Anda di halaman 1dari 8

ANALISIS SIKAP SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS VII SEKOLAH

MENENGAH PERTAMA NEGERI 10 PONTIANAK

Dwi Maya Khairunnisa, Luhur Wicaksono, Indri Astuti


Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Untan Pontianak
Email: Dwimaya247@gmail.com

Abstract

This study contains an analysis of the social attitudes of seventh grade students of
Pontianak 10 State Junior High School. This study aims to analyze the social attitudes of
students. The research method used is descriptive in the form of quantitative research.
The sample in this study was 60 students of class VII, the sample was taken using random
sampling, data collection was an indirect communication technique in the form of a
questionnaire distributed to the entire sample as a whole. Data analysis using percentage
correction. The results showed that the honesty attitude of students in the school
environment with a percentage of 82% was included in the "high" category.. The honesty
attitude of students in the community with a percentage of 92.5% is included in the "high"
category. Discipline does not violate existing rules at school with a percentage of 91.83%
including the "high" category. Discipline Collecting assignments as determined with a
percentage of 94.5% including the "high" category. Being responsible when given an
assignment with a percentage of 95.67% is in the "high" category.. Responsible for
admitting mistakes with a percentage of 91.10% including the "high" category.

Keywords: Analysis, Social Attitude.

PENDAHULUAN Ekspresi sikap dalam bentuk pernyataaan, seperti


Pada awalnya istilah sikap atau “attitude” pernyataan sangat setuju, setuju, netral, tidak
digunakan untuk menunjuk status mental setuju, dan sangat tidak setuju. Ekspresi sikap
individu. Sikap individu selalu diarahkan kepada dalam bentuk perilaku, misalnya selalu
suatu hal atau objek tertentu. Manifestasi sikap melakukan sesuatu hal yang disukai, dan tidak
seseorang tidak dapat langsung dilihat, tetapi pernah melakukan sesuatu yang tidak disukai.
hanya dapat ditafsirkan dari perilaku orang Ekspresi sikap ini menunjukkan arah dan
tersebut. Sikap juga bersifat sosial, dalam arti intensitas sikap.
bahwa sikap yang dimiliki seseorang hendaknya Akibat kurang nya mengetahui sikap sosial
dapat beradaptasi dengan orang lain. Suatu banyak peserta didik tidak dapat bersosial baik
sistem ketahanan evaluasi positif atau negatif, itu dilingkungan keluarga,sekolah maupun
perasaan emosional, dan kecenderungan perilaku masyarakat. kenyataanya banyak peserta didik
setuju atau tidak setuju terhadap suatu objek. disekolah tersebut tidak mengetahui apa itu sikap
Sikap adalah kecenderungan psikologis sosial.
yang diekspresikan melalui mengevaluasi Harapan Dengan adanya analisis sikap
intensitas tertentu dengan beberapa derajat suka sosial ini peserta didik dapat mengubah pola fikir
atau tidak suka. Berdasarkan pendapat ini, bagaimana bersikap dan bersosial baik
ekspresi sikap adalah bentuk reaksi yang dilingkungan keluarga,sekolah maupun
dinyatakan sebagai sikap itu didasari oleh proses masyarakat dan mereka bisa mengembangkan
evaluasi dalam diri individu yang memberi sikap sosial ini dimanapun mereka berada.
kesimpulan terhadap stimulus dalam bentuk nilai
baik atau buruk, positif atau negatif, Berdasarkan berbagai pendapat di atas,
menyenangkan atau tidak menyenangkan. dapat diartikan bahwa sikap bermula dari

0
perasaan yang terkait dengan kecenderungan
seseorang dalam merespons sesuatu bersifat METODE PENELITIAN
positif atau negatif yang mempunyai derajat Penelitian yang dilakukan pasti
intensitas tertentu. Sesuatu tersebut dapat menggunakan metode tertentu untuk
berbentuk ide, nilai-nilai, orang atau situasi. memecahkan masalah penelitian yang
Sementara respons sikap terhadap sesuatu dapat dirumuskan. Metode penelitian pada dasarnya
berupa penerimaan atau penolakan yang merupakan cara yang dilakukan dalam proses
diwujudkan dalam pernyataan dan atau tindakan. penelitian. Tujuan penggunaan metode penelitian
Pendidikan pada dasarnya menjadi salah adalah untuk memperoleh gambaran dan
satu tolak ukur untuk melihat kualitas dari suatu kejelasan masalah secara sistematis dan terarah
bangsa. Semakin baik kualitas pendidikan pada dalam suatu penelitian.
suatu negara, maka semakin besar pula Metode adalah cara untuk memberi jawaban
kesempatan negara tersebut untuk terus secara efektif tepat pada sasaran dan juga harus
berkembang. Hal ini dapat dilihat dari sumber efisien. Dalam penelitian ini, metode yang
daya manusia di dalam negara tersebut. Ketika digunakan adalah metode deskriptif yaitu
pendidikan pada suatu negara mempunyai menggambarkan kenyataan sebagaimana adanya
kualitas yang baik maka secara otomatis sumber pada saat penelitian dilakukan sehingga data
daya manusia yang ada di dalam nya juga yang didapatkan adalah data yang sesuai/apa
mempunyai kualitas yang baik pula. Kualitas adanya dengan hasil yang ada di lapangan.
yang dimaksudkan disini tidak hanya kualitas Metode penelitian yang digunakan penulis
dalam segi intelektual saja namun juga dalam dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
segi sikap sosial. Sikap sosial yang muncul pada Menurut Subaryana (2015, p.20) “metode
peserta didik, sangat dipengaruhi oleh deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
lingkungan sosialnya. Lingkungan tersebut mencari unsur-unsur, ciri-ciri, sifat-sifat suatu
berupa lingkungan keluarga, sekolah, dan fenomena”.
masyarakat. Apabila lingkungan sosial yang Adapun menurut kemendikbud (2008)
dimaksud memfasilitasi atau memberikan mengatakan penelitian deskriptif adalah
peluang terhadap perkembangan anak secara penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu
positif, maka anak akan dapat mencapai gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat
perkembangan sosial secara matang sekarang. Penelitian deskriptif memusatkan
Menurut Mawardi (2015, p.4) “sikap perhatian kepada masalah-masalah aktual
sosial adalah perbuatan atau tingkah laku yang sebagaimana adanya pada saat penelitian
sering dilakukan peserta didik dalam kehidupan berlangsung.
sekolah ataupun masyarakat baik berupa Berdasarkan uraian diatas maka metode
menolong sesama, tenggang rasa, kasih sayang yang sesuai untuk mengungkapkan masalah ini
dan rendah hati tanpa ada rasa keterpaksaan atau adalah metode deskriptif karena bermaksud
atas dasar sebagai memenuhi tugas sekolah”. untuk mengungkapkan masalah yang di selidiki
Sikap seorang peserta didik dalam kehidupannya sebagaimana adanya pada saat penelitian ini. Dan
di lingkungan sekolah dan masyarakat dapat dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif
berpengaruh sekali terhadap interaksi individu merupakan metode atau cara pemecahan masalah
dengan individu lainya. Bentuk sikap sosial dalam suatu penelitian berdasarkan pada fakta-
seorang peserta didik dapat dilihat dari perbuatan fakta yang ada di lapangan, permasalahan yang
dan tingkah laku individu yang sering muncul dideskriptifkan dalam penelitian ini adalah
dalam kehidupan sehari-hari baik dalam analisis sikap sosial peserta didik kelas VII
lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Sekolah Menengah Pertama Negeri 10
Menurut Baron & Byrne ( Virani Dkk 2016, p.3) Pontianak.
“attitude called as someone's subjective Dari beberapa bentuk penelitian, maka
judgment towards an object of attitude”. bentuk yang paling sesuai dengan tujuan yang
Berdasarkan latar belakang tersebut di ingin dicapai adalah studi kuantitatif yaitu
atas, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penelitian mengadakan survei lansung ke
lebih dalam tentang “Analisis Sikap Sosial Sekolah Menengah Pertama Negeri 10
Peserta Didik Kelas VII Sekolah Menengah Pontianak, menghimpun data yang berkaitan
Pertama Negeri 10 Pontianak.

1
dengan layanan bimbingan tentang konsep diri “Sampel secara sederhana diartikan sebagai cara
peserta didik. untuk menentukan sampel yang jumlahnya
Populasi adalah suatu keseluruhan dari sesuai dengan ukuran sampel yang akan
objek atau subjek yang memiliki karakteristik dijadikan sumber data sebenarnya dengan
tertentu untuk memudahkan suatu penelitian. memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran
Nawawi (2012, p.141) bahwa “Populasi adalah populasi agar diperoleh sampel yang
seluruh objek penelitian yang dapat terdiri dari representatif atau benar-benar mewakili
manusia, benda-benda, hewan, tumbuh- populasi”. Darmadi (2010, p.53) bahwa “Sampel
tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih
sebagai sumber data dan memiliki karakteristik untuk sumber data”. Sugiyono (2011, p.62)
tertentu dalam suatu penelitian”. Populasi dapat menyatakan bahwa “Sampel merupakan bagian
berupa organisme, orang atau sekelompok orang, dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, populasi”. Weiss (1992, p.23) mengatakan
atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan bahwa “Sample is that part of the population
harus didefinisikan secara spesifik dan tidak from with information is collected”. Artinya
secara mendua. Prayitno (2010, p.13) sebagian representatif atau wakil dari populasi
menyebutkan “Populasi is used to denater the yang bersangkutan.
fromwhich the sample is choose”. Artinya Dari pendapat diatas, dapat disimpulkan
populasi akan dijadikan sampel dalam penelitian. bahwa sampel merupakan bagian dari populasi
Sugiyono (2013, p.57) bahwa “populasi adalah yang akan menjadi sumber penelitian.
wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau Berdasarkan pemaparan diatas maka peneliti
subjek yang mempunyai kualitas dan menggunakan teknik purposive sampling. Hadi
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh dan Haryono (2014, p.77), mengatakan “Teknik
penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik ini berdasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat
kesimpulannya”. tertentu yang diperkirakan erat sangkut pautnya
Berdasarkan pendapat di atas dapat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam
disimpulkan bahwa populasi adalah keseluruhan populasi yang sudah diketahui sebelumnya, jadi
dari subjek penelitian yang memiliki kesamaan ciri-ciri atau sifat-sifat yang spesifik yang ada
sifat atau karakteristik. Adapun sebaran populasi dilihat dalam populasi dijadikan kunci untuk
peserta didik yang pernah mengikuti layanan pengambilan sampel”. Teknik ini dipilih
bimbingan kelompok tentang konsep diri. tertera berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
pada tabel tertentu, sedangkan pertimbagan yang diambil itu
Tabel Distribusi Populasi Penelitian berdasarkan tujuan tertentu.
No Kelas Jenis Kelamin Jumlah Berdasarkan penggolongan teknik
pengumpul data dan maka dalam penelitian ini
Laki- Perempuan menggunakan teknik komunikasi tak langsung.
Laki Teknik komunikasi tak langsung merupakan
1 VIIA 10 20 30 teknik utama yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Nawawi (2012, p.101)
2 VIIB 15 15 30 menyatakan teknik komunikasi tidak langsung
Jumlah 60 adalah “Cara mengumpulkan data yang
digunakan dengan mengadakan hubungan tidak
Menurut Arikunto (2009, p.115) “Apabila langsung atau dengan perantara alat, baik berupa
subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil alat yang sudah tersedia maupun alat khusus yang
semua sehingga penelitiannya merupakan dibuat untuk penelitian itu”. Jadi teknik
penelitian populasi, selanjutnya jika jumlah komunikasi tidak langsung adalah suatu teknik
subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% pengumpulan data yang dimana peneliti tidak
atau 20%-25% atau lebih”. Berdasarkan langsung bertatap muka, tetapi mencari informasi
pendapat tersebut, maka penelitian ini dengan perantara alat pengumpul data yaitu
merupakan penelitian populasi. Sample angket atau kuesioner.
merupakan sebagian dari populasi yang dijadikan Adapun kuesioner yang digunakan dalam
sumber data sebenarnya dalam penelitian. penelitian ini adalah kuesioner tetutup artinya
Nawawi (2012, p.153) menyatakan bahwa setiap item pertanyaan telah disediakan alternatif

2
jawaban. Tugas responden hanya memberikan analisis terhadap data, dengan tujuan mengolah
tanda ceklis (x) pada alternatif jawaban yang data tersebut untuk menjawab rumusan masalah.
dianggap paling benar atau sesuai dengan diri Untuk mengolah data penelitian yang telah
siswa yang bersangkutan. Menguji tingkat dikumpulkan melalui angket, maka
validitas dan reliabilitas angket yang digunakan dipergunakan rumus Persentase Correction
peneliti menggunakan bantuan program menurut Purwanto (2012, p.102) sebagai berikut:
komputer SPSS (statistical product and service 𝑅
𝑁𝑃 = × 100
solution) 16.0 for windows. 𝑆𝑀
Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas Keterangan :
Uji validitas sering digunakan untuk NP: Nilai persen yang di cari atau di harapkan
mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner R: Skor mentah yang diperoleh peserta didik
atau skala. Dijelaskan oleh Sugiyono (2011:267) SM: Skor maksimum ideal dari tes yang
“validitas merupakan derajat ketepatan antara bersangkutan
data yang terjadi pada objek penelitian dengan 100: Bilangan genap
daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Jadi Menurut Purwanto (2012, p.103) untuk
melalui uji validitas ini diketahui seberapa besar mengetahui kualitas hasil perhitungan persentase
ketepatan alat ukur yang digunakan. Uji validitas angket tersebut, maka digunakan tolok ukur
yang digunakan adalah uji validitas item. kategori kualitas persentase sebagai berikut:
Validitas item ditunjukkan dengan adanya
korelasi atau dukungan terhadap item total (skor Tabel Tolok Ukur Kategori Hasil Angket
item), perhitungan dilakukan dengan Tingkat Penguasaan Predikat
mengkolerasikan antara skor total. Uji signifikasi
koefisien korelasi pada taraf signifikasi 0,05 pada 80-100% Sangat Tinggi
taraf kepercayaan 95% kriteria pengujian adalah:
a. Jika rhitungan > rtabel maka item 70-79% Tinggi
pernyataan dikatakan valid.
b. Jika rhitungan < rtabel maka item pernyataan 60-69% Cukup
dikatakan tidak valid.
Pengujian validitas di dalam penelitian ini 50-59% Kurang
dihitung dengan menggunakan program
komputer SPSS (statistical product and service
solution) 16.0 for windows. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Uji Reliabilitas Menyusun Instrumen Penelitian
Uji realibilitas digunakan untuk mengetahui Sebelum melakukan penelitian ke sekolah,
keterpercayaan alat ukur. Menurut Sugiyono ( maka terlebih dahulu Peneliti melakukan
2011:278) “uji realibilitas digunakan untuk persiapan yaitu menyusun instrumen penelitian.
mengukur berkali-kali menghasilkan data yang Sebelum menyusun butir-butir pertanyaan,
sama (konsisten). Maksudnya, sejauh mana alat terlebih dahulu disusun kisi-kisi berdasarkan
ukur itu memberikan hasil yang kurang lebih variabel, aspek dan indikator yang akan diteliti.
sama ketika pada subjek penelitian yang sama Adapun kisi-kisi tersebut tercantum pada
dalam waktu yang berbeda. lampiran. Berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat
Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas maka ada 44 item pertanyaan dengan jumlah 60
menggunakan program komputer SPSS peserta didik masing-masing pertanyaan
(statistical product and service solution)16.0 for memiliki 3 pilihan jawaban.
windows, dengan menggunakan metode Uji Validitas dan Uji Reliabilitias
Cronbach’s Alpha. Uji Validitas
Analisis data diartikan sebagai upaya data Uji validitas digunakan untuk
yang sudah tersedia kemudian diolah dengan mengetahui valid atau tidaknya setiap item
statistik dan dapat digunakan untuk menjawab pernyataan pada angket yang akan digunakan
rumusan masalah dalam penelitian (Sugiyono, untuk penelitian. Uji validitas diberikan kepada
2017, p.147). Dengan demikian, teknik analisis siswa yang bukan menjadi sampel atau objek
data dapat diartikan sebagai cara melaksanakan penelitian. Item pertanyaan dapat dikatakan valid
apabila r hitung > ( lebih besar dari r tabel ).
3
Peneliti melakukan perhitungan dengan hasil 34 0,417 0,254 Valid
instrument yang dibandingkan dengan r tabel
35 0,484 0,254 Valid
pada signifikan 0,05, maka diperoleh r tabel
0,254. Apabila r hitung >0,254 maka butir 36 0,335 0,254 Valid
pertanyaan tersebut valid Begitu pula sebaliknya, 37 0,316 0,254 Valid
jika r hitung <0,254 maka butir pernyataan 38 0,322 0,254 Valid
tersebut dinyatakan tidak valid. Selanjutnya butir 39 0,416 0,254 Valid
pernyataan tersebut harus diperbaiki atau tidak
digunakan (dibuang) 40 0,383 0,254 Valid
41 0,402 0,254 Valid
TABEL UJI VALIDITAS 42 0,272 0,254 Valid
No.Item rhitung Rtabel keterangan 43 0,276 0,254 Valid
1 0,510 0,254 Valid 44 0,358 0,254 Valid
2 0,506 0,254 Valid
3 0,506 0,254 Valid Berdasakan tabel 4.3 diatas terdapat 5
item pernyataan angket yang tidak valid pada
4 0,430 0,254 Valid
angket sikap sosial pada peserta didik yaitu
5 0,343 0,254 Valid
pada nomor 13,18, 21, 25, 28 karena rhitung
6 0,296 0,254 Valid < rtabel (0,254). Item yang tidak valid tidak
7 0,446 0,254 Valid digunakan dalam penelitian ini. Untuk
8 0,335 0,254 Valid mempermudah peneliti mengelola data maka
9 0,361 0,254 Valid 5 item pernyataan yang tidak valid akan
10 0,298 0,254 Valid dibuang, sehingga dari 44 item pertanyaan
11 0,304 0,254 Valid yang digunakan adalah 39 item pertanyaan,
kemudian akan disebarkan kembali dan
12 0,377 0,254 Valid
dilakukan uji validitas, maka didapatkan data
13 0,245 0,254 Tidak Valid
sebagai berikut
14 0,402 0,254 Valid
15 0,351 0,254 Valid TABEL UJI RELIABILITAS
16 0,483 0,254 Valid Cronbach's Alpha
17 0,269 0,254 Valid Cronbach's Based on
18 0,233 0,254 Tidak Valid Alpha Standardized Items N of Items
19 0,324 0,254 Valid .839 .861 50
20 0,380 0,254 Valid
21 0,244 0,254 Tidak Valid Hasil uji reliabilitas yang tertera pada
22 0,329 0,254 Valid
tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0,839 > 0,60,
23 0,324 0,254 Valid
maka dapat disimpulkan bahwa alat ukur
24 0,327 0,254 Valid penelitian yaitu angket konsep diri diterima
25 0,115 0,254 Tidak Valid dan reliabel.
26 0,416 0,254 Valid
27 0,491 0,254 Valid Pengolahan Data
28 0,124 0,254 Tidak Valid Data yang telah dikumpulkan melalui
29 0,614 0,254 Valid penyebaran angket selanjutnya diolah sesuai
dengan teknis analisis data dan selanjutnya
30 0,478 0,254 Valid
didistribusikan dalam bentuk tabel. Langkah-
31 0,466 0,254 Valid langkah pengolahan data adalah sebagai
32 0,594 0,254 Valid berikut:
33 0,385 0,254 Valid

4
1. Memeriksa isian angket apakah semua dengan skor aktul 4810 skor ideal 5280 dengan
responden menjawab seluruh item rentang persentase 91%. Ini dapat di tafsirkan
pertanyaan. Dari hasil pemeriksaan data bahwa :
ternyata seluruh angket sudah di jawab a. Sikap kejujuran peserta didik dilingkungan
semua responden yang berjumlah 60. sekolah, sudah dilaksanakan dan memperoleh
skor aktual 492 dari skor ideal 600 dengan
2. Memberikan nomor urut pada setiap persentase 82% termasuk kategori “tinggi”.
angket dimana nomor urut tersebut b. Sikap kejujuran peserta didik di lingkungan
sekaligus menjadi nomor responden. keluarga sudah dilaksanakan dan memperoleh
3. Memberikan skor pada setiap option skor aktual 499 dari skor ideal 600 dengan
jawaban yang diberikan responden sesuai persentase 83,16% termasuk kategori
dengan bobot option setiap item angket “tinggi”.
tertera pada lampiran. Menghitung c. Sikap kejujuran peserta didik di lingkungan
jumlah jawaban angket dari setiap masyarakat sudah dilaksanakan dan
responden kemudian memasukkannya memperoleh skor 555 dari skor ideal 600
kedalam rumus persentase dan dengan persentase 92,5% termasuk kategori
didistribusikan dengan kategori yang “tinggi”.
Pada tahap ini telah dilakukan dengan
ada. Setelah kegiatan pengolahan data sesuai indikator yang ada dalam tahap kejujuran
dilakukan barulah melanjutkan meliputi: kejujuran dilingkungan sekolah,
menganalisis data.pengolahan data dapat keluarga dan masyarakat. sesuai dengan
dilihat pada lampiran. pendapat Yulianti (2017, p.280) “Kejujuran
merupakan sifat terpuji yang harus dimiliki setiap
Analisis Data orang. Sifat kejujuran perlu ditanamkan dalam
Sikap sosial peserta didik secara diri seseorang sedini mungkin, karena kejujuran
keseluruhan dapat dihitung melalui langkah- merupakan tanggung jawab moral seseorang
langkah berikut: terhadap nilai-nilai dan norma-norma agama dan
1. Mencari skor maksimal ideal= masyarakat. Penanaman sifat kejujuran di
Skor tertinggi alternatif jawaban × jumlah sekolah harus ditekankan sebab tujuan
item × jumlah responden = pendidikan tidak hanya berujung pada
2× 39× 60 = 4680 peningkatan kecerdasan intelegensi semata,
4680
2. Mencari rata –rata ideal = = 2340 namun juga harus diiringi dengan peningkatan
2
2340 kualitas budi pekerti.
3. Standar deviasi ideal = 3 = 780
d. Disiplin tidak melanggar peraturan yang ada
4. Mencari nilai Z = 1 (Rumus) disekolah sudah dilaksanakan dan
5. Mencari kategori sedang 𝑋̅ideal – (Z × Sideal) memperoleh skor aktual 551 dari skor ideal
s.d. 𝑋̅ideal + (Z × Sideal) 600 dengan persentase 91,83% termasuk
kategori “tinggi”.
= 2340 – (1 × 780) s.d. 2340 + (1 × 780) e. Disiplin mengikuti kegiatan yang ada
= 2340– 780 s.d. 2340 + 780 disekolah sudah dilaksanakan dan
memperoleh skor aktual 540 dari skor ideal
= 1560 s.d. 3120 600 dengan persentase 90% termasuk
kategori “tinggi”.
6. Kategori tinggi adalah di atas batas atas f. Disiplin Mengumpulkan tugas sesuai yang
kategori sedang ditentukan dilaksanakan dan memperoleh
= 3121 s.d. 4681 skor aktual 567 dari skor ideal 600 dengan
7. Kategori rendah adalah di bawah batas persentase 94,5% termasuk kategori “tinggi”.
bawah kategori sedang Pada tahap ini telah dilakukan dengan
= 0 s.d. 1559 sesuai indikator yang ada dalam tahap disiplin
Pembahasan Hasil Penelitian meliputi: tidak melanggar peraturan yang ada
Sikap Sosial Peserta Didik disekolah, mengikuti kegiatan yang ada
Hasil penelitian menunjukkan bahwa disekolah, Mengumpulkan tugas sesuai yang
sikap sosial termasuk dalam kategori “tinggi” ditentukan. Menurut Elly (2016, p.9) “disiplin

5
sekolah merupakan salah satu faktor yang secara khusus, dapat disimpulkan sebagai
mempengaruhi hasil belajar. Biasanya siswa berikut:
yang pandai adalah siswa yang disiplin. Dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kebanyakan orang-orang sukses rasanya tidak sikap sosial termasuk dalam kategori “tinggi”
ada di antara mereka yang tidak berdisiplin, dengan skor aktul 4810 skor ideal 5280 dengan
kedisiplinan yang tertanam dalam setiap kegiatan rentang persentase 91%. Ini dapat di tafsirkan
mereka yang membawa kesuksesan. Pada bahwa :
kenyataannya, ada siswa yang meskipun kurang Sikap kejujuran peserta didik dilingkungan
disiplin kurang disiplin tetapi dia juga sekolah, sudah dilaksanakan dan memperoleh
memperoleh hasil belajar yang baik. skor aktual 492 dari skor ideal 600 dengan
g. Bertanggungjawab ketika diberikan tugas persentase 82% termasuk kategori “tinggi”, di
dilaksanakan dan memperoleh skor aktual lingkungan keluarga juga sudah dilaksanakan
574 dari skor ideal 600 dengan persentase dan memperoleh skor aktual 499 dari skor ideal
95,67% termasuk kategori “tinggi”. 600 dengan persentase 83,16% termasuk
h. Bertanggungjawab mengerjakan tugas yang kategori “tinggi”. Dan di lingkungan masyarakat
diberikan dilaksanakan dan memperoleh skor dilaksanakan dan memperoleh skor 555 dari skor
aktual 574 dari skor ideal 600 dengan ideal 600 dengan persentase 92,5% termasuk
persentase 95,67% termasuk kategori kategori “tinggi”.
“tinggi”. Disiplin tidak melanggar peraturan yang ada
i. Bertanggungjawab mengakui kesalahan disekolah sudah dilaksanakan dan memperoleh
dilaksanakan dan memperoleh skor aktual skor aktual 551 dari skor ideal 600 dengan
458 dari skor ideal 480 dengan persentase persentase 91,83% termasuk kategori “tinggi”.
91,10% termasuk kategori “tinggi”. Disiplin mengikuti kegiatan yang ada disekolah
Pada tahap ini telah dilakukan dengan juga sudah dilaksanakan dan memperoleh skor
sesuai indikator yang ada dalam tahap aktual 540 dari skor ideal 600 dengan persentase
bertanggungjawab meliputi: bertanggungjawab 90% termasuk kategori “tinggi”. Disiplin
ketika diberikan tugas, mengerjakan tugas yang Mengumpulkan tugas sesuai yang ditentukan
diberikan, mengakui kesalahan. Tanggung jawab dilaksanakan dan memperoleh skor aktual 567
adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau dari skor ideal 600 dengan persentase 94,5%
perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di termasuk kategori “tinggi”.
sengaja Tanggung jawab juga berarti berbuat Bertanggungjawab ketika diberikan tugas
sebagai perwujudan kesadaran akan dilaksanakan dan memperoleh skor aktual 574
kewajibannya, sependapat dengan Anwar (2014, dari skor ideal 600 dengan persentase 95,67%
p.24) “Tanggung jawab juga berarti berbuat termasuk kategori “tinggi”. Serta
sebagai perwujudan kesadaran akan Bertanggungjawab mengerjakan tugas yang
kewajibannya. Tanggung jawab itu diberikan dilaksanakan dan memperoleh skor
bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian aktual 574 dari skor ideal 600 dengan persentase
kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti 95,67% termasuk kategori “tinggi”. Dan
dibebani dengan tanggung jawab. Bertanggungjawab mengakui kesalahan
dilaksanakan dan memperoleh skor aktual 458
SIMPULAN DAN SARAN dari skor ideal 480 dengan persentase 91,10%
Berdasarkan hasil penelitian dan termasuk kategori “tinggi”
pembahasan, analisis sikap sosial peserta didik
kelas VII SMP Negeri 10 Pontianak berada pada SARAN
kategori “tinggi atau baik”. Dapat disimpulkan Berdasarkan dari hasil penelitian di atas,
bahwa secara keseluruhan sikap sosial peserta dapat dikemukakan saran sebagai berikut :
didik kelas VII SMP Negeri 10 Pontianak. Bagi Guru Bimbingan dan Konseling
Dapat disimpulkan sebagai berikut: Sikap Diharapkan bagi guru Bimbingan dan
sosial peserta didik kelas VII SMP Negeri 10 Konseling dapat lebih jelas menjelaskan apa itu
Pontianak. Sudah mampu dalam bersosialisasi sikap kepada peserta didik dan menjelaskan lebih
dalam lingkungan sekolah, keluarga, dan rinci supaya mereka tahu bahwa sikap sosial itu
masyarakat, disiplin serta bertanggungjawab sangat penting diterapkan pada saat peserta didik
sudah dilakukan dengan sangat baik. Adapun

6
tersebut berada di lingkungan sekolah, keluarga terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa
dan masyarakat. Program Studi Pendidikan Fisika
Bagi siswa Universitas Muhammadiyah Purworejo
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Tahun Akademik 2013/2014. Jurnal
sikap sosial siswa yang paling rendah Radiasi, Vol. 4 No.1
persentasenya adalah mengakui kesalahan. Kemendikbud. (2008). Penelitian Deskriptif
Untuk itu siswa hendaknya berusaha untuk Dalam Penelitian Kuantitatif : Jurnal
mengakui kesalahan ketika berbuat salah tersebut Indonesia
dengan cara : Mawardi. W. (2015). Bentuk-Bentuk Sikap
Bertanggungjawab mengakui kesalahan yang di Sosial : Jurnal Indonesia
perbuat Nawawi. (2007). Metodologi Penelitian Bidang
Bertanggungjawab dengan tugas yang diberikan Sosial. Yogyakarta: Gajahmada
University Press
Bagi kepala sekolah Prayitno, (2010). Dasar- Dasar Pembimbingan Dan
Pihak sekolah diharapkan dapat bekerja Konseling. Jakarta: PT. Rineka Cipta
sama dengan guru bimbingan dan konseling Purwanto (2012). Ciri – Ciri Sikap Sosial Dalam
dalam melaksanakan berbagai program Kehidupan Di Lingkungan: Jurnal
bimbingan dan konseling serta saling bekerja Pendidikan
sama sama terkaitnya kebutuhan serta Subaryana. (2015). Konsep Diri dan Prestasi
permasalahan peserta didik. pemberian layanan Belajar. Jurnal Pendidikan dan
secara benar dan berkala dapat meningkatkan Dinamika Dasar, 21-30.
sikap sosial peserta didik, maka dari pada itu Surachmad. (1998). ”Strategi Kesopanan
peserta didik memerlukan bimbingan secara berbahasa Masyarakat Bugis Pinrang
terus menerus agar mampu menjadi pribadi Propinsi Sulawesi Selatan” dalam
mandiri dan mampu mengembangkan potensinya Bahasa dan Seni, th. 40. No. 1,
secara baik dan optimal. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif,
Bagi penelitian selanjutnya Kualitatif dan R&D. Bandung:
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas Alfabeta
penelitian lebih lanjut khususnya berkaitan Virani Dkk. (2016) . Deskripsi Sikap Sosial Pada
dengan analisis sikap sosial dengan menambah Siswa Kelas Iv Sd Negeri 4
variabel lain yang relevan. Penarukan Kecamatan Buleleng
Kabupaten Buleleng: e-Journal
DAFTAR RUJUKAN PGSD Universitas Pendidikan
Anwar. (2014). Tanggungjawab peserta didik di Ganesha Jurusan PGSD Vol: 4 No: 1
sekolah kelas VII.SMP N 2 Malang. e- Yulianti (2017).“Kejujuran Merupakan Sifat
mail: shabri.shaleh@yahoo.co.id Terpuji Yang Harus Dimiliki Setiap
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Orang.Skripsi Dari Yulianti
Pendekatan Praktis. Jakarta :Rineka
Cipta.
Darmadi. (2010). Manajemen Sumber Daya
Manusia Kekepalasekolahan
“Melejitkan Produktivitas kerja kepala
sekolah dan faktor-faktor yang
mempengaruhi.” Yogyakarta: CV Budi
Utama.
Elly (2016). disiplin salah satu faktor yang
mempengaruhi hasil belajar.skripsi
STIT Ar-Risalah Indragiri Hilir
Haryono (2014). Pengaruh Keaktifan
Berorganisasi dan Konsep Diri

Anda mungkin juga menyukai