Abstrak.
Tujuan penelitian ini adalah (i) untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
perilaku terisolir. (ii) untuk mengetahui dampak perilaku terisolir hubungan dengan
teman sebaya. (iii) untuk mengetahui bentuk layanan bimbingan yang dilakukan oleh
guru bimbingan konseling terhadap siswa yang terisolir di SMPN Satu Atap 4
Bonggakaradeng. (iv) untuk mengetahui bentuk perubahan perilaku siswa setelah
mendapatkan layanan bimbingan konseling dari guru bimbingan konseling di sekolah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus dengan teknik
pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian memberikan
kesimpulan bahwa perilaku subjek adalah (i) menghindar dari teman-teman (ii)
menyendiri saat melakukan kegiatan kelompok, (iii) kurang berpartisipasi dan subjek ke
dua (i) menyendiri saat melakukan kegiatan (ii) melamun di dalam kelas dan malu-malu.
Faktor-faktor yang menyebabkan perilaku terisolir adalah faktor internal yaitu pendiam,
pemalu, kurang percaya diri dan faktor eksternal yaitu ekonomi, lingkungan dan
pengalaman masa kecil. Dampak perilaku terisolir yaitu hubungan sosial dengan teman
sebaya kurang bagus, di jauhi oleh teman-teman kelompok, kemampuan dalam
menerima materi pelajaran kurang sehingga malas mengerjakan tugas sekolah. Bentuk
layanan yang diberikan oleh guru bimbingan konseling di sekolah terhadap perilaku
terisolir kedua subjek adalah layanan bimbingan individual dan layanan konsultasi.
Penerapan layanan bimbingan individual dan layanan konsultasi terhadap masalah siswa
terisolir menunjukkan adanya perubahan peningkatan perilaku dari negatif ke arah
perilaku positif.
## HowToCite##
Sura, Handayani et al. (2018). Perilaku Terisolir (Studi Kasus pada Siswa di SMPN Satu Atap 4 Bonggakaradeng).
Edumaspul - Jurnal Pendidikan, 2(1), 41-48.
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 41
PUTRIYANI S., MUTMAINNAH
ABSTRACT
The study aimed examining (i) Tha factors taht led to isolated behavior. (ii) the impacts of
isolated behavior related to peers, (iii) the froms of guiding services conducted by
teachers of guiding and counsoling toward isolated students at SMPN satu atap 4
bonggakaradeng, (iv) the changing forms of students’ behavior after having guding and
counseling services from guiding and counseling teacher at school. The study employed
qualitative approach with a case study. Data were collected through interview and
observation. The results of the study revealed that the behaviors of the first subject were
(i) avoided their friends, (ii) secluded himself/herself when conducted group activity, (iii)
lack of participation; whereas, the behaviors of the second subjeck were (i) secluded,
himself/herself when conducted group activity, (ii) daydream and shy. The factors that led
to isolated behavior were the internal and external factors. The internal factors were
quiet, shy, lack of confidence; whereas, the external factors were economy, environment,
and childhood experiances. The impacts of isolated behavior were problems in social
relationship with peers, avoided by group of friends, and lack of ability in absorbing the
lesson which made them unable to complate assignments. The froms of services provided
by teachers of guiding and counseling at school toward isolated behavior of the two
subjects were individual guiding service and consultation service. The implementation of
individual guiding service and consultation service toward problems of isolated students
showed improvement of behavior from the negative to positive ones.
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 42
PUTRIYANI S., MUTMAINNAH
banyak teman dan diterima dalam suatu sikap yang dimiliki oleh seorang anak
lingkungannya. Sebaliknya siswa yang tidak yang berkecenderungan berpikir, berbicara
memiliki keterampilan bersosialisasi akan dengan diri mereka sendiri dan merasa
terisolir dari pergaulan.. dirinyalah yang paling unggul dan lain-lain.
Desmita (2010: 12) terisolir adalah “suatu Berdasarkan hasil pengamatan
ketidakmampuan untuk melebur kedalam langsung peneliti pada SMPN Satu atap 4
suatu jaringan sosial, yang diasosiasikan Bonggakaradeng yang berlokasi di
dengan banyak masalah seperti Kecamatan Rano, Kabupaten Tana Toraja
kecenderungan untuk putus sekolah dan terdapat dua siswa yang terisolir, yang di
perilaku nakal pada masa remaja. Selain itu tandai dengan perilaku sehari-harinya yang
Menurut Hartup (dalam Desmita, 2012: 14) ditandai dengan: a. menghindar dari teman-
bahwa anak yang populer adalah “anak yang temannya, dimana ketika teman-teman
ramah, suka bergaul, bersahabat, sangat kelasnya berkumpul baik dalam kelas
peka secara sosial, dan sangat mudah maupun diluar kelas siswa tersebut selalu
bekerja sama dengan orang lain. menghindar. b. menyendiri saat melakukan
Asher et al (dalam Desmita, 2012: 14) kegiatan kelompok, ketika guru mengadakan
juga mencatat bahwa “anak yang populer tugas kelompok anak tersebut selalu
adalah anak yang dapat menjalin interaksi menyendiri. c. tidak pernah berpartisipasi
sosial dengan mudah, memahami situasi saat jam pelajaran maupun di luar jam
sosial, memiliki keterampilan yang tinggi pelajaran. Begitupun dengan subjek kedua
dalam hubungan antarpribadi dan cenderung atau RND hal ini dapat dilihat dari perilaku
bertindak dengan cara-cara yang kooperatif, sehari-harinya, yang ditandai dengan: a.
serta selaras dengan norma-norma kelompok. menghindar dari teman-temannya, dimana
Berinteraksi dapat diartikan sebagai ketika teman-teman kelasnya berkumpul
kemampuan seseorang untuk dapat berbaur dalam kelas anak ini keluar dari kelas. b.
dengan orang lain, menyesuaikan diri menyendiri saat melakukan kegiatan
dengan kegiatan dan kebiasaan kelompok, kelompok, ketika guru mengadakan tugas
dan dengan berbagai macam orang yang kelompok anak tersebut selalu menyendiri.
mempunyai karakteristik unik. (Hidayah c. melamun di dalam kelas. d. menunjukkan
dkk, 2007) menyatakan bahwa pernyataan sikap menutup diri, malu bergaul dengan
tersebut mengandung makna bahwa temannya, ketika teman-teman dan gurunya
berinteraksi merupakan kemampuan bertanya siswa tersebut tidak mau terbuka. e.
individu untuk menyesuaikan diri dan ketika proses belajar mengajar berlangsung
bergaul dengan berbagai orang yang dan guru bertanya anak ini malu-malu
mempunyai latar belakang yang berbeda, menjawab.
apabila hal tersebut tidak tercapai maka Berdasarkan permasalahan yang
individu tersebut akan mengalami masalah dipaparkan, penulis merasa tertarik
dalam kesehariannya. melakukan pengkajian lebih jauh terhadap
Ada beberapa hal yang dapat perilaku terisolir pada siswa di SMPN Satu
menyebabkan siswa terisolir, seperti faktor atap 4 Bonggakaradeng Kecamatan Rano
ekonomi, lingkungan dan bahkan faktor Kabupaten Tana Toraja sebagai sebuah
keluarga, dan terkadang juga sifat egois bisa bentuk studi kasus.
menyebabkan siswa itu terisolir dimana
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 43
PUTRIYANI S., MUTMAINNAH
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 44
PUTRIYANI S., MUTMAINNAH
d. Bantuk layanan yang diberikan oleh guru adanya, merasa lapang dan dapat bergaul
bimbingan konseling disekolah. dengan teman-temannya. dia juga telah
Layanan bimbingan yang diberikan menyadari tentang hubungan sesama
sesuai dengan kasus yang ditemuka manusia sehingga mulai menjalin hubungan
berdasarkan laporan dari guru bimbingan yang baik dengan teman-teman sekolahnya.
konseling, wali kelas, dan teman-teman
subjek, dalam artian bahwa layanan 2. Subjek ke II
bimbingan yang diberikan bersifat insidentil, a. Gambaran perilaku terisolir
setelah kasus melakukan hal-hal yang tidak Hasil pengamatan terhadap subjek
sesuai seperti menyendiri, ketika melakukan kedua, terlihat subjek sedang melamun di
kegiatan kelompok barulah diberikan dalam kelas ketika teman-teman sedang
bimbingan agar tidak melakukan hal-hal diskusi kelompok dan ketika jam istirahat
yang tidak diinginkan. peneliti melihat subjek duduk menyendiri di
Layanan bimbingan yang diberikan samping kantin sekolah, selain itu subjek
oleh guru bimbingan konseling disekolah bermain sendiri di lapangan ketika guru
terhadap subjek FTR adalah layanan menyuruh siswa latihan bersama, terlihat
bimbingan individual, pembinaan dan dari si subjek ketika guru bertanya anak
layanan bimbingan yang diberikan pada tersebut malu-malu untuk menjawab.
subjek berdasarkan hasil wawancara
ditemukan bahwa sifatnya insidentil, dalam b. Faktor-faktor yang menyebabkan
artian bahwa subjek barulah diberikan perilaku terisolir
bimbingan jika menghadapi kasus atau Faktor yang menyebabkan perilaku
masalah baik dengan guru maupun dengan terisolir: a. Pengalaman masa kecil kurang
teman-temannya. pemberian layanan menyenangkan, subjek dijauhi oleh teman-
bimbingan tersebut akan berpengaruh dan teman sebayahnya b. Kondisi ekonomi
berdampak positif kepada semua siswa sangat kurang sehingga ibunya tidak
dalam kelas terutama pada siswa yang membelikan pakaian yang layak seperti
memiliki perilaku terisolir. teman-teman yang lain sehingga subjek
minder dan malu, c. Subjek sering melamun
e. Bentuk perubahan perilaku setelah dalam kelas.
mendapatkan bimbingan dari guru
bimbingan konseling di sekolah. c. Dampak perilaku terisolir
Dampak yang ditimbulkan dari
Hasil yang diperoleh dengan adanya perilaku terisolir yaitu banyak teman-teman
layanan bimbingan tersebut terlihat ada subjek yang tidak menyukai subjek karena
perubahan perilaku terisolir subjek yang dia selalu minghindar dari teman-teman
berdampak positif. Perubahan-perubahan kelompoknya, oleh karena banyak siswa
yang terjadi kepada subjek FTR, subjek yang tidak menyukai si subjek akhirnya
telah menunjukkan suatu perubahan dimana berakibat terhadap kemampuan subjek
subjek sudah mulai sadar bahwa perilakunya dalam menerimah materi dari guru dan juga
selama ini salah dan tidak bermanfaat mengakibatkan subjek malas menegerjakan
terutama pada saat proses belajar tugas sekolah.
berlangsung, subjek juga menerimah diri apa
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 45
PUTRIYANI S., MUTMAINNAH
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 46
PUTRIYANI S., MUTMAINNAH
emosionalnya dengan kata lain kondisi diri, mengganggu, menggertak orang lain,
emosionalnya kurang sehat. senang memerintah, tidak bekerja sama, dan
SMPN Satap 4 Bonggakaradeng tidak mampu untuk berpartisipasi (e).
adalah salah satu sekolah yang difavoritkan Kurangnya kematangan dalam hal
oleh siswa, karena selain guru yang aktif pengendalian emosi; (f). Tempat tinggal
juga guru dan siswa disiplin dalam segalah yang terpencil dari kelompok atau
hal, sehingga terjadi persaingan yang sangat ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
ketat yang menyebabkan siswa mandiri, kelompok karena kurang bertanggung
bekerja dengan sendiri-sendiri untuk jawab. Pengalaman masa kecil
mengejar prestasi dibidang akademik. Sejalan dengan hasil penelitian diatas
Prestasi dibidang akademik bukan satu- sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
satunya yang menentukan keberhasilan oleh Kartono (1986) bahwa faktor pribadi
seseorang, akan tetapi perlu ditunjang oleh (internal) dan faktor luar (eksternal)
prestasi dibidang lain seperti kecerdasan mengarahkan manusia mudah untuk aktif
sosial, kecerdasan emosional dan spiritual. berpartisipasi secara sosial berperilaku baik
Menurut Ginanjar, orang yang terhadap teman bergaul dan keaktifan
mempunyai kecerdasan intelejensi (IQ) yang bermasyarakat.
tinggi belum tentu berhasil berkiprah pada Dampak yang ditimbulkan oleh
dunia pekerjaan, dibandingkan dengan orang perilaku terisolir subjek yang diteliti berupa
berpotensi kecerdasan emosional, hubungan kasus dengan teman-temannya,
kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual, kurang bagus bahkan sering menghindar
(ESQ. 2001: 108), oleh karena itu siswa dari teman-temannya di sekolah. Faktor
yang mengalami keterisoliran harus inilah yang menyebabkan subjek sering
diberikan bantuan agar ia tidak terisolir lagi keluar masuk diruang Bk. Dampak lain yang
dan bisa bergaul dengan teman-temannya. ditimbulkan akibat perilaku terisolir adalah
Faktor-faktor yang menyebabkan subjek tidak dapat menerimah pelajaran
perilaku terisolir yaitu Faktor internal, faktor dengan baik karena selalu minder, malu
ekonomi seperti perasaan rendah diri, sehingga subjek ketinggalan dalam belajar
kurang percaya diri, pengalaman masa kecil dan mengakibatkan nilai akademik
sehingga menarik diri dari teman. Faktor menurun. Sejalan dengan itu Hakim (2002:
eksternal adalah hubungan pertemanan yaitu 12) mengemukakan masalah bagi anak yang
menjauhkan diri (kurang berinteraksi) terisolir yakni kesulitan dalam memahami
dengan teman, ekonomi dibawah rata-rata. lingkungannya adalah ketidak mampuan
Keluraga. Sedangkan menurut Harlock individu dalam menyesuaikan diri atau
(1978: 217) faktor yang menyebabkan berinteraksi dengan lingkungan yang dapat
seseorang diasingkan oleh orang lain adalah: menimbulkan individu ditolak dan dapat
(a). Faktor ekonomi (penampilan diri kurang menimbulkan keraguan apakah orang di
menarik atau sikap menjauhkan diri, (b). sekitarnya bisa menerimanya.
Terkenal dengan siswa yang tidak sportif; Bentuk layanaan yang diberikan oleh
(c). Penampilan yang tidak sesuai dengan guru bimbingan konseling disekolah adalah
standar kelompok dalam hal daya tarik fisik Layanan bimbingan individual diberikan
atau tentang kerapian; (d). Perilaku sosial kepada subjek berupa pemanggilan khusus
yang ditandai dengan perilaku menonjolkan yang ditujukan kepada kasus dengan cara
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 47
PUTRIYANI S., MUTMAINNAH
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 48
PUTRIYANI S., MUTMAINNAH
Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)