Anda di halaman 1dari 10

PERAN TEMAN SEBAYA DALAM MENINGKATKAN SOCIAL SKILL

(KETERAMPILAN SOSIAL) SISWA DI MAN 1 PAREPARE

St. Hajar, Sri Wahyuni, Sriwahyuni Ardi, Syamsul Maruf Abdullah, Trisni Ridhayana
Basir, Tutik Handayani, Ummul Khaeriyah.

Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah,


Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Parepare

Abstract: This study discusses the role of peers in improving the social skills of students in
MAN 1 Parepare, using descriptive qualitative research methods. Then the data collection
technique was carried out through observation and interviews of students at MAN 1 Parepare
as a research subject. The purpose of this study is 1) to find out the relationship of peer
friendship in MAN 1 Parepare, 2) to find out the social skills possessed by students in MAN 1
Parepare, 3) to find out the role of peers in improving the social skills of students in MAN 1
Parepare. However, the focus of his research is the role of peers in improving the social skills
of students in MAN 1 Parepare. The results obtained from this study show that peers have an
important role in improving the social skills of students in MAN 1 Parepare. These roles
include teaching how to interact and communicate well in social relationships, teaching how to
be open when facing a problem, helping in instilling a confident attitude, and teaching how to
behave socially and have good manners in the social environment.

Keyword: Peer Group, Enhancement, Social Skills.

Abstrak: Penelitian ini membahas tentang peran teman sebaya dalam meningkatkan social skill
(keterampilan sosial) siswa di MAN 1 Parepare, dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif. Kemudian teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi dan
wawancara terhadap siswa di MAN 1 Parepare sebagai subjek penelitian. Tujuan dari
dilakukannya penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui hubungan pertemanan teman sebaya di
MAN 1 Parepare, 2) untuk mengetahui social skill (keterampilan sosial) yang dimiliki oleh
siswa di MAN 1 Parepare, 3) untuk mengetahui peran teman sebaya dalam meningkatkan social
skill (keterampilan sosial) siswa di MAN 1 Parepare. Akan tetapi yang menjadi fokus
penelitiannya adalah peran teman sebaya dalam meningkatkan social skill (keterampilan sosial)
siswa di MAN 1 Parepare. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa
dalam teman sebaya memiliki peran penting dalam meningkatkan social skill (keterampilan
sosial) siswa di MAN 1 Parepare. Peran tersebut diantaranya yaitu dengan mengajarkan cara
melakukan interaksi dan komunikasi dengan baik dalam hubungan sosial, mengajarkan cara
bersikap terbuka ketika menghadapi suatu masalah, membantu dalam menanamkan sikap
percaya diri, dan mengajarkan cara berperilaku sosial dan bertata krama yang baik di
lingkungan sosial.

Kata Kunci: Teman Sebaya, Peningkatan, Social Skill (Keterampilan Sosial).

PENDAHULUAN
Hakikat manusia pada dasarnya adalah makhluk individu yang mempercayai
bahwa ia dapat menjalani kehidupannya dengan sendiri dan tidak memerlukan bantuan
dari orang-orang disekitarnya. Terlepas dari itu, manusia bukan hanya sebagai makhluk
individu, melainkan juga sebagai makhluk sosial yang dalam menjalani kehidupannya
membutuhkan kehadiran dan bantuan orang lain disekitarnya. Serta dituntut pula agar
dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, baik melalui hubungan
interaksi antarindividu, antarkelompok, maupun antara kelompok dengan individu.
Manusia dalam pertumbuhannya, melalui beberapa masa, salah satunya ialah masa
remaja. Masa remaja diartikan sebagai masa peralihan manusia dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa. Setiap individu pada masa remaja, akan melalui yang namanya
proses sosialisasi, dengan melakukan penyesuaian diri terhadap kehidupan sosial.
Namun hal tersebut seringkali menjadi masalah bagi sebagian besar remaja. Sehingga
diperlukan adanya bantuan, bimbingan serta perhatian penuh dari orang-orang disekitar,
khususnya dari lingkungan keluarga.
Sebagian besar individu diusia remaja pada dasarnya membutuhkan yang
namanya pengakuan dan penerimaan dari orang lain atas keberadaanya dalam
kehidupan sosial, sehingga individu remaja harus mampu menyesuaikan dirinya
terhadap setiap kondisi dan situasi yang ada pada lingkungan sosialnya. Dalam proses
sosialisasi masa remaja, ada keterampilan khusus yang perlu dan sangat penting untuk
dimiliki yaitu social skill (keterampilan sosial). Comb dan Slaby dalam Elvri Teresia
Simbolon mengatakan bahwasanya keterampilan sosial merupakan suatu kemampuan
yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan interaksi dengan orang lain dalam
lingkungan sosial menggunakan berbagai cara tertentu yang dapat diterima, dihargai
atau memiliki nilai, serta dapat memberikan berbagai manfaat, baik bagi diri sendiri dan
juga orang lain secara sosial (Simbolon, 2018). Selain itu, dikutip dari skripsi penelitian
Desi, social skill (keterampilan sosial) adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
agar dapat melakukan interaksi dengan lingkungannya, yang mencakup kemampuan
berinteraksi, menjalin hubungan dengan orang lain, dapat mengungkapkan tiap
permasalahan maupun perasaan yang dihadapi, serta mampu menemukan solusi
penyelesaian terhadap situasi dan kondisi yang terjadi saat itu pula (Desi, 2020). Jadi,
menurut penulis social skill (keterampilan sosial) dapat diartikan sebagai suatu
keeterampilan berkomunikasi dan berinteraksi yang dimiliki oleh seorang individu, baik
secara verbal maupun nonverbal yang dapat membantunya dalam menjalin hubungan
sosial dan menjalani kehidupan sosialnya.
Siswa sebagai individu yang telah memasuki usia remaja sangat perlu untuk
memiliki social skill (keterampilan sosial), sebab ia akan lebih banyak bersosialisasi
atau melakukan interaksi sosial yang dapat membantunya dalam mengembangkan
segala kemampuan yang dimiliki dan mengatasi berbagai masalah atau kesulitan yang
sedang dihadapinya. Maka dari itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, selain
menjadi wadah dalam memperoleh berbagai ilmu pengetahuan, serta mengembangkan
segala kemampuan, minat, serta bakat yang dimiliki siswa, sekolah juga menjadi wadah
yang dapat mengarahkan siswa kepada perubahan dan pengembangan kepribadian yang
lebih baik. Melalui proses pendidikan disekolah, social skill (keterampilan sosial) dapat
dikembangkan dan dibentuk untuk melahirkan pribadi siswa yang mampu bersosialisasi
dengan masyarakat yang ada disekitar lingkungan sosialnya. Kemudian, tingginya
social skill (keterampilan sosial) yang siswa miliki, akan ditunjukkan dengan perilaku
yang lebih terbuka pada segala sesuatu yang dirasakan dan dialami, seperti terhadap
masalah yang dihadapinya, ia akan mengusahakan untuk menemukan penyelesaian dari
masalah yang dihadapinya tersebut. Hal ini berdasarkan dengan yang diungkapkan
Hargie, Saunders, dan Dickson dalam Ai Sukmaningsih dan Tetep, yaitu keterampilan
sosial dapat memberikan dorongan kepada remaja untuk dapat meningkatkan
keberanian dalam membicarakan atau mengungkapkan perasaannya tentang masalah
yang sedang mereka alami. Dengan keterampilan sosial yang baik pula diharapkan
mereka dengan mudah mendapatkan penyelesaian masalah berupa solusi yang adaptif.
Dengan itu, mereka tidak akan melakukan pelarian kepada sesuatu yang sebenarnya
dapat merugikan dirinya sendiri ataupun orang lain (Sukmaningsih & Tetep, 2021).
Dari realitas yang ada di MAN 1 Parepare, diantara siswa-siswanya ada
beberapa yang memiliki tingkah laku yang mencerminkan kurangnya bahkan tidak
adanya social skill (keterampilan sosial) dalam diri mereka, seperti ada siswa yang tidak
dapat melakukan kerja sama dengan teman-temannya, baik dikelas maupun diluar kelas,
tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengutarakan pendapat dan tampil didepan kelas
atau umum, ada yang suka menyendiri dan enggan bergabung dengan teman sebayanya,
kurang aktif dalam berkomunikasi, ada yang hanya berteman dengan teman kelasnya
saja, serta banyak diantara siswa tersebut yang membentuk kelompok bergaul sendiri-
sendiri. Dalam menangani hal demikian, maka perlu adanya peran teman sebaya yang
menjadi salah satu faktor dalam meningkatkan social skill (keterampilan sosial). Istilah
teman sebaya sendiri dalam bahasa Inggris disebut sebagai peer group yang artinya
adalah teman seusia atau merupakan suatu kelompok individu yang memiliki
kedudukan, kedewasaan, dan perkembangan yang sama (Sukmaningsih & Tetep, 2021).
Hubungan pertemanan antar teman sebaya siswa disekolah merupakan suatu hubungan
yang didalamnya terjadi proses saling berinteraksi dan menghabiskan waktu bersama,
baik belajar bersama maupun hanya sekedar berkumpul untuk saling bercerita. Serta
tidak menutup kemungkinan bahwasanya dalam suatu hubungan pertemanan teman
sebaya, sikap mampu bekerja sama, saling menghargai, rasa solidaritas dan toleransi,
saling membantu, serta saling menghormati dapat terbentuk.
Dalam kaitannya dengan peran teman sebaya sebagai salah satu faktor yang
dapat meningkatkan social skill (keterampilan sosial), maka penulis berikut
menguraikan penelitian-penelitian terdahulu tentang hal tersebut.
Ai Sukmaningsih dan Tetep dalam penelitiannya yang berjudul “Eksistensi
Penerimaan Teman Sebaya Bagi Penguatan Keterampilan Sosial Siswa”, dengan lokasi
penelitian di SMPN 1 Pakenjeng, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pada siswa
SMPN 1 Pakanjeng, memiliki pemahaman terkait penerimaan terhadap teman sebaya
yang dikategorikan cukup atau sedang, kemudian bentuk keterampilan sosial yang
dimiliki oleh siswa SMPN 1 Pakenjeng ialah self-related behavior yaitu bentuk perilaku
yang berkaitan dengan pribadi diri sendiri, dan penguatan terhadap keterampilan sosial
penerimaan teman sebaya pada siswa SMPN 1 Pakenjeng memiliki eksistensi yang
terbilang cukup efektif (Sukmaningsih & Tetep, 2021).
Shelvy Oktavia S, Berchah Pitoewas, dan Rohman dalam jurnal penelitiannya
yang berjudul “Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Perkembangan Social skill Peserta
Didik Kelas XI S MA Global Madani”, menunjukkan hasil penelitian bahwa teman
sebaya memiliki pengaruh signifikan terhadap perlembangan social skill (keterampilan
sosial) peserta didik kelas XI SMA Global Mandiri dengan kategori sedang (S et al.,
2018).
Andari Nursa Dinata, Murtini, dan Triantoro Safaria dalam penelitiannya yang
berjudul “Peran peer acceptance dan perilaku assertif Pada Keterampilan Sosial
Remaja”, memperoleh hasil bahwa keterampilan sosial tidak terlepas dari peran penting
dari penerimaan teman sebaya dan perilaku asertif. Kemudian, penerimaan teman
sebaya sendiri juga dipengaruhi oleh perilaku asertif (Dinata, Andari Nursa; Murtini;
Safaria, 2019).
Detricia Tedjawidjaja dan Ike Anggraika Kuntoro dalam penelitiannya yang
berjudul “Penerapan Social skill Training Pada Anak Usia Sekolah Dengan Kesulitan
Menjalin Pertemanan”, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penerapan
social skill training terhadap peningkatkan keterampilan sosial melalui tiga komponen
penting yakni memberi dan menerima pujian, mampu melakukan percakapan, serta
menunjukkan empati yang sesuai dengan kemampuan dalam membangun hubungan
dekat antar teman sekolah sebagai teman sebaya telah dibuktikan berhasil (Tedjawidjaja
& Kuntoro, 2020).
Roseanna Febriyani, Darsono, dan R. Gunawan Sudarmanto dalam penelitiannya
yang berjudul “Model Interaksi Sosial Peran Teman Sebaya dalam Pembentukan Nilai
Kepribadian Siswa”, diperoleh hasil yang menyatakan bahwa salah satu yang memiliki
pengaruh yang dominan terhadap pembentukan nilai-nilai kepribadian adalah interaksi
sosial yang terjadi antar teman sebaya. Contoh dari hal demikian dalam lingkup sekolah
adalah terjalinnya keakraban dalam sebuah ikatan pertemanan teman sebaya antar siswa
yang dapat menjadi salah satu wadah yang memberikan berbagai informasi dan
dukungan sosial (Roseanna Febriyani et al., 2014).
Dari uraian penelitian terdahulu diatas maka penulis menyimpulkan bahwa
teman sebaya memiliki peran penting dalam pembentukan social skill (keterampilan
sosial) seseorang. Adanya interaksi sosial sebagai bentuk social skill (keterampilan
sosial) dapat mempermudah dalam merekatkan ikatan dan keakraban dalam suatu
hubungan pertemanan teman sebaya. Social skill (keterampilan sosial) yang dimiliki
oleh seorang remaja, semakin bagus akan semakin mudah dan lebih diterima oleh teman
sebaya, serta memudahkan remaja secara cepat dalam melakukan adaptasi dengan
kehidupan lingkungan sosialnya.
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka kami mengangkat suatu judul
penelitian yaitu “Peran Teman Sebaya dalam Meningkatkan Social skill (Keterampilan
Sosial) Siswa di MAN 1 Parepare”, dengan rumusan masalah yaitu, 1) Bagaimana
hubungan pertemanan teman sebaya siswa di MAN 1 Parepare, 2) Apakah siswa di
MAN 1 Parepare memiliki social skill (keterampilan sosial), 3) Bagaimana peran teman
sebaya dalam meningkatkan social skill (keterampilan sosial) siswa di MAN 1 Parepare.
Kemudian sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari
penelitian ini yaitu, 1) Untuk mengetahui hubungan pertemanan teman sebaya siswa di
MAN 1 Parepare, 2) Untuk mengetahui apakah siswa di MAN 1 Parepare memiliki
social skill (keterampilan sosial), 3) Untuk mengetahui peran teman sebaya dalam
meningkatkan social skill (keterampilan sosial) siswa di MAN 1 Parepare. Kemudian
penelitian ini memiliki manfaat yang dapat memberikan wawasan terkait dengan
pentingnya peran teman sebaya dalam meningkatkan social skill (keterampilan sosial).

METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif, yang merupakan metode penelitian yang tidak melakukan
perhitungan dan penyajian angka-angka dengan rumus tertentu. Akan tetapi, metode ini
berusaha untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang terjadi dalam
bentuk susunan kata-kata dan bahasa yang dapat dipahami. Kemudian teknik
pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan melakukan observasi dan
wawancara secara langsung terhadap siswa di MAN 1 Parepare sebagai subjek
penelitian ini. Data hasil observasi dan wawancara kemudian disederhanakan,
diklasifikasikan, dan dideskripsikan menjadi sebuah sajian narasi hasil penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hubungan Pertemanan Teman Sebaya Siswa di MAN 1 Parepare


Sekolah menjadi salah satu tempat dimana seorang individu yaitu siswa menjalin
sebuah hubungan pertemanan dengan teman sebaya. Pertemanan dengan teman sebaya
tersebut, terbentuk karena adanya kesamaan dari dua individu baik itu dari segi tujuan,
minat, dan lain-lain. Kemudian, sebagaimana yang dikatakan oleh Piaget dan Sullivian
bahwa dalam sebuah hubungan teman sebaya, individu akan mempelajari pola
hubungan timbal balik yang simetris”(Heriyadi et al., 2015). Maksud dari hubungan
timbal balik yang simetris dalam pertemanan sebaya adalah hubungan pertemanan yang
seimbang, saling memberikan kekuatan positif, dan saling menerima. Dalam suatu
hubungan teman sebaya, siswa sebagai makhluk sosial pastinya membutuhkan interaksi
dengan teman-teman sebayanya untuk mencapai penyesuaian sosial. Dengan hubungan
pertemanan teman sebaya antar siswa sangat berguna pula dalam perkembanagn
kematangan sosial, dalam bersosialisasi, melatih komunikasi, serta dapat dengan
mengungkapkan apa yang ingin disampaikan atau diungkapkan oleh siswa.
Berikut ini hasil dari wawancara antara peneliti dengan beberapa siswa dari
MAN 1 Parepare tentang hubungan pertemanan dengan teman sebaya:
Narasumber pertama: “Dalam menjalin hubungan pertemanan dengan teman
sebaya, biasanya saya mengajak teman untuk bermain bersama, tidak membeda-
bedakan teman yang satu dengan teman lainnya dan saya akan meminta bantuan kepada
teman-teman dengan suka rela jika saya sangat membutuhkan bantuan atau saran dari
masalah yang saya hadapi, begitupun sebaliknya jika teman saya butuh bantuan, dengan
senang hati saya juga akan membantunya semampu saya”
Narasumber kedua: “Saat berinteraksi dengan orang lain, yang saya lakukan
adalah tersenyum dan menyapanya. Untuk menjalin hubungan pertemanan dengan
teman sebaya, saya senantiasa menjaga komunikasi dengan baik, saling percaya, saling
terbuka, menghargai perbedaan, saling menghormati dan saling memahami satu sama
lain”
Narasumber ketiga: “Ketika pertama kali berinteraksi dengan orang lain, saya
berusaha mengajaknya berbicara atau berkenalan terlebih dahulu kemudian bertanya
dan berusaha membuat topik bahasan yang menarik misalnya berbicara tentang
pengalaman dan lain-lain”
Narasumber keempat : “Agar teman saya tidak merasa dibeda-bedakan dalam
hubungan pertemanan maka saya berusaha menyamaratakan dengan tidak membeda-
bedakan atau membanding-bandingkan satu sama lain dan berusaha memahami setiap
perbedaan karakter”
Berdasarkan pada hasil wawancara tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
hubungan pertemanan teman sebaya siswa di MAN 1 Parepare termasuk baik, mereka
berteman dengan teman sebaya tanpa membeda-bedakannya, menerima segala
perbedaan yang ada, baik itu dari segi kekurangannya maupun kelebihannya. Selain itu,
mereka juga selalu menjaga komunikasi dan interaksinya, saling memberikan bantuan,
saling menghormati dan memahami satu sama lain. Hubungan teman sebaya dikalangan
siswa yang tersebut terbentuk, karena adanya faktor sering bertemu dan melakukan hal
yang sama di sekolah, seperti bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok atau
mengikuti berbagai kegiatan organisasi sekolah. Dengan terjalinnya pertemanan antar
teman sebaya, akan mengajarkan siswa tentang pentingnya menjaga hubungan baik
dengan sesama, terutama dalam hubungan pertemana, karena siswa pada dasarnya
termasuk individu yang masih membutuhkan keberadaan orang lain yang
mendampinginya dalam menjalani tahap tumbuh kembangnya.

Social Skill (Keterampilan Sosial) yang di Miliki Siswa di MAN 1 Parepare


Social skill (keterampilan sosial) merupakan suatu kemampuan melakukan
sosialisasi dan interaksi dalam hubungan sosial. Setiap individu pada dasarnya harus
memiliki social skill (keterampilan sosial) dalam dirinya. Siswa sebagai seorang
individu apabila memiliki social skill (keterampilan sosial), maka ia akan lebih mudah
dalam melakukan hubungan sosial dan interaksi dengan baik ketika berada di
lingkungan sosialnya. Social skill (keterampilan sosial) yang dimilikinya akan
membantunya dalam menemukan solusi dari suatu permasalah tertentu.
Menurut Jarolemik dalam Hadi Mahmud, seorang siswa harus memiliki social
skill (keterampilan sosial) yang mencakup 3 tiga hal, yaitu: 1) Living and working
together, taking turns, respecting the rights of others, being socially sensitive. 2)
Learning self-control and self-direction. 3) Sharing ideas and experience with others
(Heriyadi et al., 2015). Maksud dari pernyataan demikian adalah bahwasanya ada tiga
bentuk social skill (keterampilan sosial) yang perlu dimiliki oleh siswa, diantaranya
yaitu: 1) Keterampilan hidup dan bekerja sama, bergiliran, saling menghormati hak-hak
yang dimiliki oleh orang lain, peka atau sensitif secara sosial. 2) Keterampilan untuk
belajar mengontrol atau mengendalikan diri dan mengarahkan diri sendiri. 3)
Keterampilan dalam berbagi ide dan pengalaman dengan orang lain sebagai bentuk
interaksi dan saling bertukar pikiran.
Berikut ini peneliti menguraikan hasil wawancara yang dilakukan dengan
beberapa siswa di MAN 1 Parepare tentang social skill (keterampilan sosial) yang
dimilikinya:
Narasumber pertama: “Social skill yang saya miliki adalah dapat
menyesuaikan diri dan sifat saya terhadap lingkungan sosial”
Narasumber kedua: “Keterampilan sosial yang saya miliki yaitu mampu
berkomunikasi baik verbal maupun nonverbal, memiliki rasa empati, pendengar yang
aktif dan mampu menjalin hubungan baik dengan orang lain”
Narasumber ketiga: “Social skill yang saya miliki yaitu mampu meladeni dan
mengerti ketika seseorang mengajak saya berbicara”
Narasumber kelima: “Beberapa social skill (keterampilan sosial) yang saya
miliki yaitu mampu memberikan pendapat, bertanggung jawab jika saya diberi amanah
atau bekerja sama dengan orang lain, mampu memaafkan kesalahan orang lain, dan
memahami karakter orang lain”
Narasumber keenam: “Keterampilan sosial yang saya miliki yaitu mampu
berbicara di depan umum, meskipun masih belum mendalami begitu banyak tema yang
harus dibawakan”
Dari hasil wawancara pada siswa di MAN 1 Parepare disimpulkan bahwa
beberapa siswa di MAN 1 Parepare memiliki social skill (keterampilan sosial) seperti
dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan sosialnya, memiliki kepercayaan diri
untuk berbicara didepan umum, memiliki rasa empati dan simpati yag tinggi, dapat
melakukan kerja sama dengan baik, mampu melakukan interaksi secara vebal maupun
nonverbal, dan mereka juga dapat memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan
saat melakukan inteaksi. Dari proses wawancara yang dilakukan diperoleh pula bahwa
untuk meningkatkan social skill (keterampilan sosial), yang dilakukan oleh mereka
adalah dengan memperbanyak latihan interaksi dan komunikasi dengan segala hal yang
ada di lingkungan sosial sekitar.
Sebelum melakukan wawancara terkait dengan social skill (keterampilan sosial),
penulis sebelumnya bertanya kepada para narasumber mengenai apa yang mereka
ketahui tentang social skill (keterampilan sosia), adapun hasil yang diperoleh adalah
bahwa diantara siswanya masih ada yang belum mengerti tentang maksud dari social
skill (keterampilan sosial), sehingga pada saat proses wawancara berlangsung peneliti
menjelaskan sedikit tentang maksud dari social skill (keterampilan sosial) kepada siswa
yang menjadi subjek dalam penelitian ini.
Jadi dari uraian hasil penelitian tersebut, memberikan pemahaman kepada siswa
tentang social skill (keterampilan sosial) sangat penting dilakukan terlebih dahulu,
karena hal tersebut dapat membantunya dalam mengetahui social skill (keterampilan
sosial) yang dimilikinya. Dan dengan memiliki social skill (keterampilan sosial),
individu siswa akan memperoleh kemudahan dalam menjalani berbagai aktivitas atau
kegiatan dikehidupan lingkungan sosialnya.

Peran Teman Sebaya dalam Meningkatkan Social skill (Keterampilan Sosial)


Siswa di MAN 1 Parepare
Teman sebaya merupakan salah satu faktor setelah keluarga yang memiliki
peran penting terhadap peningkatan dan penanaman social skill (keterampilan sosial)
dalam diri individu, khususnya pada diri seorang siswa. Teman sebaya pada hakikatnya
diartikan sebagai suatu kelompok yang didalamnya terdiri dari individu yang memiliki
kesamaan dari berbagai aspek, misalnya aspek pemikiran dan usia.
Dalam lingkungan sekolah, pertemanan antar siswa membentuk suatu kelompok
pertemanan teman sebaya. Pertemanan yang terjalin tersebut, memungkinan terjadinya
interaksi-interaksi positif antar siswa seperti saling menyalurkan dan mengungkapkan
berbagai aspirasi, saling berbagi rasa, cerita, dan pengalaman, saling memberikan
motivasi, saling menyemangati, serta saling bertukar pendapat dan pikiran. Dan siswa
bersama dengan teman sebaya ketika berada dalam lingkungan sekolah akan selalu
bersama dan saling bertemu. Sehingga di dalam pertemanan teman sebaya siswa
tersebut sudah tidak ada lagi kecanggungan, serta akan muncul sikap terbuka satu sama
lain. Dan dengan itu jika dihubungankan dengan social skill (keterampilan sosial),
teman sebaya memiliki peranan yang penting dalam membantu untuk meningkatkan
social skill (keterampilan sosial siswa). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Fitriyana
yang mengatakan bahwa peran teman sebaya lebih besar memberikan pengaruh
terhadap peningkatan social skill (keterampilan sosial) daripada peran keluarga mereka
sendiri, sehingga semakin tinggi interaksi dalam hubungan pertemanan teman sebaya,
maka akan menyebabkan semakin tinggi pula kemampuan mereka dalam menyesuaikan
diri dengan lingkungan sosial mereka. Hal ini dikarenakan remaja lebih banyak
menghabiskan waktu mereka dengan teman sebayanya, baik ketika berada di
lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat (Hastuti, 2015).
Selanjutnya berkaitan dengan peningkatan social skill (keterampilan sosial),
dikemukakan oleh Yusuf bahwa perkembangan perilaku sosial seorang anak tidak
terlepas dari peran penting teman sebaya yang memberikan kesempatan untuk
melakukan interaksi dengan orang lain disekitar lingkungan sosialnya, melakukan
kontrol atau pengendalian diri, mengembangkan keterampilan dan minat yang sesuai
dengan usia mereka, dan saling berbagi ide/ gagasan dan masalah. Kemudian adapun
peran teman sebaya dalam perkembangan sosial anak menurut Santrock adalah berperan
sebagai sahabat, sebagai sumber pemberi stimulus, sumber dukungan ego dan fisik,
sebagai fungsi perbandingan sosial, dan kasih sayang (Nensi, 2020).
Berkaitan dengan hal diatas, maka berikut ini hasil wawancara peneliti yang
dilakukan dengan beberapa siswa di MAN 1 Parepare mengenai peran teman sebaya
dalam meningkatkan social skill (keterampilan sosial):
Narasumber pertama: “Sebagai teman sebaya yang dapat saya lakukan untuk
mengajarkan teman saya agar dapat berkomunikasi adalah dengan memberi saran agar
lebih terbuka terhadap orang lain yang dapat dipercaya”
Narasumber kedua: “Menurut saya, cara atau teknik yang dapat digunakan
dalam meningkatkan social skill adalah dengan memperbanyak latihan dan sebagai
teman sebaya dalam meningkatkan social skill yaitu dengan menasehatinya”
Narasumber ketiga: “Peran saya sebagai teman sebaya dalam mengajarkan
individu tentang cara berkomunikasi yaitu mengajar dengan baik, sopan dan tidak
menyombongkan diri”
Narasumber keempat: “Adapun cara yang dapat digunakan dalam
meningkatkan keterampilan sosial menurut saya yaitu, mengucapkan salam kenal,
memperkenalkan diri, memulai pertanyaan-pertanyaan kecil, belajar menguasai tema
yang akan kita bicarakan. Kemudian peran saya untuk mengajarkan teman saya tentang
berkomunikasi satu sama lain yaitu, saya akan memperlihatkan sikap positif yang saya
punya bukan sebaliknya, saya akan menghormati apapun masalah yang dia ajukan,
memahami pendapat yang dia ajukan. Peran saya dalam mendampingi suatu pertanyaan
yang ia ajukan kepada saya, mengajarkan tata krama dan lain sebagainya”
Maka dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa peran teman sebaya
dalam meningkatkan social skill (keterampilan sosial) siswa di MAN 1 Parepare
diantaranya yaitu siswa terhadap teman sebaya mengajarkan cara bertata krama yang
baik ketika berada di lingkungan sosialnya, mengajarkan cara berkomunikasi,
mengajarkan untuk bersikap lebih terbuka kepada orang lain, serta membantu dan
melatih teman untuk berinteraksi satu sama lain sebagai bentuk dari keterampilan sosial,
serta mengajarkan untuk selalu menanamkan sikap percaya diri. Sehingga dalam hal ini
dapat dikatakan benar jika peran teman sebaya sangat dibutuhkan untuk membantu
siswa sebagai individu sosial membentuk maupun meningkatkan social skill
(keterampilan sosial) mereka.

KESIMPULAN
Merujuk pada hasil penelitian yang diperoleh melalui observasi dan wawancara,
maka dapat ditarik sebuah kesimpulan yang menyatakan bahwa:
1. Hubungan pertemanan teman sebaya siswa di MAN 1 Parepare berada pada kategori
hubungan yang baik, karena mereka selalu saling menjaga interaksinya, memberi
bantuan kepada yang membutuhkan, saling memahami dan menghormati satu sama
lain tanpa melihat segala perbedaan yang ada.
2. Social skill (keterampilan sosial) yang dimiliki oleh siswa di MAN 1 Parepare sangat
beragam, seperti mereka memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, mampu
melakukan kerja sama dalam kelompok, memiliki kemampuan penyesuaian diri yang
tinggi dalam lingkungan sosial, dan mampu melakukan interaksi sosial secara verbal
dan nonverbal.
3. Peran teman sebaya dalam meningkatkan social skill (keterampilan sosial) siswa di
MAN 1 Parepare adalah dengan mengajarkan cara berinteraksi dan berkomunikasi
dalam hubungan sosial, membantu dalam menanamkan sikap percaya diri,
mengajarkan untuk bersikap terbuka ketika menghadapi suatu masalah, dan
mengajarkan cara berperilaku sosial dan bertata krama yang baik di lingkungan
sosial.

DAFTAR PUSTAKA
Desi. (2020). Peran Teman Sebaya dalam Meningkatkan Social Skill Mahasiswa
Introvert [IAIN Parepare]. http://repository.iainpare.ac.id/3213/
Dinata, Andari Nursa; Murtini; Safaria, T. (2019). Peran peer acceptance dan perilaku
assertif pada keterampilan sosial remaja. Prosiding Seminar Nasional Magister
Psikologi Universitas Ahmad Dahlan, 327–334.
http://seminar.uad.ac.id/index.php/snmpuad/article/download/3444/774
Hastuti, N. P. (2015). Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya dengan Penyesuaian
Sosial Siswa SMP N 2 Surakarta [Universitas Muhammadiyah Surakarta].
http://eprints.ums.ac.id/38143/
Heriyadi, M., Asrori, M., & Wicaksono, L. (2015). Korelasi Pergaulan Teman Sebaya
dengan Aktivitas Belajar Kelas VII SMP Negeri 2 Sungai Raya. 1–10.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/31676/75676580360
Nensi, M. (2020). Pengaruh teman sebaya terhadap hasil belajar peserta didik di SMP
negeri 19 Pontianak. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 9.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/43146/75676587387
Roseanna Febriyani, Darsono, & Sudarmanto, R. G. (2014). MODEL INTERAKSI
SOSIAL PERAN TEMAN SEBAYA DALAM PEMBENTUKAN NILAI
KEPRIBADIAN SISWA. 1.
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JSS/article/view/5302
S, S. O., Pitoewas, B., & Rohman. (2018). Pengaruh Teman Sebaya Terhadap
Perkembangan Social Skill Peserta Didik Kelas XI SMA Global Madani. 5(13).
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JKD/article/downloadSuppFile/17976/3135
Simbolon, E. T. (2018). Pentingnya Keterampilan Sosial Dalam Pembelajaran. Jurnal
Christian Humaniora, 2(1), 40–52. https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
Sukmaningsih, A., & Tetep. (2021). Eksistensi Penerimaan Teman Sebaya Bagi
Penguatan Keterampilan Sosial Siswa. Journal Civics & Social Studies, 5(1), 65–
79. https://doi.org/10.31980/civicos.v5i1.1140
Tedjawidjaja, D., & Kuntoro, I. A. (2020). Penerapan Social Skill Training Pada Anak
Usia Sekolah Dengan Kesulitan Menjalin Pertemanan. Journal of Psychological
Science and Profession, 4(1), 36. https://doi.org/10.24198/jpsp.v4i1.23955
PEDOMAN WAWANCARA
PERAN TEMAN SEBAYA DALAM MENINGKATKAN SOCIAL SKILL
( KETERAMPILAN SOSIAL) SISWA DI MAN 1 PAREPARE

1. Apakah anda mengerti maksud dari social skill (keterampilan sosial)?


2. Bagaimana social skill (keterampilan sosial) yang anda miliki?
3. Bagaimana cara anda melakukan interaksi dengan orang lain disekitar anda?
4. Apa yang anda laukan dalam menjalin hubungan pertemanan dengan teman
sebaya anda?
5. Apa saja yang anda lakukan agar teman anda tidak merasa ada perbedaan dalam
hubungan pertemanan satu sama lain?
6. Apakah anda dengan suka rela meminta bantuan kepada teman sebaya dalam
menyelesaikan masalah yang anda hadapi, begitupun sebaliknya?
7. Apa yang anda lakukan dalam menghadapi teman sebaya yang memiliki
karakter yang berbeda-beda?
8. Apakah anda mengetahui cara atau teknik yang dapat digunakan dalam
meningkatkan social skill (keterampilan sosial)
9. Bagaimana peran anda sebagai teman sebaya dalam mengajarkan individu atau
teman anda terkait cara berkomunikasi satu sama lain?
10. Menurut anda sebagai teman sebaya peran seperti apakah yang sepatutnya
dilakukan dalam meningkatkan social skill (keterampilan sosial) teman anda?
11. Menurut anda seberapa penting peran teman sebaya dalam meningkatkan social
skill (keterampilan sosial)?
12. Menurut anda apakah ada teknik dalam berinteraksi sesama teman sebaya dapat
diandalkan dalam mengajarkan dan meningkatkan social skill (keterampilan
sosial) siswa?
13. Menurut anda apakah yang menjadi problematika dalam meningkatkan social
skill (keterampilan sosial) dalam pertemanan sebaya

Anda mungkin juga menyukai