peran guru dalam membangun dan memelihara lingkungan belajar yang
positif?
4. Bagaimana strategi yang efektif dalam membangun lingkungan belajar yang positif di
kelas?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan belajar yang positif terhadap motivasi dan
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan lingkungan belajar
yang positif di dalam kelas
3. Untuk mengetahui peran guru dalam membangun dan memelihara lingkungan belajar
yang positif
4. Untuk mengetahui strategi yang efektif dalam membangun lingkungan belajar yang
positif di kelas

BAB II

iii
PEMBAHASAN

A. Pengelolaan Kelas Yang Efektif

Pengelolaan kelas yang efektif yaitu salah satu faktor kunci di dalam
membangun suatu lingkungan belajar yang positif. Pengelolaan kelas merupakan
suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh seorang manajer pendidikan yang
bertanggung jawab dalam kegiatan belajar-mengajar dengan maksud agar tercapainya
kondisi belajar mengajar yang diharapkan. Ada dua hal dalam melakukan pengelolaan
kelas, yakni pengelolaan yang menyangkut peserta didik, dan pengelolaan fisik
(sarana dan prasarana), atau dapat dipahami juga dengan artian bahwa pengelolaan
kelas khusus membicarakan pengaturan siswa di dalam sebuah kelas dalam hubungan
belajar-mengajar.

Menurut modul Pengelolaan Kelas Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,


Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pengembangan Intitusi Pendidikan
Tinggi (1982), yang dimaksud dengan pengelolaan kelas memiliki lima definisi, yaitu:

1. Pengelolaan kelas sebagai proses guna mengontrol pola tingkah peserta didik di
dalam kelas. Dalam kaitan ini tugas guru yaitu membuat dan memelihara
ketertiban suasana kelas. Menurut pandangan dari pengertian ini istilah
pengelolaan kelas dan disiplin sangat diutamakan, definisi pertama ini dapat juga
berarti: pengelolaan kelas yaitu suatu perangkat kegiatan guru untuk menciptakan
dan mempertahankan ketertiban suasana kelas.
2. Pada pandangan kedua ini lebih menekankan bahwa tugas guru yaitu
memaksimalkan perwujudan kebebasan siswa. Dalam hal ini guru membantu
peserta didik untuk merasa bebas melakukan hal yang ingin dilakukannya.
3. Didasarkan pada prinsip-prinsip pengubahan tingkah laku (behavioral
modification). Dalam kaitan ini pengelolaan kelas dipandang sebagai proses
pengubahan tingkah lakuvpeserta didik. Fungsi guru yaitu mengembangkan dan
mengurangi atau meniadakan tingkah laku yang tidak diinginkan. Pada point ini
mengemukakan bahwa pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru untuk
mengembangkan hubungan interpersonal yang baik dan suasana kelas yang
positif.

iv
4. Pandangan pada point ini mempunyai anggaran dasar bahwa kegiatan belajar
akan berkembang secara maksimal di dalam kelas yang mempunyai suasana
positif, yakni suasana hubungan interpersonal yang baik antara guru dan siswa
maupun antasara peserta didik dengan yang lain. Dalam kaitan ini definisi pada
point keempat dapat berbunyi: pengelolaan kelas ialah seperangkat kegiatan guru
untuk mengembangkan hubungan interpersonal yang baik.
5. Bertolak dari anggapan bahwa kelas merupakan sistem social dengan proses
kelompok sebagai intinya. Dalam kaitan ini menggunakan anggapan dasar bahwa
pengajaran berlangsung dalam kaitannya dengan suatu kelompok.

B. Faktor-Faktor Pembentukan Lingkungan Belajar Yang Positif

Dalam mencapai keberhasilan belajar, lingkungan merupakan faktor


penunjang. Tempat dan lingkungan belajar yang nyaman dapat memudahkan peserta
didik untuk berkonsentrasi. Dengan mempersiapkan lingkungan yang tepat, peserta
didik akan mendapatkan hasil yang lebih baik dan dapat menikmati proses belajar
yang peserta didik lakukan. Dijelaskan juga didalam buku “Dasar-Dasar Pendidikan”
yang ditulis oleh Marlina Gazali: “Lingkungan dapat diartikan sebagai segala
sesuatu yang berada diluar diri anak. Dalam arti lingkungan adalah segala sesuatu
yang ada disekitar anak, baik berupa benda-benda, peristiwa-peristiwa yang terjadi
maupun kondisi masyarakat terutama yang dapat memberi pengaruh kuat kepada
anak didik yaitu lingkungan yang mana terjadi proses pendidikan berlangsung dan
lingkungan anak-anak bergaul sehari-hari”.
Para pakar pendidikan mengemukakan pengertian yang sedikit berbeda yang
satu dengan yang lainnya meski demikian mereka tetap mengacu pada prinsip yang
sama yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu
perubahan tingkah laku dalam dirinya, Seperti yang dijelaskan oleh Munjin di dalam
jurnal Internalisasi Nilai-nilai Budi Pekerti Pada Anak (2008:02) tentang internalisasi
nilai pada anak “Anak harus selalu dibimbing dan dibantu agar selalu mempunyai
kemauan untuk melakukan nilai dan menjadikannya sebagai kebiasaan sehari-
hari.”1. Istilah belajar sudah terlalu akrab dalam kehidupan sehari-hari. “Belajar
merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal usia dan
berlangsung seumur hidup. Belajar pada hakikatnya merupakan usaha yang dilakukan
seseorang melalu interaksi dengan lingkungannya untuk merubah perilakunya”2.

1
Munjin- Internalisasi Nilai-nilai Budi Pekerti Pada Anak, 2008- Jurnal VOL 02 NO 02
2
Abu Ahmadi dan Joko Presetya, Strategi belajar mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005)

v
Di dalam lingkungan belajar peserta didik akan berinteraksi dengan
lingkungan pada saat proses belajar. Lingkungan menyediakan rangsangan terhadap
individu dan sebaiknya individu memberikan respon terhadap lingkungan. Dalam
proses interaksi dapat terjadi perubahan tingkah laku pada individu. Perubahan
tingkah laku yang terjadi bisa merupakan perubahan yang positif dan juga bisa
negatif. Lingkungan belajar merupakan wilayah dengan segenap isinya yang saling
berhubungan dengan kegiatan belajar. Lingkungan belajar perlu didesain agar
mendukung setiap kegiatan belajar sehingga dapat meningkatkan kenyamanan-
kenyamanan individu yang menempati lingkungan tersebut untuk melakukan kegiatan
belajar. Disini Nana Syaodih mengemukakan bahwa lingkungan pendidikan
mencakup:
a. Lingkungan fisik yang terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan
manusia yang kadang memberikan dukungan dan hambatan dalam
berlangsungnya proses pendidikan.
b. Lingkungan sosial merupakan lingkungan pergaulan antar manusia, pergaulan
antar pendidik dengan peserta didik serta orang-orang lainnya yang terlibat dalam
interaksi pendidikan.
c. Lingkungan intelektual mencakup perangkat lunak seperti sistem program-
program pengajaran, media, dan sumber media.3

Ada beberapa faktor yang memperngaruhi pembentukan lingkungan belajar


yang positif di dalam kelas. Berikut adalah beberapa faktor utama yang perlu
diperhatikan:

a. Kepemimpinan dan pengelolaan kelas yang efektif, pengajar yang mempunyai


skill kepemimpinan yang baik dan mampu mengelola kelas dengan efektif akan
menciptakan lingkungan belajar yang positif.
b. Interaksi sosial yang positif, lingkungan belajar yang positif melibatkan interaksi
sosial antara peserta didik dan pengajar.
c. Pemenuhan kebutuhan belajar siswa, setiap siswa setiap siswa memiliki gaya
belajar yang berbeda-beda dan kebutuhan belajar yang unik.4

3
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2004)
4
Tursan Hakim, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung: Alfabeta,2003)

vi
C. Peran Guru Dalam Membangun dan memelihara Lingkungan Yang Positif

Sering terdengar berbagai keluhan dari peserta didik terutama pada tingkat
sekolah, baik sekolah dasar (SD) maupun sekolah menengah atas (SMA). Masalah
yang sering terdengar salah satunya yaitu keluhan dari peserta didik yang cenderung
merasa bosan dan mengantuk dalam mengikuti pelajaran. Pada dasarnya tidak ada
pelajaran yang membosankan, yang ada adalah guru yang tidak menyenangkan dan
membosankan, bahkan cenderung kurang simpatik. Keadaan guru yang demikian
diakibatkan oleh kurang mengertinya guru dalam mengemas dan menyajikan suatu
materi pelajaran. Sebuah materi pelajaran yang sulit seperti IPA tetapi dibawakan dan
dikemas oleh guru dengan pola yang menarik akan membuat peserta didik menjadi
senang dalam belajar bahkan akan cenderung merasa kehilangan apabila tidak
mengikuti mata pelajaran tersebut.5
Adapun syarat-syarat agar suatu kelas menjadi kelas yang ideal agar peserta
didik merasa aman dan nyaman dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar. Berikut
syarat-syarat kelas yang ideal(Mukhtar, 2010:80):
a. Kelas itu harus rapi, bersih, sehat dan tidak lembab.
b. Kelas harus memperoleh cahaya yang cuku untuk penerangan.
c. Sirkulasi dari dalam dan luar kelas harus cukup.
d. Jumlah siswa tidak melebihi dari 40 orang.6
Peran guru sangat penting dalam membangun dan memelihara lingkungan
belajar yang positif didalam kelas. Berikut aadalah beberapa peran kunci yang harus
dijalankan oleh guru dalam proses tersebut:
a. Menjadi pemimpin dan panutan, guru bertindak sebagai pemimpin dalam kelas
dan menjadi panutan bagi siswa.
b. Menciptakan hubungan yang positif, guru perlu membangun hubungan yang
positif dengan siswa melalui mendengarkan keluhan peserta didik.
c. Mengelola kelas yang efektif, guru harus memiliki keterampilan mengelola kelas
yang efektif.7

D. Strategi Yang Efektif Dalam Membangun Lingkungan Belajar Yang Positif Di


Kelas

5
SB Sartika - Pedagogia: Jurnal Pendidikan, 2012 - pedagogia.umsida.ac.id
6
W Dyah Dewi- Pengelolaan kelas yang efektif, - Jurnal VOL 6 NO 1
7
Harjali H - Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran (JPP), 2017 - journal.um.ac.id

vii
Dalam kehidupan kelas terjadi komunikasi antara guru dan siswa dan antara
siswa dan siswa. Interaksi dalam kelas tidak selalu berjalan dengan tenang, damai,
tentram, hangat, dan penuh keakraban. Menurut para ahli sosiologi kondisi semacam
itu disebut lingkungan sosial atau suasana sosial (social climate). Iklim kelas
merupakan suasana kelas dimana terjadi antar siswa dan interkasi guru dengan siswa
secara pribadi. Interaksi ini dapat menimbulkan suasana kelas yang positif. Dengan
demikian, baik peserta didik maupun pendidik harus siap dikritik dan mengkritik
yang bersifat membangun, sehingga akan terjadi suasana kelas menyenangkan dan
hidup, dimana setiap orang berusaha menghargai dan menghormati martabat orang
lain sebagaimana adanya bukan sebagaimana nampaknya. Dapat disimpulkan bahwa
adalam rangka mewujudkan lingkungan sosial kelas yang kondusif, guru harus sudah
mengikuti apa yang diisyaratkan oleh Thomas Gordon, sebagai berikut:
a. Adanya keterbukaan.
b. Adanya sikap saling menghargai.
c. Adanya saling ketergantungan.
d. Tidak ada pemisah diantara mereka.
e. Saling membutuhkan pertemuan.8
Peserta didik melakukan atau tidak melakukan sesuatu dapat dipengaruhi oleh
lingkungan dimana mereka berada atau belajar. Peserta didik dapat terlatih
mengemukakan pendapat kepada orang lain dengan baik karena guru memotivasi
atau memberi dukungan untuk melakukan itu dengan baik. Dan sebaliknya mereka
tidak bisa atau tidak pernah mengemukakan dengan baik karena guru tidak pernah
memberi kesempatan dengan baik. Suasana pemebelajaran merupakan salah satu
indicator penting yang berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran, di samping
faktor-faktor pendukung lainnya. Menurut Hadiyanto dan subiyanto iklim atau
pembelajaran yang kondusif antara lain dapat mendukung:
a. Interaksi yang bermanfaat diantara peserta didik.
b. Memperjelas pengalaman-pengalaman guru dan peserta didik.
c. Menumbuhkan semnagat yang memungkinkan kegiatan-kegiatan di kelas
berlangsung.
d. Mendukung dan saling pengertian antara guru dan peserta didik.
Lebih lanjut Hadiyanto dan subiyanto menjelaskan bahwa iklim sosial dapat
berpengaruh terhadap kepuasan peserta didik dalam belajar dan dapat menumbuh
kembangkan kepribadian seseorang. Berdasarkan pendapat tersebut jelas bahwa
suasana pembelajaran yang akhirnya berpengaruh juga terhadap hasil pembelajaran.
Suasana pembelajaran yang inspiratif dan kondusif berkolerasi positif dengan
prestasi belajar siswa. Guru mengajar dengan penuh kehangatan, bersikap
komunikatif dan familiar, menghargai setiap pertanyaan siswa dan perbedaan
karakteristik siswa, menumbuhkan kepercayaan pada diri siswa, maka pembelajaran
menjadi lebih menarik dan siswa menikmati proses pembelajaran. Dengan kegiatan
pembelajaran yang lebih didasarkan dal tersebut pada akhirnya akan meningkatkan
prestasi belajar.

8
A Astuti - Adaara: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2019 - jurnal.iain-bone.ac.id

viii
Ada beberapa strategi yang efektif dalam membangun lingkungan belajar yang
positif di dalam kelas. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat digunakan oleh
guru:
a. Menjalin hubungan yang positif dengan siswa, Guru dapat membina hubungan
yang positif dengan siswa dengan mendengarkan mereka, memahami kebutuhan
dan minat mereka, serta menunjukkan empati terhadap mereka. Hal ini
menciptakan iklim belajar yang inklusif, saling percaya, dan saling menghormati.
b. Membangun komunitas belajar, Guru dapat membangun komunitas belajar yang
saling mendukung di dalam kelas. Ini dapat dicapai melalui kegiatan seperti
diskusi kelompok, kerja sama tim, dan proyek kolaboratif. Komunitas belajar ini
memberikan kesempatan bagi siswa untuk saling belajar, berbagi ide, dan
mendukung satu sama lain.
c. Menerapkan pembelajara aktif dan interaktif, Menggunakan strategi
pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan interaktif dapat
meningkatkan keterlibatan dan motivasi mereka. Guru dapat mendorong diskusi,
simulasi, permainan peran, atau penggunaan teknologi yang interaktif untuk
membantu siswa terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran.
d. Memberikan umpan baik yang konstruktif, Umpan balik yang diberikan secara
teratur dan konstruktif membantu siswa memahami kekuatan dan kelemahan
mereka, serta memberikan panduan untuk perbaikan. Guru harus memberikan
umpan balik yang spesifik, jelas, dan positif, serta memberikan saran yang
konkret untuk perbaikan.
e. Menciptakan tantangan dan tujuan yang realistis, Memberikan tantangan yang
sesuai dengan kemampuan siswa dan menetapkan tujuan pembelajaran yang
realistis membantu meningkatkan motivasi dan fokus siswa. Guru harus
memastikan bahwa tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat diukur dan dicapai
secara terukur.
f. Membangun aturan dan ekspektasi yang jelas, Penting bagi guru untuk menyusun
aturan dan ekspektasi yang jelas dalam kelas. Aturan ini harus adil, konsisten,
dan dipahami oleh semua siswa. Dengan memiliki aturan yang jelas, siswa akan
merasa aman dan tahu apa yang diharapkan dari mereka.
g. Membangun keberagaman dan inklusivitas, Penting bagi guru untuk menyusun
aturan dan ekspektasi yang jelas dalam kelas. Aturan ini harus adil, konsisten,
dan dipahami oleh semua siswa. Dengan memiliki aturan yang jelas, siswa akan
merasa aman dan tahu apa yang diharapkan dari mereka.
h. Memanfaatkan teknologi dan sumber daya pemebelajaran, Menggunakan
teknologi dan sumber daya pembelajaran yang relevan dapat membantu
meningkatkan interaktivitas dan keterlibatan siswa. Guru dapat memanfaatkan
perangkat teknologi, aplikasi pembelajaran online, dan sumber daya multimedia
untuk memperkaya pengalaman belajar siswa.9

9
Y Yantoro - Jurnal Muara Pendidikan, 2020 - ejournal.ummuba.ac.id

ix
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam membentuk lingkungan belajar yang positif di dalam kelas, peran guru
sangatlah penting. Guru memiliki tanggung jawab untuk membangun hubungan yang
positif dengan siswa, menciptakan iklim belajar yang inklusif, dan memberikan
arahan yang jelas. Dengan menerapkan strategi yang efektif, guru dapat
mempengaruhi iklim belajar yang memotivasi, mendukung, dan memfasilitasi
pertumbuhan siswa. Penting bagi guru untuk menjalin hubungan yang positif dengan
siswa, dengan mendengarkan dan memahami kebutuhan mereka. Dengan membina

x
komunitas belajar yang saling mendukung, guru memungkinkan siswa untuk belajar
satu sama lain dan berkolaborasi. Pembelajaran aktif dan interaktif juga berperan
penting dalam meningkatkan keterlibatan siswa, sementara umpan balik yang
konstruktif membantu siswa memperbaiki kualitas kinerja mereka. Selain itu, aturan
dan ekspektasi yang jelas, tantangan dan tujuan yang realistis, serta dukungan
terhadap keberagaman dan inklusivitas juga berperan dalam membangun lingkungan
belajar yang positif. Guru juga harus memanfaatkan teknologi dan sumber daya
pembelajaran yang relevan untuk memperkaya pengalaman belajar siswa.
Dengan demikian, penting bagi para pendidik dan pemangku kepentingan
dalam pendidikan untuk mengakui pentingnya membangun lingkungan belajar yang
positif, yang dapat berdampak signifikan pada perkembangan akademik, emosional,
dan sosial siswa. Lingkungan belajar yang positif bukan hanya menciptakan ruang
yang kondusif bagi siswa untuk belajar, tetapi juga membangun fondasi yang kuat
untuk pertumbuhan pribadi dan kesuksesan masa depan mereka.
B. Saran

Dalam rangka memperkuat hubungan guru-siswa, guru dapat mengadakan


waktu khusus untuk berinteraksi secara individu dengan siswa. Ini dapat dilakukan
melalui pertemuan individual, sesi konseling, atau diskusi kelompok kecil. Mengenal
siswa secara personal akan membantu guru memahami kebutuhan, minat, dan
tantangan yang mereka hadapi. Guru dapat menciptakan lingkungan kelas yang
inklusif dengan memperhatikan keberagaman siswa. Mendorong penghargaan
terhadap perbedaan, mengakomodasi kebutuhan belajar individu, dan memfasilitasi
kolaborasi antara siswa dari berbagai latar belakang akan menciptakan iklim yang
inklusif. Dalam merencanakan pembelajaran, guru harus mengintegrasikan berbagai
strategi dan metode pengajaran yang beragam. Menggunakan pendekatan inovatif,
teknologi, dan sumber daya pembelajaran yang relevan akan membantu menjaga
keberagaman dalam proses belajar-mengajar. Penting bagi guru untuk memberikan
umpan balik yang konstruktif dan berfokus pada perkembangan siswa. Umpan balik
harus disampaikan dengan cara yang jelas, mendukung, dan memberikan panduan
bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kinerja mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Munjin- Internalisasi Nilai-nilai Budi Pekerti Pada Anak, 2008- Jurnal VOL 02 NO 02
Abu Ahmadi dan Joko Presetya, Strategi belajar mengajar, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2005)
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Rosdakarya, 2004)
Tursan Hakim, Interaksi Belajar Mengajar, (Bandung: Alfabeta,2003)
SB Sartika - Pedagogia: Jurnal Pendidikan, 2012 - pedagogia.umsida.ac.id

W Dyah Dewi- Pengelolaan kelas yang efektif, - Jurnal VOL 6 NO 1


Harjali H - Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran (JPP), 2017 - journal.um.ac.id
A Astuti - Adaara: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 2019 - jurnal.iain-bone.ac.id
Y Yantoro - Jurnal Muara Pendidikan, 2020 - ejournal.ummuba.ac.id

xi
xii

Anda mungkin juga menyukai