Anda di halaman 1dari 52

METODE

KUALITATIF
 Rancangan penelitian kualitatif diibaratkan
oleh Bogdan, seperti orang mau piknik,
sehingga ia baru tahu tempat yang akan dituju,
tetapi tentu belum tahu pasti apa yang di
tempat itu. Ia akan tahu setelah memasuki
objek, dengan cara membaca berbagai
informasi tertulis, gambar-gambar, berpikir dan
melihat obyek dan aktifitas orang yang ada di
sekelilingnya.
 Contoh:

Seorang WNA Jepang, yang merasa asing


dengan pertunjukan wayang kulit.
 Masalah
Dalam penelitian kualitatif “masalah” yang dibawa
oleh peneliti masih remang-remang, bahkan
gelap, kompleks, dan dinamis. Oleh karena itu,
“masalah” dalam penelitian kualitatif masih
bersifat sementara, tentatif dan akan berkembang
atau berganti setelah peneliti berada di lapangan.
Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan
terhadap masalah yang dibawa oleh peneliti dalam
penelitian.
 1. Masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga
sejak awal sampai akhir penelitian sama. Dengan
demikian judul proposal dan judul laporan penelitian
sama.
 2. Masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki
penelitian berkembang yaitu memperluas atau
memperdalam masalah yang telah disiapkan. Dengan
demikian tidak terlalu banyak perubahan dan judul
penelitian cukup disempurnakan.
 3. Masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki
lapangan berubah total, sehingga harus ganti masalah.
Dengan demikian judul proposal dengan judul penelitian
tidak sama dan judulnya diganti.
Fokus Masalah
 Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu
bersifat holistik (menyeluruh, tidak dapat
dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif
tidak akan menetapkan penelitiannya hanya
berdasarkan variabel penelitian, tetapi
keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang
meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor)
dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara
sinergis.

 Contoh:
Situasi sosial didalam kelas adalah ruang kelas,
guru-murud, aktivitas belajar mengajar.
 Batasan masalah dalam penelitian kualitatif
didasarkan pada tingkat kepentingan, urgensi, dan
feasebilitas (terdapat berbagai sumber daya untuk
memecahkan masalah tersebut). Batasan
masalah disebut dengan fokus, yang berisi pokok
masalah yang masih bersifat umum.

 Fokus yang sebenarnya dalam penelitian


kuantitatif, diperoleh setelah penelitian melakukan
grand tour observation. Dari penjelajahan umum
di peroleh gambaran umum menyeluruh pada
tahap permukaan tentang situasi sosial. Untuk
dapat memahami secara lebih luas dan
mendalam, maka di nperlukan pemilihan fokus.
Spradley dalam Sanapiah Faisal (1988)
mengemukakan empat alternatif untuk menetapkan
fokus:

 Menetapkan fokus pada permasalahan yang


disarankan oleh informan. Informan ini dalam
lembaga pendidikan, bisa kepala sekolah, guru,
orang tua murid, pakar pendidikan dan sebagainya.
 Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain
tertentu organizing domain. Domain dalam
pendidikan ini bisa kurikulum, proses belajar
mengajar, sarana prasarana, tenaga pendidik dan
kependidikan, manajemen, pembiayaan, sistem
evaluasi, pandangan hidup kompetensi dan
sebagainya.
 Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan
untuk mengembangkan iptek. Temuan berarti
sebelumnya belum pernah ada. Temuan ini dalam
pendidikan misalnya menemukan metode
mengajar matematika yang mudah difahami dan
menyenangkan.
 Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan
yang terkait dengan teori-teori yang telah ada.
Penelitian inibersifat pengembangan yaitu ingin
melengkapi dan memperluas teori yang telah ada.
Rumusan masalah merupakan bentuk pertanyaan
yang dapat memandu peneliti untuk
mengumpulkan data di lapangan.
Berdasarkan gejala, maka secara umum terdapat
tiga bentuk rumus masalah, yaitu:
 1. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu
rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
mengeksplorasi dan atau memotret situasi sosial
yang akan diteliti secara menyeluruh, luas dan
mendalam.
 2. Rumusan masalah komparatif adalah
rumusan masalah yang memandu peneliti untuk
membandingkan antar koteks sosial atau domain
satu dibandingkan dengan yang lain.
 3. Rumusan masalah asosiatif atau hubungan
adalah rumusan masalah yang memandu peneliti
untuk mengkontruksi hubungan antara situasi sosial
atau domain satu dengan yang lainnya.
 a. Hubungan simetris adalah hubungan suatu
gejala yang munculnya bersamaan sehingga bukan
merupakan hubungan sebab akibat atau interaktif.
 b. Hubungan kausal adalah hubungan yang
bersifat sebab dan akibat.
 c. Hubungan reporical adalah hubungan yang
saling mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif
hubungan yang diamati atau ditemukan adalah
hubungan yang bersifat reporical atau interaktif.
 Judul penelitian kualitatif tentu saja tidak harus
mencerminkan permasalahan dan variabel yang diteliti,
tetapi lebih pada usaha untuk mengungkapkan fenomena
dalam situasi sosial secara luas dan mendalam, serta
menemukan hipotesis dan teori.
Contoh:
 Model Perencanaan Pendidikan di era otonomi daerah.
 Makna Menjadi Guru bagi Masyarakat.
 Manajemen Keluarga Petani Dalam Menyekolahkan
anaknya.
 Profil Guru Yang Efektif Mendidik Anak.
 Analisis Kebijakan Pendidikan Indonesia sejak tahun 2011.
 Gaya Belajar Anak SD Berbakat.
 Pola Pendidikan Anak Keluarga Miskin di Daerah
Pembuangan Sampah.
Teori dalam Penelitian Kualitatif
 Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan
yang dibawa oleh peneliti masih bersifat sementara,
maka teori yang digunakan dalam penyusunan
proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat
sementara, dan akan berkembang setelah peneliti
memasuki lapangan atau konteks sosial. Dalam
kaitanya dengan teori, kalau dalam penelitian
kuantitatif itu bersifat menguji hipotesis atau teori,
sedangkan dalam penelitian kualitaf bersifat
menemukan teori.

 Jumlah teori yang harus dimiliki jauh lebih banyak


karena harus disesuaikan dengan fenomena yang
berkembang di lapangan.
 Teori bagi peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai
bekal untuk bisa memahami konteks sosial secara
lebih luas dan mendalam.
 Walaupun penelitian kualitatif dituntut untuk
menguasai teori yang luas dan mendalam, namun
dalam melaksanakan penelitian kualitatif, peneliti
kualitatif harus mampu melepaskan teori yang
dimiliki tersebut dan tidak digunakan sebagai
panduan untuk menyusun instrumen dan sebagai
panduan untuk wawancara, dan observasi.
 Untuk dapat menjadi instrumen penelitian yang
baik, peneliti kualitatif dituntut untuk memiliki
wawasan yang luas, baik wawasan teoritis
maupun wawasan yang terkait dengan konteks
sosial yang diteliti yang berupa nilai, budaya,
keyakinan, hukum, adat istiadat yang terjadi dan
berkembang pada konteks sosial tersebut.
 Peneliti kualitatif dituntut mampu
mengorganisasikan semua teori yang dibaca.
Landasan teori yang dituliskan dalam proposal
penelitian lebih berfungsi untuk menunjukkan
seberapa jauh peneliti memiliki teori dan
memahami permasalahan yang diteliti walaupun
masih permasalahan tersebut bersifat
sementara itu. Oleh karena itu landasan teori
yang dikemukakan tidak merupakan harga mati,
tetapi bersifat seentara. Peneliti kualitatif justru
dituntut untuk melakukan grounded research,
yaitu menemukan teori berdasarkan data yang
diperoleh di lapangan situasi sosial.
 Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan populasi
karena penelitian kualitatif berangkat dari kasus tertentu
yang ada pada situasi social tertentu dan hasil kajiannya
tidak akan diberlakukan ke populasi, tetapi ditransferkan
ke tempat lain pada situasi social yang memiliki kesamaan
dengan situasi social pada kasus yang dipelajari.
 Sampel di dalam penelitian kualitatif tidak dinamakan
responden tetapi sebagai narasumber, atau partisipan,
informan, teman dan guru dalam penelitian.
 Sampel dalam penelitian kualitatif juga bukan disebut
sampel statistik melainkan sampel teoritis karena tujuan
penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori.
 Sampel dalam penelitian kualitatif juga dapat disebut
sampel konstruktif karena dengan sumber data dari
sampel itu dapat dikonstruksikan fenomena yang semula
masih belum jelas.
 Pada penelitian kualitatif, peneliti memasuki
situasi social tertentu yang dapat berupa lembaga
pendidikan tertentu, melakukan observasi dan
wawancara kepada orang-orang yang dipandang
tahu tentang situasi social tersebut.
 Penentuan sumber data pada orang yang
diwawancarai dilakukan secara purposive yaitu
dipilih dengan pertimbangan dan tujuan tertentu.
 Hasil penelitian tidak akan digeneralisasikan ke
populasi karena, pengambilan sampel tidak
diambil secara random.
Teknik Pengambilan Sampel
 Teknik pengambilan sampling yang sering digunakan
adalah purposive sampling dan snowball sampling.
Purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan tersebut misalnya orang tersebut
dianggap paling tahu tentang apa yang kita
harapkan. Snowball sampling adalah teknik
pengambilan sampel sumber data, yang pada
awalnya jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar.
Hal ini dilakukan karena dari jumlah sumber data
yang sedikit itu tersebut belum mampu memberikan
data yag lengkap maka mencari orang lain lagi yang
dapat digunakan sebagai sumber data.
Contoh:
 Seorang peneliti ingin menemukan gaya belajar anak yang
berbakat di SD. Berdasarkan hal tersebut, maka langkah-
langkah penentuan sampel sumber data adalah sebagai
berikut.
 1. Melakukan penjelajahan umum ke SD-SD untuk mencari
adakah murid berbakat. Penjelajahan dengan memilih Kepala
Sekolah dan guru, serta dokumen sebagai sumber data awal
untuk mengetahui ada tidaknya anak berbakat pada SD yang
dipimpinnya. (sampel sumber data dipilih Kepala Sekolah, guru,
dokumen).
 2. Setelah ada informasi dari Kepala Sekolah, guru dan
dokumentasi nilai-nilai pelajaran, selanjutnya dapat diketahui
jumlah anak berbakat pada setiap kelas, misalnya setiap kelas
ditemukan ada dua murid yang berbakat. Dengan demikian
untuk satu SD ada 12 murid yang berbakat ( 2x6 kelas). Di sini
sampel sumber data Kepala Sekolah, guru dan dokumentasi.
 3. Berdasarkan 12 murid tersebut, selanjutnya
dapat diidentifikasikan nilai rapor dari berbagai
pelajaran, ranking di kelas, penghargaan yang
telah diperoleh, bakat spesifik yang dimiliki, latar
belakang social dan ekonomi keluarga an orang
tua murid (sumber data murid dan dokmentasi).
 4. Memulai melakukan penelitian terhadap murid-
murid yang terpilih tersebut dengan sampel
sumber data murid yang bersangkutan dalam
aktivitasnya, guru-gurunya, orang tua dan teman-
temannya. Pengumpulan dilakukan secara
triangulasi.
Instrumen Penelitian
 Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi
instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu
sendiri
 sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi
terhadap peneliti, meliputi; pemahaman metode
penelitian kualitatif, penguasaan wawasan
terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti
untuk memasuki objekpenelitian -baik secara
akademik maupun logistiknya.
 Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih
informansebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis
data, menafsirkandata dan membuat kesimpulan atas
temuannya.
 Peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian karena
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
 1. peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi
terhadap segala stimulus dari lingkungan yang
harusdiperkirakannya bermakna atau tidak bagi
penelitian,
 2. peneliti sebagai alat dapat
menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan d
an dapatmengumpulkan aneka ragam data sekaligus,
 3. tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada
suatu instrumen berupa test atau angket yngdapat
menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia,
 4. suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak d
apat dipahami dengan pengetahuan sematadan untuk
memahaminya, kita perlu sering merasakannya,
menyelaminya berdasarkan pengetahuankita,
 5. peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis d
ata yang diperoleh. Ia dapatmenafsirkannya, melahirkan
hipotesis dengan segera untuk menentukan arah
pengamatan, untukmentest hipotesis yang timbul seketika,
 6. hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil ke
simpulan berdasarkan data yangdikumpulkan pada suatu
saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk
memperoleh penegasan,perubahan, perbaikan atau
perlakuan
Teknik Pengumpulan Data
Dapat dilakukan dalam
 Berbagai setting (alamiah/natural, labotarium)
 Berbagai sumber
Primer : sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data
Sekunder : sumber data tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data. Bisa melalui orang lain
atau dokumen.
Berbagai cara
Observasi
Wawancara
Dokumentasi
Trianggulasi/gabungan
Observasi / pengamatan
 Observasi Partisipatif
Dalam observasi jenis ini peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari
orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai sumber data
penelitian. Observasi jenis ini kemudian digolongkanmenjadi empat, yaitu :

 Partisipasi pasif, yaitu peneliti datang ke tempat kegiatanorang yang


diamati tetapi tidak terlibat dalam kegiatan tersebut.

 Partisipasi moderat, yaitu peneliti terlibat dalam kegiatanorang yang


diamati tetapi tidak dalam semua kegiatan.

 Partisipasi aktif, yaitu peneliti ikut melakukan apa yangdilakukan nara


sumber tetapi belum sepenuhnya lengkap.

 Partisipasi lengkap, yaitu peneliti terlibat sepenuhnyadengan apa yang


dilakukan narasumber.
 Observasi Terus Terang dan tersamar
Dalam observasi jenis ini peneliti dalam
melakukan pengumpulan data menyatakan terus
terang kepada sumber data, bahwa ia sedang
melakukan penelitian. Tetapi dalam suatu saat
peneliti juga tidak terus terang atau tersamar.
 Obervasi Tidak Terstruktur
Observasi jenis ini adalah observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang
akan diobservasi. Hal ini dilakukankarena peneliti
tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan
diamati.
Manfaat observasi adalah :
 Dengan observasi peneliti akan lebih mampu memahami
konteks, sehingga dapat diperoleh pandangan yang
menyeluruh.
 Dengan observasi peneliti akan mendapatkan pengalaman
langsung.
 Dengan observasi peneliti dapat melihat hal-hal yang
kurang atau yang tidak diamati orang lain
 Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang
tidak diungkapkan responden dalam wawancara.
 Dengan observasi peneliti dapat menemukan hal-hal yang
tidak dipersepsi responden.
 Melalui observasi peneliti tidak hanya memperoleh data tapi
juga mendapatkan kesan-kesan pribadi dan merasakan
situasi sosialyang diteliti.
 Obyek Observasi
Obyek penelitian dalam penelitian kualitatif, menurut
Spradley,dinamakan situasi sosial yang terdiri dari
tiga komponen, yaitu :
 Place (tempat),
 Actor (pelaku),
 Activities (aktivitas)
 Object (benda disekitar)
 Act (perbuatan tertentu)
 Event (rangkaian kejadian)
 Time (urutan kegiatan)
 Goal (tujuan yg ingin dicapai orang-orang)
 Feeling (emosi yg dirasakan dan diekpresikan orang)
Tahapan observasi
ada tiga tahap:

 Observasi Deskriptif
Pada tahap ini peneliti, ketika memasuki lapangan, belum membawa
masalah yang diteliti. Maka peneliti melakukan penjelajahan umum dan
menyeluruh serta melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat,
didengar dan dirasakan.

 Observasi terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan mini tour observation, yaitu suatu
observasi yang telah dipersempit untuk difokuskan pada aspek tertentu.
Observasi ini disebut juga observasi terfokus,karena pada tahap ini
peneliti melakukan analisis taksonomi (penggolongan) sehingga dapat
menemukan fokus.

 Observasi Terseleksi
Pada tahap ini peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga
datanya lebih rinci.
Pengumpulan Data dengan Wawancara/Interview
Wawancara digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, tetapi juga
apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
responden yang lebih mendalam.
 Wawancara Terstruktur (Structured Interview)
Wawancara jenis ini dilakukan sebagai teknik pengumpulan
databila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang
informasi apa yang akan diperoleh.

 Wawancara Semiterstruktur
Jenis wawancara ini termasuk dalam kategori in-depth interview.
Pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan wawancara
terstruktur. Tujuan jenis wawancara ini adalah untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka.

 Wawancara Tak Berstruktur


Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang
telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk
pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan
hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang ditanyakan.
Langkah-langkah wawancara:
 Menetapkan siapa yang akan diwawancarai.
 Menyiapkan pokok-pokok masalah.
 Mengawali atau membuka alur wawancara.
 Melangsungkan alur wawancara.
 Mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan
mengakhirinya.
 Menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan
lapangan.
 Mengidentifikasi tindak lanjut hasil wawancara
yang telah diperoleh
Jenis-jenis Pertanyaan dalam Wawancara

 Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman


informan.
 Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat dari
informan.
 Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan (dilihat
dari ekpresi wajah).
 Pertanyaan tentang pengetahuan informan.
 Pertanyaan yang berkenaan dengan indera
terhadap suatu peristiwa.
 Pertanyaan berkaitan dengan latar belakang atau
demografi. (status sosial, ekonomi, pendidikan, usia,
asal usul, tempat lahir, usia, pekerjaan, dll)
Alat-alat Wawancara
Dapat berupa buku catatan, tape recorder dan
camera.

Teknik Pengumpulan Data dengan Dokumen


Dokumen merupakan catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Studi dokumen merupakan
pelengkap dari penggunaan metode observasi
dan wawancara dalam penelitian kualitatif.
(catatan harian, sejarah kehidupan, cerita biografi,
peraturan/kebijakan, foto, sketsa, karya seni
gambar, patung, film,dll)
Triangulasi
Diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik
pengumpulan data dan sumber data yang telah
ada.
Triangulasi ada dua macam:
 Triangulasi teknik berarti peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data yang berbeda-beda
untuk mendapatkan data dari sumber yang sama.
 Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan
data dari sumber yang berbeda-beda dengan
teknik yang sama.
TEKNIK ANALISIS DATAA.
Pengertian
 Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah
difahami, dan temuannya dapat diinformasikan
kepada orang lain.
 Analisis data dilakukan dengan
mengorganisasikan data,menjabarkannya ke
dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang
dapat diceritakan kepada orang lain.
Proses Analisis Data
 Analisis Sebelum di Lapangan
Analisis dilakukan terhadap data hasil studi pendahuluan,
atau data sekunder yang akan digunakan untuk menentukan
fokus penelitian. Namuan fokus ini bersifat sementara, dan
akan berkembang setelah peneliti masuk lapangan.

 Analisis selama di lapangan


Analisis data dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, pada saat wawancara, peneliti langsung
menganalisa data jawaban. Bila dirasa jawaban belum
memuaskan, maka peneliti dapat melanjutkan pertanyaan
lagi sampai tahap tertentu. aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara
terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh
 Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif,
yaitu suatu analisis berdasarkan data yang
diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola
hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.
 Selanjutnya hipotesis tersebut harus dicarikan
data lagi secara berulang-ulang sehingga
selanjutnya dapat disimpulkanapakah hipotesis itu
dapat diterima atau ditolak berdasarkan data yang
terkumpul.
 Bila berdasarkan data yang dikumpulkan secara
berulang-ulang dengan teknik trianggulasi
ternyata hipotesis diterima, maka hipotesis
tersebut berkembang menjadi teori.
.Adapun aktivitas dalam analisis data antara lain:

 Data Reduction
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-
hal pokok,memfokuskan pada hal-hal yang
penting, dicari tema dan polanya danmembuang
yang tidak perlu.Dalam mereduksi data, setiap
peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan
dicapai. Tujuan utama dari penelitian kualitatif
adalah temuan.
 Data Display (Penyajian Data)
Setelah direduksi, selanjutnya penyajian data bisa
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,hubungan
antar kategori, flowchart,
dan sejenisnya. Sehingga data terorganisaikan, tersusun
dalam pola hubungan maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
tersebut.

 Conclusion Drawing / Verification


Kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin dapat
menjawab rumusan yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif
yang diharapkan adalah merupakan temuan baru yang
sebelumnya belum pernah ada.
Analisis Data Selama di Lapangan Model
SpradleySpradley
 Analisis Domain,
analisis ini berupaya untuk memperoleh gambaran yang umum
dan menyeluruh dari obyek/penelitian atau situasi social.
Ditemukan berbagai domain atau kategori. Diperoleh dengan
pertanyaan grand dan minitour. Peneliti menetapkan domain
tertentu sebagai pijakan untuk penelitian selanjutnya. Makin
banyak domainyang dipilih, maka akan semakin banyak waktu
yang diperlukan untuk penelitian.

 Analisis Taksonomi.
Domain yang telah dipilih selanjutnya dijabarkan menjadi rinci,
dengan cara analisis terhadap keseluruhan data yang terkumpul
berdasarkan domain untuk mengetahui struktur internalnya.
Dilakukan dengan observasi terfokus.
 Analisis Komponensial.
Analisis ini ditempuh untuk mencari ciri spesifik
pada setiap struktur internal dengan cara
mengkontraskanantar elemen. Dilakukan melalui
observasi dan wawancara terseleksi dengan
pertanyaan yang mengkontraskan.

 Analisis tema cultural. Untuk mencari “benang


merah” hubungan di antara domain, dan
bagaimana hubungan dengan keseluruhan.
Selanjutnya dinyatakan ke dalam tema/judul
penelitian baru, apabila judul dalam proposal
berubah setelah memasuki lapangan.
 VALIDITAS DAN RELIABILITAS PENELITIAN
KUALITATIF
Terdapat dua macam validitas penelitian:
 Validitas internal berkenaan dengan derajat akurasi desain
penelitian dengan hasil yang dicapai.
 Validitas eksternal berkenaan dengan derajat akurasi
apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan atau
diterapkan pada populasi dimana sampel tersebut diambil.
 Reliabilitas berkenaan dengan derajat konsistensi dan
stabilitas data atau temuan.
 Objektivitas berkenaan dengan derajat kesepakatan atau
interpersonal agreement antar banyak orang terhadap
suatu data. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data
dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan
antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
Pengujian Validitas dan Reliabilitas Penelitian
Kualitatif
Uji keabsahan data dibagi 4:

 Uji kredibilitas data


Atau kepercayaan terhadap data hasil penelitian
kualitatif antara lain dilakukan dengan
perpanjangan pengamatan,peningkatan
ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi
dengan teman sejawat, analisis kasus negatif,
menggunakan bahan referensi dan member
check.
 Perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali
ke lapangan,melakukan pengamatan, wawancara
lagi dengan sumber data yang pernah ditemui
maupun yang baru.
 Meningkatkan ketekunan berarti melakukan
pengamatan secara lebih cermat dan
berkesinambungan. Dengan meningkatkan
ketekunan maka peneliti dapat memberikan
deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang
apa yang diamati.
 Sedangkan triangulasi dalam pengujian
kredibilitas ini diartikan sebaga ipengecekan data
dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan
berbagai waktu.
 Kasus negatif adalah kasus yang tidak sesuai
atau berbeda dengan hasil penelitian hingga pada
saat tertentu. Analisis kasus negatif berarti peneliti
mencari data yang berbeda atau bahkan
bertentangan dengan data yang telah ditemukan.
Sementara yang dimaksud dengan bahan
referensi adalah adanya pendukung untuk
membuktikan data yang telah ditemukan oleh
peneliti.
 member check adalah proses pengecekan data
yang diperoleh peneliti kepada pemberi data.
Tujuan member check adalah untuk mengetahui
seberapa jauh data yang diperoleh sesuaidengan
apa yang diberikan oleh pemberi data.
Pengujian Transferability
Dimaksudkan untuk menguji derajat ketepatan
atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke
populasi dimana sampel itu diambil.

Pengujian Dependability
Dengan melakukan audit terhadap keseluruhan
proses penelitian. Jika peneliti tidak bisa
menunjukan “jejak aktivitas lapangannya”, maka
penelitian tersebut diragukan depenabilitanya.
Pengujian Konfirmability
Dalam penelitian kualitatif mirip dengan pengujian
dependability, sehingga pengujiannya dapat
dilakukan secara bersamaan. Menguji
konfirmability berarti menguji hasil
penelitian,dikaitkan dengan proses yang
dilakukan. Jangan sampai proses tidak ada tetapi
data ada.

Anda mungkin juga menyukai