Anda di halaman 1dari 5

Nama: Hanif Zhafar Ar Ridho

Nim: 5171111042
Matkul: Psi Pendidikan

K14.Psi Pendidikan Quiz.


1. Anak SD sdh ada yang mengalami pubertas berarti mengalami tingkat
perkembangan remaja awal. Bagaimana dengan antagonisme sosial dan antagonisme
seksnya?

2. Apa saja tipe2 penilaian kelas. Jelaskan.

3. Bagaimana proses KBM dengan karakteristik kelas kontruktivisme sosial ?


Jelaskan.

4. Bagaimana meningkatkan motivasi belajar ?


JAWABAN

1) ANTAGONISME SOSIAL

Remaja puber seringkali tidak mau bekerja sama, sering membantah, dan menentang.
Permusuhan terbuka anatara dua seks yang berlainan diungkapkan dalam kritik, dan
komentar-komentar yang merendahkan. Dengan berlanjutnya masa puber, remaja kemudian
menjadi lebih ramah, lebih dapat bekerja sama dan lebih sabar kepada orang lain.
Pada usia remaja 14-15 thn sampai 17-18thn,percepatan pertumbuhan fisik sangat menonjol
dan kematangan fungsi layaknya orang dewasa akan timbul. gejolak emosional,sebagai
penyertaan perkembangan fisik sering terjadi begitu ekstrim sehingga menyulitkan remaja
sendiri maupun lingkungannya.Konflik dengan orang tua,teman sebaya, umumnya akan
berkembang yang sering di tandai oleh satu sisi kebutuhan untuk mandiri,sedangkan di sisi
lain ketergantungan baik moril maupun materiil masi sangat besar terutama pada orang
tua.dan pada kenyataannya remaja merasa belum yakin akan kebutuhan otonomi sehingga
remaja sering di hadapkan pada situasi frustrasi.

ANTAGONISME SEX
Antagonisme sex dapat di artikan sebagai suatu perasaan tidak senanag atau menentang suatu
yang berhubungan dengan sex,yang di aplikasikan dalam sikap dan prilaku.seorang yang
mengalami hambatan sexual,tidak dapat merasakan ataupun membedakan,antara jender yang
ada pada dirinya.

Factor-Faktor terjadinya antagonism sex

 Meskipun dia seorang laki-laki atau perempuan tidak normal yang sering kita sebut
dengan gay atau lesbi,maka dia tidak akan menikmati fantasi seksual
yang normal.dan dia akan gagal menikmati fantasi sexual pada dirinya.
 Memiliki hambatan nafsu sex dengan lawan jenis
 Trauma perkosaan,atau melihat kejadian penyiksaan yg berhubungan dengan sex.
 Mendengar ceritra-ceritra tentang sex yang tidak jelas,dan yang ada hanya informasi
yang salah tentang sex.(ketidak tahuan ttg info sex)
 Hubungan keluarga dan lingkungan yang buruk,di mana beberapa orang tua
mengajarkan anak gadisnya untuk mempercayai,sek adalah sesuatu yang buruk,kegiatan
yang memalukan,di mana seseorang berbuat sekehendak hatinya,sex tidak pernah di
bicarakan terbuka dalam keluarga.
 Kesehatan yang buruk,mengalami penyakit fisik dan mental,namun ini
kemungkinannya sangat kecil.

2). Tes Tertulis

Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu
dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Sedangkan tes tertulis
adalah alat penilaian berbasis kelas yang penyajiannya dalam bentuk tertulis. Tes ini dapat
berupa pilihan ganda, menjodohkan, benar salah, isian singkat dan uraian. Biasanya tes
tertulis digunakan untuk menilai pengetahuan yang dimiliki peserta didik.

Tes Perbuatan

Tes perbuatan adalah tes yang dilakukan dengan jawabannya merupakan perbuatan dari
siswa yang sedang dinilai. Tes perbuatan adalah tes yang digunakan untuk mengetahui
kemampuan siswa dari segi praktek dan pengetahuannya. Jadi tes ini digunakan oleh guru
pada saat proses pembelajaran berlangsung yang memungkinkan terjadinya praktek, untuk
mengukur indikator yang ditetapkan dalam kurikulum yang mengarah pada ranah
psikomotorik.

Pemberian Tugas

Pemberian tugas ini dilakukan mulai dari awal kelas sampai dengan akhir kelas yang sesuai
dengan kemampuan, perkembangan peserta didik. Materi pemberian tugas harus sesuai
dengan kompetensi yang ditetapkan kurikulum. Pemberian tugas ini dapat berupa tugas
individu yang dilakukan guru secara periodik, tugas tersebut dapat diselesaikan di kelas
maupun di luar kelas (rumah). Pemberian tugas juga dapat berupa tugas kelompok, biasanya
tugas tersebut berupa hal-hal yang bersifat empirik dan kasuistik, kemudian peserta didik
diminta melakukan pengamatan langsung dari lapangan.

Penilaian Proyek

Penilaian proyek adalah penilaian berbasis kelas terhadap tugas yang harus di selesaikan
dalam waktu tertentu. Penilaian ini dilakukan guru untuk mengetahui tingkat pengetahuan
dan pemahaman peserta didik pada pembelajaran tertentu. Dalam penilaian proyek guru
hendaknya memonitor ketrampilan siswa dalam merencanakan, menyelidiki, dan
menganalisa proyek.

Penilaian Produk

Penilaian hasil kerja peserta didik (produk) adalah penilaian berbasis kelas terhadap
penguasaan ketrampilan peserta didik dalam membuat suatu produk (proses) dan penilaian
kualitas hasil kerja peserta didik tertentu.

Pelaksanaan penilaian produk meliputi penilaian berbasis kelas terhadap tahapan-tahapan


sebagai berikut:
 Tahap persiapan: Menilai ketrampilan merencanakan, merancang, menggali atau
mengembangkan ide.
 Tahap produksi: Menilai kemampuan memilih dan menggunakan bahan, alat, dan
teknik kerja.
 Tahap Penilaian (Apprasial).
Penilaian Sikap

Sikap adalah suatu predisposisi atau kecenderungan untuk melakukan suatu respon dengan
cara-cara tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-
obyek tertentu.35 Jadi penilaian sikap dapat dilakukan dalam berbagai mata pelajaran yang
berkaitan dengan berbagai obyek. Sikap antara lain yaitu sikap terhadap mata pelajaran, sikap
terhadap guru mata pelajaran, sikap terhadap proses pembelajaran, sikap terhadap materi
pembelajaran dan sikap yang berhubungan dengan nilai-nilai yang ingin ditanamkan dalam
diri peserta didik melalui materi tertentu.

Penilaian Portofolio

Penilaian portofolio adalah menilai karya-karya peserta didik berkaitan dengan mata
pelajaran tertentu. Dalam penilaian portofolio ada lima manfaat dasar portofolio. Thomas
Armstrong menyebutnya “5 K penyusunan portofolio”, yaitu sebagai berikut:
Karya yang dihargai. Untuk mengakui dan menghargai hasil karya dan prestasi siswa
selama satu tahun ajaran
 Kognisi. Untuk membantu siswa menilai sendiri hasil karyanya
 Komunikasi. Untuk mengkomunikasikan kemajuan proses belajar siswa kepada
orang tua, pengasuh dan siswa sendiri
 Kerjasama. Untuk menyediakan sarana bagi sekelompok siswa sehingga dapat
menghasilkan karya cipta dan mengevaluasinya secara kolektif.
 Kompetensi. Untuk menetapkan kriteria yang membandingkan hasil karya siswa
dengan siswa lain, atau dengan titik acuan atau standar tertentu.
Dengan menggunakan penilaian portofolio, kompetensi peserta didik dapat diketahui yaitu
dengan melihat berbagai kumpulan tugas-tugas yang dikerjakan peserta didik.

3).

 Menyediakan pengalaman belajar, yang memungkinkan pesera didik ikut


bertanggungjawab dalam membuat design, proses dan penelitian. Maka menjadi jelas
bahwa mengajar model ceramah bukanlah tugas utama seorang pendidik.
 Pendidik menyediakan pertanyaan-pertanyaan atau memberikan kegiatan-kegiatan
yang merangsang keingintahuan peserta didik, membantu mereka untuk mencari,
membentuk pengetahuan, mengekspresikan gagasan, pendapat, sikap mereka dan
mengkomunikasikan ide ilmiahnya. Menyediakan sarana yang merangsang berpikir
peserta didik secara produktif. Menyediakan kesempatan dan pengalaman yang
mendukung belajar peserta didik. Pendidik hendaknya menyemangati peserta didik
dan bukannya sebaliknya. Pendidik perlu menyediakan pengalaman
konflik. Pengalaman konflik ini dapat berwujud pengalaman anomali yang
bertentangan dengan pemikiran atau pengalaman awal peserta didik. Pengalaman
seperti ini akan menantang peserta didik untuk berpikir mendalam.
 Memonitor, mengevaluasi dan menunjukkan apakah pemikiran peserta didik itu jalan
atau tidak. Pendidik menunjukkan dan mempertanyakan apakah pengetahuan peserta
didik berlaku untuk menghadapi persoalan baru yang berkaitan dengannya. Pendidik
membantu dalam mengevaluasi hipotesis dan kesimpulan peserta didik (Suparno,
1997: 65-66).

4). 1. Ajak anak bicara dari hati ke hati

2. Berikan ia hadiah

3. Kenali gaya belajar anak

4. Fokus pada minat anak

5. Ajak anak untuk banyak membaca

Anda mungkin juga menyukai