Anda di halaman 1dari 3

A.

Hakikat Ilmu dan Manfaat Pengetahuan dalam Islam


1. Pengertian Hakikat Ilmu pengetahuan
Secara etimologis hakikat berarti terang, yakin, dan sebenarnya. Dalam filsafat,
hakikat diartikan inti dari sesuatu, yang meskipun sifat-sifat yang melekat padanya dapat
berubah-ubah, namun inti tersebut tetap lestari. Contoh, dalam Filsafat Yunani terdapat nama
Thales, yang memiliki pokok pikiran bahwa hakikat segala sesuatu adalah air. Air yang cair
itu adalah pangkal, pokok, dan inti segalanya. Semua hal meskipun mempunyai sifat dan
bentuk yang beraneka ragam, namun intinya adalah satu yaitu air. Segala sesuatu berasal dari
air dan akan kembali pada air. Istilah-istilah dalam bahasa inggris seperti
"substance" dan/atau "essence" yang keduanya menunjuk suatu “essential nature"
atau ultimate nature of a thing. Jadi bisa pula dipahami sebagai inti dasar atau inti terdalam
pada sesuatu.
Dalam bahasa Indonesia kata science (berasal dari bahasa latin dari kata Scio, Scire
yang berarti tahu) umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu
Pengetahuan, meskipun secara konseptual mengacu pada makna yang sama.[1]Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki dua pengertian[2] :
1. Ilmu Pengetahuan diartikan sebagai suatu pengetahuan tentang suatu bidang yang idisusun
secara bersistem menurut metode-metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerapkan
gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan)tersebut, seperti ilmu ihukum, ilmu pendidikan,
ilmu ekonomi dan sebagainya.
2. Ilmu pengetahuan diartikan sebagai pengetahuan atau kepandaian, tentang soal iiiiduniawi,
akhirat, lahir, batin, dansebagainya, seperti ilmu akhirat, ilmu akhlak, ilmu batin, ilmu sihir,
dan sebagainya.
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu merupakan kumpulan
pengetahuan yang di susun secara sistematis, dengan menggunakan metode-metode tertentu.
Ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat
metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk
karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu
pengetahuan adalah produk dari epistemologi.[3]
Daoed Joesoef menunjukkan bahwa pengertian ilmu mengacu pada tiga hal, yaitu:
produk-produk, proses,masyarakat. Ilmu pengetahuan sebagai Produk yaitu pengetahuan yang
telah diketahui dan diakui kebanarannya oleh masyarakat ilmuwan. Pengetahuan ilmiah dalam
hal ini terbatas pada kenyataan-kenyataan yang mengandung kemungkinan untuk disepakati
dan terbuka untuk diteliti, diuji, dan dibantah oleh seseorang. Ilmu pengetahuan
sebagai Proses artinya kegiatan kemasyarakatan yang dilakukan demi penemuan
dan pemahaman dunia alami sebagaimana adanya, bukan sebagaimana yang kita kehendaki.
Metode ilmiah yang khas dipakai dalam proses ini adalah analisis rasional, objektif, sejauh
mungkin impersonal dari masalah-masalah yang didasarkan pada percobaan dan data yang
dapat diamati. Bagi Thomas Khun normal science adalah ilmu pengetahuan dalam artian
proses. Ilmu pengetahuan sebagai Masyarakat artinya dunia pergaulan yang tindak-
tanduknya, perilaku dan sikap sertatutur katanya diatur oleh empat ketentuan (imperative)
yaitu universalisme, komunalisme, tanpa pamrih (disinterstedness), dan skeptisisme yang
teratur.[4]
Mohammad Hatta mengartikan ilmu pengetahuan ialah pengetahuan yang teratur
tentang pekerjaan umum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun
menurut kedudukannya tampak dari luar, maupun bangunannya dari dalam. R.B.S.
Fudyartanta, seorang sarjana psikologi mengartikan ilmu pengetahuan susunan yang
sistematis daripada kenyataan-kenyataan ilmiah mengenai sesuatu obyek atau masalah yang
diperoleh dari pemikiran yang runtut.[5]
Sedangkan menurut Karl Pearson pengarang karya Grammar of Science, ilmu
pengetahuan ialah lukisan atau keterangan yang lengkap dan konsisten tentang fakta
pengalaman dengan istilah yang sederhana). Selain itu, Ralph Ross dan Ernest Van Den Haag
mengartikan ilmu pengetahuan yaitu yang empiris, rasional, umum dan bersusun, yang
keempatnya serentak.
Dari keterangan-keterangan para ahli tentang ilmu pengetahuan, dapat disimpulkan
bahwa ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang mempunyai ciri, tanda dan syarat tertentu
yaitu sistematis, rasional, empiris, umum dan komulatif (bersusun timbun) serta lukisan dan
keterangan yang lengkap dan konsisten mengenai hal-hal yang di studinya dalam ruang dan
waktu sejauh jangkauan pemikiran dan pengindraan manusia.
http://menzour.blogspot.com/2018/05/makalah-hakikat-ilmu-pengetahuan-dalam.html

2. Manfaat Ilmu dalam Pandangan Islam


Inilah sebabnya mengapa Islam sangat mementingkan pengetahuan dan pendidikan. Ketika
Quran mulai diwahyukan, kata pertama dari ayat pertamanya adalah ‘Iqra’ yaitu, baca. Allah
berfirman, (apa artinya):

“Baca! Dalam nama Tuhanmu yang telah menciptakan (semua yang ada) Dia telah
menciptakan manusia dari bekuan darah (sepotong darah tebal yang terkumpul) Baca dan
Tuhanmu yang paling banyak Dosa yang mengajar (yang menulis) oleh pena Dia telah
mengajarkan manusia yang tidak dia ketahui ” [Qur’an, 96: 1-5].
Berikut manfaat menuntut ilmu dalam pandangan islam yaitu:

1. Mengenalkan Dirinya Pada Dunia Luar


2. Titik Awal dari Setiap Kehidupan Manusia
3. Memperoleh Kemuliaan
4. Memperoleh Kesejahteraan
5. Memperoleh Kebijaksanaan
6. Mengetahui Bahwa Allah Maha Besar
7. Mengajarkan Untuk Bersyukur
8. Mengamati Ciptaan Allah
9. Menularkan Ilmu Bermanfaat
10. Berguna Bagi Sesama
Pendidikan merupakan titik awal dari setiap aktivitas manusia. Allah menciptakan manusia
dan memberinya alat untuk memperoleh pengetahuan, yaitu pendengaran, penglihatan dan
kebijaksanaan. Allah berfirman (maksudnya):

“Dan Allah telah membawa kamu keluar dari rahim ibumu saat kamu tidak tahu apa-apa.
Dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati yang bisa kamu syukuri (kepada
Allah)” [Qur’an, 16: 78].
Orang yang berpengetahuan dihargai dengan baik dalam banyak riwayat nubuat seperti cara
menangkal ilmu hitam dalam islam.
Misalnya Alqur’an berulang kali meminta kita untuk mengamati bumi dan langit. Ini
menanamkan pada manusia keinginan untuk belajar ilmu alam juga. Semua kitab Hadits
memiliki satu bab tentang pengetahuan.

Di Saheeh Al-Bukhari ada sebuah bab berjudul “Keutamaan seseorang yang memperoleh
pembelajaran dan mengajarkan hal itu kepada orang lain.” Islam memanggil kita untuk
mempelajari segala macam pengetahuan yang bermanfaat seperti keutamaan ilmu dalam
islam. Cabang pengetahuan bervariasi dalam status, yang tertinggi adalah pengetahuan
tentang Syariat (Hukum Islam), maka bidang pengetahuan lainnya, seperti kedokteran, dll.
https://dalamislam.com/dasar-islam/manfaat-ilmu-dalam-pandangan-islam

Anda mungkin juga menyukai