DISUSUN OLEH :
1. FARADIBA FAHNUN PUTRI 210020301010
2. MUH. WIRIDYAN FADHEL 210020301016
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
Era modern ini, semua aktivitas selalu mempunyai rujukan dan pedoman.
Karena hal itu, menunjang kesuksesan dan kekonkritan segala aspek. Sebuah
penelitian pun juga harus mempunyai rujukan yang jelas dan dapat dijadikan
pegangan. Dengan adanya pegangan/referensi tersebut dapat memudahkan
seeseorang dalam penelitian.
Sesuai dengan tujuannya, penelitan dapat diartikan sebagai usaha untuk
menentukan, mengembangkan, dan menguji kebenaran suatu pengetahuan,
dimana usaha-usaha itu dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah.
Sehubungan dengan penjelasan tersebut, kegiatan penelitian adalah suatu kegiatan
objektif dalam usaha menemukan dan mengembangkan, serta menguji ilmu
pengetahuan berdasarkan atas prinsip-prinsip teori-teori yang disusun secara
sistematis melalui proses yang intensif dalam pengembangan generalisasi.
Sedangkan metode ilmiah lebih mementingkan aplikasi berpikir deduktif-
induktif di dalam memecahkan suatu masalah. Dalam hal ini, orang dapat
melakukan kegiatan informal dalam kegiatan sehari-hari. Metode penelitian
terbagi menjadi dua, yaitu metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Metode
kuantitatif mempunyai ciri khas angka atau perhitungan.
Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat
penemuan. Dalam penelitian kulitatif, adalah instrument kunci. Oleh karena itu,
penelitian harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas jadi bias bertanya,
menganalisis, dan mengkontruksikan objek yang diteliti menjadi lebih jelas.
Metode penelitian adalah rangkaian kerja dari suatu kegiatan penelitian
yang didasari pada pandangan filosofis, asumsi dasar, ideologis, pertanyaan serta
isu yang sedang berkembang dan dihadapi. Ada dua macam metode penelitian
yakni; metode kuantitatifdan kualitatif. Makalah ini akan membahas tentang
metode penelitian kualitatif.
Metode kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif
dancenderung menggunakan analisis. Penelitian jenis ini lebih subyektif dari pada
penelitiankuantitatif.Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas kelompok
mata kuliah RisetBisnis.mSemoga makalah ini dapat dengan mudah di mengerti
dan bermanfaat bagi kitasemua.
BAB II
PEMBAHASAN
D. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki sifat-sifat yang sama
dari objek yang merupakan sumber data. Secara sederhana sampel dapat
dikatakan, bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang terpilih dan
mewakili populasi tersebut. Sebagian dan mewakili dalam batasan diatas
merupakan dua kata kunci dan merujuk pada semua ciri populasi dalam jumlah
yang terbatas pada masing-masing karakteristiknya.
Ciri-ciri sampel yang baik sebagai berikut:
a. Sampel dipilih dengan cara hati-hati, dengan meggunakn cara tertentu dengan
benar.
b. Sampel harus mewakili populasi, sehingga gambaran yng diberikan mewakili
keseluruhan karakteristik yang terdapat pada populasi.
c. Besarnya ukuran sampel hendaklah mempertimbangkan tingkat kesalahan
sampel yang dapat ditoleransi dan tingkat kepercayaan yang dapat diterima secara
statistik.
Terdapat dua syarat yang harus dipenuhi dalam prosedur pengambilan
sampel, yaitu sampel harus representatif (mewakili) dan besarnya sampel harus
memadai (Atherton & Klemmack, 1982; Goode & Hatt, 1952).
Suatu sampel dikatakan representatif apabila ciri-ciri sampel yang
berkaitan dengan tujuan penelitian sama atau hampir sama dengan ciri-ciri
populasinya. Dengan sampel yang representatif seperti ini, maka informasi yang
dikumpulkan dari sampel hampir sama telitinya dengan informasi yang dapat
dikumpulkan dari populasinya.
Suatu sampel yang baik juga harus memenuhi syarat bahwa ukuran atau
besarnya memadai untuk dapat menmeyakinkan kestabilan ciri-cirinya. Berapa
besar sampel yang memadai bergantung kepada sifat populasi dan tujuan
penelitian. Semakin besar sampel, akan semakin kecil kemungkinan salah menarik
kesimpulan tentang populasi. Bailey (1982) berpendapat bahwa untuk penelitain
yang akan menggunakan analisis data dengan statistik, besar sampel yang paling
kecil adalah 30, walaupun ia juga mengakui bahwa banyak peneliti lain
menganggap bahwa sampel sebesar 100 merupakan jumlah yang minimum.
Dengan pendekatan statistik, kita dapat menentukan besarnya suatu
sampel jika kita dapat memperkirakan besarnya simpangan baku (standard
deviation) populasi dan kita menetapkan kesalahan maksimum yang dapat kita
terima dalam menaksir rata-rata populasi.
Ada beberapa kekeliruan yang mengakibatkan bias dalam penarikan
sampel (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009) antara lain:
a. Dalam menentukan populasi target.
Contoh : populasi target dalam penelitian adalah guru IPA SMA Negeri, tapi
dalam penarikan sampel hanya dilakukan pada guru biologi saja.
b. Karakteristik sampel yang diambil tidak mewakili karakteristik populasi target.
Contoh: penelitiannya adalah presepsi para siswa terhadappemberian layanan BK
disekolah, tapi angketnya diberikan kepada seluruh siswa termasuk siswa yang
belum mendapatkan layanan BK di sekolah.
c. Salah dalam menentukan wilayah.
Contoh: populasi target adalah seluruh DIY, tapi penarikan sampel hanya
dilakukan di daerah perdesaan saja.
d. Jumlah sampel yang terlalu kecil, tidak proporsional dengan jumlah
populasinya.
e. Kombinasi dari beberapa kekeliruan diatas.
E. Populasi
Dalam kerangka penelitian (terutama sekali penelitian kuantitatif),
populasi merupakan salah satu hal yang esensial dan perlu mendapat perhatian
dengan saksama apabila peneliti ingin menyimpulkan suatu hasil yang dapat
dipercaya dan tepat guna utuk daerah (area) atau objek penelitiannya. Sax (1978)
menyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan manusia yang terdapat dalam
area yang telah ditetapkan, sedangkan Truckman mengemukakan bahwa populasi
atau target populasi adalah kelompok dari mana peneliti mengumpulkan informasi
dan kepada siapa kesimpulan akan digambarkan.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek
yang mempunyai kualitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya
orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan
hanya sekedar jumlah yang ada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karateristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek dan obyek yang diteliti itu.
[2]Dalam penelitian populasi dibedakan menjadi 2 (Nana Syaodih Sukmadinata,
2009), yaitu populasi secara umum dan populasi target (target population).
Populasi target adalah populasi yang menjadi sasaran keterbelakuan kesimpulan
penelitian kita.
Contoh:
- Populasi umum adalah seluruh dosen negeri di Yogyakarta
- Populasi targetnya adalah seluruh dosen M IPA di Yogyakarta
- Maka hasil penelitian kita tidak berlaku bagi dosen diluar fakultas MIPA
Orang, benda, lembaga, organisasi, dsb. Yang menjadi sasaran penelitian
merupakan anggota populasi. Anggota populasi yang terdiri dari orang-orang
biasa disebut dengan subjek penelitian, sedangkan anggota penelitian yang terdiri
dari benda-benda atau bukan orang sering disebut dengan objek penelitian.
F. Jenis-Jenis Populasi
Jenis-jenis Populasi
1. Populasi berdasarkan atas jumlah, dibedakan menjadi:
a. Populasi terbatas (definite), yaitu objek penelitian yang dapat dihitung, seperti
luas area sawah, jumlah ternak, jumlah murid, dan jumlah mahasiswa.
b. Populasi tak terbatas (indefinite), yaitu objek penelitian yang mempunyai
jumlah tak terbatas, atau sulit dihitng jumlahnya; seperti tinta, air, pasir di pantai,
padi di sawah, atau beras di gudang.[6]
2. Populasi berdasarkan atas turunan dari populasi terbatas tetapi dengan ruang
lingkupyang lebih diersempit, yang digolongkan menjadi:
a. Populasi teoritis, yaitu populasi yang diturunkan dari populasi terbatas,
memugkinkan hasil penelitian berlaku untuk lingkungan populasi yang lebih luas.
b. Populasi tersedia (Accessible ppulation), yaitu populasi turunan dari populasi
teoritis yang akan dilakukan penelitian dengan mempertimbangkan jumlah dana,
waktu dan tenaga yang tersedia dengan memperhatikan karakteristik yang telah
ditentukan pada populasi teoritis.
3. Populasi berdasarkan atas variasi unsur pembentuk sumber data:
a. Populasi bersifat homogen, yaitu populasi dimana sumber datanya yang unsur-
unsur pembentuknya memiliki sifat yang sama. Populasi semacam ini banyak
dijumpai dalam bidang ilmu keteknikan.
b. Populasi bersifat heterogen, yaitu populasi dimana pembentuk sumber data
yang unsur-unsurnya memiliki sifat-sifat atau keadaan yang bervariasi sehingga
perlu ditetapkan lebih lanjut batas-batasnya baik secara kualitatif maupun
kuantitatif
BAB III
PENUTUP