Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH METODE PENELITIAN BISNIS

“MASALAH, FOKUS, JUDUL PENELITIAN, DAN TEORI


DALAM PENELITIAN KUALITATIF”

OLEH :

NAMA KELOMPOK :

- PASKALIA SRI NOA KERAY (1903020054)


- ANGELA MERICI B. S. PAREIRA (1903020055)

KELAS : IV A

DOSEN PA : Dr. ELLY LAY, M.Si

ILMU ADMINISTRASI BISNIS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,


atas berkat dan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
Metodoligi Penelitian Bisnis mengenai Masalah, Fokus, Judul
Penelitian, dan Teori Dalam penelitian kualitatif.

Tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Bisnis mengenai


Masalah, Fokus Judul Penelitian, dan Teori Dalam Penelitian Kualitatif
dalam Makalah ini kami buat agar dapat memenuhi salah satu tugas
pada mata kuliah Metodologi Penelitian Bisnis pada semester 4. Tujuan
lain penyusunan tugas ini adalah agar pembaca dapat memahami dan
mengetahui tentang Masalah, Fokus, Judul Penelitian, dan Teori Dalam
Penelitian Kualitatif sebagaimana yang tertulis dalam makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini mungkin terdapat banyak


kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca.

Akhir kata kami mengucapkan terima kasih, semoga makalah ini


dapat bermanfaat bagi pembaca.

Kupang, 4 Januari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu
berangkat dari masalah. Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara
masalah dalam penelitian kualitatif dengan masalah  yang terdapat dalam
penelitian kuantitatif. Selain itu, di dalam penelitian kualitatif juga terdapat
fokus penelitian yang berada pada situasi sosial tertentu. Di dalam setiap
penelitian harus terdapat judul yang merupakan cerminan dari permasalahan
dan variabel yang akan diteliti.
            Seorang peneliti tersebut juga harus memiliki landasan teori yang kuat
untuk mendapatkan hasil penelitian yang sesuai dengan yang di inginkan.
Oleh karena itu, di dalam makalah ini akan kami jelaskan tentang masalah,
fokus, teori, dan judul penelitian kualitatif.

1.2. Rumusan Masalah


1. Jelaskan mengenai pengertian metode kualitatif!
2. Jelaskan mengenai masalah dalam penelitian kualitatif!
3. Jelaskan mengenai fokus penelian!
4. Jelaskan mengenai bentuk rumusan masalah!
5. Jelaskan mengenai judul penelitian kualitatif!
6. Jelaskan mengenai teori dalam penelitian kualitatif!

1.3. Tujuan Masalah


1. Untuk dapat menjelaskan mengenai pengertian metode kualitatif.
2. Untuk dapat menjelaskan mengenai masalah dalam penelitian kualitatif.
3. Untuk dapat menjelaskan mengenai fokus penelian.
4. Untuk dapat menjelaskan mengenai bentuk rumusan masalah.
5. Untuk dapat menjelaskan mengenai judul penelitian kualitatif.
6. Untuk dapat menjelaskan mengenai teori dalam penelitian kualitatif.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Metode Kualitatif

Metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode


penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme/enterpretif,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif/kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.

Penelitian kualitatif berarti proses eksplorasi dan memahami


makna perilaku individu dan kelompok, menggambarkan masalah
sosial atau masalah kemanusiaan. Proses penelitian mencakup
membuat pertanyaan penelitian dan prosedur yang masih bersifat
sementara, mengumpulkan data pada seting partisipan, analisis data
secara induktif, membangun data yang parsial ke dalam tema, dan
selanjutnya memberikan interpretasi terhadap makna suatu data.
Kegiatan akhir adalah membuat laporan ke dalam struktur yang
fleksibel.

Sharan B. and Merriam (2007) dalam buku Qualitative


Research; A Guide to Design and Implementation, menyatakan
bahwa:

1. Penelitian kualitatif adalah merupakan pendekatan yang


berfungsi untuk menemukan dan memahami fenomena sentral
2. Peneliti kualitatif tertarik untuk memahami bagaimana orang –
orang menginterpretasikan pengalamannya
3. Seluruh tujuan penelitian kualitatif adalah untuk mencapai
pemahaman bagaimana orang – orang merasakan dalam
proses kehidupannya, memberikan makna; dan menguraikan
bagaimana orang menginterpretasikan pengalamannya
4. Peneliti kualitatif ingin memahami fenomena berdasarkan
pandangan partisipan atau pandangan internal (perspective
emic), dan bukan pandangan peneliti sendiri atau pandangan
eksternal (perspective etic)

2.2. Masalah Dalam Penelitian Kualitatif


Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan
terhadap “masalah” yang dibawa oleh peneliti dalam penelitian. Yang
pertama masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak
awal sampai akhir penelitian sama. Dengan demikian judul proposal
dengan judul laporan penelitian sama. Yang kedua “masalah” yang
dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu
memperluas atau memperdalam masalah yang telah disiapkan.
Dengan demikian tidak terlalu banyak perubahan, sehingga judul
penelitian cukup disempurnakan. Yang ketiga “masalah” yang dibawa
peneliti setelah memasuki lapangan berubah total, sehingga harus
“ganti” masalah. Dengan demikian judul proposal dengan judul
penelitian tidak sama dan judulnya diganti. Dalam institusi tertentu,
judul yanhg diganti ini sering mengalami kesulitan administrasi. Oleh
karena itu institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau
dan mampu menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini.

Peneliti kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul


penelitiannya setelah memasuki lapangan penelitian atau setelah
selesai, merupakan peneliti kualitatif yang lebih baik, karena ia
dipandang mampu melepaskan apa yang telah difikirkan sebelumnya,
dan selanjutnya mampu melihat fenomena secara lebih luas dan
mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan berkembang pada
situasi sosial yang teliti. Kemungkinan masalah sebelum dan sesudah
ke lapangan dalam penelitian kualitatif dapat digambarkan seperti
gambar 12.1 berikut.

Masalah Sebelum Masalah setelah peneliti


Peneliti masuk Lapangan Masuk Lapangan
Gambar 12.1 Kemunginan Masalah sebelum dan sesudah peneliti memasuki
lapangan

Terdapat perbedaan antara masalah dan rumusan masalah. Seperti


telah di kemukakan bahwa, masalah adalah merupakan penyimpangan
antara yang seharusnya dengan yang terjadi. Sedangkan rumusan masalah
adalah pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan masalah yang harus
di carikan jawabannya melalui pengumpulan data. Dalam usulan penelitian,
sebaiknya masalah tersebut perlu di tunjukan dengan data. Misalnya ada
masalah tentang kualitas SDM yang masih rendah, maka perlu di tunjukan
data kualitas SDM tersebut, melelui Human Developmen Index misalnya.
Masalah kemiskinan perlu di tunjukan data tentang jumkah penduduk yang
miskin, masalah korupsi perlu di tunjukan jumlah koruptor,dsb.

Data tentang masalah bisa berasal dari dokumentasi hasil penelitian,


pengawasan, evaluasi, pengamatan pendahuluan, dan pertanyaan orang-
orang yang patut di percaya.

2.3. Fokus Penelitian

Salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kuantitatif adalah


bahwa gejala dari suatu objek itu sifat tunggal dan parsial. Dengan demikian
berdasarkan gejala tersebut peneliti kuantitatif dapat menemukan variabel –
variabel yang akan di teliti. Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu
bersifat holistic ( Menyeluruh tidak dapat di pisah-pisahkan), sehingga peneliti
kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel
penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek
tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara
sinergis.
Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian kuantitatif,
peneliti akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variable. Dengan
demikien dalam penelitian kuantitatif ada yang di sebut batasan masalah.
Batasan masalah dalam penelitian kualitatif di sebut dengan fokus, yang
berisi pokok masalah yang masih bersifat umum. Batasan masalah dan fokus
dapat digambarkan seperti gambar 12.2 a dan 12.2 b berikut.
Pembatasan dalam penelitian kuantitatif lebih didasarkan pada tingkat
kepentingan, urgensi dan feasibilitas masalah yang akan dipecahkan, selain
juga faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu. Suatu masalah dikatakan
penting apabila masalah tersebut tidak dipecahkan melalui penelitian, maka
akan semakin menimbulkan masalah baru. Masalah dikatakan urgen
(mendesak) apabila masalah tersebut tidak segera dipecahkan melalui
penelitian, maka akan semakin kehilangan berbagai kesempatan untuk
mengatasi. Masalah dikatakan feasible apabila terdapat berbagai sumber
daya untuk memecahkan masalah tersebut. Untuk menilai masalah tersebut
penting, urgen, dan feasible, maka perlu dilakukan melalui analisis masalah.
Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan fokus.
Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam proposal lebih didasarkan
pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial
(lapangan).
Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara
lebih luas dan mendalam tentang situasi sosial, tetapi juga ada keinginan
untuk menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi sosial yang diteliti.
Fokus yang sebenarnya dalam penelitian kualitatif diperoleh setelah peneliti
melakukan grand tour observation dan grand tour question atau yang disebut
dengan penjelajahan umum. Dari penjelasan umum ini peneliti akan
memperoleh gambaran umum menyeluruh yang masih pada tahap
permukaan tentang situasi sosial. Untuk dapat memahami secara lebih luas
dan mendalam, maka diperlukan pemilihan fokus penelitian.
Spradley dalam Sanapiah Faisal (1998) mengemukakan empat
alternative untuk menetapkan fokus yaitu:
1. Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh
informan.
2. Menetapkan fokus berdasarkan domain – domain tertentu
organizing domain.
3. Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk
pengembangan iptek.
4. Mendapatkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait
dengan teori – teori yang telah ada.
2.4. Bentuk Rumusan Masalah

Berdasarkan level of explanation suatu gejala, secara umum


terdapat lima bentuk rumusan masalah, yaitu rumusan masalah
deskriptif, komparatif, asosiatif, komparatif dan structural.

1. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah


yang memandu peneliti untuk mengeksplorasi dan atau
memotret situasi sosial yang akan diteliti secara menyeluruh,
luas dan mendalam.
2. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang
memandu peneliti untuk membandingkan antara konteks sosial
atau domain satu dibandingkan dengan yang lain.
3. Rumusan masalah asosiatif atau hubungan adalah rumusan
masalah yang memandu peneliti untuk mengkontruksi
hubungan antara situasi sosial atau domain satu dengan yang
lainnya. Rumusan masalah asosiatif dibagi menjadi tiga yaitu,
hubungan simetris, kausal dan reciprocal atau interaktif.
Hubungan simetris adalah hubungan suatu gejala yang
munculnya bersamaan sehingga bukan merupakan hubungan
sebab akibat atau interaktif. Hubungan kausal adalah hubungan
yang bersifat sebab dan akibat. Selanjutnya hubungan
reciprocal adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Dalam
penelitian kualitatif hubungan yang diamati atau ditemukan
adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif.
4. Rumusan masalah komparatif – asosiatif adalah rumusan
masalah yang memandu peneliti untuk menemukan
perbandingan hubungan atau pengaruh situasi sosial satu
dengan situasi sosial yang lain pada tempat atau waktu yang
berbeda.
5. Rumusan masalah structural adalah rumusan masalah yang
memandu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara satu
atau lebih situasi sosial tertentu dengan situasi sosial lainnya
dengan melalui situasi sosial yang bersifat perantara (variabel
intervening dalam penelitian kuantitatif)

Dalam penelitian kuantitatif, kelima rumusan masalah tersebut


terkait dengan variabel penelitian, sehingga rumusan masalah
penelitian sangat spesifik, dan akan digunakan sebagai panduan bagi
peneliti untuk menentukan landasan teori, hipotesis, instrumen, dan
teknik analisis data.

Dalam penelitian kualitatif seperti yang telah dikemukakan,


rumusan masalah yang merupakan fokus penelitian masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti masuk lapangan
atau situasi sosial tertentu. Namun demikian setiap peneliti baik
peneliti kuantitatif maupun kualitatif harus membuat rumusan
masalah. Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud
untuk memahami gejalah yang kompleks dalam kaitannya dengan
aspek – aspek lain (in context). Peneliti yang menggunakan
pendekatan kualitatif, pada tahap awal penelitiannya, kemungkinan
belum memiliki gambaran yang jelas tentang aspek – aspek masalah
yang akan ditelitinya. Ia akan mengembangkan fokus penelitian
sambil mengumpulkan data. Proses seperti ini disebut “emergent
design” (Lincoln dan Guba, 1985: 102).

Dalam penelitian kualitatif, pertanyaan penelitian tidak


dirumuskan atas dasar definisi operasional dari suatu variabel
penelitian. Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan
maksud untuk memahami gejala yang kompleks, interaksi sosial yang
terjadi, dan kemungkinan ditemukan hipotesis atau teori baru.

Berikut ini diberikan contoh rumusan masalah dalam proposal


penelitian kualitatif tentang suatu peristiwa.

1. Apakah peristiwa yang terjadi dalam situasi sosial atau setting


tertentu? (rumusan masalah deskriptif)
2. Apakah makna peristiwa itu bagi orang – orang yang ada pada
setting itu? (rumusan masalah deskriptif)
3. Apakah peristiwa itu diorganisir dalam pola – pola organisasi
sosial tertentu (rumusan masalah asosiatif/hubungan yang akan
menemukan pola organisasi dari suatu kejadian)
4. Apakah peristiwa itu berhubungan dengan peristiwa lain dalam
situasi sosial yang sama atau situasi sosial yang lain (rumusan
masalah asosiatif)
5. Apakah peristiwa itu sama atau berbeda dengan peristiwa lain
(rumusan masalah komparatif)
6. Apakah peristiwa itu merupakan peristiwa yang baru, yang
belum ada sebelumnya? (rumusan masalah komparatif)
7. Apakah peristiwa itu berpengaruh lebih buruk terhadap iklim
kerja organisasi bila dibandingkan peristiwa bulan yang lalu?
(rumusan masalah komparatif – asosiatif)

Contoh 2 Rumusan masalah tentang kemiskinan

1. Bagaimanakah gambaran rakyat miskin di situasi sosial atau


setting tertentu? (rumusan masalah deskriptif)
2. Apakah makna miskin bagi mereka yang berada dalam situasi
sosial tersebut? (rumusan masalah deskriptif)
3. Bagaimanakah upaya masyarakat tersebut dalam mengatasi
kebutuhan sehari – hari? (rumusan masalah deskriptif)
4. Bagaimanakah pola terbentuknya mereka menjadi miskin?
(rumusan masalah asosiatif reciprocal)
5. Apakah pola terbentuknya kemiskinan antara satu keluarga
dengan yang lain berbeda (masalah komparatif)
6. Adakah pola baru yang menyebabkan rakyat menjadi miskin?
(rumusan masalah asosiatif reciprocal)
7. Apakah pola terbentuknya kemiskinan di Desa A berbeda
dengan Desa B (rumusan masalah komparatif – asosiatif
reciprocal)
Contoh 3 Rumusan masalah tentang Manajemen

1. Apakah pemahaman orang – orang yang ada dalam organisasi


itu tentang arti dan makna manajemen (masalah deskriptif)
2. Bagaimanakah iklim kerja atau suasana kerja pada organisasi
tersebut? (masalah deskriptif)
3. Bagaimanakah pola perencanaan yang digunakan dalam
organisasi itu, baik perencanaan strategis maupun
taktis/tahunan (masalah deskriptif)
4. Bagaimanakah model penempatan orang – orang untuk
menduduki posisi dalam organisasi itu (masalah deskriptif)
5. Bagaimanakah model koordinasi, kepemimpinan, dan supervisi
yang dijalankan dalam organisasi itu? (masalah asosiatif)
6. Bagaimanakah pola penyusunan anggaran pendapatan dan
belanja organisasi itu? (masalah asosiatif)
7. Bagaimanakah pola pengawasan dan pengendalian yang
dilakukan dalam organisasi tersebut? (masalah deskriptif)
8. Apakah kinerja organisasi tersebut berbeda dengan organisasi
lain yang sejenis (masalah komparatif)
9. Apakah kepemimpinan Kepala Desa di Desa A lebih mampu
meningkatkan partisipasi masyarakat bila dibandingkan dengan
kepemimpinan di Desa B? (rumusan masalah komparatif –
asosiatif)
10. Bagaimanakah bentuk struktur hubungan berbagai situasi sosial
yang mempengaruhi produktivitas perusahaan (rumusan
masalah structural)

2.5. Judul Penelitian Kualitatif

Judul dalam penelitian kualitatif pada umumnya disusun


berdasarkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan demikian judul
penelitiannya harus sudah spesifik dan mencerminkan permasalahan
dan variabel yang akan diteliti. Judul dalam penelitian kuantitatif
digunakan sebagai pegangan peneliti untuk menetapkan variabel
yang akan diteliti, teori yang digunakan, instrumen penelitian yang
dikembangkan, teknik analisis data, serta kesimpulan.

Dalam penelitian kualitatif, karena masalah yang dibawa oleh


peneliti masih bersifat sementara, dan bersifat holistik (menyeluruh),
maka judul dalam penelitian kualitatif yang dirumuskan dalam
proposal juga masih bersifat sementara, dan akan berkembang
setelah memasuki lapangan. Judul laporan penelitian kualitatif yang
baik justru berubah, atau mungkin diganti. Judul penelitian kualitatif
yang tidak berubah, berarti peneliti belum mampu menjelajah secara
mendalam terhadap situasi sosial yang diteliti sehingga belum mampu
mengembangkan pemahaman yang luas dan mendalam terhadap
situasi sosial yang diteliti (situasi sosial = obyek yang diteliti)

Judul penelitian kualitatif tentu saja tidak harus mencerminkan


permasalahan dan variabel yang diteliti, tetapi lebih pada usaha untuk
mengungkapkan fenomena dalam situasi sosial secara luas dan
mendalam, serta menemukan hipotesis dan teori. Berikut ini diberikan
beberapa contoh judul penelitian kualitatif.

1. Model Perencanaan di Era Otonomi Daerah


2. Organisasi Pemerintah yang Efektif dan Efisien pada Era
Otonomi Daerah
3. Membangun Iklim Kerja yang Kondusif
4. Pengembangan Kepemimpinan Berbasis Budaya
5. Pengembangan Sistem Pengawasan yang Efektif
6. Makna Menjadi Pegawai Negeri Sipil bagi Masyarakat
7. Makna Pembangunan Bagi Masyarakat Miskin
8. Model Belajar Anak yang Berprestasi
9. Profil Guru yang Efektif Mendidik Anak
10. Pola Perkembangan Karir bagi Orang – orang Sukses
11. Makna Gotongroyong Bagi Masyarakat Modern
12. Makna Sakit Bagi Pasien
13. Pengembangan Model Pendidikan Berbasis Produksi
14. Mengadili Koruptor dengan Pendekatan Ilmiah
15. Kesejahteraan Menurut Orang Miskin
16. Mengapa Indonesia tidak membangun Industri Otomotif yang
mandiri
17. Model Pengembangan SDM dan BHMN
18. Pola hubungan Kepala Sekolah dan Kepala Daerah
19. Pemimpin Gila
20. Makna ibadah haji bagi koruptor

2.6. Teori Dalam Penelitian Kualitatif

Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan sudah harus


jelas, karena teori disini akan berfungsi untuk memperjelas masalah
yang diteliti, sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai
referensi untuk menyusun instrumen penelitian. Oleh karena itu
landasan teori dalam proposal penelitian kuantitatif harus sudah jelas
teori apa yang akan dipakai.

Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa


oleh peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan
dalam penyusunan proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat
sementara, dan akan berkembang setelah peneliti memasuki
lapangan atau konteks sosial. Dalam kaitannya dengan teori, kalau
dalam penelitian kuantitatif itu bersifat menguji hipotesis atau teori,
sedangkan dalam penelitian kualitatif bersifat menemukan teori.

Teori berfungsi membantu peneliti untuk membuat berbagai


pertanyaan penelitian, memandu bagaimana mengumpulkan data dan
analisis data. Kalau dalam penelitian kuantitatif teori diuji berdasarkan
data lapangan, tetapi dalam penelitian kualitatif teori berfungsi untuk
memandu peneliti dalam bertanya, mengumpulkan data dan analisis
data.

Dalam penelitian kuantitatif jumlah teori yang digunakan sesuai


dengan jumlah variabel yang diteliti, sedangkan dalam penelitian
kualitatif yang bersifat holistik, jumlah teori yang harus dimiliki oleh
peneliti kualitatif jauh lebih banyak karena harus disesuaikan dengan
fenomena yang berkembang di lapangan. Peneliti kualitatif akan lebih
professional kalau menguasai semua teori sehingga wawasannya
akan menjadi lebih luas, dan dapat menjadi instrumen penelitian yang
baik. Teori bagi peneliti kualitatif akan berfungsi sebagai bekal untuk
bisa memahami konteks sosial secara lebih luas dan mendalam.
Walaupun peneliti kualitatif dituntut untuk menguasai teori yang luas
dan mendalam, namun dalam melaksanakan penelitian kualitatif,
peneliti kualitatif harus mampu melepaskan teori yang dimiliki tersebut
dan tidak digunakan sebagai panduan untuk menyusun instrumen dan
sebagai panduan untuk wawancara, dan observasi. Peneliti kualitatif
dituntut dapat menggali data berdasarkan apa yang diucapkan,
dirasakan, dan dilakukan oleh partisipan atau sumber data. Peneliti
kualitatif harus bersifat “perspektif emic” artinya memperoleh data
bukan “sebagai mana seharusnya”, bukan berdasarkan apa yang
difikirkan oleh peneliti, tetapi berdasarkan sebagaimana adanya yang
terjadi dilapangan, yang dialami, dirasakan, dan difikirkan oleh
partisipan/sumber data.

Untuk dapat menjadi instrumen penelitian yang baik, peneliti


kualitatif dituntut untuk memiliki wawasan yang luas, baik wawasan
teoritis maupun wawasan yang terkait dengan konteks sosial yang
diteliti yang berupa nilai, budaya, keyakinan, hukum, adat istiadat
yang terjadi dan berkembang pada konteks sosial tersebut. Bila
peneliti tidak memiliki wawasan yang luas, maka peneliti akan sulit
membuka pertanyaan kepada sumber data, sulit memahami apa yang
terjadi, tidak akan dapat melakukan analisis secara induktif terhadap
data yang diperoleh.

Peneliti kualitatif dituntut mampu mengorganisasikan semua


teori yang dibaca. Kajian teori yang dituliskan dalam proposal
penelitian lebih berfungsi untuk menunjukkan seberapa jauh peneliti
memiliki teori dan memahami permasalahan yang diteliti walaupun
permasalahan tersebut masih bersifat sementara. Oleh karena itu
landasan teori yang dikemukakan tidak merupakan harga mati, tetapi
bersifat sementara. Peneliti kualitatif justru dituntut untuk melakukan
grounded research, yaitu menemukan teori berdasarkan data yang
diperoleh di lapangan atau situasi sosial.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Metode penelitian kualitatif dapat diartikan sebagai metode


penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme/enterpretif,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai
lawannya eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif/kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.

Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan


terhadap “masalah” yang dibawa oleh peneliti dalam penelitian. Yang
pertama masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak
awal sampai akhir penelitian sama. Yang kedua “masalah” yang
dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu
memperluas atau memperdalam masalah yang telah disiapkan. Yang
ketiga “masalah” yang dibawa peneliti setelah memasuki lapangan
berubah total, sehingga harus “ganti” masalah. Dalam institusi
tertentu, judul yang diganti ini sering mengalami kesulitan
administrasi. Oleh karena itu institusi yang menangani penelitian
kualitatif, harus mau dan mampu menyesuaikan dengan karakteristik
masalah kualitatif ini.

Salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kuantitatif adalah


bahwa gejala dari suatu objek itu sifat tunggal dan parsial. Dengan demikian
berdasarkan gejala tersebut peneliti kuantitatif dapat menemukan variabel –
variabel yang akan di teliti. Dalam pandangan penelitian kualitatif, gejala itu
bersifat holistic (Menyeluruh tidak dapat di pisah-pisahkan), sehingga peneliti
kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel
penelitian, tetapi keseluruhan situasi sosial yang diteliti yang meliputi aspek
tempat (place), pelaku (actor) dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara
sinergis.

Dalam penelitian kualitatif, pertanyaan penelitian tidak


dirumuskan atas dasar definisi operasional dari suatu variabel
penelitian. Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan
maksud untuk memahami gejala yang kompleks, interaksi sosial yang
terjadi, dan kemungkinan ditemukan hipotesis atau teori baru.

Judul dalam penelitian kualitatif pada umumnya disusun


berdasarkan masalah yang telah ditetapkan. Dengan demikian judul
penelitiannya harus sudah spesifik dan mencerminkan permasalahan
dan variabel yang akan diteliti.

Dalam penelitian kualitatif, karena permasalahan yang dibawa


oleh peneliti masih bersifat sementara, maka teori yang digunakan
dalam penyusunan proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat
sementara, dan akan berkembang setelah peneliti memasuki
lapangan atau konteks sosial.

3.2. Saran
Demikian pokok bahasan makalah mengenai Masalah, Fokus,
Judul Penelitian, dan Teori Dalam Penelitian Kualitatif yang dapat
kami paparkan, besar harapan kami makalah ini dapat bermanfaat
untuk kalangan banyak. Karena keterbatasan pengetahuan dan
referensi, penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan
agar makalah ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang
akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta. (hlmn 347-362).

Anda mungkin juga menyukai