Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATERI KEABSAHAN VALIDITAS DATA DAN TRANSFERABILITY

Mata Kuliah : Teknik Analisa Kualitatif

Dosen Pengampu :
Anggit Suko Rahajeng, S.T., M.T
Elin Diyah Syafitri, S.T., M.Sc
Farid Nurrahman, S.T., M.Sc
Dwiana Novianti Tufail, S.T., M.T

Disusun Oleh :
Arini Julia Pratiwi 08171005
Christ Febrilyan. C. N. F 08171007
Eka Vina Amalia Putri 08171015
Herita Devianti Sekar Arum 08171025
Khairi Ahza Hail Keliwar 08171033
Kiky Dellia Rachmanto 08171035
Muhammad Nur 08171049
Murfid Mursyidan 08171053
Sherly Suharto 08171071
Yuli Susanti 08171081

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
BALIKPAPAN
2019
KEABSAHAN VALIDITAS DATA DAN TRANSFERABILITY

1. Keabsahan/ Validitas data kualitatif


Menurut Fraenkel, validitas menunjukkan kesamaan, pengertian maupun penggunaan
masing-masing peneliti yang berbeda dalam mengumpulkan data. Sedangkan menurut Sugiyono,
validitas merupaan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya
yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Selanjutnya, Donald Ary, dkk., mengatakan bahwa validitas
menunjuk kepada sejauh mana suatu alat mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dari
ketiga pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa validitas terkait erat dengan derajat ketepatan,
antara data obyek sebenarnya dengan data penelitian yang ada di lapangan.
Data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antara data yang dilaporkan oleh peneliti
dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian. Jika ada laporan yang bebeda
dengan kondisi yang sesungguhnya, berarti hasil penelitian tersebut tidak bisa dikatakan valid.
Validitas dalam penelitian kualitatif menunjukkan sejauhmana tingkat interpretasi dan konsep-
konsep yang diperoleh memiliki makna yang sesuai antara peneliti dan partisipan. Dengan kata
lain, partisipan dan peneliti memiliki kesesuaian dalam mendeskripsikan suatu peristiwa
terutama dalam memaknai peristiwa tersebut.
Agar data dalam penelitian kualitatif dapat dipertanggungjawabkan sebagai penelitian
ilmiah perlu dilakukan uji keabsahan data. Adapun uji keabsahan data yang dapat dilaksanakan.
1. Credibility
Uji credibility (kredibilitas) atau uji kepercayaan terhadap data hasil penelitian yang
disajikan oleh peneliti agar hasil penelitian yang dilakukan tidak meragukan sebagai sebuah
karya ilmiah dilakukan.
a. Perpanjangan Pengamatan
Perpanjangan pengamatan dapat meningkatkan kredibilitas/ kepercayaan data. Dengan
perpanjangan pengamatan berarti peneliti kembali ke lapangan, melakukan pengamatan,
wawancara lagi dengan sumber data yang ditemui maupun sumber data yang lebih baru.
Perpanjangan pengamatan berarti hubungan antara peneliti dengan sumber akan
semakin terjalin, semakin akrab, semakin terbuka, saling timbul kepercayaan, sehingga
informasi yang diperoleh semakin banyak dan lengkap. Perpanjangan pengamatan untuk
menguji kredibilitas data penelitian difokuskan pada pengujian terhadap data yang telah
diperoleh. Data yang diperoleh setelah dicek kembali ke lapangan benar atau tidak, ada
perubahan atau masih tetap. Setelah dicek kembali ke lapangan data yang telah
diperoleh sudah dapat dipertanggungjawabkan/benar berarti kredibel, maka
perpanjangan pengamatan perlu diakhiri
b. Meningkatkan kecermatan dalam penelitian
Meningkatkan kecermatan atau ketekunan secara berkelanjutan maka kepastian data dan
urutan kronologis peristiwa dapat dicatat atau direkam dengan baik, sistematis.
Meningkatkan kecermatan merupakan salah satu cara mengontrol/mengecek pekerjaan
apakah data yang telah dikumpulkan, dibuat, dan disajikan sudah benar atau belum.
Untuk meningkatkan ketekunan peneliti dapat dilakukan dengan cara membaca
berbagai referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan dokumen-dokumen terkait
dengan membandingkan hasil penelitian yang telah diperoleh. Dengan cara demikian,
maka peneliti akan semakin cermat dalam membuat laporan yang pada akhirnya laporan
yang dibuat akan smakin berkualitas.
c. Triangulasi
Wiliam Wiersma (1986) mengatakan triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan
sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai waktu. Dengan
demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data, dan waktu
(Sugiyono, 2009:273).

2. Transferability
2.1 Definisi Transferability
Transferability atau Keteralihan merupakan validitas eksternal pada penelitian kualitatif.
Dapat terpenuhi dengan memberikan deskripsi secara rinci dan mendalam tentang hasil dan
konteks penelitian. Keteralihan bergantung pada kesamaan konsep antar konteks pengirim dan
penerima. Tujuan dari keteralihan ini agar orang lain dapat memahami hasil penelitian, maka
peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan
dapat dipercaya (Sugiyono, 2009:276). Prinsip transferability mengandung makna apakah hasil
penelitian ini dapat digeneralisasikan atau diaplikasikan pada situasi lain. Berkenaan dengan
hal ini hasil penelitian kualitatif tidak secara apriori dapat digeneralisasikan, kecuali situasi
tersebut memiliki karakteristik yang sama dengan situasi lapangan tempat penelitian. Dengan
demikian upaya untuk menstransfer hasil penelitian kualitatif pada situasi yang berbeda sangat
mungkin namun memerlukan penyesuaian menurut keadaan dan asumsi yang mendasarinya.

2.2 Cara Transferability


Seperti telah dikemukakan bahwa, transferability ini merupakan validitas eksternal dalam
penelitian kualitatif. Validitas eksternal menunjukkan derajad ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Transferability ini
merupakan validitas eksternal yang berkaitan dengan derajad kesepakatan atau diterapkannya
hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini berkenaan
dengan pertanyaan, hingga mana penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain.
Cara agar penelitian memiliki transferabilitas sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan
hasil penelitian tersebut, maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian
yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya. sehingga pembaca menjadi jelas atas hasil
penelitian yang diperoleh sehingga penelitian dapat di aplikasikan di tempat lain. Bila pembaca
laporan penelitian memperoleh gambaran yang sedemikian jelasnya "semacam apa" suatu hasil
penelitian dapat diberlakukan (transferability), maka laporan tersebut memenuhi standar
transferabilitas. Cara melakukan transferabilitas adalah dengan menerapkan penelitian dengan
penelitian lain yang memiliki situasi yang serupa di tempat lain (Sugiyono, 2009).

2.3 Metode Transferability


Menurut sanafiah faisal yang dikutip dari buku Sugiyono (2009: 277) mengungkapkan
bahwa nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga hasil penelitian dapat diterapkan
atau digunakan dalam situasi lain. Bagi peneliti naturalistik, nilai transfer bergantung pada
pemakai, hingga manakah hasil penelitian tersebut dapat digunakan dalam konteks dan situasi
lain. Apabila laporan penelitian dibaca maka akan diperoleh gambaran yang jelas. Suatu hasil
penelitian dapat diberlakukan, maka laporan penelitian tersebut telah memenuhi standar
transferability

2.4 Contoh Transferability


Transferability merupakan salah satu kriteria dalam mengetahui keabsahan data pada suatu
temuan dalam penelitian kualitatif. Transferability juga merupakan suatu validitas eksternal
yang terdapat dalam penelitian kualitatif untuk menunjukkan apakah suatu hasil dari penelitian
dapat diterapkan pada populasi tempat sampel di ambil maupun pada populasi lain. Salah satu
contoh dari transferability yaitu studi kasus “Tinjauan Interpretatif Terhadap Aspek-Aspek
Institusional dalam Implementasi Layanan Elektronik: Studi Kasus PT. XYZ”.
Pada kasus tersebut penelitian dilakukan untuk mengetahui bagaimana suatu organisasi
mengimplementasikan layanan elektronik untuk menghadapi berbagai tekanan institusional
yang ada. Kemudian, dalam penelitian lebih menekankan pada transferability karena
diharapkan temuan dapat digunakan pada organisasi yang berbeda. Oleh karena itu, peniliti
menjelaskan secara rinci dan sistematis serta memberikan penjelasan berdasarkan narasumber
atau informan yang memiliki keududukan tinggi pada perusahaan sehingga penelitian dapat
dipercaya dan dapat diimplementasikan pada organisasi lain yang serupa.

DAFTAR PUSTAKA
Alfiyanti, Yati. 2008. Validitas dan Realibilitas Dalam Penelitian Kualitatif. Jurnal Keperawatan
Indonesia, Volume 12, No. 2, (Hal 137-141).
Ary, Donald, Lucy Cheser Jacobs, dan Asghar Razavieh. 1982. Pengantar Penelitian dalam
Pendidikan. Terjemahan Arief Furchan. Surabaya : Usaha Nasional.
Darono, Agung, Lukito Edi Nugroho, Warsun Najib. 2013. Tinjauan Interpretatif Terhadap
Aspek- Aspek Institusional dalam Implementasi Layanan Elektronik: Studi Kasus PT.
XYZ. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.
Fraenkel, Jack. R., and Norman E. Wallen. 2012. How to Design and Evaluate Research in
Education 8th Edition. Boston: McGraw-Hill Higher Education.
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai