Anda di halaman 1dari 4

LK-3.

Laporan Best Practice

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MENGGUNAKAN MODEL PJBL


DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA KELOMPOK A TK SRI BATARI 2 MEDAN

PENDAHULUAN

Best Practice ini perlu dibagikan karena dengan berbagai pengalaman maka guru dapat
melakukan perbaikan kinerja serta dapat mengatasi permasalahan yang ditemukan selama proses
pembelajaran. Seluruh pendidik diharapkan dapat bergerak bersama untuk mewujudkan pembelajaran
yang kreatif, inovatif, dan menyenangkan dengan menggunakan model pembelajaran inovatif yang
sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Model pembelajaran Project Based Learning
merupakan salah satunya yang bisa digunakan dimana siswa bisa berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran serta mengasah kemampuan berprikir kritis mereka. Dalam hal ini saya memilih
permasalahan kemampuan bercerita pada anak yang sering dijumpai pada anak dikelas saya.

Kemampuan bercerita merupakan kemampuan seseorang dalam menyampaikan sesuatu atau


informasi secara lisan kepada orang lain. Alasan mengapa kemampuan bercerita termasuk kemampuan
berbicara, karena dalam bercerita, seorang peserta didik harus mampu bercerita dengan baik dan benar,
namun terkadang terdapat beberapa peserta didik yang kemampuan berceritanya belum berkembang
dengan baik, sehingga dibutuhkan penanganan agar dapa mengembangkan kemampuan becerita.
Menurut Latif dan Mukhtar (2013:111) Bercerita adalah menyampaikan cerita atau memberikan
penjelasan secara lisan baik menggunakan media atau tanpa media.

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut, maka sebuah solusi ditawarkan dengan menerapkan
menggunakan pembelajaran pada proses pembelajaran. Menurut Syaihun (2013) demonstrasi
merupakan sesuatu yang riil dan faktual, karena dapat dilihat dan didengar. Melalui pembelajaran
demonstrasi dengan menjelaskan secara singkat dapat disajikan dengan materi yang realistis dan
praktis sehingga dapat menambah motivasi belajar peserta didik.

PEMBAHASAN

Tujuan bercerita bagi anak usia 4-6 tahun adalah agar anak mampu mendengarkan
denganseksama terhadap apa yang disampaikan orang lain, anak dapat bertanya apabila tidak
memahaminya, anak dapat menjawab pertanyaan, selanjutnya anak dapat menceritakan dan
mengekspresikan terhadap apa yang dipahami dan lambat laun didengarnya, diperhatikan,
dilaksanakan dan diceritakannya pada orang lain. Adapun tujuan pembelajaran dengan bercerita dalam
program kegiatan di taman kanak-kanak adalah:
a. Mengembangkan kemampuan dasar untuk mengembangkan daya cipta, dalam pengertian
membuat anak kreatif, yaitu lancar, fleksibel dan orisinal dalam bertuturkata, berfikir, serta
berolah tangan dan berolah tubuh sebagai latihan motorik halus maupun motorik kasar.
b. Pengembangan kemampuan dasar dalam pengembangan bahasa agar anak didik mampu
berkomunikasi secara lisan dengan lingkungan.
Kegiatan bercerita dalam mengembangkan kemampuan bahasa anak di TK Sri Batari 2 dimulai dari
persiapan merumuskan tema dan tujuan, memilih bahan dan alat yang akan digunakan, persiapan
langkah-langkah kegiatan dan merancang penilaian. Jadi apa yang ditemukan di lapangan itu sesuai
dengan teori dari Yusriana yang mengatakan “Perencanaan pembelajaran bercerita dengan metode
demonstrasi antara lain :
1) Menentukan tema dan sub tema materi pembelajaran yang akan dilakukan.
2) Membuat atau mengadakan media atau alat peraga yang akan dilakukan.
3) Menentukan kegiatan demonstrasi yang akan digunakan sebagai bahan bercerita.
4) Membuat Rencana Kegiatan Harian dengan model pembelajaran PJBL.

Guru melakukan semua tahapan tersebut seperti guru terlebih dahulu menentukan tema, guru
menyiapkan alat dan bahan, guru membuat cerita ssuai tema pada hari tersebut, biasanya guru
mepersiapkannya satu minggu sebelum pelaksanaannya, dan guru membuat RPPH. Langkah-langkah
kegiatan dalam pelaksanaan bercerita dengan metode demonstrasi diantaranya :
1) Anak diperkenalkan dengan tema yang akan dibahas pada hari itu
2) Anak mengamati demonstrasi pembuatan teh yang dilakukan guru
3) Anak melakukan kegiatan membuat teh sendiri yang akan menjadi bahan cerita
4) Anak menceritakan kembali pengalamannya dalam membuat teh, mulai dari bahan dan alat
yang mereka pakai, proses pembuatan dan perasaan mereka setelah melakukan kegiatan
tersebut

Peserta didik ikut serta secara aktif dalam setiap tahapan kegiatan dan metode ini memberikan manfaat
yang secara langsung dapat dirasakan oleh peserta didik dan guru.

Beberapa manfaat tersebut akan diuraikain sebagai berikut :

➢ Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja.
Pada kegiatan membuat teh manis dan jus jeruk peserta didik lebih memahami dan mengingat
setiap langkah langkah prosedur sesuai urutan mulai dari kegiatan memperkenalkan alat yang
dibutuhkan, urutan pembuatan produk, menganalisa hasil produk yang dibuat dan
menyimpulkan kegiatan secara keseluruhan pada kegiatan bercerita yang menjadi tujuan
pengembangan yang ingin saya tingkatkan

➢ Memudahkan berbagai jenis penjelasan.


Pada saat penjelasan anak tidak hanya mendengar tapi secara langsung melihat, menyentuh,
melakukan kegiatan tersebut. Guru juga menambahkan beberapa media pembelajaran seperti
video dan gambar untuk mendukung pembelajaran.

➢ Menjadikan peserta didik sebagai pelaku utama kegiatan.


Pada kegiatan bercerita peserta didik lebih percaya diri dan ekspresif karena mereka mengalami
langsung cerita yang akan mereka sampaikan karena mereka terlibat pada cerita tersebut.
Dengan menggunakan contoh konkret dan menghadirkan objek sebenarnya akan membuat
cerita yang mereka sampaikan adalah nyata adanya bukan sekedar cerita fiktif atau kejadian
yang dialami orang lain

Adapun hasil yang diperoleh setelah dilaksanakan kegiatan pengamatan, sebagai berikut; hasil
pengamatan dapat diketahui bahwa dari 19 orang anak yang menjadi subjek penelitian, telah
mengalami peningkatan pada kegiatan kelancaran bercerita, di mana dapat ditunjukkan bahwa dari
hasil pengamatan dapat diketahui bahwa dari 19 orang anak yang menjadi subjek penelitian, terdapat
4 orang anak (22%) yang masuk dalam kategori berkembang sangat baik, 8 orang anak (42%) masuk
dalam kategori berkembang sesuai harapan, 6 orang anak (32%) masuk dalam kategori mulai
berkembang, dan 1 orang anak (5%) masuk dalam kategori belum berkembang. Hasil dari yang
pembelajaran diapangan tentang tingkat pencapaian perkembangan kemampuan bahasa anak dalam
kegiatan bercerita sudah sesuai dengan teori dari Rosmala Dewi (2005:17) yaitu anak mampu berbicara
lancar dengan kalimat sederhana, anak dapat menyebutkan banyak kata seperti nama benda, Binatang
dan lain lain, anak mampu bercerita tentang kejadian sekitarnya, dan anak mampu mengikuti 1-2
perintah sekaligus.

Penggunaan metode demonstrasi dalam pendidikan anak usia dini diharapkan membuat anak
dapat dengan mudah melaksanakan kegiatan dengan baik sesuai dengan rancangan kegiatan yang
dibuat guru. Dalam pelaksanaanya guru mendapatkan beberapa tantangan yang ditemukan pada saat
kegiatan pembelajaran dikelas diantaranya :

➢ Masalah teknis yang muncul pada saat pelaksanaan pembelajaran seperti video yang ingin
diputar tidak lancar karena sinyal yang tidak stabil
➢ Sedikit sulit dalam mengkondisian siswa ketika akan memulai pembelajaran ( pembuka )
karena mereka terlalu bersemangat dan tidak sabar untuk segera melakukan kegiatan
demonstrasi
➢ Rendahnya rasa percaya diri beberapa siswa dalam menceritakan kembali kegiatan yang sudah
dilakukan didepan kelas walaupun guru sudah menggunakan pertanyaan pemantik.
➢ Biaya yang cukup besar dalam menyediakan bahan dan alat yang digunakan pada saat
demonstrasi sehinggga diperlukan pertimbanggan sekolah untuk menyetujui anggaran kegiatan
dengan jumlah siswa yang cukup banyak
➢ Kondisi yang tidak bisa diprediksi ( unpredictable ) karena anda siswa yang tiba tiba sakit
sehingga waktu sedikit terpotong untuk menghubungi perawat sekolah dan orang tuanya.

KESIMPULAN

Secara umum bahwa perkembangan kemampuan bercerita yang diajarkan melalui metode
demonstrasi pada anak usia 4-5 tahun di TK Sri Batari dapat berkembang dengan kategori berkembang
sangat baik. Secara khusus dapat ditarik kesimpulan yakni :
1. Perencanaan pembelajaran dalam megembangkan kemampuan bercerita melalui penerapan metode
demonstrasi pada anak usia 4-5 yaitu guru menerapkan beberapa cara seperti menentukan materi tema
dan sub tema yang akan dilaksanakan pada hari kegiatan, menyesuakan dengan materi pembelajaran,
dan menyiapkan media yang akan digunakan saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
2. Tingkat pencapaian perkembangan kemampuan bahasa yang dapat dilihat pada kegiatan bercerita
yang dilakukan guru pada anak kelompok A usia 4-5 Tahun dilihat pada setiap pertemuan semakin
baik dan anak lebih percaya diri karena cerita yang diceritakan kembali adalah peristiwa yang langsung
mereka alami.

Saya berharap metode demonstrasi bermanfat bagi rekan sejawat di PPG 2023 dan bagi guru
taman kanak-kanak khususnya dalam kegiatan bercerita. Seharusnya guru lebih memperhatikan
metode yang digunakan hendaknya lebih bervariasi lagi agar anak tidak merasa bosan, menambah alat
main yang dapat mendukung pembelajaran dan bercerita seperti penggunaan metode demonstrasi yang
dapat melibatkan anak dari awal sampai akhir. Guru hendaknya tidak sungkan untuk bertanya dan
membangun diskusi yang dapat menambah pengetahuan dengan rekan rekan sejawat ataupun ahli
perkembangan belajar anak baik langsung ataupun melalui sosial media agar dapat meningkatkan
profesionalisme dalam memberikan layanan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto, 2013, Perkembangan Anak Usia Dini. Ciputat: Kencana Prenada media Group.
Mukti amini, 2014, Perkembangan dan konsep dasar pengembangan anak usia dini. Jakarta:Karya
Cipta.
Ibda, Fatimah (2015), Perkembangan Kognitif: Teori Jean Piaget, (Jurnal Intelektualita)
Guslida & Kurnia, Rita (2018). Media Pembelajaran Anak Usia Dini, (Pekanbaru)
Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 137 Tahun 2014, Tentang Standar
Pendidikan Anak Usia Dini.
Abdul Majid. 2013. Strategi Pembelajaran. Remaja Rosdakarya: Bandung

Anda mungkin juga menyukai