BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Penelitian Terdahulu
Malang.
pranikah pada remaja, karena mengingat pada masa remaja seseorang akan
sebayanya.
13
14
pengaruh faktor lain seperti media masa dan komunikasi dengan orang tua,
sehingga perlu adanya metode atau teknik lain untuk mendukung tingkat
sedangkan subjek penelitian yang diteliti oleh peneliti ini adalah santri di
dilakukan pada Tahun 2016 sedangkan penelitian ini pada Tahun 2021.
belajar siswa ini dipengaruhi beberapa faktor baik intern maupun ekstern.
1
Asti Nurdiah, “Penerapan Konseling Sebaya untuk Mengurangi Perilaku Seksual Pra Nikah
Remaja”, (Skripsi, Universitas Muhammadiyah, Malang, 2016), xii.
2
Fitri Soviyani, “Pengaruh Teman Sebaya terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Negeri 31/IV Kota Jambi”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin, Jambi,
2019), vi.
15
signifikan antara variabel Teman Sebaya (X) terhadap Hasil Belajar (Y)
dapat diterima.
terhadap hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri 31/IV Kota
Jambi.
variabel motivasi belajar mengaji, Subjek penelitian yang diteliti oleh Fitri
Soviyani adalah siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 31/IV Kota Jambi
sedangkan subjek penelitian yang diteliti oleh peneliti ini adalah santri di
dilakukan pada tahun 2019 sedangkan penelitian ini pada tahun 2021.
Thaha Saifuddin.3
sedangkan subjek penelitian yang diteliti oleh peneliti ini adalah santri di
tahun 2018 sedangkan penelitian ini pada tahun 2021. Penelitian terdahulu
3
Evi Anggraini, “Pengaruh Pergaulan dan Konseling Teman Sebaya dan Motivasi Belajar
terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Sukodono Jambi Tahun Ajaran 2017/2018”, (Skripsi, Universitas Islam Negeri Sulthan
Thaha Saifuddin, Jambi, 2018), viii.
17
pendekatan kualitatif.
B. Kajian Teori
1. Konseling Sebaya
tingkat kematangan atau usia yang kurang lebih sama. Salah satu
menilai apa-apa yang mereka lakukan, apakah dia lebih baik dari pada
teman-temannya, sama, ataukah lebih buruk dari apa yang remaja lain
sebaya).5
4
Sudarsono, Kamus Konseling (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2017), 174.
5
Santock, J.W, Life Span Development-Perkembangan Masa Hidup (Alih Bahasa Achmad
Chusairi dan Juda Damanik). (Jakarta. Erlangga, 2002), 287.
18
dukungan kepada orang yang sama umurnya atau dalam hal yang lain.
aspek yaitu teknik dan pendekatan. Berbeda dengan Tindall dan Gray,
teman sebaya (peer support). Menurut Kan, peer support lebih bersifat
umum (bantuan informal; saran umum dan nasehat diberikan oleh dan
6
Suwarjo, “Konseling Teman Sebaya (Peer Counseling) untuk Mengembangkan Resiliensi
Remaja, ” Makalah Disampaikan dalam Seminar Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP UNY, 29
Februari 2008.
7
Van Kan. Peer Counseling Tool and Trade A Work Document. 1996, 3. Tersedia di web peer-
counseling.org
20
respect.8
membantu antara satu untuk satu (satu orang untuk satu orang),
perkembangan kepribadiannya.9
8
Suwarjo, “Konseling Teman Sebaya (Peer Counseling) untuk Mengembangkan Resiliensi
Remaja, ” Makalah Disampaikan dalam Seminar Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP UNY, 29
Februari 2008.
9
Agus Akhmadi. Konseling Sebaya Dalam Bimbingan Konseling Komprehensif, Materi Diklat
Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama BK) Widyaiswara Balai Diklat
Keagamaan Surabaya, 5. 7
21
depan
10
Mary Rebecca ‘Rivkha’ Rogacion, Peer Counceling, A way of Life (Manila: The Peer
Counseling Foundation, 2002), 16.
22
fisik.
secara keseluruhan.
memahami,
orang lain.
11
Kusmilah, Rimayanti, Aini, Hartanto D, & Purwoko, Model Peer Counseling dalam Mengatasi
Problematika Remaja Akhir: Laporan Penelitian (Yogyakarta: FIP UNY, 2004).
23
minimal).
teman sebay.
strategi konseling.12
berikut:
sebaya.
seksualitas.
terpelihara.
konselor ahli.
sebaya.
konseling sebaya.
a. Pengertian Motivasi
kekuatan, kegairahan, dinamika dan tingkah laku pada tujuan. Atau dalam
13
Hunainah, Bimbingan Teknis Implementasi Model Konseling Sebaya (Bandung: Rizki Press,
2012), 29.
14
Prasetya Irawan, Teori Belajar, Motivasi dan Ketrampilan Mengajar (Jakarta: PPAI, 2016), 42.
15
Arthur S. Reber & Emily S.Reber, Kamus Psikologi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 596.
16
Djaali, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2018), 107.
27
dari dalam ataupun dari luar) melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan
yang diinginkan.
b. Jenis Motivasi
dengan baik.
17
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2015), 117.
28
1) Motivasi Intrinsik
materi yang dipelajari sekarang akan dibutuhkan dan berguna kini dan
dimasa yang akan datang.20 Begitu pula motivasi pada diri seseorang
pondok pesantren.
2) Motivasi Ekstrinsik
18
M. Ghufron dan Rini Risnawati S, Teori-Teori Psokologi (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010),
84.
19
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2018), 33.
20
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 150.
21
M. Ghufron dan Rini Risnawati S, Teori-Teori Psokologi, 84.
29
a) Orang tua
pendidikan.22
b) Guru
22
M. Dalyono, Psikologi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2019), 130.
23
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: CV Rajawali, 2018), 123.
30
pesantren.
motivator.
Seperti melalui kompetisi yang sehat dan baik, sebab saingan atau
d) Masyarakat
itu kondisi orang-orang desa atau kota tempat ia tinggal juga turut
24
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar, 92.
25
Dalyono, Psikologi Pendidikan, 131.
31
Santri
waktu bagi santri di pondok pesantren adalah mengaji, baik mengaji Al-
menurunkan semangat santri, sehingga santri akan malas, atau justru tidak
26
Suwarjo, “Konseling Teman Sebaya (Peer Counseling) untuk Mengembangkan Resiliensi
Remaja, ” Makalah disampaikan dalam Seminar Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP UNY, 29
Februari 2008.
32
teman sebaya yang mengerti kondisi ini akan berusaha untuk memompa
motivasi mengaji santri maka ada beberapa teknik yang dapat digunakan,
yaitu 27
pikiran orang lain. Melihat sesuatu melalui cara pandang dan perasaan
orang lain.
27
Sucipto, Konseling Sebaya (Yogyakarta: Mawas, 2019), 7.
33
yang bercirikan :
28
Mary Rebecca ‘Rivkha’ Rogacion, Peer Counceling, A way of Life (Manila: The Peer
Counseling Foundation, 2002), 10.
34
pikiran
4) Tunjukkan empati.
sebaya, dan atau proses reveral dari konselor sebaya kepada konselor ahli.
skor resiliensi anak yang diukur melalui resiliensi inventori juga menjadi
yang terjadi, baik dalam forum- forum yang sengaja didesain demi
29
Sucipto, Konseling Sebaya (Yogyakarta: Mawas, 2019), 2-3.
35
sebaya dengan menganalisis data yang ada, misalnya jumlah konseli yang
sebayanya, atau melalui wawancara informal dengan guru, orang tua, atau
staf administrasi.30
30
Hunainah, Bimbingan Teknis Implementasi Model Konseling Sebaya (Bandung: Rizki Press,
2012), 29-30.