Disusun Oleh:
Agung Tri Sabdono (17230095)
Ali Romadhon (17230098)
Muhammad Saiffullah (17230067)
Banda Putra Pamungkas (17230079)
Isnan Shaffan Firdaus (17230066)
Wildan Maulana (17230105)
Riko Mahardika (17230056)
Mukhammad Indra Riza P (17230087)
Sintya Defini Nilamsari (17230055)
Jeremia Fernando (17230082)
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu
dan selalu memotivasi serta memberi semangat pada penulis untuk menyelesaikan
laporan ini. Penulis menyadari bahwa laporan ini pasti masih sangat jauh dari
yang namanya kesempurnaan, dan tidak menutup kemungkinan bahwa masih
banyak terdapat kekurangan dalam laporan atau tulisan ini.
Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan, sehingga tulisan ini akan menjadi lebih baik nantinya. Penulis
berharap semoga tulisan ini bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya. Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................i
Halaman Pengesahan.....................................................................................................ii
Kata Pengantar ............................................................................................................iii
Daftar Isi ......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................
A.
Latar Belakang ......................................................................................................
B. Tujuan Kegiatan.....................................................................................................
C. Rumusan Kegiatan .......................................................................................................
D. Manfaat .................................................................................................................
BAB II ISI.......................................................................................................................
A. Kegiatan di Objek Studi.........................................................................................
1. IKIP PGRI BALI..............................................................................................
2. Tari Kecak........................................................................................................
3. Joger.................................................................................................................
4. GREEN SCHOOL BALI.......................................................................................
B. Kegiatan di Objek Wisata.......................................................................................
1. Wisata Pura Tanah Lot.........................................................................................
2. Pantai Kuta...........................................................................................................
3. Pantai Pandawa....................................................................................................
4. Bedugul................................................................................................................
5. Pusat Oleh-Oleh Krisna.......................................................................................
6. Pusat Oleh-Oleh Dewata......................................................................................
BAB III PENUTUP .......................................................................................................
A. Kesimpulan ...........................................................................................................
B. Saran.......................................................................................................................
BAB AKHIR ..................................................................................................................
DAFTAR PUSAKA.........................................................................................................
LAMPIRAN....................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemberian kuliah bagi para mahasiswa tidak hanya dalam bentuk materi
semata dan dalam lingkup kampus, tetapi juga perlu adanya kegiatan yang
mengajak para mahasiswa terjun langsung dalam segala bidang yang sesuai
dengan disiplin studi yang tengah ditempuh. Selain sebagai upaya peningkatan
kompetensi mahasiswa, kegiatan tersebut juga sebagai kegiatan untuk
merefreshkan fikiran, sehingga mahasiswa tidak merasa sepaneng dalam
mengikuti kegiatan perkuliahan. Maka dari itu, universitas mengeluarkan
kebijakan mengenai kegiatan tersebut untuk dilaksanakan oleh setiap program
studi. Kegiatan tersebut sering disebut dengan istilah Kuliah Kerja Lapangan
(KKL).
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) merupakan kuliah langsung praktik di
lapangan yang sesuai dengan keahlian bidang ilmu yang dituntut. Diprogram studi
PJKR ini mahasiswa di wajibkan untuk mengikuti kegiatan Kuliah Kerja
Lapangan (KKL), mahasiswa dituntut untuk menyelesaikan tugas dan laporan
hasil kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL).
Tujuan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah di Bali yang dipilih
karena memiliki lingkungan dan budaya yang sangat baik dan juga ada study
banding ke UNIVERSITAS PGRI BALI dan juga GREEN SCHOOL kita disana
untuk mencari pengalaman dan juga mencari inovasi – inovasi baru serta
meningkatkan wawasan kita tentang praktik lapangan sebagai referensi tambahan
mata kuliah sarana dan prasarana, pengetahuan mengenai olahraga pariwisata,
olahraga rekreasi, olahraga berbasis wirausaha serta olahraga prestasi.
B. Tujuan
Secara umum tujuan KKL adalah menambah wawasan pengalaman dan
pengetahuan perkembangan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan
pertahanan keamanan di masyarakat. Selain itu juga menambah pengetahuan
mahasiswa dalam studi eksplorasi berbasis entrepreneurship, fasilitas
keolahragaan dan alam. Sedangkan tujuan khusus yang ditetapkan oleh Program
Studi antara lain:
1. Mengembangkan wawasan dan pengetahuan tentang Keolahragaan
baik dibidang pengembangan keolahragaan maupun perkembangan
olahraga di IKIP PGRI Bali.
2. Menganalisa fasilitas sarana dan prasarana olahraga diperoleh melalui
observasi di lapangan khususnya pada studi banding di IKIP PGRI
Bali. KKL PJKR 2019.
3. Mengembangkan karakter kebersamaan melalui invitasi berbagai
macam olahraga.
4. Seminar bersama guna menambah wawasan mahasiswa mengenai
olahraga pariwisata dan olahraga rekreasi.
5. Mengenal sekolah alam atau sekolah berbasis alam dan merasakan
suasana akademik di alam dan menerapkannya di pendidikan jasmani.
C. Rumusan Kegiatan
Objek yang kita kunjungi :
1. IKIP PGRI BALI
2. The Green School
3. Tanah Lot
4. Joger
5. Pantai Kuta
6. Pantai Pandawa dan Tari kecak
7. Pusat oleh-oleh Kresna
8. Dewata
D. Manfaat Kegiatan
1. Bagi Penulis
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini mejadi salah satu media
pembelajaran untuk mengetahui kesesuaian antara teori yang telah
didapatkan penulis di bangku kuliah dengan praktek di lapangan.
Terlepas dari itu semua tentunya penulis mendapatkan pengetahuan dan
pengembangan wawasan dalam melatih mental serta komunikasi untuk
berinteraksi langsung dan menambah pengalaman.
2. Bagi Mahasiswa
Kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ini menjadi salah satu cara bentuk
pengajaran supaya meningkatkan pengalaman kerja sama,
kepemimpinan, dan kedisiplinan untuk menjalani pekerjaan kelak.
Selain dari itu dapat dijadikan sebagai sarana dan penelitian yang
sekiranya dapat dikembangkan oleh mahasiswa.
3. Bagi Universitas
Laporan ini dapat digunakan sebagai bahan tambahan untuk
informasi atau sebagai referensi bagi pembaca, sekaligus sebagai acuan
untuk bahan pembelajaran kedepan.
BAB II
ISI
Kunjungan studi pertama kami di Bali adalah di IKIP PGRI Bali pada hari
ke-3, Jumat, 22 Februari 2019. Kami berangkat dari hotel NEO pukul 07.30
WITA dan sekitar pukul 08.00 WITA kami telah sampai di sana.
Kedatangan kami di IKIP PGRI Bali disambut hangat oleh pihak Dosen dan
Mahasiswa Fakultas FIK yang telah menanti kehadiran kami. Disana kami ada
yang mendengarkan seminar dan ada juga yang melihat pertandingan futsal
antara Upgris dengan Ikip Pgri. Pertandingan sangat memukau terjadi saling
serang dan perlawanan yang ketat dari kedua tim yang membuat permainan
semakin seru untuk ditonton, Gol pembuka dicetak oleh pemain Upgris dan
kemenangan diraih tim Futsal UPGRIS dengan skor IKIP PGRI BALI 2-5
Universitas PGRI Semarang. Kebetulan kelompok kami mendapatkan tugas
untuk menonton dan menjadi suporter, pertandingannya cukup seru para pemain
saling berbalas serangan namun Upgris masih cukup tangguh untuk tim Ikip Pgri.
C. Tanah Lot
Pura Tanah Lot adalah sebuah objek wisata di Bali, disini ada dua Pura
yang terletak diatas batu besar. Satu terletak di atas bongkahan batu dan satunya
terletak diatas tebing mirip dengan Pura Uluwatu. Pura Tanah Lot ini merupakan
bagian dari pura Dang Kahyangan.Pura Tanah Lot merupakan Pura laut tempat
pemujaan dewa-dewa penjaga laut. Tanah Lot terkenal sebagai tempat yang indah
untuk melihat matahari terbenam.
Kunjungan kami di Pura Tanah Lot ini di hari pertama setelah dari rumah makan,
disini berisi dua Pura dan pantai yang sangat indah banyak turis dan wisatawan
lokal mengunjungi tempat ini baik untuk pemujaan maupun berwisata foto.
Durasi kami disini sangat singkat karena masih ada destinasi wisata lain nya yang
harus dikunjungi.
D. Joger
1. Sejarah Joger Bali
Joger Pabrik Kata Kata dulu bernama Art & Batik Shop Joger dan
memiliki konsep toko dan galeri. Awalnya joger memiliki toko di Jalan
Sulawesi No.37 Denpasar. Namun pindah ke tempat sekarang sejak tanggal
7 Juli 1987. Seiiring berjalannya waktu, Joger berkembang dan menjadi
salah satu sentra pusat oleh-oleh di Pulau Dewata.
Harga barang di Joger relatif masih terjangkau. Kaos oblong Jogee
dibanderol mulai harga Rp. 70.000 hingga Rp. 250.000. Barang lainnya
yakni gantungan kunci dibanderol Rp.4000 hingga Rp.8000, sedangkan
sandal Joger mulai Rp.12.000. setiap orang yang membeli oleh-oleh jogger
maksimal hanya bisa membeli 12 saja tidak diperbolehkan lebih dari itu
karena itu sudah menjadi hak patent dari perusahan dan pemiliknya.
E. Pantai Kuta
1. Sejarah Pantai Kuta
Pantai Kuta Bali sebelum menjadi objek wisata seperti yang kita kenal
sekarang, awalnya merupakan salah satu pelabuhan dagang di Pulau Bali
yang menjadi pusat pemasaran hasil-hasil bumi masyarakat pedalaman
dengan para pembeli dari luar. Dibukanya Pantai Kuta sebagai tempat
berlabuh tak lepas dari peranPatih Gajahmada. Patih Gajahmada dan
pasukannya dari kerajaan Majapahit pada sekitar abad-14 berlabuh di bagian
selatan pantai kuta yang kini lebih di kenal dengan nama Tuban. Lantaran
daerah ini cocok untuk tempat pelabuhan kapal, maka pelan-pelan kawasan
ini berubah menjadi kota pelabuhan kecil, dimana para warga pun menyebut
kawasan ini dengan nama Pantai Perahu. Pun pada abad ke-19, Mads Lange,
seorang pedagang asal Denmark, menetap dan mendirikan markas dagang di
Pantai Kuta. Menurut Horst Henry Geerken, dalam Kesaksian Seorang
Jerman di Indonesia 1963-1981, dari sini dia menjalankanperdagangan yang
sukses dengan pulau-pulau tetangga dan kapten –kapten kapal nelayan Eropa.
Melalui keterampilannya bernegosiasi, Mads Lange menjadi perantara
perdagangan antara raja-raja di Bali dengan Belanda. Selain urusan
perdagangan, Mads Lange juga melakukan upaya arbitraseantara Belanda
dan kerajaan-kerajaan Bali untuk menghindari konflik militer.
Pada perkembangannya, Pantai Kuta Bali mulai kondang setelah Hugh
Mahbettmenerbitkan buku berjudul“Praise to Kuta”. Buku tersebut berisi
ajakan kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan fasilitas pariwisata
demi menunjang perkembangan kunjungan wisata ke Pantai Kuta. Melalui
buku itu, wacana tentang pengembangan fasilitas pariwisata kian marak,
sehingga pembangunan penginapan, restoran, maupun tempat-tempat hiburan
makin meningkat.
Lambat laun ketika modernisasi mulai melanda Pulau Dewata, dan atas
saran dari beberapa pelaku pariwisata di Bali. Mereka me-refrensikan Pantai
Kuta sebagai pusat pariwisata dari Bali. Hal ditandai dengan banyaknya
bangunan hotel dan lokasinya dekat dengan Bandara yang telah di pindah
dari Kabupaten Singaraja menuju Bali Selatan. Bangunan hotel di sana
memiliki harga murah dan menyebabkan banyak wisatawan memilih untuk
tinggal di Pantai Kuta.
2. Keadaan pantai kuta
Kuta dengan Jalan Legian dan Jalan Pantai Kuta sebagai jalan utama
mentransformasikan diri menjadi “kampong metropolis”. Disebut kampong
karena dari sisi tata ruang, kuta tetaplah disebut kampong dengan pemukiman
penduduk yang padat. Rumah berdempetan dengan gang kecil yang sempit
dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua. Tetapi di Kuta orang bisa bertemu
dengan orang dari berbagai bangsa, dari Australia (terbanyak), Eropa,
Amerika, Afrika, dan Asia.
Petani dan nelayan di sisni sudah tidak ada. Kuta didominasi oleh hotel,
losmen, restoran, took souvenir, diskotik, bar, berbagai pusat perbelanjaan,
dan berbagai jenis sarana dan fasilitas pendukung pariwisata lainnya. Dengan
suasana kampung kental, sudah pasti Kuta memiliki karakter tamu tersendiri.
Para wisatawan rata-rata adalah mereka yang berkantung pas-pasan, senang
berpetualang, dan menyukai kehidupan malam. Di Kuta banyak penginapan
bertarif puluhan ribu. Berbeda dengan Nusa Dua yang serba mewah. Nusa
Dua merupakan kawasan hotel berbintang lima yang terisolir dari penduduk
sekitar. Tamu-tamunya dari kalangan atas dengan kantung tebal. Atau Sanur
yang disukai orang-orang yang ingin menikmati ketenangan. Di Sanur
kehidupan telah mati setelah pukul 10.00 malam, sebaliknya di Kuta
kehidupan dimulai saat itu.
3. Keunikan Pantai Kuta
Pantai Kuta atau juga dikenal pantai matahari terbenam (sunset beach)
adalah salah satu tempat obyek wisata Bali yang paling diminati oleh tamu
domestik maupun mancanegara tak terkecuali juga oleh masyarakat Bali
sendiri. Setiap hari sabtu dan minggu atau liburan panjang, pantai ini pasti
selalu dipadati oleh pengunjung lokal, domestik, maupun mancanegara.
Keunikan dari Pantai Kuta adalah sebagai berikut ;
1) Pantai Kuta berpasir putih. Sebagai orang awam, kita pasti tahu kalau
warna pasir itu pasti hitam. Tapi, yang ada di pantai Kuta tidak ada pasir yang
berwarna hitam melainkan berwarna putih. Pasir putih ini kalau diamati
secara seksama dibentuk oleh pecahan terumbu karang.
2) Pantai Kuta ombaknya besar dan anginnya kencang. Cocok sekali bagi
peselancar. Tapi biasanya keadaan seperti ini terjadi di siang hari.
3) Pantai Kuta bercuaca panas. Bagi para tamu wisatawan mancanegara
baik Eropa, Amerika, Australia, dan lain-lain sangat senang memanjakan
dirinya dengan berjemur di bibir pantai.
4) Pantai Kuta adalah habitatPenyu. Sebenarnya dulu pantai Kuta adalah
tempat hidup dan habitatnya hewan Penyu (kura-kura). Namun kini Penyu
diambang kepunahan, dan karenanya hewan ini sangat dilindungi dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 7 tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis
Tumbuhan dan Satwa, salah satunya melindungi semua jenis penyu. Juga
dilindungi oleh undang-undang internasional melalui The World
Conservation Union (IUCN).
a. Pantai Pandawa
terletak di desa Kutuh Kecamatan Kuta selatan , Kabupaten Badung
Bali, 3 km dari kawasan Wisata Nusa dua dan dan Pura Uluwatu untuk
menuju kawasan ini saat ini masih dalam perbaikan akses jalan menuju Pantai
pandawa karena kita akan melewati tebing batu kapur yang saat ini masih
dalam tahap perbaikan. selain penduduk lokal yang menjadikan Pantai
Pandawa ini sebagai tempat mereka bertani rumput laut. Pantai Pandawa
sendiri sudah dilengkapi dengan kedai makan dan minum untuk wisatawan
karena aktivitas yang biasa yang dilakukan adalah paragliding. Nama
Pandawa Beach sendiri diambil dari tokoh pewayangan karena pantai ini
setiap tahunnya dijadikan
sebagai tempat untuk melakukan upacara melasti.Di jalan menuju
pantai ini terdapat patung dari lima tokoh pewayangan Pandawa dan akan
menjadi salah satu daya tarik bagi wisatawan yang tidak saja gemar berwisata
di pantai ini akan tetapi bisa mengabadikan tokoh pewayangan ini.
Saat memasuki kawasan Pantai Pandawa kita akan disuguhkan oleh
tebing kapur di sisi kanan dan kiri jalan. Hal ini tentu membuat pengunjung
terkagum-kagum dan terpesona akan keindahan alamnya.Pantai dengan pasir
putih yang masih bersih ini cukup banyak pengunjungnya, terlebih wisatawan
asing yang sedang berjemur.
b. Tari kecak
1. Sejarah tari kecak
Tak diketahui secara pasti darimana tarian kecak berasal dan
dimana pertama kali berkembang, namun ada suatu macam kesepakatan
pada masyarakat Bali kecak pertama kali berkembang menjadi seni
pertujukan di Bona, Ganyar, sebagai pengetahuan tambahan kecak pada
awalnya merupakan suatu tembang atau musik yang dihasil dari
perpaduan suara yang membentuk melodi yang biasanya dipakai untuk
mengiringi tarian Sahyang yang disakralkan. Dan hanya dapat
dipentaskan di dalam pura. Kemudaian pada awal tahun 1930an astist
dari desa Bona, Gianyar mencoba untuk mengembangkan tarian kecak
dengan mengambil bagian cerita Ramayana yang didramatarikan
sebagai pengganti Tari Sanghyang yaitu tradisi tarian yang penarinya
akan berada pada kondisi tidak sadar, melakukan komunikasi dengan
Tuhan atau roh para leluhur dan kemudian menyampaikan harapan-
harapannya kepada masyarakat, sehingga tari ini akhirnya bisa
dipertontontan di depan umum sebagai seni pertunjukan.
Kecak (pelafalan: /'ke.tʃak/, secara kasar "KEH-chahk", pengejaan
alternatif: Ketjak, Ketjack, dan Ketiak), adalah pertunjukan seni
khas Bali yang diciptakan pada tahun 1930-andan dimainkan terutama
oleh laki-laki.
2. Gerak tari
Tarian ini dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari
laki-laki yang duduk berbaris melingkar dan dengan irama tertentu
menyerukan "cak" dan mengangkat kedua lengan, menggambarkan
kisah Ramayana saat
barisan kera membantu Rama melawan Rahwana.
Para penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-
kotak seperti papan catur melingkari pinggang mereka. Selain para
penari itu, ada pula para penari lain yang memerankan tokoh-tokoh
Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa.
a. Iringan musik
Iring-iringan lagu atau musik yang mengiringi tari Kecak selama
berlangsung diambil dari ritual tarian Sanghyang, yang tidak
menggunakan alat musik. Akan tetapi hanya menggunakan
kincringan yang dikenakan pada kaki atau tangan penari yang
memerankan tokoh-tokoh Ramayana.
Scene 2
Dikisahkan Sita telah berada di Kerajaan Alengka ditemani oleh
Trijata – kemenakan dari Rahawana yang ditugaskan untuk
menjaga Sita. Sita terlihat sedih menangisi nasib yang menimpanya
sanbil terus berharap Rama datang untuk menyelamatkannya.
Kemudian muncul Kera Putih – Hanoman. Pada awalnya Sita
mengira Hanoman ini juga merupakan penjelmaan Rahwana,
namun setelah Sang Hanoman menjelaskan bahwa dirinya adalah
utusan dari Raja Rama, serta menyerahkan cincin sebagai bukti.
Kemudian Sita memberikan bunga kepada Hanoman untuk
diserahkan kepada raja Rama. Sebelum meninggalkan kerajaan
Alengka Hanoman membakar taman dan beberapa tempat di
kerajaan Alengka sebagai pesan pada Rahwana bahwa Rama akan
datang untuk menyelamatkan Sita.
Scene 3
Peperangan dimulai, Rama dengan pelayannya bernama Tualen
serta tentara keranya tiba di Alengka untuk menyerang dan
menghancurkan kerajaan Rahwana. Pada awal pertempuran putra
Rahwana yang bernama Megananda serta pelayannya Delem
berhasil mengalahkan Mengikat Rama dengan kekuatan sihirnya
sehingga Rama serta anak buahnya tidak bisa bergerak dan
menjadi lemas. Kemudian Rama berdoa memohon kepada para
Dewata untu k menyelamatkannya, kemudian munculah seekor
burung garuda membantu Rama melepaskan diri dari sihir
Megananda.
Scene 4
Kemudian Rama beserta tentaranya kembali pulih seperti sedia
kala lalu Rama memerintahkan Raja Kera Sugria untuk melawan
Megananda, Pada scene ini para penari cak akan membentuk 2
kelompok satu kelompok menjadi tentara Megananda, satu
kelompok yang lain menjadi tentara Sugriwa. Dalam pertempuran
ini Sugriwa berhasil mengalahkan Megananda. Kemudian para
penari cak kembali menjadi satu kelompok.
Scene 5
Diceritakan bahwa Rahwana telah dapat dikalahkan dan Rama
berkumpul kembali dengan istrinya Sita. Pertemuan mereka ini
disaksikan oleh Laksamana, Sugriwa dan Hanoman.
4. Tempat sesajen
5. Topeng
6. Aksesoris lainya
Kini Krisna Bali telah hadir di 2 lokasi lain, yaitu di Jl. Nusa Kambangan
dan yang satu lagi sangat mudah dijangkau di Jl. Sunset Road, Legian. Kalau
lokasi di jl. Nusa Kambangan, cukup sulit akses ke sana karena sering macet,
jalan masuk juga tidak terlalu besar apalagi pakai bus. Krisna Bali memiliki
koleksi yang lengkap mulai dari T-shirt yang lengkap dengan motif-motif khas
Bali, souvenir, makanan dan lainnnya.
Fasilitas lain yang dimiliki Krisna Bali adalah ruang belanja yang
nyaman, food court, refresh area dan lain-lain. Lengkap kan? Buat yang nunggu
istri atau teman belanja, bisa menghabiskan waktu dengan makan dan minum
atau duduk-duduk santai.
H. Dewata
1. Sejarah Dewata