Anda di halaman 1dari 8

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Taufik,
Rahmat, dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelsaikan penyusunan
makalah Ilmu Kalam dengan judul “Perumusan Masalah, Fokus dan Teori pada
Penelitian Kualitatif”

Penyusunan makalah ini saya susun dengan semaksimal mungkin dan


didukung bantuan dari berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar dalam
penyusunanya. Namun saya menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun demi kesempurnaan penulisan untuk masa yang akan datang.

Dan kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Surakarta, 17 september 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................3

A. Latar Belakang............................................................................................3
B. Rumusan Masalah.......................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................4

A. Masalah Dalam Penelitian Kualitatif


B. Fokus Penelitian
C. Bentuk Rumusan Masalah
D. Judul Penelitian Kualitatif.
E. Teori dalam Penelitian Kualitatif

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................10


BAB I

PENDAHULUAN
BAB II

PEMBAHASAN

A. Masalah Dalam Penelitian Kualitatif


Dalam penelitian kualitiatif masalah yang harus dipecahkan melalui
penelitian yang jelas, spesifikasi, dan dianggap tidak berubah, tetapi dalam
penelitian kualitatif masalah masih belum jelas. Oleh karena itu penelitian
ini bersifat sementara, tentatif dan akan berkembang atau berganti setelah
peneliti dilapangan.
Dalam penelitian ini akn terjadi 3 kemungkinan terhadap masalah yaitu :
1. Masalah yang dibawa oleh peneliti tetap dari awal sampai akhir
penelitian sama.
2. Setelah memasuki penelitian maka akan berkembang yaitu memperluas
atau memperdalam masalah yang telah disiapkan, dan tidak terlalu
banyak perubahan, sehingga judul penelitian cukup disempurnakan.
3. Setelah memasuki lapangan maka masalah akan berubah total sehingga
harus ganti masalah.

Dalam penelitian ini merubah masalah atau ganti judul merupakan


penelitian yang baik karena ia dipandang mampu melepaskan apa yang telah
difikirkan sebelumnya, dan mampu melihat fenomena secara lebih luas dan
mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan berkembang pada situasi
sosial yang diteliti.

Terdapat perbedaan antara masalah dan rumusan masalah. Masalah


merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi.
Sedangkan rumusan masalah adalah pertanyaan peneliti yang disusun
berdasarkan maslah yang harus dicarikan jawabannya melalui pengumpulan
data. Data tentang masalah bisa berasal dari dokumentasi hasil penelitian

pengawasan, evaluasi, pengamatan pendahuluan dan pernyataan orang-


orang yang patut dipercaya.

B. Fokus Penelitian
Salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian ini adalah gejala
dari suatu objek itu sifatnya tunggal dan parsial. Dari gejala tersebut maka
peneliti dapat menentukan variabel-variabel yang akan diteliti. Jika dilihat
dari pandangan peneliti kualitatif gejala itu bersifat holistik (menyeluruh,
tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti tidak akan menetapkan
penelitiannya harus berdasarkan variabel peneliti tapi keseluruhan situasi
sosial yang diteliti yang meliputi aspek tempat , pelaku, aktivitas yang
berinteraksi secara sinergis.
Karena terlalu luasnya masalah maka peneliti harus membatasi
penelitian dalam satu variabel atau lebih hal ini disebut batasan masalah atau
yang disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang bersifat umum.
Pembatasan ini didasarkan tingkat kepentingan, urgensi dan
feasibilities masalah yang akan dipecahkan selain juga faktor keterbatasan
tenaga, dana dan waktu. Suatun masalah dikatakan penting apabila
dipecahkan melalui penelitian maka akan menimbulkan masalah yang baru.
Masalah dikatakan mendesak apablia tidak dipecahkan dengan penelitian
dan masalah dikatakan feasible apablia terdapat berbagai sumber daya untuk
dipecahkan. Menilai masalah tersebut apakah pentingm urgen dan faesible
yaitu melalui analisis masalah.
Dalam penelitian, peneliti harus mentapkan fokus. Spradley
menyatakan bahwa “A focused refer to a single cultural domain or a few
related domains” maksudnya yaitu fokus itu merupakan domain tunggal
atau beberapa domain yang terkait dari situasi sosial. Penetuan fokus dalam
proposol lebih didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan
diperoleh dari situasi sosial (lapangan) untuk memahami lebih luas dalam
mendalam, dan juga untuk menghasilkan hipotesis atau ilmu dari situasi

sosial yang diteliti. Fokus yang sebenarnya dari penelitian ini yaitu
melakukan grand tour observation and grand tour question.
Spradley dalam Sanapiah Faisal (1988) mengemukakan 4 alternatif
dalam menentukan fokus, yaitu :
1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan.
2. menetapkan berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain.
3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan
iptek.
4. Mentepakan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teori
yang ada.

C. Bentuk Rumusan Masalah


Berdasarkan level of explanation suatu gejala dapat dibedakan menjadi 3
yaitu :
1. Rumusan masalah deskriptif adalah rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk mengeksplorasi dan/ memotret situasi sosial yang
akan diteliti secara ,enyeluruh, luas dan mendalam.
2. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memandu
peneliti untuk membandingkan antara konteks sosial / domain satu
dibandingkan dengan yang lain.
3. Rumusan masalah asosiatif / hubungan adalah rumusan masalah yang
memandu untuk mengkontruksi hubungan antara situasi sosial/
domain satu dengan yang lain. Rumusan ini dibagi menjadi tiga yang
pertama hubungan simetris yaitu hubungan suatu gejala yang munculnya
bersamaan sehingga bukan merupakan hubungan sebab akibat atau
interaktif. Yang kedua yaitu hubungan kausal merupakan hubungan yang
bersifat sebab dan akibat. Dan yang terakhir yaitu hubungan reciprocal
adalah hubungan yang saling mempengaruhi.
Ketiga rumusan tersebut digunakan sebagai panduan bagi peneliti untuk
menentukan landasan teori, hipotesis, instrumen, dan teknik analisis data.
Pertanyaan penelitian ini dirumuskan dengan maksud untuk memahami
gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in
context). Dalam penelitia, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif,
kemungkinan belum memiliki gambaran yang jelas. Ia akan
mengembangkan fokus penelitian sambil mengumpulkan data ini disebut
dengan “emergent design” (Lincoln dan Guba 195:102).

D. Judul Penelitian Kualitatif.


Karena masalah yang dibawa masih bersifat sementara dan holistik
(menyeluruh), maka judul yang dirumuskan dalam proposal ini juga bersifat
sementara dan akan berkembang setelah memasuki lapangan. Judul laporan
penelitian dikatakan baik apabila judul tersebut berubah atau diganti dan
apabila judul tersebut tidak berubah maka peneliti belum mampu menjelajah
secara mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti sehingga belum
mampu mengembangkan pemahaman yang luas dan mendalam terhadap
situasi sosial yang diteliti (situasi sosial = obyek yang diteliti).

E. Teori dalam Penelitian Kualitatif


Teori yang digunakan dalam penyusunan proposal penelitian
kualitatif ini bersifat sementara dan akan berkembang setelah peneliti
memasuki lapangan atau konteks sosial. Dalam kaitannya dengan teori,
penelitian kualitatif ini bersifat menemukan teori. Dalam penelitian yang
bersifat holistik, jumlah teori yang harus dimiliki oleh peneliti jauh lebih
banyak karena harus disesuaikan dengan fenomena yang berkembang
dilapangan. Teori bagi peneliti ini berfungsi sebagai bekal untuk memahami

konteks sosial secara lebih lua dan mendalam. Namun, peneliti juga harus
mampu melepaskan teori yang dimiliki dan tidak digunakan sebagai paduan
untuk menyusun instrumen dan sebagai paduan untuk wawancara, dan
observasi.
Peneliti dituntut harus dapat menggali data dari penelitiannya
tersebut baik berupa ucapaan, rasa dan dilakukan oleh partisipamn/ sumber
data. Peneliti harus bersifat “perspektif emic” yaitu memperoleh data
sebagimana adanya yang terjadi dilapangan, yang dialami, yang dirasakan,
dandifikirkan oleh narasumber. Peneliti kualitatif dituntut untuk memiliki
wawasan yang luas, baik wawasan teoritis maupun konteks sosial. Bila
peneliti tidak memiliki wawasan yang luas, maka peneliti akan sulit
membuka pertanyaan kepada sumber data, sulit memahami apa yang terjadi,
tidak akan dapat melakukan analisis secara induktif terhadap data yang
diperoleh.
Peneliti dituntut mampu mengorganisasikan semua teori yang
dibaca. Landasan teori yang dituliskan dalam proposal peneliti lebih
berfungsi untuk menunjukan seberapa jauh peneliti memiliki teori dan
mahami permasalahan yang diteliti walaupun masih permasalhan tersebut
bersifat sementara. Oleh karena itu landasan teori yang dikemukakan tidak
merupakan harga mati, tetapi bersifat sementara.

Anda mungkin juga menyukai