Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 4

RESUME
BAB 5 DAN BAB 6

Diajukan dan Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Pengembangan Perencanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam
Pada Program Studi Master Pendidikan Agama Islam
IAIN Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Oleh

Nama : Hoziawati
NIM : 218101018
Dosen Pengampu : Dr. Noblana AdibM.Pd.I, MA

PROGRAM PASCA SARJANA


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK BANGKA BELITUNG PROGRAM
STUDI MASTER PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2022
BAB 5

Pengajaran merupakan subset dari pendidikan, atau pengajaran (di sekolah)


masuk dalam konteks ruang pendidikan. Kegiatan pengajaran berarti kegiatan
pendidikan, tetapi bukan sebaliknya. Pencapaian tujuan pengajaran adalah dalam
rangka pencapaian tujuan pendidikan. Demikian pun, kegiatan pengajaran itu
dengan sendirinya ada dalam ikatan situasi dan tujuan pendidikan. Interaksi
pengajaran yang beradaterkait oleh situasi dan tujuan pendidikan disebut interaksi
pengajaran yang edukatif atau cukup disebut dengan interaksi edukatif.
Suatu interaksi dikatakan memiliki sifat edukatif bukan semata ditentukan oleh
bentuknya melainkan oleh tujuan interaksi itu sendiri. Maka setiap bentuk
hubungan bersama antara guru dan peserta didik idak selalu berlangsung secara
edukatif. Sudah tent tujuan interaksi harus bersifat edukatit pula, sedang
pencapaiannv dilaksanakan dalam proses belajar mengajar (pengajaran).
Dalam setiap bentuk interaksi edukatif akan senantiasa mengandung dua unsur
pokok; unsur normatif dan teknis. Pengajaran sebagai bagian dari pendidikan,
sedangkan pendidikah itu sifatnya normatif. Maka dalam proses pengajaran mesti
mencerminkan interaksi yang bersumber pada sumber-sumber noma, agama,
falsatah hidup (Pancasila), dan kesulitan. Penjelasan selanjutnya mengenai hal ini
merupakan bidang garapan teori dan filsafat pendidikan.
Pendidikan dapat dirumuskan pula secara teknis. Pada hakikatnya pendidikan
merupakan suatu perisiwa yang memiliki aspek teknis, Pendidikan sebagai
kegiatan praktis yang berlangsung dalam satt masa, terikat juga dalam situasi,
terarah pada satu tujuan Pendidikan ilu sendiri juga sebagai peristiwa yang
kompleks. Peristiwa ini adalah suatu rentetan kegiatan komunikasi antar manusia,
rangkaian kegiatan saling mempengarnhi, satu perubahar dan pertumbuhan serta
perkembangan fungsi-fungsi psikis dan fisik.
Falsafahnya setiap orang akan mengiakan bahwa mengetahui sesuatu belum
berarti berbuat menurnt yang diketahui, Malahan Rousseau pemikir Prancis yang
murtad itu mengatakan dengarlah yang dikatakan, jangan melihat perbuatanku."
Menurut kenyataan tidak jarang kita jumpai bentuk-bentuk interaksi yang terbatas
hanya pada pemberian pengetahuan, padahal interaksi itu dilakukan dengan
maksud untuk membawa perubahan dalam bentuk tingkah laku peserta didik.
Misalnya saja pendidikan agama. Pelajaran diberi keterangan-keterangan
mengenal agama, Katakanlah agama Islam. Hasil pelajaran itu adalah
terkumpulnya Sejumlah pengetahuan tentang seluk beluk agama Islam.
Pendidikan, atau disempitkan dalain pengertian pengajaran adialah satu usaha
vang bersifat sadar tujuan, dengan sistematis terarah pada perubahan tingkah laku.
Menuju ke kedewasaan peserth didik. Perubahan yang dimaksud ituu menunjuk
pada suatu proses yang harus dilalui. Tanpa proses perubahan itu tujuan tidak
dapdt dicapai. Dan proses yang dimaksud di sini adalah prosqs pendidikan.
Proses pendidikan berlangsung tidak tanpa alasan atau tujuat. Pengajaran
merupakan proses yang berlungsi membimbing peserta didik dalam kehidupan,
yakni membimbing memper kembangkan diri sesuai dengan tugas tugas
perkembangn ynp harus dijalankan oleh peserta didik itu. Tugas perkembangan
tersebut mencakup kebutuhan hidup baik sebagai individ maupun sebagai
masyarakat. Bila ditinjau secara luas akan jekis tampak bahwa manusia selalu
berubah dan perubahan it merupakan hasil belajar.
Faktor-faktor yang mendasari terjadinya interaksi edukatif adalah sebagai
berikut:
1. Faktor tujuan Faktor bahan/materi/isi
2. Faktor guru dan peserta didik Faktor metode
3. Faktor situasi
Sebagaimana diketahui bahwa proses pengajaran pada hakikatnýa merupakan
rangkaian kegiatan komunikasi antarsubjek dicik; guru dan peserta didik.
Komunikasi antardua subjek ini dipengaruhi oleh berbagai faktor lainnya; tujuan,
bahan, guru, dan peserta didus metode dan situasi, dan sebagainya. Namun
penulis memandans8 bahwa kelima faktor yang akan dijabarkan berikut ini
merupakan faktor pokok dan penting untuk mendukung terjadinya peristiwa
pengajaran yang di dalamnya akan muncul suatu bentuk interaksi pengajaran yang
edukatif sifatnya.
Tujuan pendidikan/pengajaran yang bersifal umum maupu khusus, umumnya
berkisar pada tiga jenis.
1. Tujuan kognitif; tujuan yang berhubungan dengan pengertian dan
pengetahuan.
2. Tujuan afektif; tujuan yang berhubungan dengan usana mengubah minat,
setiap nilai, dan alasan.
3. Tujuan psikomotorik; tujuan yang berkaitan dengan keterampilan terbuat
atau menggunakan telinga, tangan, mata, alat indra, dan sebagainya.
BAB 6

Usaha guru dalam menciptakan kondisi yang diharapkan akan etektit apabila:
pertama, diketahui secara tepat faktor-faktor yang dapat menunjang terciptannya
kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar, kedua, dikenał
dengan masalah-masalan yang diperkirakan dan biasanya timbul dan dapat
merusak iklm belajar mengajar, ketiga, dikuasainya berbagai pendekatan dalatt
pengelolaan kelas dan diketahui pula kapan dan untuk masala mana suatu
pendekatan digunakan.
Dengan mengkaji konsep dasar pengelolaan kelas, mempelajari berbagai
pendekatan pengelolan dan mencobanya dalam berbagai situasi kemudian
dianalisis, akibatnya secara sistematis diharapkan agar setiap guru akan dapat
mengelola proses belajar mengajar secara lebih baik. Kondisi yang
menguntungkan di dalam kelas merupakan prasyarat utama bagi terjadinya proses
belajar mengajar yang efektif. Pengelolaan kelas dan pengelolaan pengajaran
adalah dua kegiatan yang sangat erat hubungannya, namun dapat dan harus
dibedakan satu sama lain karena tujuannya berbeda.
Masalah pengelolaan yang harus ditanggulangi dengan tindakan korektif
pengelolaan, sedangkan masalah pengajaran harus ditanggulangi dengan tindakan
kokretif instruksional. Peserta didik yang enggan ambil bagian di dalam kegiatan
kelompok karena merasa ditolak oleh kelompok lain (masalah pengelolaan) tidak
dapat ditanggulangi dengan membuat kegiatan menjadi lebih menarik (lindakan
instruksional), meskipun tenti saja memang tidak dapat dibantah bahwa penarikan
diri peserta didik tersebut akan menghalangi tercapainya tujuan khusus pengajaran
yang hendak dicapai melalui kegiatan kelompok yang dimaksud. Sebaliknya
hubungan antarpribadi (interpersonal) yang baik antara guru dengan peserta didik
dan antarperserta didik (suatu petunjuk keberhasilan pengelolaan) tidak dengan
sendirinya menjamin bahwa proses belajar mengajar akan menjadi efektif. Yang
jelas, pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mulak bagt terjadinya
proses belajar mengajar yang efektif.
Masalah pengelolaan kelas dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu
masalah individual dan masalah kelompok. Meskipun seringkali perbedaan antara
kedua kelompok itu hanya merupakan perbedaan tekanan saja. Tindakan
pengelolaan kelas seorang guru akan efektif apabila ia dapat mengindentifikasi
dengan tepat hakikat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia
dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat pula. Banyak penulis yang
telah mengemukakan buah pikiran untuk mereka mengenai masalah pengelolaan
kelas ini, namun pada kesempatan ini hanya akan ditunjuk dua sumber saja.
Tindakan pengelolaan kelas adalah tindakan yang dilakukan oleh guru dalam
rangka penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung
efektif. Tindakan guru tersebut dapat berupa tindakan pencegahan yaitu dengan
jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun kondisi sosio-emosional sehingga
terasa benar oleh peserta didik rasa kenyamanan dan keamanan untukK belajar.
Tindakan lain dapat berupa tindakan korektif terhadap tingkah laku peserta didik
yang menyimpang dan merusak bagi proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung.
Sebagai pekerja profesional, seorang guru harus mendalami kerangka acuan
pendekatan-pendekatan kelas, sebab di dalam penggunaannya ia harus terlebih
dahulu meyakinan bahwa pendekatan yang dipilihnya untuk menangani suatu
kasus pengelolaan kelas merupakan alternatif yang terbaik sesuai dengan hakikat
masalahnya. Artinya, seorang guru terlebih dahulu harus menetapkan bahwa
penggunaan suatu pendekatan memang cocok dengan hakikat masalah yang ingin
ditanggulangi. Ini tentu dimaksudkan untuk mengatakan bahwa seorang guru yang
akan berhasil baik setiap kali ia menangani kasus pengelolaan kelas Sebaliknya,
keprofesionalan cara kerja seorang guru adalah demikian sehingga apabila
alternatif tindakannya yang perlam tidak memberikan hasil sebagaimana yang
diharapkan, maka ia masih mampu melakukan analisis ulang terhadap situasi
untuk kemudian tiba pada alternatif pendekatan yang kedua, dan seterusnya.
Cara kerja semacam ini berbeda sekali dengan pendekatan seorang tukang,
juga di kalangan pendidikan, misalnya yang menggantungkan diri pada resep-
resep, misalkan dalam bentuk aturan umum tentang apa yang harus dan apa yang
tidak boleh dikerjakan (daftar do sdan don ts sepertü "Selalulah bersikap adil",
Suara harus tetap tenang dikala memarahi peserta didik", "Marahilah peserta didik
di bawah empat mata" dan yang semacamnya). Seorang pekerja pendidikan yang
menggantungkan diri pada "buku resep macam ini akan segera kehilangan akal
apabila suatu dalil yang 1a terapkan ternyata tidak memberi hasil sebagaimana
diharapkan.
Ada sejumlah konsep tentang pengelolaan kelas, sebagian di antaranya tidak
lagi dianggap memadai, misalnya pandangan otoritas yang melihat pengelolaan
kelas emata-mata sebagai upaya untuk menegakkan tata tertib, atau pandangan
permisif yang memusatkan perhatian pada usaha untuk memaksimalkan
kebebasan peserta didik. Di dalam uraian ini akan dikemukakan tiga pandangan
yang tampaknya memberi harapan, baik dari penalarannya maupun berdasarkan
informasi yang diperoleh melalui penelitian-penelitian.

Anda mungkin juga menyukai