Oleh
Sofan Irawan (1713021053)
Fitria Sari (1813021013)
Rosi Rosalena (1813021040)
Citra Verama Putri (1813021043)
Berlian Virera S (1813021055)
Dosen pengampu:
Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd.
Mella Triana, S.Pd.,M.Pd.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Jenis-Jenis Penelitian”
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah metodologi penelitian pendidikan matematika. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd. dan
Ibu Mella Triana, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen mata kuliah metodologi penelitian
pendidikan matematika yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan laporan ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................... ii
I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 2
II. PEMBAHASAN................................................................................... 3
A. Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsinya............................................ 3
B. Jenis Penelitian Berdasarkan Sifat Permasalhannya ......................... 9
C. Penelitian Kuantitatif ......................................................................... 11
D. Penelitian Kualitatif .......................................................................... 16
III. PENUTUP........................................................................................... 28
A. Kesimpulan........................................................................................ 28
B. Saran................................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 29
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penelitian atau riset adalah terjemahan dari bahasa Inggris research, yang
merupakan gabungan dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Beberapa
sumber lain menyebutkan bahwa research adalah berasal dari bahasa Perancis
recherche.Intinya hakekat penelitian adalah “mencari kembali”. Penelitian
merupakan suatu kegiatan penyelidikan dan pencarian fakta-fakta dari sebuah
realita yang bertujuan untuk mengeksplorasi, mengembangkan, dan atau menguji
serta membandingkan sebuah teori atau pengetahuan sehingga dapat menentukan
konsep yang paling tepat sebagai solusi pemecahan masalah yang ada.
Penelitian dapat dilakukan di segala bidang study ilmiah, baik ilmu statis maupun
dinamis. Penelitian pada dasarnya adalah salah satu tugas dan tanggung jawab
mahasiswa untuk memeperbaiki dan mengembangkan berbagai sistem di
Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu
pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Penelitian dapat digolongkan ke dalam
beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, antara lain berdasarkan fungsi
dan berdasarkan tujuan, berdasarkan sifat permasalahannya. Jenis penelitian
sangat beragam macamnya, disesuaikan dengan cara pandang dan dasar untuk
memberikan klasifikasi akan jenis penelitian tersebut.
2. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis penelitian berdasarkan fungsinya?
2. Apa saja jenis penelitian berdasarkan sifat permasalahannya?
3. Apa itu penelitian Kuantitatif
2
C. Manfaaat Penulisan
1. Untuk mengetahui jenis penelitian berdasarkan fungsinya.
2. Untuk Mengetahui jenis penelitian berdasarkan sifat permasalahannya.
3. Untuk mengetahui pengertian dari penelitian Kuantitatif.
4. Untuk mengetahui pengertian dari penelitian Kualitatif.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Ilmu-ilmu dasar baik dalam bidang sosial maupun eksakta dikembangkan melalui
penelitian dasar, sedangkan penelitian terapan menghasilkan ilmu-ilmu terapan
(kedokteran, teknologi, pendidikan). Penelitian terapan dilakukan dengan
memanfaatkan ilmu dasar. Penelitian dasar (basic research) adalah penelitian yang
dilakukan dengan tujuan untuk pengembangan teori-teori ilmiah atau prinsip-
prinsip yang mendasar dan umum dari bidang ilmu yang bersangkutan. Penelitian
terapan (applied research) ditujukan untuk menemukan teori-teori atau prinsip-
prinsip yang mendasar dan umum dari masalah yang dikaji sehingga dapat
memecahkan/mengatasi suatu masalah serta masalah-masalah lain yang tergolong
dalam tipe yang sama. Penelitian evaluatif (evaluation research) dimaksudkan
untuk menilai suatu program atau kegiatan tertentu pada suatu lembaga. Penelitian
evaluatif dapat digunakan untuk menilai manfaat, kegunaan, atau kelayakan suatu
kegiatan/program tertentu. Pembahasan berikut ini ditekankan pada gambaran
umum yang dapat membedakan ketiga jenis penelitian.
5
1. Penelitian Dasar
Penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitian murni (pure research) atau
penelitian pokok (fundamental research) adalah penelitian yang diperuntukan bagi
pengembangan suatu ilmu pengetahuan serta diarahkan pada pengembangan teori-
teori yang ada atau menemukan teori baru. Peneliti yang melakukan penelitian
dasar memiliki tujuan mengembangkan ilmu pengetahuan tanpa memikirkan
pemanfaatan secara langsung dari hasil penelitian tersebut. Penelitian dasar justru
memberikan sumbangan besar terhadap pengembangan serta pengujian teori-teori
yang akan mendasari penelitian terapan.
Tingkat generalisasi hasil penelitian dasar bersifat abstrak dan umum serta berlaku
secara universal. Penelitian dasar tidak diarahkan untuk memecahkan masalah
praktis akan tetapi prinsip-prinsip atau teori yang dihasilkannya dapat mendasari
pemecahan masalah praktis. Dengan kata lain, hasil penelitian dasar dapat
mempengaruhi kehidupan praktis. Contoh penelitian dasar yang terkait erat
dengan bidang pendidikan adalah penelitian dalam bidang psikologi, misalnya
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perikalu manusia.
Hasil penelitian tersebut sering digunakan sebagai landasan dalam pengembangan
sikap untuk merubah perilaku melalui proses pembelajaran/pendidikan.
2. Penelitian Terapan
Penelitian ini menguji manfaat dari teori-teori ilmiah serta mengetahui hubungan
empiris dan analisis dalam bidang-bidang tertentu. Implikasi dari penelitian
terapan dinyatakan dalam rumusan bersifat umum, bukan rekomendasi berupa
tindakan langsung. Setelah sejumlah studi dipublikasikan dan dibicarakan dalam
periode waktu tertentu, pengetahuan tersebut akan mempengaruhi cara berpikir
dan persepsi para praktisi. Penelitian terapan lebih difokuskan pada pengetahuan
teoretis dan praktis dalam bidang-bidang tertentu bukan pengetahuan yang bersifat
universal misalnya bidang kedokteran, pendidikan, atau teknologi. Penelitian
terapan mendorong penelitian lebih lanjut, menyarankan teori dan praktek baru
serta pengembangan metodologi untuk kepentingan praktis.
Penelitian terapan dapat pula diartikan sebagai studi sistematik dengan tujuan
menghasilkan tindakan aplikatif yang dapat dipraktekan bagi pemecahan masalah
tertentu. Hasil penelitian terapan tidak perlu sebagai suatu penemuan baru tetapi
meupakan aplikasi baru dari penelitian yang sudah ada (Nazir, 1985). Akhir-akhir
ini, penelitian terapan telah berkembang dalam bentuk yang lebih khusus yaitu
penelitian kebijakan (Majchrzak, 1984). Penelitian kebijakan berawal dari
permasalahan praktik dengan maksud memecahkan masalah-masalah sosial. Hasil
penelitian biasanya dimanfaatkan oleh pengambil kebijakan.
3. Penelitian Evaluatif
Makna evaluatif menunjuk pada kata kerja yang menjelaskan sifat suatu kegiatan,
dan kata bendanya adalah evaluasi. Penelitian evaluatif menjelaskan adanya
kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi terhadap sesuatu objek, yang
biasanya merupakan pelaksanaan dan rencana. Jadi yang dimaksud dengan
penelitian evaluatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi tentang apa yang terjadi, yang merupakan kondisi nyata mengenai
keterlaksanaan rencana yang memerlukan evaluasi. Melakukan evaluasi berarti
menunjukkan kehati-hatian karena ingin mengetahui apakah implementasi
program yang telah direncanakan sudah berjalan dengan benar dan sekaligus
memberikan hasil sesuai dengan harapan. Jika belum bagian mana yang belum
sesuai serta apa yang menjadi penyebabnya.
Satu pengertian pokok yang terkandung dalam evaluasi adalah adanya standar,
tolok ukur atau kriteria. Mengevaluasi adalah melaksanakan upaya untuk
mengumpulkan data mengenai kondisi nyata sesuatu hal, kemudian dibandingkan
dengan kriteria agar dapat diketahui kesenjangan antara kondisi nyata dengan
kriteria (kondisi yang diharapkan). Penelitian evaluatif bukan sekedar melakukan
evaluasi pada umumnya. Penelitian evaluatif merupakan kegiatan evaluasi tetapi
mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku bagi sebuah penelitian, yaitu persyaratan
keilmiahan, mengikuti sistematika dan metodologi secara benar sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.
2. Penelitian Deskriptif
Bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, dan sifat-sifat populasi daerah tertentu. Apabila, diambil
beberapa sampelnya saja, diseebut survey deskriptif.
Contoh:
Studi tentang kebutuhan pendidikan keterampilan di Daerah X.
Survey Pendapat Umum Tentang Sikap Berhemat Masyarakat.
Penelitian Tentang Daya Serap Siswa SMA dalam Pelajaran X.
5. Penelitian Eksperimen
Bertujuan utnuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat dengan cara
mengenakan kepada suatu atau lebih kondisi perlakukan dan membandingkan
hasilnya dengan sssuatu atau lebih kelompok kontrol.
Contoh: Eksperimen tentang gejala-gejala
8. Penelitian Korelasional
C. Penelitian Kuantitatif
Bryman (2005)
Proses penelitian kuantitatif dimulai dari teori, hipotesis, desain penelitian,
memilih subjek, mengumpulkan data, memproses data, menganalisa data, dan
menuliskan kesimpulan.
Suriasumantri (2005)
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan kajian
pemikiran yang sifatnya ilmiah.Kajian ini menggunakan proses logico-
hypothetico-verifikatif pada langkah-langkah penelitian yang dilakukan.
Kasiram (2008)
Penelitian kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu proses menemukan
pengetahuan dengan menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk
menganalisis keterangan tentang apa yang ingin diketahui.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan baik dalam ilmu alam maupun ilmu
sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga
digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah
penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk
membedakannya dengan penelitian kualitatif.
Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang
dibutuhkan, serta alat pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa yang
telah direncanakan sebelumnya.
Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan
alat yang objektif dan baku.
Melibatkan penghitungan angka atau kuantifikasi data.
Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian, dalam
arti dirinya tidak terlibat secara emosional dengan subjek penelitian.
Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
Dalam analisis data, peneliti dituntut memahami teknik-teknik statistik.
Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks waktu
dan situasi.
Penelitian jenis kuantitatif disebut juga penelitian ilmiah.
1. Pendahuluan
Pendahuluan dalam riset kuantitatif umumnya berisi latar belakang penelitian.
Informasi dalam penelitian juga meliputi:
Rumusan masalah: Pada bagian ini peneliti menyatakan dengan
jelas apa masalah yang ingin diinvestigasi. Formulasi rumusan masalah
biasanya berbentuk kalimat tanya atau bisa juga pernyataan yang
mengandung pertanyaan. Rumusan masalah ketika diterjemahkan ke
dalam Bahasa Inggris adalah ”research question”, atau pertanyaan
penelitian.
Literature review: Peneliti me-review beberapa literatur akademik
yang dianggap relevan dengan topik, kemudian melakukan sintesis. Jika
perlu, peneliti mencatat literatur apa saja yang metodologinya mirip untuk
16
2. Metodologi
Pada bagian ini, Peneliti harus menjelaskan tujuan dari penelitiannya dan
bagaimana tujuan tersebut bisa dicapai. Penjelasan tentang metodologi yang
digunakan akan membantu pembaca melakukan penilaian terhadap kualitas
penelitiannya. Semakin detail informasi yang diberikan semakin baik. Bagian
metodologi juga meliputi:
Populasi dan sampling: Peneliti menjelaskan darimana
memperoleh data yang digunakan. Adakah data yang dibuang atau tidak
dilibatkan? Jika ada, mengapa?
Pengumpulan data: Peneliti mendeskripsikan proses pengumpulan
data dan mengidentifikasi variabel yang diukur. Perlu ditegaskan apakah
data yang diperoleh merupakan data yang sudah tersedia atau peneliti
mencari sendiri, misalnya dengan survei. Oleh karena tidak ada data set
yang sempurna, makan batasan atau limitasi dalam metode pengumpulan
data juga perlu dideskripsikan di sini.
Analisis data: Peneliti mendeskripsikan proses analisis data secara
jelas. Pada umumnya, deskripsi tentang teknik penghitungan statistik dan
software yang digunakan juga ditampilkan pada bagian ini.
D. Penelitian Kualitatif
17
Berdasarkan definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Metode Penelitian
Kualitatif merupakan metode penelitian yang dapat digunakn untuk
mengeksplorasi dan memahami makna yang berasal dari masalah-maslaah sosial
atau kemanusiaan.
18
Menurut Wihelm Wimbelband, seperti yang dikutip oleh Noeng Muhadjir, bahwa
tujuan penelitian kualitatif adalah menyusun bangunan dalam idiografik yaitu
upaya memberikan deskripsi atau human atau individual khusus, tidak ada
prestasi untuk mencari generalisasi, paling jauh memberi wawasan tentang
kemungkinan transferabilitas (Noeng Muhadjir, 1997:62).
Dalam penelitian kualitatif, model logika yang digunakan ialah pola pikir
produktif yaitu suatu cara yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
ilmiah yang bertolak dari pengamatan atas hal-hal yang atau masalah yang bersifat
khusus, kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum.
Desain yang cocok untuk penelitian kualitatif adalah desain yang berdasarkan
paradigma yang mampu untuk mengetahui makna apa yang ada dibalik data yang
dihadapi, baik dari segi ontology, epistimologi maupun aksiologi, dan ketiga-
tiganya harus relevan, karena setiap paradigma mempunyai pandangan tersendiri.
Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif diperlukan desain konseptualisasi
realitas empiric. Penelitian kualitatif digunakan untuk memahami, mencari makna
dibalik data, untuk menemukan kebenaran, baik empirik sensual, empiric logik
dan empiric etik. Oleh karena itu, diperlukan suatu model pendekatan yang
disebut dengan paradigma fenomenologis. Karena paradigma fenomenologis
mengharuskan meneliti dilatar yang alamiah, maka paradigma ini disebut juga
paradigm alamiah.
Analisis data dimulai sejak peneliti berada dilapangan, setelah tema hipotesis
sudah ditemukan peneliti. Analisis yang dilakukan lebih intensif, tema dan
hipotesis diperkaya, di perdalam dan lebih ditelaah lagi dengan
19
Dari uraian diatas dapat disimpulkan beberapa ciri –ciri penelitian kualitatif antara
lain:
1. Pengumpulan data dilakukan dalam latar yang wajar/alamiah (natural setting).
Peneliti kualitatif lebih tertarik menelaah fenomena sosial dan budaya dalam
suasana yang berlangsung secara wajar/alamiah, bukan dalam kondisi yang
terkendali ata laboratoris.
2. Peneliti merupakan instrument utama dalam pengumpulan datan
penginterprestasi data. Alat yang lain seperti angket, tes, film, pita rekaman
dan sebagainya, hanyalah sebagai alat bantu, kalau memang diperlukan, bukan
pengganti sebagai instrumen. Peneliti itu sendiri sebagai pengkonstruksi
realitas atas dasar pengalamannya.
3. Kebanyakan penelitian kualitatif sangat kaya dan sarat dengan deskripsi.
Peneliti yang terdorong untuk memahami fenomena secara menyeluruh
tentunya harus memahami segenap konteks dan melakukan analisis yang
holistik, yang tentu saja perlu di deskripsikan. laporan penelitian kualitatif,
biasanya juga berisi sintesis dan abtraksi kesimpulan.
4. Meskipun penelitian kualitatif sering memperhatikan hasil dan akibat dari
berbagai variabel yang sering membentuk fenomena secara simultan, namun
lebih lazim menelaah proses yang terjadi, termasuk didalamnya bagaimana
berbagai variable itu saling membentuk dan bagaiman orangnya saling
berinteraksi dalam latar alamiah yang menjadi medan penelitian.
20
11. Pada penelitian kualitatif, hasil temuan penelitian jarang dianggap sebagai
penemuan final sepanjang belum ditentukan bukti kuat yang tidak disanggah
melalui bukti penyangahan (Contary evidence) dari subyek penelitian. Bila
belum sampai ketingkat itu, penelitian kualitatif biasanya sekedar mengajukan
hipotesis yang belum secara final terbuktikan.
12. Pengambilan sampel biasanya dilakukan secara purporsif rasional (purporsive
sampling), disini peneliti harus dapat menjelaskan mengapa orang tertentu
yang dijadikan sampel serta mengapa latar tertentu yang di observasi. Tentu
saja tak semua keadaan dapat tercakup dalam sesuatu kegiatan penelitian.
Rancangan sampel probabilitas atau rancangan sampel statistic biasanya tidak
digunakan dalam penelitian kualitatif, meskipun tidak berarti menolaknya.
13. Baik data kuantitatif maupun data kualitatif dalam penelitian kualitatif sama-
sama digunakan. Penelitian kualitatif tidaklah menolak data yang menunjuk
pada “seberapa banyak” dari suatu obyek.
kompleks.
- Observasi, participant - Eksperimen survey,
Teknik observation. observasi terstruktur.
3.
Penelitian - Terutama wawancara - Wawancara
terbuka. terstruktur.
- Peneliti sebagai - Tes, angket,
instrumen (human wawancara dan skala.
Instrument
4. instrument). - Computer, kalkulator.
penelitian
- Buku catatan, tape
recorder.
- Deskriptif. - Kualitatif.
- Dokumen pribadi, - Hasil pengukuran
catatan lapangan, berdasarkan variabel
5. Data
ucapan responden, yang dioperasikan
dokumen, dll. dengan menggunakan
insttrumen.
- Kecil. - Besar.
- Tidak representative. - Representative.
- Purposive. - Sedapat mungkin
random.
- Pada tahap akhir
6. Sampel
setelah pengumpulan
data selesai.
- Deduktif.
- Menggunakan
statistic.
- Tema menems sejak - Pada tahap akhir
awal sampai akhir setelah pengumpulan
penelitian. data selesai.
7. Analisis
- Induktif. - Deduktif.
- Mencari pola. - Menggunakan
statistic
- Empati, akrab. - Berjarak sering tanpa
Hubungan - Kedudukan sama dan kontak langsung.
8. dnegan setara. - Hubungan antara
responden - Jangka lama. peneliti subyek.
- Jangka pendek.
- Singkat sedikit tanpa - Luas dan rinci banyak
literature. lieteratur yang
- Pendekatan secara berhubungan dengan
umum. masalah.
- Tidak ada hipotesis. - Prosedur yang
9. Usulan uraian
- Focus penelitian spesifik dan terinci
sering ditulis setelah langkah-langkahnya.
data. - Masalah diuraikan
dan ditujukan kepada
focus tertentu.
24
Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu
kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian
kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri
sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi;
pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang
yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara
akademik maupun logiknya (Sugiono,2009:305).
1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan
dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa
test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan
pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia
dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan
arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan
data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai
balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan.
7. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat
kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar
dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak
dihiraukan. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang
menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang lain,
bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan
dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.
26
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ditinjau dari segi tujuan umum dari pelaksaan penelitian, maka jenis penelitian
dapat terbagi menjadi penelitian eksplorasi, penelitian pengembangan dan
penelitian ferifikasi. Dan penelitian menurut tujuannya yaitu penelitian eksplorasi,
penelitian pengembangan dan penelitian verivikasi. Sedangkan menurut tingkat
eksplanasinya yaitu Penelitian ini sebenarnya dapat digolongkan pada peneliti
deskripsi, namun karena ada perbedaan yang spesifik maka dapat digolongkan
secara tersendiri. Jenis penelitian ini pada dasarnya merupakan penelitian yang
berusaha menggambarkan dan menerangkan tentang suatu gejala dan keadaan
yang diteliti seperti apa adanya dengan sekaligus menerangkan latar belakang
27
yang menimbulkan gejala dan keadaan tersebut. Dalam tingkat eksplanasi yaitu
terdapat beberapa tingkat deskripsi, komparatif, dan saosiatif.
Metode ini disebut metode konfirmatif, karena metode ini cocok digunakan untuk
pembuktian/konfirmasi. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistic.
Metode ini sering disebut sebagai metode kontruktive karena, dengan metode
kualitatif dapat ditemukan data-data yang berserakan, selanjutnya dikontruksi
dalam satu tema yang lebih bermakna dan mudah difahami.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Hardani, dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Mataram: CV.
Pustaka Ilmu Group.
Ilyas, Muhammad. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika.
Bandung: Pustaka Ramadhan.
Muhajirin, Maya Panorama. 2017. Pendekatan Praktis Metode Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif. Palembang: Idea Press Yogyakarta.
Mulyadi, Muhammad. 2011. Penelitian Kuantitatif dan Kualitati Serta Pemikiran
Dasar Menggabungkannya. Penelitian Kuantitatif, 15(1), 130 – 136.
Nugrahani, Farida. 2014. Metode Penelitian Kualitatif.
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://library.stiba.ac.id/uploaded_files/te
mporary/DigitalCollection/ZTAyMWVkYzVINTY4NWMyYWI1NjZhN
ThmNjlyOTYzZDg3YWUxYjdjNA%3D
%3D.pdf&ved=2ahUKEwiOp5fWuunvAhWxW3wKHeTQDc4QFjABeg
QIBBAC&usg=AOvVaw2ZzSG-CdTeLApq4GVy0TB0 (diakses pada
tanggal 06 April 2021).
29