Anda di halaman 1dari 9

Volume 2 – Nomor 1, Februari 2018, 41-48

| ISSN 2548-8201 (Print) | 2580-0469) (Online) |

PERILAKU TERISOLIR (STUDI KASUS PADA SISWA DI SMPN


SATU ATAP 4 BONGGAKARADENG)

ISOLATED BEHAVIOR (A CASE STUDY OF STUDENTS AT SMPN SATU


ATAP 4 BONGGAKARADENG)

Handayani Sura1,Muhammad Junaedi Mahyuddin2, Muliyadi3, Hasnidar4


123
Prodi Bimbingan Konseling, STKIP Muhammadiyah Enrekang, Indonesia

Email: handayanisura7@gmail.com., tommuanemandar@gmail.com.,


muliyadibk@gmail.com., hasnidarharyo@gmail.com

Abstrak.
Tujuan penelitian ini adalah (i) untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan
perilaku terisolir. (ii) untuk mengetahui dampak perilaku terisolir hubungan dengan
teman sebaya. (iii) untuk mengetahui bentuk layanan bimbingan yang dilakukan oleh
guru bimbingan konseling terhadap siswa yang terisolir di SMPN Satu Atap 4
Bonggakaradeng. (iv) untuk mengetahui bentuk perubahan perilaku siswa setelah
mendapatkan layanan bimbingan konseling dari guru bimbingan konseling di sekolah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis studi kasus dengan teknik
pengumpulan data melalui wawancara dan observasi. Hasil penelitian memberikan
kesimpulan bahwa perilaku subjek adalah (i) menghindar dari teman-teman (ii)
menyendiri saat melakukan kegiatan kelompok, (iii) kurang berpartisipasi dan subjek ke
dua (i) menyendiri saat melakukan kegiatan (ii) melamun di dalam kelas dan malu-malu.
Faktor-faktor yang menyebabkan perilaku terisolir adalah faktor internal yaitu pendiam,
pemalu, kurang percaya diri dan faktor eksternal yaitu ekonomi, lingkungan dan
pengalaman masa kecil. Dampak perilaku terisolir yaitu hubungan sosial dengan teman
sebaya kurang bagus, di jauhi oleh teman-teman kelompok, kemampuan dalam
menerima materi pelajaran kurang sehingga malas mengerjakan tugas sekolah. Bentuk
layanan yang diberikan oleh guru bimbingan konseling di sekolah terhadap perilaku
terisolir kedua subjek adalah layanan bimbingan individual dan layanan konsultasi.
Penerapan layanan bimbingan individual dan layanan konsultasi terhadap masalah siswa
terisolir menunjukkan adanya perubahan peningkatan perilaku dari negatif ke arah
perilaku positif.

Kata kunci: Terisolir, Terasing, Prilaku, Layanan Konseling, Bimbingan Konseling

## HowToCite##

Sura, Handayani et al. (2018). Perilaku Terisolir (Studi Kasus pada Siswa di SMPN Satu Atap 4 Bonggakaradeng).
Edumaspul - Jurnal Pendidikan, 2(1), 41-48.
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 41
PUTRIYANI S., MUTMAINNAH

ABSTRACT
The study aimed examining (i) Tha factors taht led to isolated behavior. (ii) the impacts of
isolated behavior related to peers, (iii) the froms of guiding services conducted by
teachers of guiding and counsoling toward isolated students at SMPN satu atap 4
bonggakaradeng, (iv) the changing forms of students’ behavior after having guding and
counseling services from guiding and counseling teacher at school. The study employed
qualitative approach with a case study. Data were collected through interview and
observation. The results of the study revealed that the behaviors of the first subject were
(i) avoided their friends, (ii) secluded himself/herself when conducted group activity, (iii)
lack of participation; whereas, the behaviors of the second subjeck were (i) secluded,
himself/herself when conducted group activity, (ii) daydream and shy. The factors that led
to isolated behavior were the internal and external factors. The internal factors were
quiet, shy, lack of confidence; whereas, the external factors were economy, environment,
and childhood experiances. The impacts of isolated behavior were problems in social
relationship with peers, avoided by group of friends, and lack of ability in absorbing the
lesson which made them unable to complate assignments. The froms of services provided
by teachers of guiding and counseling at school toward isolated behavior of the two
subjects were individual guiding service and consultation service. The implementation of
individual guiding service and consultation service toward problems of isolated students
showed improvement of behavior from the negative to positive ones.

Keyword: Isolated, Behaviour, Guiding Service, Guiding Counsoling

PENDAHULUAN membina generasi muda ke arah tujuan


Pemenuhan kebutuhan siswa untuk tertentu, terutama untuk membekali anak
saling bergaul sesama teman, guru dengan pengetahuan dan kecakapan hidup
merupakan salah satu kebutuhan siswa (life skill) yang dibutuhkan dikemudian hari.
untuk bersosialisasi dan bergaul. Dalam Sebagai lembaga pendidikan, sekolah
masalah ini, sekolah adalah suatu lembaga mempunyai pengaruh yang cukup besar
yang dianggap penting dalam memainkan terhadap anak. Menurut Santrock (2003)
perannya sebagai tempat belajar bagi siswa, peristiwa yang dialami remaja selama
bergaul dan beradaptasi dengan berada di sekolah, seperti perkembangan
lingkungannya. Dengan demikian sekolah identitas, keyakinan akan potensi diri
tidak hanya berperan sebagai transformer sendiri, gambaran hidup dan kesempatan
ilmu pengetahuan, tetapi sekolah juga berkarir, hubungan-hubungan sosial, batasan
berperan dalam mengembangkan potensi mengenai hal yang benar dan yang salah,
diri siswa untuk memiliki kekuatan spiritual dan siswa dapat bersosialisasi dengan siswa
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, yang lainnya.
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan Ruang lingkup sekolah cara siswa
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa bersosialisasi dengan teman sangat beraneka
dan negara (Depdiknas UU RI No. 20 Tahun ragam, ada yang memiliki keterampilan
2003). bersosialisasi dengan baik dan ada pula yang
Sekolah merupakan artifisial yang tidak. Siswa yang mempunyai keterampilan
sengaja dibentuk guna mendidik dan bersosialisasi dengan baik akan memiliki

Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 42
PUTRIYANI S., MUTMAINNAH

banyak teman dan diterima dalam suatu sikap yang dimiliki oleh seorang anak
lingkungannya. Sebaliknya siswa yang tidak yang berkecenderungan berpikir, berbicara
memiliki keterampilan bersosialisasi akan dengan diri mereka sendiri dan merasa
terisolir dari pergaulan.. dirinyalah yang paling unggul dan lain-lain.
Desmita (2010: 12) terisolir adalah “suatu Berdasarkan hasil pengamatan
ketidakmampuan untuk melebur kedalam langsung peneliti pada SMPN Satu atap 4
suatu jaringan sosial, yang diasosiasikan Bonggakaradeng yang berlokasi di
dengan banyak masalah seperti Kecamatan Rano, Kabupaten Tana Toraja
kecenderungan untuk putus sekolah dan terdapat dua siswa yang terisolir, yang di
perilaku nakal pada masa remaja. Selain itu tandai dengan perilaku sehari-harinya yang
Menurut Hartup (dalam Desmita, 2012: 14) ditandai dengan: a. menghindar dari teman-
bahwa anak yang populer adalah “anak yang temannya, dimana ketika teman-teman
ramah, suka bergaul, bersahabat, sangat kelasnya berkumpul baik dalam kelas
peka secara sosial, dan sangat mudah maupun diluar kelas siswa tersebut selalu
bekerja sama dengan orang lain. menghindar. b. menyendiri saat melakukan
Asher et al (dalam Desmita, 2012: 14) kegiatan kelompok, ketika guru mengadakan
juga mencatat bahwa “anak yang populer tugas kelompok anak tersebut selalu
adalah anak yang dapat menjalin interaksi menyendiri. c. tidak pernah berpartisipasi
sosial dengan mudah, memahami situasi saat jam pelajaran maupun di luar jam
sosial, memiliki keterampilan yang tinggi pelajaran. Begitupun dengan subjek kedua
dalam hubungan antarpribadi dan cenderung atau RND hal ini dapat dilihat dari perilaku
bertindak dengan cara-cara yang kooperatif, sehari-harinya, yang ditandai dengan: a.
serta selaras dengan norma-norma kelompok. menghindar dari teman-temannya, dimana
Berinteraksi dapat diartikan sebagai ketika teman-teman kelasnya berkumpul
kemampuan seseorang untuk dapat berbaur dalam kelas anak ini keluar dari kelas. b.
dengan orang lain, menyesuaikan diri menyendiri saat melakukan kegiatan
dengan kegiatan dan kebiasaan kelompok, kelompok, ketika guru mengadakan tugas
dan dengan berbagai macam orang yang kelompok anak tersebut selalu menyendiri.
mempunyai karakteristik unik. (Hidayah c. melamun di dalam kelas. d. menunjukkan
dkk, 2007) menyatakan bahwa pernyataan sikap menutup diri, malu bergaul dengan
tersebut mengandung makna bahwa temannya, ketika teman-teman dan gurunya
berinteraksi merupakan kemampuan bertanya siswa tersebut tidak mau terbuka. e.
individu untuk menyesuaikan diri dan ketika proses belajar mengajar berlangsung
bergaul dengan berbagai orang yang dan guru bertanya anak ini malu-malu
mempunyai latar belakang yang berbeda, menjawab.
apabila hal tersebut tidak tercapai maka Berdasarkan permasalahan yang
individu tersebut akan mengalami masalah dipaparkan, penulis merasa tertarik
dalam kesehariannya. melakukan pengkajian lebih jauh terhadap
Ada beberapa hal yang dapat perilaku terisolir pada siswa di SMPN Satu
menyebabkan siswa terisolir, seperti faktor atap 4 Bonggakaradeng Kecamatan Rano
ekonomi, lingkungan dan bahkan faktor Kabupaten Tana Toraja sebagai sebuah
keluarga, dan terkadang juga sifat egois bisa bentuk studi kasus.
menyebabkan siswa itu terisolir dimana

Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 43
PUTRIYANI S., MUTMAINNAH

METODE PENELITIAN 1. Subjek I


Penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. a. Gambaran perilaku terisolir
Metode penelitian kualitatif menurut Hasil pengamatan pada subjek FTR,
Bogdan (Moleong, 2003: 4) pendekatan menghindar dari teman-temannya, dimana
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang ketika teman kelasnya bekumpul baik dalam
menghasilkan data deskriptif berupa kata- kelas maupun diluar kelas anak tersebut
kata tertulis maupun lisan dari hal-hal yang selalu menyendiri saat melakukan kegiatan
diamati. Penelitian ini menggunakan metode kelompok, kurang berpartisipasi dalam
Studi kasus sesuai dengan pendapat Nana belajar. Manurut wawancara yang dilkukan
Sudjana dan Ibrahim (1989:89) studi kasus peneliti terhadap sumber data “ jarang sekali
pada dasarnya mempelajari secara intensif, dipilih dalam kelompok karena orangnya
seorang individu yang dipandang mengalami pendiam, sulit berkomunikasi dengan
kasus tertentu, terhadap kasus tersebut teman-teman kelas dan terkadang minder.
Peneliti mempelajari secara mendalam
artinya mengungkapkan semua variabel b. Faktor-faktor yang menyebabkan
yang menyebabkan kasus tersebut. perilaku terisolir
Subjek dari penelitian kasus ini yaitu 2 “FTR” selalu minder dari teman-
orang siswa SMPN satu Atap 4 temannya karena teman-teman kelasnya
Bonggakaradeng yang terisolir dalam orang kaya dan FTR hidup dalam kelurga
belajar, yaitu FTR dan RND yang duduk yang sederhana, selain itu lingkungan
dikelas VII dan kelas VIII. Siswa ini terisolir dimana ia tinggal tidak mendukung
dilihat dari perilaku sehari-harinya seperti pergaulan si subjek sehingga apa yang dia
mengindar dari teman-temannya, dapatkan dimasa kecil terbawa sampai ia
menyendiri saat melakukan kegiatan besar dan juga terbawa sampai di sekolah.
kelompok, melamun dalam kelas,
c. Dampak perilaku terisolir
HASIL DAN PEMBAHASAN Banyak teman-teman FTR yang benci
Hasil penelitian yang akan dipaparkan terhadap dirinya, hubungan dengan teman
berikut ini adalah (1) faktor-faktor yang sebayah kurang bagus dan dijauhi oleh
menyebabkan perilaku terisolir, (2) Dampak teman-temannya, perilaku yang selalu
perilkau terisolir, (3) Bentuk layanan menghindar dari teman-teman dan tidak mau
Bimbingan yang dilakukakan oleh guru bergaul dengan teman yang lain merupakan
bimbingan konseling terhadap perilaku penyebab utama siswa tersebut terisolir,
terisolir, (4) Bentuk perubahan perilaku dampak lain yang ditimbulkan dari perilaku
perisolir setelah mendapatkan layanan terisolir adalah nilai akademik yang sangat
bimbingan dari guru bimbingan konseling di kurang karena kurang mendapat konsultasi
sekolah. Secara rinci kasus siswa akan dari teman-teman kelasnya.
dijelaskan sebagai berikut:

Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 44
PUTRIYANI S., MUTMAINNAH

d. Bantuk layanan yang diberikan oleh guru adanya, merasa lapang dan dapat bergaul
bimbingan konseling disekolah. dengan teman-temannya. dia juga telah
Layanan bimbingan yang diberikan menyadari tentang hubungan sesama
sesuai dengan kasus yang ditemuka manusia sehingga mulai menjalin hubungan
berdasarkan laporan dari guru bimbingan yang baik dengan teman-teman sekolahnya.
konseling, wali kelas, dan teman-teman
subjek, dalam artian bahwa layanan 2. Subjek ke II
bimbingan yang diberikan bersifat insidentil, a. Gambaran perilaku terisolir
setelah kasus melakukan hal-hal yang tidak Hasil pengamatan terhadap subjek
sesuai seperti menyendiri, ketika melakukan kedua, terlihat subjek sedang melamun di
kegiatan kelompok barulah diberikan dalam kelas ketika teman-teman sedang
bimbingan agar tidak melakukan hal-hal diskusi kelompok dan ketika jam istirahat
yang tidak diinginkan. peneliti melihat subjek duduk menyendiri di
Layanan bimbingan yang diberikan samping kantin sekolah, selain itu subjek
oleh guru bimbingan konseling disekolah bermain sendiri di lapangan ketika guru
terhadap subjek FTR adalah layanan menyuruh siswa latihan bersama, terlihat
bimbingan individual, pembinaan dan dari si subjek ketika guru bertanya anak
layanan bimbingan yang diberikan pada tersebut malu-malu untuk menjawab.
subjek berdasarkan hasil wawancara
ditemukan bahwa sifatnya insidentil, dalam b. Faktor-faktor yang menyebabkan
artian bahwa subjek barulah diberikan perilaku terisolir
bimbingan jika menghadapi kasus atau Faktor yang menyebabkan perilaku
masalah baik dengan guru maupun dengan terisolir: a. Pengalaman masa kecil kurang
teman-temannya. pemberian layanan menyenangkan, subjek dijauhi oleh teman-
bimbingan tersebut akan berpengaruh dan teman sebayahnya b. Kondisi ekonomi
berdampak positif kepada semua siswa sangat kurang sehingga ibunya tidak
dalam kelas terutama pada siswa yang membelikan pakaian yang layak seperti
memiliki perilaku terisolir. teman-teman yang lain sehingga subjek
minder dan malu, c. Subjek sering melamun
e. Bentuk perubahan perilaku setelah dalam kelas.
mendapatkan bimbingan dari guru
bimbingan konseling di sekolah. c. Dampak perilaku terisolir
Dampak yang ditimbulkan dari
Hasil yang diperoleh dengan adanya perilaku terisolir yaitu banyak teman-teman
layanan bimbingan tersebut terlihat ada subjek yang tidak menyukai subjek karena
perubahan perilaku terisolir subjek yang dia selalu minghindar dari teman-teman
berdampak positif. Perubahan-perubahan kelompoknya, oleh karena banyak siswa
yang terjadi kepada subjek FTR, subjek yang tidak menyukai si subjek akhirnya
telah menunjukkan suatu perubahan dimana berakibat terhadap kemampuan subjek
subjek sudah mulai sadar bahwa perilakunya dalam menerimah materi dari guru dan juga
selama ini salah dan tidak bermanfaat mengakibatkan subjek malas menegerjakan
terutama pada saat proses belajar tugas sekolah.
berlangsung, subjek juga menerimah diri apa

Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 45
PUTRIYANI S., MUTMAINNAH

d. Bentuk layanan bimbingan yang bahwa berdasarkan layanan yang diberikan


dilakukan oleh guru bimbingan menemukan bahwa subjek memiliki
konseling disekolah keinginan merubah perilaku kedua subjek
yang berdampak negatif.
Bentuk layanan bimbingan
individual yang diberikan kepada subjek jika e. bentuk perubahan perilaku setelah
menyendiri, dan dijauhi oleh temannya yaitu mendapatkan layanan bimbingan
layanan bimbingan individual seperti yang konseling dari gur bimbingan konsleing
di ungkapkan oleh guru bimbingan disekolah.
konseling disekolah Bentuk perubahan yang ditunjukkan
“kalau siswa tersebut menyendiri dan oleh subjek setelah mendapatkan bimbingan
diajuhi oleh teman-temannya maka dari guru bimbingan konseling disekolah
ketika semua teman-teman kelasnya yaitu Subjek telah menunjukkan suatu
sudah ada dalam kelas, semua siswa perubahan dimana subjek sudah mulai sadar
dalam satu kelas disuruh membentuk bahwa perilakunya selama ini salah dan
lingkaran dan saling berdiskusi, ini tidak bermanfaat terutama pada saat proses
dilakukan agar siswa bisa merubah belajar berlangsung, subjek juga menerimah
perilakunya dan diharapkan bisa bergaul diri apa adanya, merasa lapang dan dapat
dengan teman- bergaul dengan teman-temannya. Dia juga
temannya.”(Wwcr01/210813/S) telah menyadari tentang hubungan sesama
manusia sehingga mulai menjalin hubungan
“ dan juga kalau ada laporan dari guru, yang baik dengan teman-teman di
teman subjek langsung diberikan sekolahnya.
bimibingan face to face, selain itu saya
juga sering memberikan materi secara PEMBAHASAN
klasikal, artinya materi yang bisa
menyentuh atau ada hubungannya Bagian ini memaparkan hasil
dengan perilaku terisolir yang dapat penelitian berdasarkan deskripsi variabel,
mempengaruhi serta faktor-faktor Gambaran yang ditampilkan siswa terisolir
penyebab dan sekaligus juga solusinya adalah siswa yang sering menyendiri,
misalnya cara belajar yang efektif, kurang bergaul dengan teman-temannya dan
pendidikan moral, ahlak yang mulia dan senantiasa menarik diri dari pergaulan.
lain-lain.(Wwcr02/210813/S2) Siswa terisolir mengalami masalah sosial
Layanan bimbingan yang diberikan dan emosional seperti yang dikemukakan
oleh guru bimbingan konseling yaitu Wahlroos (2002: 259) bahwa kesehatan
sifatnya insidentil yang disesuaikan dengan emosional seseorang dapat diukur dari
pelanggaran yang dilakukan oleh subjek. beberapa banyak temannya. Hal ini
Seharusnya layanan yang diberikan tersebut memberikan gambaran bahwa orang populer
bersifat continue (berkelanjutan) tidak atau yang memiliki banyak teman dapat
memandang apakah subjek sementara dikatakan bahwa orang tersebut memiliki
melakukan hal-hal yang tidak sepatutnya kematangan emosional yang baik,
dia lakukan atau tidak. Pengakuan guru sedangkan siswa yang terisolir tentu dapat
bimbingan konseling juga mengatakan diasumsikan kurang memiliki kematangan

Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 46
PUTRIYANI S., MUTMAINNAH

emosionalnya dengan kata lain kondisi diri, mengganggu, menggertak orang lain,
emosionalnya kurang sehat. senang memerintah, tidak bekerja sama, dan
SMPN Satap 4 Bonggakaradeng tidak mampu untuk berpartisipasi (e).
adalah salah satu sekolah yang difavoritkan Kurangnya kematangan dalam hal
oleh siswa, karena selain guru yang aktif pengendalian emosi; (f). Tempat tinggal
juga guru dan siswa disiplin dalam segalah yang terpencil dari kelompok atau
hal, sehingga terjadi persaingan yang sangat ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam
ketat yang menyebabkan siswa mandiri, kelompok karena kurang bertanggung
bekerja dengan sendiri-sendiri untuk jawab. Pengalaman masa kecil
mengejar prestasi dibidang akademik. Sejalan dengan hasil penelitian diatas
Prestasi dibidang akademik bukan satu- sesuai dengan pendapat yang dikemukakan
satunya yang menentukan keberhasilan oleh Kartono (1986) bahwa faktor pribadi
seseorang, akan tetapi perlu ditunjang oleh (internal) dan faktor luar (eksternal)
prestasi dibidang lain seperti kecerdasan mengarahkan manusia mudah untuk aktif
sosial, kecerdasan emosional dan spiritual. berpartisipasi secara sosial berperilaku baik
Menurut Ginanjar, orang yang terhadap teman bergaul dan keaktifan
mempunyai kecerdasan intelejensi (IQ) yang bermasyarakat.
tinggi belum tentu berhasil berkiprah pada Dampak yang ditimbulkan oleh
dunia pekerjaan, dibandingkan dengan orang perilaku terisolir subjek yang diteliti berupa
berpotensi kecerdasan emosional, hubungan kasus dengan teman-temannya,
kecerdasan sosial, dan kecerdasan spiritual, kurang bagus bahkan sering menghindar
(ESQ. 2001: 108), oleh karena itu siswa dari teman-temannya di sekolah. Faktor
yang mengalami keterisoliran harus inilah yang menyebabkan subjek sering
diberikan bantuan agar ia tidak terisolir lagi keluar masuk diruang Bk. Dampak lain yang
dan bisa bergaul dengan teman-temannya. ditimbulkan akibat perilaku terisolir adalah
Faktor-faktor yang menyebabkan subjek tidak dapat menerimah pelajaran
perilaku terisolir yaitu Faktor internal, faktor dengan baik karena selalu minder, malu
ekonomi seperti perasaan rendah diri, sehingga subjek ketinggalan dalam belajar
kurang percaya diri, pengalaman masa kecil dan mengakibatkan nilai akademik
sehingga menarik diri dari teman. Faktor menurun. Sejalan dengan itu Hakim (2002:
eksternal adalah hubungan pertemanan yaitu 12) mengemukakan masalah bagi anak yang
menjauhkan diri (kurang berinteraksi) terisolir yakni kesulitan dalam memahami
dengan teman, ekonomi dibawah rata-rata. lingkungannya adalah ketidak mampuan
Keluraga. Sedangkan menurut Harlock individu dalam menyesuaikan diri atau
(1978: 217) faktor yang menyebabkan berinteraksi dengan lingkungan yang dapat
seseorang diasingkan oleh orang lain adalah: menimbulkan individu ditolak dan dapat
(a). Faktor ekonomi (penampilan diri kurang menimbulkan keraguan apakah orang di
menarik atau sikap menjauhkan diri, (b). sekitarnya bisa menerimanya.
Terkenal dengan siswa yang tidak sportif; Bentuk layanaan yang diberikan oleh
(c). Penampilan yang tidak sesuai dengan guru bimbingan konseling disekolah adalah
standar kelompok dalam hal daya tarik fisik Layanan bimbingan individual diberikan
atau tentang kerapian; (d). Perilaku sosial kepada subjek berupa pemanggilan khusus
yang ditandai dengan perilaku menonjolkan yang ditujukan kepada kasus dengan cara

Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 47
PUTRIYANI S., MUTMAINNAH

face to face untuk menyelesaikan masalah 1. Faktor-faktor yang menyebabkan


yang dihadapi oleh subjek. layanan perilaku terisolir FTR maupun RND
bimbingan tersebut diberikan oleh guru karena pengalaman masa kecil yang
bimbingan konseling terhadap subjek 1 dan membuat minder, soal ekonomi, kurang
subjek ke 2 percaya diri, pendiam, pemalu
Tujuan bimbingan konseling 2. Dampak perilaku terisolir yang
individual menurut Adler adalah dilakukan oleh FTR maupun RND
mengurangi intensitas perasaan rendah diri keduanya berdampak terhadap
(inferier), memperbaiki kebiasaan-kebiasaan hubungannya dengan teman-temanya
yang salah dalam persepsi, menetapkan yang kurang baik, sehingga kurang
tujuan hidup, mengembangkan kasih sayang teman-temannya yang suka bergaul
terhadap orang lain, dan meningkatkan dengan kedua subjek tersebut.
kegiatan (Denny, 2011) 3. Bentuk layanan yang diberikan oleh
Menurut Ansbacher & Anbacher ada guru bimbingan dan konseling di SMPN
tiga komponen pokok dalam proses Satu Atap 4 Bonggakaradeng adalah
bimbingan konseling: layanan konseling individual, dan
a. Memberikan pemahaman gaya hidup layanan konsultasi.
klien yang spesifik, gejala dan Kedua subjek setelah pemberian
masalahnya, melalui empati, intuisi, dan layanan bimbingan menunjukkan adanya
penaksiran konselor. Dalam unsur ini perubahan yang mengarah pada diri subjek
konselor membentuk hipotesis mengenai untuk berperilaku kearah yang positif. Ini
gaya hidup klien. dapat dikatakan bahwa upaya penanganan
b. Proses menjelaskan kepada klien dalam perilaku terisolir melalui bentuk teknik
komponen ini hipotesis gaya hidup yang layanan bimbingan oleh guru bimbingan
dikembangkan dalam komponen konseling serta kerja sama, wali kelas, di
pertama harus ditafsirkan dan sekolah memberikan pembinaan dan
dikomunikasikan dengan klien sehingga pengawasan pada perilaku terisolir menjadi
dapat diterimah. Psikologi individual perilaku adaptif pada kedua subjek.
menekankan petingnya membantu klien
untuk memperoleh titik terang terhadap B. Saran-Saran
kondisinya. Berdasarkan kesimpulan hasil
c. Proses memperkuat minat sosial, klien penelitian di atas, diajukan saran-saran
dengan menghadapkan mereka, secara sebagai berikut:
seimbang, dan menunjukkan minat dan 1. Bagi Dinas Pendidikan memberikan
kepedulian mereka (Denny,2011. himbauan kepada kepala sekolah untuk
tetap memberikan perhatian, pembinaan
dan pengawasan kepada siswa yang
KESIMPULAN DAN SARAN memiliki ciri pada kebutuhan
khusus/perilaku terisolir sehingga bisa
A. Kesimpulan merubah perilakunya menjadi perilaku
Berdasarkan hasil penelitian dan adaptif.
pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, maka dapat disimpulkan
bahwa:

Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)
Jurnal Edumaspul, 2 (1), Februari 2018 - 48
PUTRIYANI S., MUTMAINNAH

2. Bagi kepala sekolah, sebaiknya


memberikan arahan kepada guru yang Hurlock, Elizabeth. 1978. Psikologi
ada dalam satu instansi naungan kerja, Perkembangan Suatu Pendekatan
agar senantiasa melakukan pengawasan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta:
dan layanan sebaik-baiknya kepada Erlangga
siswa yang terisolir. John Santrock, W. 2003. Adolesence
3. Bagi konselor sebaiknya memberikan Perkembangan Remaja. Jakarta:
perhatian khusus kepada siswa yang Erlangga
memiliki perilaku terisolir agar dapat di Kartono, Kartini dan Gulo, Dali. 2000.
upayakan penangananya sedini mungkin Kamus Psikologi. Bandung: CV. Pioner
baik melalui pendekatan konseling Jaya.
maupun melalui bimbingan kelompok. Kartono, Kartini dan Gulo, Dali. 1986.
4. Bagi siswa, sebaiknya melakukan Psikologi Anak. Bandung Alumni
pengendalian perilaku agar terhindar dari Moleong Lexy J. 2003. Metode Penelitian
perilaku terisolir, dan senantiasa kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakary
menjaga hubungan sosial dengan teman- Moleong Lexy J. 2003. 1996. Metode
temannya untuk menghindari kegagalan Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
akademik. Karya Bandung
Mappiare Andi. 1982. Psikologi Remaja.
Daftar Pustaka Surabaya: Usaha Nasional
Nana Sudjana dan Ibrahim. 1989. Dasar-
Depdiknas. 2003. Undang-Undang No 20 Dasar Proses Belajar Mengajar.
Tahun 2003 tentang Pendidikan Bandung: PT. Sinar Baru Algesinda
Nasional. Jakarta: Depdiknas. Thursan Hakim. 2002. Mengatasi Rasa
Desmita. 2010. Psikologi Perkembangan. Tidak Percaya Diri. Jakarta : Puspa
Bandung: Remaja Rosdakarya Swara.
Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Winkel, WS. 1991. Bimbingan dan
Peserta Didik. Bandung: Remaja Konseling di Institusi Pendidikan.
Rosdakarya Jakarta: PT. Grasindo
Hidayah. 2007. Konseling Rasional Emotif,
(online), (http : // www.
Hidayah.Siti.com / Blog/ Post/ 2007/ 01/
Teknik Konseling. Di akses 22 mei
2013).

Copyright © 2018 Edumaspul - Jurnal Pendidikan (ISSN 2548-8201 (cetak); (ISSN 2580-0469 (online)

Anda mungkin juga menyukai