Anda di halaman 1dari 14

METODOLOGI PENELITIAN

PENELITIAN KUALITATIF, POPULASI DAN SAMPEL

DISUSUN OLEH :
1. FARADIBA FAHNUN PUTRI 210020301010
2. MUH. WIRIDYAN FADHEL 210020301016

PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN


PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dengan segala kerendahan hati kami panjatkan kehadirat
Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat-Nya maka tugas kelompok Mata
Kuliah Metodologi Penelitian dengan Tema “Konsep Dasar Penelitian” dapat kami
selesaikan.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas kelompok pada pertemuan
pertama. Dengan terselesainya tulisan ini, maka melalui kesempatan ini kami
mengucapkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Bapak Dosen atas arahan dan bimbingannya.
Menyadari bahwa “Tiada gading yang tak retak”, maka Penyusun
mengharapkan saran dan kritikan yang membangun guna penyempurnaan tugas-
tugas berikutnya.

Makassar, Maret 2022

Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN

Era modern ini, semua aktivitas selalu mempunyai rujukan dan pedoman.
Karena hal itu, menunjang kesuksesan dan kekonkritan segala aspek. Sebuah
penelitian pun juga harus mempunyai rujukan yang jelas dan dapat dijadikan
pegangan. Dengan adanya pegangan/referensi tersebut dapat memudahkan
seeseorang dalam penelitian.
Sesuai dengan tujuannya, penelitan dapat diartikan sebagai usaha untuk
menentukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan,
dimana usaha-usaha itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.
Sehubungan dengan penjelasan tersebut, kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan
objektif dalam usaha menemukan dan mengembangkan, serta menguji ilmu
pengetahuan berdasarkan atas prinsip-prinsip teori-teori yang disusun secara
sistematis melalui proses yang intensif dalam pengembangan generalisasi.
Sedangkan metode ilmiah lebih mementingkan aplikasi berpikir deduktif-
induktif di dalam memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini, orang dapat
melakukan kegiatan informal dalam kegiatan sehari-hari. Metode penelitian
terbagi menjadi dua, yaitu metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode
kuantitatif mempunyai ciri khas angka atau perhitungan.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat
penemuan. Dalam penelitian kulitatif, adalah instrument kunci. Oleh karena itu,
penelitian harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bias bertanya,
menganalisis, dan mengkontruksikan objek yang diteliti menjadi lebih jelas.
Metode penelitian adalah rangkaian kerja dari suatu kegiatan penelitian
yang didasari pada pandangan filosofis, asumsi dasar, ideologis, pertanyaan serta
isu yang sedang berkembang dan dihadapi. Ada dua macam metode penelitian
yakni; metode kuantitatifdan kualitatif. Makalah ini akan membahas tentang
metode penelitian kualitatif.
Metode kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif
dancenderung menggunakan analisis. Penelitian jenis ini lebih subyektif dari pada
penelitiankuantitatif.Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah RisetBisnis.mSemoga makalah ini dapat dengan mudah di mengerti
dan bermanfaat bagi kitasemua.
BAB II
PEMBAHASAN

Pada dasarnya inti hakikat penelitian kualitatif terletak pada upaya


penemuan dan penyusunan teori baru lebih dari sekedar menguji, atau
mengkonfirmasikan, atau verifikasi suatu teori yang sedang berlaku
A. Masalah Penelitian Kualitatif
Research problem (masalah penelitian), diartikan sebagai suatu rumusan
yang mempertanyakan suatu fenomena, baik kedudukannya sebagai fenomena
mandiri, maupun sebagai fenomena yang saling terkait antara fenomena satu
dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun akibat
Masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus. Fokus atau
masalah dan rumusan pertanyaannya bersifat tentatif (sementara). Artinya, Fokus
atau rumusan masalah dalam penelitian kualitatif bersifat terbuka dan dilakukan
penyempurnaan sewaktu peneliti berada di lapangan penelitian. Karena itu,
walaupun pada tahap awal peneliti sudah menetapkan fokus penelitian dengan
pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan masalah tertentu, bagaimana
pun pada akhirnya, fokus dengan rumusannya baru dapat dipastikan ketika
peneliti sudah berada di arena penelitian. Perubahan seperti ini bukan
menunjukkan ketidakkonsistenan atau merusak fokus kajian, tetapi justru
perubahan itu menunjukkan adanya gerakan ke arah penyempurnaan dan
penyesuaian terhadap realita atau fenomena yang diteliti.
Ada tiga (3) kemungkinan terhadap penentuan masalah dalam penelitian
kualitatif yang diajukan oleh peneliti.
1. Masalah penelitian sama sejak awal proposal penelitian sampai laporan
akhir penelitian.
2. Setelah peneliti berada di lapangan untuk melakukan penelitian, masalah
yang dibawa berubah dan berkembang, yaitu memperluas dan
memperdalammasalah yang telah ada sebelumnya.
3. Masalahyang telah disusun oleh peneliti harus dirombak total,setelah
peneliti memasuki lapangan. Oleh karena itu,judul proposal penelitian
harus diganti, untuk menyesuaikan masalah yang sudah berubah tersebut

B. Focus Judul Penelitian Kualitatif


Judul penelitian kualitatif memiliki karakter sementara (temporer) dan
holistic (menyeluruh), sebab masalah yang akan diteliti juga masih bersifat
sementara.
Judul laporan penelitian yang baik adalah judul yang berubah atau
berganti. Apabila sebuah judul penelitian kualitatif tidak mengalami perubahan,
bisa jadi seorang peneliti belum bisa menjelajah pada fenomena social yang
mendalam pada penelitiannya. Hal ini didukung oleh Sugiyono, yang mengatakan,
“Judul penelitian kualitatif tidak harus mencerminkan variabel yang diteliti, tetapi
lebih pada usaha mengungkapkan fenomena dalam situasi sosial secara luas dan
mendalam untuk menemukan hipotesis dan teori.
Jadi dalam penulisan judul, tidaklah perlu terlalu terikat dengan
mencantumkan seluruh variabel. Namun biasanya, penulisan semacam itu
dibutuhkan bagi peneliti pemula yang ingin secara jelas memosisikan
penelitiannya.
Berikut ini diberikan beberapa contoh judul penelitian kualitatif:
1. Peranan Lembaga Amil Zakat Nasional Baitul Maal Hidayatullah Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Mustahiq Kabupaten Maros
2. Keunggulan Sistem Dan Produk Pembiayaan Musyarakah BMT
Amanah Dalam Usaha Perikanan Di Kecamatan Mariso
3. Sistem Tabungan Kotak Dalam Meningkatkan Motivasi Menabung Di
Bmt Amanah Watulimo Antang
4. Pengembangan Model Perencanaan Yang Efektif, Di Era Otonomi
Daerah.
5. Organisasi Pemerintah Yang Efektif Dan Efisien Pada Era Otonomi
Daerah
6. Model Pengembangan SDM Bangsa Dalam Upaya Mencapai
Keunggulan Kompetitif.

C. Teori dalam Penelitian Kualitatif


Teori yang dipakai dalam penelitian kualitatif berkarakter sementara dan
terus berkembang setelah peneliti memasuki lapangan, sehingga teori dalam
penelitian kualitatif sering disebut teori lensa atau teori perspektif.
Tidak semua penelitian menggunakan teori sebagaimana yang ditulis
oleh Mely G. Tan berikut ini:
Tidak semua peneliti mulai dengan suatu teori tertentu sebagai titik tolak
pemikirannya. Hal ini ditentukan oleh ada tidaknya teori-teori yang
bersangkutan. Misalnya, dalam penelitian yang bersifat menjelajah
(exploratory), di mana pengetahuan mengenai persoalan masih sangat
kurang atau belum ada sama sekali, teori-teorinya pun belum ada.

Tidak hanya dalam persoalan penelitian eksplorasi, dalam penelitian


kualitatif, teori juga tidak mesti disusun sejak awal. Artinya, peneliti ketika
melakukan penelitian tidak dibekali dengan teori tertentu. Hal ini disebabkan,
terdapat perbedaan kedudukan teori dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Pada penelitian kuantitatif penelitian diawali dengan penyusunan teori yang
berfungsi sebagai landasan peneliti dalam melakukan penelitian. Dalam penelitian
kuantitatif landasan teori merupakan jawaban teoritik terhadap masalah penelitian
yang kemudian akan diuji secara empirik. Teori juga difungsikan sebagai landasan
dalam menyusun variabel, hipotesis, indikator dan instrumentasi serta digunakan
pula untuk menginterpretasikan data.
Ini berbeda pada penelitian kualitatif. Pada dasarnya penelitian kualitatif
tidak dimulai dengan penyusunan teori dari awal penelitian. Jika ada penelitian
kualitatif yang sejak awal telah menetapkan landasan teori sebelum melakukan
kerja lapangan, maka itu sebenarnya merupakan pengaruh dari tradisi penelitian
kuantitatif. Bungin memasukkan model penelitian kualitatif seperti ini ke dalam
model penelitian deskriptif-kualitatif, yakni penelitian yang dipengaruhi oleh cara
berpikir penelitian kuantitatif.
Menurut Afifuddin dan Saebani, jika teori dipakai dalam penelitian
kualitatif itu hanya sebagai bekal perbandingan antara paradigma penelitian
empiris dan penelitian fenomenologis. Hal ini karena dalam penelitian kualitatif,
teori dipandang sebagai penguat subjektivitas penelitian, karena pada prinsipnya
penelitian kualitatif tidak ‘terlalu’ memerlukan teori. Teori disimpan di dalam
kurung karena pandangan awalnya senantiasa to the thing, kembali kepada apa
yang ada, yaitu membiarkan fenomena menampakkan diri dan menjelaskan
dirinya sendiri.
Menurut Bungin, perlakuan terhadap teori dalam penelitian kualitatif
terbagi dalam dua model, yaitu:
1. Model deduksi, di mana teori masih menjadi alat penelitian sejak
memilih dan menemukan masalah, membangun hipotesis, maupun
melakukan pengamatan di lapangan sampai dengan menguji data.
2. Model induksi, pada model ini peneliti tidak perlu tahu tentang teori
tertentu, akan tetapi langsung ke lapangan. Di sini terdapat dua
pendapat, yaitu: (1) peneliti ‘buta’ terhadap teori dan tidak perlu
membawa teori ke lapangan. Teori justru dibangun berdasarkan temuan
lapangan. Penetapan teori terlebih dahulu dikhawatirkan akan
mempengaruhi pandangan dan perlakuan peneliti terhadap data. Teori
baru akan dipelajari setelah semua data terkumpul dan dipelajari; dan (2)
pendapat yang mengatakan bahwa teori dapat dipahami terlebih dahulu
untuk membantu peneliti mengumpulkan dan memahami data. Namun
data tetap merupakan fokus utama penelitian sedang teori hanya
digunakan untuk membantu peneliti.

D. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama
dari objek yang merupakan sumber data. Secara sederhana sampel dapat
dikatakan, bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan
mewakili populasi tersebut. Sebagian dan mewakili dalam batasan diatas
merupakan dua kata kunci dan merujuk pada semua ciri populasi dalam jumlah
yang terbatas pada masing-masing karakteristiknya.
Ciri-ciri sampel yang baik sebagai berikut:
a. Sampel dipilih dengan cara hati-hati, dengan meggunakn cara tertentu dengan
benar.
b. Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yng diberikan mewakili
keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.
c. Besarnya ukuran sampel hendaklah mempertimbangkan tingkat kesalahan
sampel yang dapat ditoleransi dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara
statistik.
Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan
sampel, yaitu sampel harus representatif (mewakili) dan besarnya sampel harus
memadai (Atherton & Klemmack, 1982; Goode & Hatt, 1952).
Suatu sampel dikatakan representatif apabila ciri-ciri sampel yang
berkaitan dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri
populasinya. Dengan sampel yang representatif seperti ini, maka informasi yang
dikumpulkan dari sampel hampir sama telitinya dengan informasi yang dapat
dikumpulkan dari populasinya.
Suatu sampel yang baik juga harus memenuhi syarat bahwa ukuran atau
besarnya memadai untuk dapat menmeyakinkan kestabilan ciri-cirinya. Berapa
besar sampel yang memadai bergantung kepada sifat populasi dan tujuan
penelitian. Semakin besar sampel, akan semakin kecil kemungkinan salah menarik
kesimpulan tentang populasi. Bailey (1982) berpendapat bahwa untuk penelitain
yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, besar sampel yang paling
kecil adalah 30, walaupun ia juga mengakui bahwa banyak peneliti lain
menganggap bahwa sampel sebesar 100 merupakan jumlah yang minimum.
Dengan pendekatan statistik, kita dapat menentukan besarnya suatu
sampel jika kita dapat memperkirakan besarnya simpangan baku (standard
deviation) populasi dan kita menetapkan kesalahan maksimum yang dapat kita
terima dalam menaksir rata-rata populasi.
Ada beberapa kekeliruan yang mengakibatkan bias dalam penarikan
sampel (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009) antara lain:
a. Dalam menentukan populasi target.
Contoh : populasi target dalam penelitian adalah guru IPA SMA Negeri, tapi
dalam penarikan sampel hanya dilakukan pada guru biologi saja.
b. Karakteristik sampel yang diambil tidak mewakili karakteristik populasi target.
Contoh: penelitiannya adalah presepsi para siswa terhadappemberian layanan BK
disekolah, tapi angketnya diberikan kepada seluruh siswa termasuk siswa yang
belum mendapatkan layanan BK di sekolah.
c. Salah dalam menentukan wilayah.
Contoh: populasi target adalah seluruh DIY, tapi penarikan sampel hanya
dilakukan di daerah perdesaan saja.
d. Jumlah sampel yang terlalu kecil, tidak proporsional dengan jumlah
populasinya.
e. Kombinasi dari beberapa kekeliruan diatas.

E. Populasi
Dalam kerangka penelitian (terutama sekali penelitian kuantitatif),
populasi merupakan salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat perhatian
dengan saksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat
dipercaya dan tepat guna utuk daerah (area) atau objek penelitiannya. Sax (1978)
menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan manusia yang terdapat dalam
area yang telah ditetapkan, sedangkan Truckman mengemukakan bahwa populasi
atau target populasi adalah kelompok dari mana peneliti mengumpulkan informasi
dan kepada siapa kesimpulan akan digambarkan.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
hanya sekedar jumlah yang ada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karateristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek dan obyek yang diteliti itu.
[2]Dalam penelitian populasi dibedakan menjadi 2 (Nana Syaodih Sukmadinata,
2009), yaitu populasi secara umum dan populasi target (target population).
Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran keterbelakuan kesimpulan
penelitian kita.
Contoh:
- Populasi umum adalah seluruh dosen negeri di Yogyakarta
- Populasi targetnya adalah seluruh dosen M IPA di Yogyakarta
- Maka hasil penelitian kita tidak berlaku bagi dosen diluar fakultas MIPA
Orang, benda, lembaga, organisasi, dsb. Yang menjadi sasaran penelitian
merupakan anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri dari orang-orang
biasa disebut dengan subjek penelitian, sedangkan anggota penelitian yang terdiri
dari benda-benda atau bukan orang sering disebut dengan objek penelitian.

F. Jenis-Jenis Populasi
Jenis-jenis Populasi
1. Populasi berdasarkan atas jumlah, dibedakan menjadi:
a. Populasi terbatas (definite), yaitu objek penelitian yang dapat dihitung, seperti
luas area sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa.
b. Populasi tak terbatas (indefinite), yaitu objek penelitian yang mempunyai
jumlah tak terbatas, atau sulit dihitng jumlahnya; seperti tinta, air, pasir di pantai,
padi di sawah, atau beras di gudang.[6]
2. Populasi berdasarkan atas turunan dari populasi terbatas tetapi dengan ruang
lingkupyang lebih diersempit, yang digolongkan menjadi:
a. Populasi teoritis, yaitu populasi yang diturunkan dari populasi terbatas,
memugkinkan hasil penelitian berlaku untuk lingkungan populasi yang lebih luas.
b. Populasi tersedia (Accessible ppulation), yaitu populasi turunan dari populasi
teoritis yang akan dilakukan penelitian dengan mempertimbangkan jumlah dana,
waktu dan tenaga yang tersedia dengan memperhatikan karakteristik yang telah
ditentukan pada populasi teoritis.
3. Populasi berdasarkan atas variasi unsur pembentuk sumber data:
a. Populasi bersifat homogen, yaitu populasi dimana sumber datanya yang unsur-
unsur pembentuknya memiliki sifat yang sama. Populasi semacam ini banyak
dijumpai dalam bidang ilmu keteknikan.
b. Populasi bersifat heterogen, yaitu populasi dimana pembentuk sumber data
yang unsur-unsurnya memiliki sifat-sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga
perlu ditetapkan lebih lanjut batas-batasnya baik secara kualitatif maupun
kuantitatif
BAB III
PENUTUP

Research problem (masalah penelitian), diartikan sebagai suatu rumusan


yang mempertanyakan suatu fenomena, baik kedudukannya sebagai fenomena
mandiri, maupun sebagai fenomena yang saling terkait antara fenomena satu
dengan yang lainnya, baik sebagai penyebab maupun akibat
Dalam penulisan judul, tidaklah perlu terlalu terikat dengan
mencantumkan seluruh variabel. Namun biasanya, penulisan semacam itu
dibutuhkan bagi peneliti pemula yang ingin secara jelas memosisikan
penelitiannya.
Teori yang dipakai dalam penelitian kualitatif berkarakter sementara dan
terus berkembang setelah peneliti memasuki lapangan, sehingga teori dalam
penelitian kualitatif sering disebut teori lensa atau teori perspektif.
Populasi adalah merupakan wilayah yang dimana terdiri atas
objek/subjek yang memiliki karakteristik tertentu yang dimana karakteristik
tersebut sudah ditetapkan oleh peneliti dan menemukan kesimpulan serta hasilnya.
Sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung,


Pustaka Setia, 2009.
Bogdan dan Biklen. 1984. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bogor.
Bungin, M. Burhan, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta, Kencana Prenada Media Grup,
2009.
--------, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, Jakarta, Kencana, 2009.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:
Alfabeta.
Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian
Gabungan, (Jakarta: Kencana

Anda mungkin juga menyukai