Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

A. Komunikasi Pembelajaran
Dalam dunia pendidikan proses pembelajaran akan efektif, jika komunikasi dan
interaksi antara guru dengan siswa terjadi secara intensif. Guru dapat merancang model-
model pembelajaran sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Dalam pembelajaran di
dalam kelas proses komunikasi akan berlangsung baik antara guru ke siswa dalam hal ini
peserta didik atau sebaliknya antara peserta didik dengan guru atau pendidik. Materi
pembelajaran merupakan pesan dalam proses komunikas pembelajaran yang sering
dipandang sebagai jantung atau inti kegiatan pembelajaran. Dalam komunikasi
pembelajaran inilah terjadi Interaksi edukatif yang berlangsung dalam bentuk pertukaran
pesan yang tidak lain adalah materi pembelajaran. Dalam konteks komunikasi,
pembelajaran Guru ditempatkan dalam posisi sebagai komunikator oleh karena tugas dan
peran guru sebagai pemimpin pembelajaran sedangkan siswa ditempat sebagai
komunikan atau peserta didik.
Sedang karakterstik proses komunikasi dalam pembelajaran dapat ditemukan hal-
hal sebagai berikut:
1. Simbolik, yang artinya setiap kegiatan komunikasi melibatkan simbol-simbol
seperti pesan lisan, tulisan dan pesan non verbal. Guru menyampaikan materi
pembelajaran melalui bahasa lisan dan tertulis. Guru juga menggunakan pesan
non verbal seperti gerak tangan untuk memperjelas dan mempertengas pesan yang
disampaikan. Siswa yang menerima pesan mencatat bagian tertentu dari uraian
guru.
2. Dinamis, yang artinya proses komunikasi itu berubah secara kontinyu yang
memungkinkan dilakukannya adaptasi pesan demi efektifitas komunikasi.
3. Bisa dipahami, artinya pesan yang disampaikan bias dipahami oleh penerimanya.
Ciri komunikasi yang efektif adalah pesan yang disampaikan bisa dipahami,
sehingga kita bias memaknai bahwa pembelajaran yang efektif adalah komunikasi
yang efektif.
4. Unik, artinya setiap proses komunikasi selalu melibatkan setidaknya dua orang
dengan keunikan pribadinya masing-masing. Ada orang yang senang humor, ada
yang senang membaca, ini semua akan berdampak pada proses komunikasi yang
berlangsung dalam komunikasi pembelajaran.
Selain karakteristik proses komunikasi pembelajaran perlu pula diperhatikan
tujuan komunikasi pembelajaran. Bila tujuan komunikasi pembelajaran yang dilakukan
pada berbagai jalur dan jenjang pendidikan, pendidikan adalah melahirkan manusia yang
baik, maka komunikasi efektifnya adalah bagaimana kita melakukan komunikasi
pembelajaran yang dapat mencapai tujuan tersebut secara tepat. Dalam Komunikasi
edukatif ada tiga level komunikasi yang berlangsung yaitu komunikasi interpersonal,
komunikasi kelompok dan komunikasi publik.
Tujuan pendidikan itu akan tercapai jika prosesnya komunikatif. Jika prosesnya
tidak komunikatif tidak mungkin tujuan pendidikan itu akan tercapai. Bagaimnan caranya
agar proses penyampaian satu pelajaran oleh pengajar kepada pelajar menjadi
komunikatif. Proses pembelajaran akan efektif jika, komunikasi dan interaksi antara guru
dengan siswa terjadi secara intensif. Guru dapat merancang model-model pembelajaran
sehingga siswa dapat belajar secara optimal. Guru mempunyai peran ganda dan sangat
strategis dalam kaitannya dengan kebutuhan siswa. Peran dimaksudkan adalah guru
sebagai guru, guru sebagai orang tua, dan guru sebagai teman sejawat belajar.
1. Guru sebagai guru, pekerjaan utama guru adalah mengajar dan mendidik siswa
siswa, yang berusaha agar semua siswanya mampu menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi yang diajarkan dengan baik.
2. Guru sebagai orang tua, Tempat mencurahkan segala perasaan siswa, tempat
mengadu siswa ketika mengalami gangguan. Siswa merasa aman dan nyaman
ketika dekat dengan guru, bahkan merasa rindu jika tidak bertemu guru. Interaksi
guru dan siswa bagaikan hubungan orang tua dan anak, hangat, akrab, harmonis,
dan tulus. Peran guru sebagai orang tua dilakukan di lingkungan sekolah lebih
bersifat hubungan emosional dan penyeteraan perasaan guru dan siswa. Siswa
akan merasa aman dan nyaman di lingkungan sekolah. Interaksi lebih berdasarkan
kasih sayang dan saling pengertian oleh karenanya keterbukaan siswa dalam hal
permasalahan pribadi maupun masalah yang berhubungan dengan pembelajaran
dapat terungkap.
3. Guru sebagai teman sejawat, Sebagai pasangan untuk berbagai pengalaman dan
beradu argumentasi dalam diskusi secara informal. Guru tidak merasa
direndahkan jika siswa tidak sependapat, atau memang pendapat siswa yang
benar, dan menerima saran siswa murid yang masuk akal. Hubungan guru dan
siswa mengutamakan nilai-nilai demokratis dalam proses pembelajaran.
Guru sebagai komunikator tentu mengharapkan komunikasi pembelajaran
berlangsung efektif, artinya terjadi intraksi antara guru dan siswa dalam pembelajara
dimana guru menaruh kepedulian terhadap siswanya. Ada tiga pengelompokkan guru
menaruh kepeduliannya terhadap siswa, yaitu: (1) guru yang peduli pada dirinya, (2) guru
yang peduli pada tugasnya sebagai pendidik; dan (3) guru yang peduli pada dampak
pembelajarannya pada siswa. Ketiga kategori ini berdampak pada perilaku
komunikasinya, yakni guru yang peduli pada dirinya berupaya membangun kredibilitas
sebagai seorang guru dan fleksibilitas dalam pembelajaran. Ia akan membangun
kredibilitasnya dengn membuka siapa dirinya dengan mengkomunikasikan bahwa guru
juga manusia, memiliki niat baik dan memiliki kompetensi. Sedangkan fleksibilitasnya
tampak dalam pemberian tugas dan perubahan jadwal serta membelajarkan kembali
konsep dalam pelajarannya. Guru yang peduli dirinya akan berusaha menjadi orang yang
biasa diterima, kredibel, disukai dan dihormati.
Sedangkan guru yang peduli pada tugasnya akan mengupayakan dan menemukan
cara terbaik untuk membuat konsep-konsep yang abstrak menjadi nyata. Guru ini
biasanya banyak member contoh dan memiliki kemampuan untuk memimpn diskusi
secara efektif dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Guru yang lebih
mengutamakan tugasnya akan lebih memperhatikan bagaimana kinerjanya.
Ada beberapa pola komunikasi yang terjadi dalam proses pembelajaran seperti
yang di ungkapkan oleh Nana Sudjana yakni:
1. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah. Dalam komunikasi guru
berperan sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif siswa
pasif. Mengajar dipandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan pelajaran
2. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah. Pada komunikasi ini guru
dan siswa dapat berperan sama, yakni pemberi aksi dan penerima aksi. Keduanya
dapat saling memberi dan menerima. Komunikasi ini lebih baik dari pada yang
pertama, sebab kegiatan guru dan siswa relatif sama.
3. Komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai tranaksi. Yakni komunikasi
yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru dengan siswa tetapi
juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan siswa yang
lainnya. Proses belajar mengajar dengan pola komunikasi ini mengarahkan kepada
proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa yang optimal, sehingga
siswa belajar aktif, diskusi, simulasi merupakan strategi yang dapat
mengembangkan komunikasi ini.

Dengan adanya bentuk dan pola komunikasi yang terjadi di dalam proses
pembelajaran antara guru dan siswa akan menjadikan proses pembelajaran menjadi
efektif dan tidak mustahil terjadinya interaksi yang edukatif. Dengan cara guru
memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberikan ide, pendapat atas apa yang telah
di sampaikan oleh guru, dengan demikian akan menjadikan pembelajaran bervariasi dan
menjadikan siswa lebih aktif sebagaiman tuntutan kurikulum yang berlaku (aktif learning)

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Komunikasi Antara Guru dan Siswa


Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi komunikasi antara guru dan siswa
antara lain:
 Kepribadian: Kepribadian guru dan siswa dapat mempengaruhi cara mereka
berkomunikasi. Jika guru memiliki kepribadian yang akrab dan ramah, maka siswa
akan lebih mudah untuk berkomunikasi dengannya.
 Gaya pengajaran: Gaya pengajaran guru juga dapat mempengaruhi komunikasi antara
guru dan siswa. Jika guru menggunakan gaya pengajaran yang interaktif dan
menggugah, maka siswa akan lebih aktif dalam berkomunikasi.
 Lingkungan kelas: Lingkungan kelas yang kondusif dan menyenangkan dapat
mempengaruhi cara siswa berkomunikasi dengan guru. Jika lingkungan kelas tidak
kondusif, siswa dapat merasa tidak nyaman dan sulit untuk berkomunikasi dengan
guru.
 Perbedaan bahasa dan budaya: Guru dan siswa dapat memiliki perbedaan bahasa dan
budaya yang dapat mempengaruhi komunikasi mereka.
 Perbedaan gaya belajar: Siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, sehingga
guru perlu menyesuaikan gaya pengajaran mereka untuk memenuhi kebutuhan belajar
siswa.
 Gangguan teknis: Pada saat penggunaan teknologi, gangguan teknis seperti koneksi
internet yang lambat atau masalah teknis lainnya dapat menghambat komunikasi
antara guru dan siswa.
 Kekurangan waktu: Terkadang waktu yang terbatas dalam proses pembelajaran dapat
menghambat komunikasi antara guru dan siswa.
C. Jenis Komunikasi Antara Guru dan Siswa
Ada beberapa jenis komunikasi antara guru dan siswa, antara lain:
 Komunikasi verbal: Komunikasi verbal melibatkan penggunaan kata-kata secara
lisan. Jenis komunikasi ini biasanya terjadi dalam kelas ketika guru memberikan
penjelasan tentang materi atau ketika siswa bertanya tentang sesuatu.
 Komunikasi non-verbal: Komunikasi non-verbal melibatkan penggunaan bahasa
tubuh dan ekspresi wajah. Jenis komunikasi ini dapat membantu guru untuk
memahami perasaan dan pikiran siswa.
 Komunikasi tertulis: Komunikasi tertulis melibatkan penggunaan tulisan untuk
berkomunikasi antara guru dan siswa. Jenis komunikasi ini biasanya terjadi
melalui surat atau email.

D. Cara Meningkatkan Komunikasi Antara Guru dan Siswa


Untuk meningkatkan komunikasi antara guru dan siswa, beberapa cara yang dapat
dilakukan antara lain:
 Jadilah pendengar yang baik: Guru harus menjadi pendengar yang baik dan
memberikan perhatian penuh ketika siswa berbicara. Hal ini dapat membantu
siswa merasa dihargai dan membangun kepercayaan antara guru dan siswa.
 Beri umpan balik yang konstruktif: Guru harus memberikan umpan balik yang
konstruktif kepada siswa. Hal ini dapat membantu siswa memperbarui
kemampuan mereka dan memahami di mana mereka harus memperbaiki diri.
 Gunakan bahasa yang mudah dipahami: Guru harus menggunakan bahasa yang
mudah dipahami oleh siswa. Hal ini dapat membantu siswa untuk lebih mudah
memahami materi yang diajarkan dan mengajukan pertanyaan jika ada yang
kurang dipahami.
 Jadilah teladan yang baik: Guru harus menjadi teladan yang baik bagi siswa
dalam segala hal. Hal ini dapat membantu siswa untuk meniru perilaku yang baik
dan membangun hubungan yang baik antara guru dan siswa.
 Gunakan teknologi: Guru dapat menggunakan teknologi seperti video
pembelajaran, media sosial, atau platform pembelajaran online untuk
meningkatkan komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini dapat membantu siswa
untuk lebih mudah mengakses materi dan berinteraksi dengan guru.
 Buat suasana yang kondusif: Guru dapat menciptakan suasana yang kondusif di
kelas dengan membangun hubungan yang baik dengan siswa dan menghilangkan
faktor-faktor yang mengganggu seperti kebisingan atau gangguan lainnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Komunikasi antara guru dan siswa merupakan faktor penting dalam proses
pembelajaran di sekolah. Komunikasi yang efektif dapat membantu siswa dalam
memahami materi dengan lebih baik, serta membantu guru untuk mengetahui kemajuan
dan kesulitan siswa dalam belajar. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
komunikasi antara guru dan siswa, serta beberapa cara untuk meningkatkan komunikasi
antara guru dan siswa. Meskipun terdapat beberapa factor tersebut, namun dengan usaha
yang tepat, komunikasi yang efektif antara guru dan siswa dapat dicapai untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

EN, Inah. 2015. Peran Komunikasi dalam Interaksi Guru dan Siswa. Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Kendari

A, Ali. 2010. Komunikasi siswa dengan guru dalam proses pembelajaran di Sekolah
Menengah Atas Negeri I Bangkinag Seberang. Universitas Islam Negeri Sultan
Syarif Kasim Riau: Pekanbaru

Anda mungkin juga menyukai