RESUME
BAB 5 DAN BAB 6
Oleh
Nama : Hoziawati
NIM : 218101018
Dosen Pengampu : Dr. Noblana AdibM.Pd.I, MA
Usaha guru dalam menciptakan kondisi yang diharapkan akan etektit apabila:
pertama, diketahui secara tepat faktor-faktor yang dapat menunjang terciptannya
kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar, kedua, dikenał
dengan masalah-masalan yang diperkirakan dan biasanya timbul dan dapat
merusak iklm belajar mengajar, ketiga, dikuasainya berbagai pendekatan dalatt
pengelolaan kelas dan diketahui pula kapan dan untuk masala mana suatu
pendekatan digunakan.
Dengan mengkaji konsep dasar pengelolaan kelas, mempelajari berbagai
pendekatan pengelolan dan mencobanya dalam berbagai situasi kemudian
dianalisis, akibatnya secara sistematis diharapkan agar setiap guru akan dapat
mengelola proses belajar mengajar secara lebih baik. Kondisi yang
menguntungkan di dalam kelas merupakan prasyarat utama bagi terjadinya proses
belajar mengajar yang efektif. Pengelolaan kelas dan pengelolaan pengajaran
adalah dua kegiatan yang sangat erat hubungannya, namun dapat dan harus
dibedakan satu sama lain karena tujuannya berbeda.
Masalah pengelolaan yang harus ditanggulangi dengan tindakan korektif
pengelolaan, sedangkan masalah pengajaran harus ditanggulangi dengan tindakan
kokretif instruksional. Peserta didik yang enggan ambil bagian di dalam kegiatan
kelompok karena merasa ditolak oleh kelompok lain (masalah pengelolaan) tidak
dapat ditanggulangi dengan membuat kegiatan menjadi lebih menarik (lindakan
instruksional), meskipun tenti saja memang tidak dapat dibantah bahwa penarikan
diri peserta didik tersebut akan menghalangi tercapainya tujuan khusus pengajaran
yang hendak dicapai melalui kegiatan kelompok yang dimaksud. Sebaliknya
hubungan antarpribadi (interpersonal) yang baik antara guru dengan peserta didik
dan antarperserta didik (suatu petunjuk keberhasilan pengelolaan) tidak dengan
sendirinya menjamin bahwa proses belajar mengajar akan menjadi efektif. Yang
jelas, pengelolaan kelas yang efektif merupakan prasyarat mulak bagt terjadinya
proses belajar mengajar yang efektif.
Masalah pengelolaan kelas dapat dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu
masalah individual dan masalah kelompok. Meskipun seringkali perbedaan antara
kedua kelompok itu hanya merupakan perbedaan tekanan saja. Tindakan
pengelolaan kelas seorang guru akan efektif apabila ia dapat mengindentifikasi
dengan tepat hakikat masalah yang sedang dihadapi, sehingga pada gilirannya ia
dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat pula. Banyak penulis yang
telah mengemukakan buah pikiran untuk mereka mengenai masalah pengelolaan
kelas ini, namun pada kesempatan ini hanya akan ditunjuk dua sumber saja.
Tindakan pengelolaan kelas adalah tindakan yang dilakukan oleh guru dalam
rangka penyediaan kondisi yang optimal agar proses belajar mengajar berlangsung
efektif. Tindakan guru tersebut dapat berupa tindakan pencegahan yaitu dengan
jalan menyediakan kondisi baik fisik maupun kondisi sosio-emosional sehingga
terasa benar oleh peserta didik rasa kenyamanan dan keamanan untukK belajar.
Tindakan lain dapat berupa tindakan korektif terhadap tingkah laku peserta didik
yang menyimpang dan merusak bagi proses belajar mengajar yang sedang
berlangsung.
Sebagai pekerja profesional, seorang guru harus mendalami kerangka acuan
pendekatan-pendekatan kelas, sebab di dalam penggunaannya ia harus terlebih
dahulu meyakinan bahwa pendekatan yang dipilihnya untuk menangani suatu
kasus pengelolaan kelas merupakan alternatif yang terbaik sesuai dengan hakikat
masalahnya. Artinya, seorang guru terlebih dahulu harus menetapkan bahwa
penggunaan suatu pendekatan memang cocok dengan hakikat masalah yang ingin
ditanggulangi. Ini tentu dimaksudkan untuk mengatakan bahwa seorang guru yang
akan berhasil baik setiap kali ia menangani kasus pengelolaan kelas Sebaliknya,
keprofesionalan cara kerja seorang guru adalah demikian sehingga apabila
alternatif tindakannya yang perlam tidak memberikan hasil sebagaimana yang
diharapkan, maka ia masih mampu melakukan analisis ulang terhadap situasi
untuk kemudian tiba pada alternatif pendekatan yang kedua, dan seterusnya.
Cara kerja semacam ini berbeda sekali dengan pendekatan seorang tukang,
juga di kalangan pendidikan, misalnya yang menggantungkan diri pada resep-
resep, misalkan dalam bentuk aturan umum tentang apa yang harus dan apa yang
tidak boleh dikerjakan (daftar do sdan don ts sepertü "Selalulah bersikap adil",
Suara harus tetap tenang dikala memarahi peserta didik", "Marahilah peserta didik
di bawah empat mata" dan yang semacamnya). Seorang pekerja pendidikan yang
menggantungkan diri pada "buku resep macam ini akan segera kehilangan akal
apabila suatu dalil yang 1a terapkan ternyata tidak memberi hasil sebagaimana
diharapkan.
Ada sejumlah konsep tentang pengelolaan kelas, sebagian di antaranya tidak
lagi dianggap memadai, misalnya pandangan otoritas yang melihat pengelolaan
kelas emata-mata sebagai upaya untuk menegakkan tata tertib, atau pandangan
permisif yang memusatkan perhatian pada usaha untuk memaksimalkan
kebebasan peserta didik. Di dalam uraian ini akan dikemukakan tiga pandangan
yang tampaknya memberi harapan, baik dari penalarannya maupun berdasarkan
informasi yang diperoleh melalui penelitian-penelitian.