St. Hajar, Sri Wahyuni, Sriwahyuni Ardi, Syamsul Maruf Abdullah, Trisni Ridhayana
Basir, Tutik Handayani, Ummul Khaeriyah.
Abstract: This study discusses the role of peers in improving the social skills of students in
MAN 1 Parepare, using descriptive qualitative research methods. Then the data collection
technique was carried out through observation and interviews of students at MAN 1 Parepare
as a research subject. The purpose of this study is 1) to find out the relationship of peer
friendship in MAN 1 Parepare, 2) to find out the social skills possessed by students in MAN 1
Parepare, 3) to find out the role of peers in improving the social skills of students in MAN 1
Parepare. However, the focus of his research is the role of peers in improving the social skills
of students in MAN 1 Parepare. The results obtained from this study show that peers have an
important role in improving the social skills of students in MAN 1 Parepare. These roles
include teaching how to interact and communicate well in social relationships, teaching how to
be open when facing a problem, helping in instilling a confident attitude, and teaching how to
behave socially and have good manners in the social environment.
Abstrak: Penelitian ini membahas tentang peran teman sebaya dalam meningkatkan social skill
(keterampilan sosial) siswa di MAN 1 Parepare, dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif. Kemudian teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi dan
wawancara terhadap siswa di MAN 1 Parepare sebagai subjek penelitian. Tujuan dari
dilakukannya penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui hubungan pertemanan teman sebaya di
MAN 1 Parepare, 2) untuk mengetahui social skill (keterampilan sosial) yang dimiliki oleh
siswa di MAN 1 Parepare, 3) untuk mengetahui peran teman sebaya dalam meningkatkan social
skill (keterampilan sosial) siswa di MAN 1 Parepare. Akan tetapi yang menjadi fokus
penelitiannya adalah peran teman sebaya dalam meningkatkan social skill (keterampilan sosial)
siswa di MAN 1 Parepare. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa
dalam teman sebaya memiliki peran penting dalam meningkatkan social skill (keterampilan
sosial) siswa di MAN 1 Parepare. Peran tersebut diantaranya yaitu dengan mengajarkan cara
melakukan interaksi dan komunikasi dengan baik dalam hubungan sosial, mengajarkan cara
bersikap terbuka ketika menghadapi suatu masalah, membantu dalam menanamkan sikap
percaya diri, dan mengajarkan cara berperilaku sosial dan bertata krama yang baik di
lingkungan sosial.
PENDAHULUAN
Hakikat manusia pada dasarnya adalah makhluk individu yang mempercayai
bahwa ia dapat menjalani kehidupannya dengan sendiri dan tidak memerlukan bantuan
dari orang-orang disekitarnya. Terlepas dari itu, manusia bukan hanya sebagai makhluk
individu, melainkan juga sebagai makhluk sosial yang dalam menjalani kehidupannya
membutuhkan kehadiran dan bantuan orang lain disekitarnya. Serta dituntut pula agar
dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungannya, baik melalui hubungan
interaksi antarindividu, antarkelompok, maupun antara kelompok dengan individu.
Manusia dalam pertumbuhannya, melalui beberapa masa, salah satunya ialah masa
remaja. Masa remaja diartikan sebagai masa peralihan manusia dari masa kanak-kanak
menuju masa dewasa. Setiap individu pada masa remaja, akan melalui yang namanya
proses sosialisasi, dengan melakukan penyesuaian diri terhadap kehidupan sosial.
Namun hal tersebut seringkali menjadi masalah bagi sebagian besar remaja. Sehingga
diperlukan adanya bantuan, bimbingan serta perhatian penuh dari orang-orang disekitar,
khususnya dari lingkungan keluarga.
Sebagian besar individu diusia remaja pada dasarnya membutuhkan yang
namanya pengakuan dan penerimaan dari orang lain atas keberadaanya dalam
kehidupan sosial, sehingga individu remaja harus mampu menyesuaikan dirinya
terhadap setiap kondisi dan situasi yang ada pada lingkungan sosialnya. Dalam proses
sosialisasi masa remaja, ada keterampilan khusus yang perlu dan sangat penting untuk
dimiliki yaitu social skill (keterampilan sosial). Comb dan Slaby dalam Elvri Teresia
Simbolon mengatakan bahwasanya keterampilan sosial merupakan suatu kemampuan
yang dimiliki oleh seseorang untuk melakukan interaksi dengan orang lain dalam
lingkungan sosial menggunakan berbagai cara tertentu yang dapat diterima, dihargai
atau memiliki nilai, serta dapat memberikan berbagai manfaat, baik bagi diri sendiri dan
juga orang lain secara sosial (Simbolon, 2018). Selain itu, dikutip dari skripsi penelitian
Desi, social skill (keterampilan sosial) adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
agar dapat melakukan interaksi dengan lingkungannya, yang mencakup kemampuan
berinteraksi, menjalin hubungan dengan orang lain, dapat mengungkapkan tiap
permasalahan maupun perasaan yang dihadapi, serta mampu menemukan solusi
penyelesaian terhadap situasi dan kondisi yang terjadi saat itu pula (Desi, 2020). Jadi,
menurut penulis social skill (keterampilan sosial) dapat diartikan sebagai suatu
keeterampilan berkomunikasi dan berinteraksi yang dimiliki oleh seorang individu, baik
secara verbal maupun nonverbal yang dapat membantunya dalam menjalin hubungan
sosial dan menjalani kehidupan sosialnya.
Siswa sebagai individu yang telah memasuki usia remaja sangat perlu untuk
memiliki social skill (keterampilan sosial), sebab ia akan lebih banyak bersosialisasi
atau melakukan interaksi sosial yang dapat membantunya dalam mengembangkan
segala kemampuan yang dimiliki dan mengatasi berbagai masalah atau kesulitan yang
sedang dihadapinya. Maka dari itu sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, selain
menjadi wadah dalam memperoleh berbagai ilmu pengetahuan, serta mengembangkan
segala kemampuan, minat, serta bakat yang dimiliki siswa, sekolah juga menjadi wadah
yang dapat mengarahkan siswa kepada perubahan dan pengembangan kepribadian yang
lebih baik. Melalui proses pendidikan disekolah, social skill (keterampilan sosial) dapat
dikembangkan dan dibentuk untuk melahirkan pribadi siswa yang mampu bersosialisasi
dengan masyarakat yang ada disekitar lingkungan sosialnya. Kemudian, tingginya
social skill (keterampilan sosial) yang siswa miliki, akan ditunjukkan dengan perilaku
yang lebih terbuka pada segala sesuatu yang dirasakan dan dialami, seperti terhadap
masalah yang dihadapinya, ia akan mengusahakan untuk menemukan penyelesaian dari
masalah yang dihadapinya tersebut. Hal ini berdasarkan dengan yang diungkapkan
Hargie, Saunders, dan Dickson dalam Ai Sukmaningsih dan Tetep, yaitu keterampilan
sosial dapat memberikan dorongan kepada remaja untuk dapat meningkatkan
keberanian dalam membicarakan atau mengungkapkan perasaannya tentang masalah
yang sedang mereka alami. Dengan keterampilan sosial yang baik pula diharapkan
mereka dengan mudah mendapatkan penyelesaian masalah berupa solusi yang adaptif.
Dengan itu, mereka tidak akan melakukan pelarian kepada sesuatu yang sebenarnya
dapat merugikan dirinya sendiri ataupun orang lain (Sukmaningsih & Tetep, 2021).
Dari realitas yang ada di MAN 1 Parepare, diantara siswa-siswanya ada
beberapa yang memiliki tingkah laku yang mencerminkan kurangnya bahkan tidak
adanya social skill (keterampilan sosial) dalam diri mereka, seperti ada siswa yang tidak
dapat melakukan kerja sama dengan teman-temannya, baik dikelas maupun diluar kelas,
tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengutarakan pendapat dan tampil didepan kelas
atau umum, ada yang suka menyendiri dan enggan bergabung dengan teman sebayanya,
kurang aktif dalam berkomunikasi, ada yang hanya berteman dengan teman kelasnya
saja, serta banyak diantara siswa tersebut yang membentuk kelompok bergaul sendiri-
sendiri. Dalam menangani hal demikian, maka perlu adanya peran teman sebaya yang
menjadi salah satu faktor dalam meningkatkan social skill (keterampilan sosial). Istilah
teman sebaya sendiri dalam bahasa Inggris disebut sebagai peer group yang artinya
adalah teman seusia atau merupakan suatu kelompok individu yang memiliki
kedudukan, kedewasaan, dan perkembangan yang sama (Sukmaningsih & Tetep, 2021).
Hubungan pertemanan antar teman sebaya siswa disekolah merupakan suatu hubungan
yang didalamnya terjadi proses saling berinteraksi dan menghabiskan waktu bersama,
baik belajar bersama maupun hanya sekedar berkumpul untuk saling bercerita. Serta
tidak menutup kemungkinan bahwasanya dalam suatu hubungan pertemanan teman
sebaya, sikap mampu bekerja sama, saling menghargai, rasa solidaritas dan toleransi,
saling membantu, serta saling menghormati dapat terbentuk.
Dalam kaitannya dengan peran teman sebaya sebagai salah satu faktor yang
dapat meningkatkan social skill (keterampilan sosial), maka penulis berikut
menguraikan penelitian-penelitian terdahulu tentang hal tersebut.
Ai Sukmaningsih dan Tetep dalam penelitiannya yang berjudul “Eksistensi
Penerimaan Teman Sebaya Bagi Penguatan Keterampilan Sosial Siswa”, dengan lokasi
penelitian di SMPN 1 Pakenjeng, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa pada siswa
SMPN 1 Pakanjeng, memiliki pemahaman terkait penerimaan terhadap teman sebaya
yang dikategorikan cukup atau sedang, kemudian bentuk keterampilan sosial yang
dimiliki oleh siswa SMPN 1 Pakenjeng ialah self-related behavior yaitu bentuk perilaku
yang berkaitan dengan pribadi diri sendiri, dan penguatan terhadap keterampilan sosial
penerimaan teman sebaya pada siswa SMPN 1 Pakenjeng memiliki eksistensi yang
terbilang cukup efektif (Sukmaningsih & Tetep, 2021).
Shelvy Oktavia S, Berchah Pitoewas, dan Rohman dalam jurnal penelitiannya
yang berjudul “Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Perkembangan Social skill Peserta
Didik Kelas XI S MA Global Madani”, menunjukkan hasil penelitian bahwa teman
sebaya memiliki pengaruh signifikan terhadap perlembangan social skill (keterampilan
sosial) peserta didik kelas XI SMA Global Mandiri dengan kategori sedang (S et al.,
2018).
Andari Nursa Dinata, Murtini, dan Triantoro Safaria dalam penelitiannya yang
berjudul “Peran peer acceptance dan perilaku assertif Pada Keterampilan Sosial
Remaja”, memperoleh hasil bahwa keterampilan sosial tidak terlepas dari peran penting
dari penerimaan teman sebaya dan perilaku asertif. Kemudian, penerimaan teman
sebaya sendiri juga dipengaruhi oleh perilaku asertif (Dinata, Andari Nursa; Murtini;
Safaria, 2019).
Detricia Tedjawidjaja dan Ike Anggraika Kuntoro dalam penelitiannya yang
berjudul “Penerapan Social skill Training Pada Anak Usia Sekolah Dengan Kesulitan
Menjalin Pertemanan”, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa penerapan
social skill training terhadap peningkatkan keterampilan sosial melalui tiga komponen
penting yakni memberi dan menerima pujian, mampu melakukan percakapan, serta
menunjukkan empati yang sesuai dengan kemampuan dalam membangun hubungan
dekat antar teman sekolah sebagai teman sebaya telah dibuktikan berhasil (Tedjawidjaja
& Kuntoro, 2020).
Roseanna Febriyani, Darsono, dan R. Gunawan Sudarmanto dalam penelitiannya
yang berjudul “Model Interaksi Sosial Peran Teman Sebaya dalam Pembentukan Nilai
Kepribadian Siswa”, diperoleh hasil yang menyatakan bahwa salah satu yang memiliki
pengaruh yang dominan terhadap pembentukan nilai-nilai kepribadian adalah interaksi
sosial yang terjadi antar teman sebaya. Contoh dari hal demikian dalam lingkup sekolah
adalah terjalinnya keakraban dalam sebuah ikatan pertemanan teman sebaya antar siswa
yang dapat menjadi salah satu wadah yang memberikan berbagai informasi dan
dukungan sosial (Roseanna Febriyani et al., 2014).
Dari uraian penelitian terdahulu diatas maka penulis menyimpulkan bahwa
teman sebaya memiliki peran penting dalam pembentukan social skill (keterampilan
sosial) seseorang. Adanya interaksi sosial sebagai bentuk social skill (keterampilan
sosial) dapat mempermudah dalam merekatkan ikatan dan keakraban dalam suatu
hubungan pertemanan teman sebaya. Social skill (keterampilan sosial) yang dimiliki
oleh seorang remaja, semakin bagus akan semakin mudah dan lebih diterima oleh teman
sebaya, serta memudahkan remaja secara cepat dalam melakukan adaptasi dengan
kehidupan lingkungan sosialnya.
Berdasarkan pada latar belakang diatas, maka kami mengangkat suatu judul
penelitian yaitu “Peran Teman Sebaya dalam Meningkatkan Social skill (Keterampilan
Sosial) Siswa di MAN 1 Parepare”, dengan rumusan masalah yaitu, 1) Bagaimana
hubungan pertemanan teman sebaya siswa di MAN 1 Parepare, 2) Apakah siswa di
MAN 1 Parepare memiliki social skill (keterampilan sosial), 3) Bagaimana peran teman
sebaya dalam meningkatkan social skill (keterampilan sosial) siswa di MAN 1 Parepare.
Kemudian sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan dari
penelitian ini yaitu, 1) Untuk mengetahui hubungan pertemanan teman sebaya siswa di
MAN 1 Parepare, 2) Untuk mengetahui apakah siswa di MAN 1 Parepare memiliki
social skill (keterampilan sosial), 3) Untuk mengetahui peran teman sebaya dalam
meningkatkan social skill (keterampilan sosial) siswa di MAN 1 Parepare. Kemudian
penelitian ini memiliki manfaat yang dapat memberikan wawasan terkait dengan
pentingnya peran teman sebaya dalam meningkatkan social skill (keterampilan sosial).
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif deskriptif, yang merupakan metode penelitian yang tidak melakukan
perhitungan dan penyajian angka-angka dengan rumus tertentu. Akan tetapi, metode ini
berusaha untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena yang terjadi dalam
bentuk susunan kata-kata dan bahasa yang dapat dipahami. Kemudian teknik
pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah dengan melakukan observasi dan
wawancara secara langsung terhadap siswa di MAN 1 Parepare sebagai subjek
penelitian ini. Data hasil observasi dan wawancara kemudian disederhanakan,
diklasifikasikan, dan dideskripsikan menjadi sebuah sajian narasi hasil penelitian.
KESIMPULAN
Merujuk pada hasil penelitian yang diperoleh melalui observasi dan wawancara,
maka dapat ditarik sebuah kesimpulan yang menyatakan bahwa:
1. Hubungan pertemanan teman sebaya siswa di MAN 1 Parepare berada pada kategori
hubungan yang baik, karena mereka selalu saling menjaga interaksinya, memberi
bantuan kepada yang membutuhkan, saling memahami dan menghormati satu sama
lain tanpa melihat segala perbedaan yang ada.
2. Social skill (keterampilan sosial) yang dimiliki oleh siswa di MAN 1 Parepare sangat
beragam, seperti mereka memiliki tingkat kepercayaan diri yang tinggi, mampu
melakukan kerja sama dalam kelompok, memiliki kemampuan penyesuaian diri yang
tinggi dalam lingkungan sosial, dan mampu melakukan interaksi sosial secara verbal
dan nonverbal.
3. Peran teman sebaya dalam meningkatkan social skill (keterampilan sosial) siswa di
MAN 1 Parepare adalah dengan mengajarkan cara berinteraksi dan berkomunikasi
dalam hubungan sosial, membantu dalam menanamkan sikap percaya diri,
mengajarkan untuk bersikap terbuka ketika menghadapi suatu masalah, dan
mengajarkan cara berperilaku sosial dan bertata krama yang baik di lingkungan
sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Desi. (2020). Peran Teman Sebaya dalam Meningkatkan Social Skill Mahasiswa
Introvert [IAIN Parepare]. http://repository.iainpare.ac.id/3213/
Dinata, Andari Nursa; Murtini; Safaria, T. (2019). Peran peer acceptance dan perilaku
assertif pada keterampilan sosial remaja. Prosiding Seminar Nasional Magister
Psikologi Universitas Ahmad Dahlan, 327–334.
http://seminar.uad.ac.id/index.php/snmpuad/article/download/3444/774
Hastuti, N. P. (2015). Hubungan Antara Interaksi Teman Sebaya dengan Penyesuaian
Sosial Siswa SMP N 2 Surakarta [Universitas Muhammadiyah Surakarta].
http://eprints.ums.ac.id/38143/
Heriyadi, M., Asrori, M., & Wicaksono, L. (2015). Korelasi Pergaulan Teman Sebaya
dengan Aktivitas Belajar Kelas VII SMP Negeri 2 Sungai Raya. 1–10.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/download/31676/75676580360
Nensi, M. (2020). Pengaruh teman sebaya terhadap hasil belajar peserta didik di SMP
negeri 19 Pontianak. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 9.
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/43146/75676587387
Roseanna Febriyani, Darsono, & Sudarmanto, R. G. (2014). MODEL INTERAKSI
SOSIAL PERAN TEMAN SEBAYA DALAM PEMBENTUKAN NILAI
KEPRIBADIAN SISWA. 1.
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JSS/article/view/5302
S, S. O., Pitoewas, B., & Rohman. (2018). Pengaruh Teman Sebaya Terhadap
Perkembangan Social Skill Peserta Didik Kelas XI SMA Global Madani. 5(13).
http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/JKD/article/downloadSuppFile/17976/3135
Simbolon, E. T. (2018). Pentingnya Keterampilan Sosial Dalam Pembelajaran. Jurnal
Christian Humaniora, 2(1), 40–52. https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0/
Sukmaningsih, A., & Tetep. (2021). Eksistensi Penerimaan Teman Sebaya Bagi
Penguatan Keterampilan Sosial Siswa. Journal Civics & Social Studies, 5(1), 65–
79. https://doi.org/10.31980/civicos.v5i1.1140
Tedjawidjaja, D., & Kuntoro, I. A. (2020). Penerapan Social Skill Training Pada Anak
Usia Sekolah Dengan Kesulitan Menjalin Pertemanan. Journal of Psychological
Science and Profession, 4(1), 36. https://doi.org/10.24198/jpsp.v4i1.23955
PEDOMAN WAWANCARA
PERAN TEMAN SEBAYA DALAM MENINGKATKAN SOCIAL SKILL
( KETERAMPILAN SOSIAL) SISWA DI MAN 1 PAREPARE