Anda di halaman 1dari 4

UNIVERSITAS PGRI SEMARANG

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUANSOSIAL


DANKEOLAHRAGAAN
Jl. Gajah Raya No. 40 Semarang, (024) 8316377 Semarang 8448217

USULAN TEMA SKRIPSI

Diajukan oleh:
Nama : Wildan Maulana
NPM : 17230105
Fakultas/Prodi : FPIPSKR/PJKR
Judul : Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning dan Model
Pembelajaran langsung untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
dalam Pembelajaran Bola Voli Teknik Dasar Passing Bawah di
SMP N 04 Ketanggungan-Brebes

Semarang, 07 Mei 2020

Pembimbing I Pembimbing II

Osa Maliki, S.Pd,. M.Pd Tubagus Herlambang, S.Pd., M.Pd


NPP. 148101425 NPP. 148601428

Mengetahui,
Ketua Program Studi PJKR

Galih Dwi Pradipta, S.Pd,. M.Or


NPP. 149001426
A. Latar Belakang
Pendidikan jasmani merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk mencapai
tujuan pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran
melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,
mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat, sikap sportif dan
kecerdasan emosi. Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan wahana pengembangan
motorik, pengetahuan dan penghayatan nilai-nilai moral yang bermuara pada pengembangan
jiwa peserta didik secara utuh. Isi dari pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan memuat
berbagai permainan olah gerak jasmani yang dapat merangsang peserta didik untuk menjadi aktif
dan kreatif sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan. Masa anakanak merupakan
masa dimana pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tubuhnya sedang berlang- sung dan
bersifat terpadu.
Konsep pendidikan Jasmani dahulu merupakan konsep yang bersifat otoriter, guru
merupakan sumber dari segala sesuatu yang berhubungan dengan pengajaran baik dari
pembuatan RPP dan Silabus serta dalam proses pembelajaran yang cenderung memaksa siswa
secara terus menerus yang dapat mengakibatkan siswa kurang aktif, kurang kreatif dan manjadi
lebih manja sehingga siswa tidak mandiri pada saat berada di tingkat yang lebih tinggi. Hal ini
juga dipengaruhi oleh sejarah pengembangan Pendidikan Jasmani di masa lampau.
Jika kita melihat pada perspektif sejarah, maka dapat dimaklumi bahwa kualitas
pendidikan jasmani di Indonesia dalam bentuknya yang sekarang. Melihat konteks sejarah
perkembangan pendidikan jasmani dan olahraga nasional kita, dapat diduga bahwa telah terjadi
perubahan anggapan Pendidikan jasmani di masa lalu, yang terjadi pada tahun 60-an. Kala itu,
para pendahulu bangsa kita mencoba memanfaatkan olahraga sebagai alat strategis dan sekaligus
politis untuk keluar dari rasa rendah diri sebagai bangsa yang baru merdeka setelah sekian abad
terjajah. Keyakinan yang berkembang adalah bahwa olahraga dapat menjadi bukti bahwa bangsa
kita memiliki potensi dan kemampuan yang sama dengan bangsa lain, yang ditunjukkan melalui
bisa berkiprahnya bangsa Indonesia dalam berbagai event olahraga regional dan internasional.
Anggapan tersebut pada akhirnya mempengaruhi keyakinan dalam pelaksanaan Pendidikan
Jasmani di Sekolah.
Konsep Pendidikan jasmani sekarang juga mengembangkan keterampilan gerak anak.
Selain itu peningkatan kecakapan gerak yang benar, efektif, dan otomatis dapat menunjang
kelancaran anak dalam kehidupan sehari-hari. Melalui standar kompetensi yang terdapat pada
pendidikan jasmani diharapakan anak didik memiliki tingkat kebugaran jasmani yang tinggi.
Materi-materi yang disajikan dalam pendidikan jasmani juga diharapkan dapat meningkatkan
kedisiplinan, penetapan tujuan yang realistis, kerjasama tinggi, jiwa kepemimpinan, melakukan
tindakan yang berguna, mengurangi stress, dan memperkuat hubungan antar teman pada peserta
didik. Aktivitas fisik yang dilakukan dalam penjasorkes juga betujuan untuk selalu menghindari
sikap atau tindakan yang ekstrim (moderat) pada anak didik.
Keberhasilan proses kegiatan belajar mengajar pada pembelajaran penjas dapat diukur dari
keberhasilan siswa yang mengikuti kegiatan tersebut. Keberhasilan itu dapat dilihat dari tingkat
pemahaman, penguasaan materi dan hasil belajar siswa. Semakin tinggi pemahaman, penguasaan
materi dan hasil belajar maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran.
Rendahnya hasil belajar pendidikan jasmani bergantung pada proses pembelajaran yang
dihadapi oleh siswa. Dalam pembelajaran penjas, guru harus menguasai materi yang diajarkan
dan cara menyampaikannya. Cara penyampaian pelajaran sering juga disebut model atau gaya
mengajar merupakan faktor yang penting diperhatikan oleh seorang guru.
Namun dari kenyataan diatas masih banyak guru penjas yang masih terbatas dalam
mengajar pembelajaran praktek penjas karena berbagai macam keterbatasan menyediakan sarana
yang menunjang dalam mata pelajaran penjas dan penggunaan model pembelajaran dalam
kegiatan proses belajar mengajar merupakan salah satu cara pendekatan yang bisa diharapakan
untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, yang terkadang pembelajaran penjas lebih
banyak melaksanakan secara teori dari pada pratek. Dengan demikian permasalahan berupa
rendahnya efektifitas belajar mengajar dalam kelas di SMP. Hal ini berkaitan dengan masih
ditemukannya keragaman masalah dalam pembelajaran penjas, yaitu tentang kelemahan guru
dalam mencari model atau gaya mengajar yang tepat, tentang keaktifan siswa dalam mengikuti
pembelajaraan masih kurang, para siswa jarang mengajukan pertanyaan, walaupun guru sering
meminta agar siswa bertanya jika ada hal-hal yang belum jelas, atau kurang faham, keaktifan
dalam mengerjakan soal-soal latihan pada proses pembelajaran juga masih kurang.
Sementara itu penyelenggaraan pendidikan jasmani di sekolah selama ini guru kurang
mampu dalam menyampaikan isi materi dan pelaksanaannya di lapangan. Kenyataan ini dapat
dilihat dilapangan melalui pengamatan– pengamatan yang dilakukan peneliti bahwa gurulah
yang mempunyai kuasa penuh dalam proses belajar mengajar kurang mempertimbangkan aspek
perkembangan psikomotor siswa.
Seiring dengan itu timbul suatu pertanyaan apakah tidak ada model yang bisa digunakan
dan diterapkan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelaksanaan pendidikan jasmani.
Sebagai seorang guru tentu saja harus berupaya mencari jalan keluar agar proses belajar
mengajar lebih bersifat inovatif. Selaku calon pendidik, penulis merasa perlu melakukan
penelitian untuk menemukan gaya mengajar yang lebih baik untuk digunakan dalam
mempelajari keterampilan gerak.
Model pembelajaran merupakan cara guru berinteraksi dengan siswa agar tujuan
pembelajaran dapat tercapai. Model pembelajaran memberikan andil yang sangat besar dalam
kegiatan belajar mengajar, karena penggunaan model pembelajaran yang tepat dan sesuai tentu
akan menghasilkan suatu kegiatan belajar dan mengajar yang efektif dan efisien, dan diharapkan
mencapai tujuan dengan yang diharapkan. Penggunaan model pembelajaran yang tepat dan
sesuai dengan kondisi dan suasana kelas serta dengan melakukan variasi pengajaran akan
meningkatkan motivasi belajar mengajar.

Dari masalah tersebut di atas maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Model Pembelajaran Discovery Learning dan Model Pembelajaran langsung untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Bola Voli Teknik Dasar Passing Bawah
di SMP N 04 Ketanggungan-Brebes”

Anda mungkin juga menyukai