Anda di halaman 1dari 32

JENIS-JENIS PENELITIAN

(Makalah Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika)

Oleh
Sofan Irawan (1713021053)
Fitria Sari (1813021013)
Rosi Rosalena (1813021040)
Citra Verama Putri (1813021043)
Berlian Virera S (1813021055)

Dosen pengampu:
Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd.
Mella Triana, S.Pd.,M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah “Jenis-Jenis Penelitian”
ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah metodologi penelitian pendidikan matematika. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Sri Hastuti Noer, M.Pd. dan
Ibu Mella Triana, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen mata kuliah metodologi penelitian
pendidikan matematika yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat
menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami
tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi
kesempurnaan laporan ini.

Bandar Lampung, 07 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR............................................................................... ii

DAFTAR ISI.............................................................................................. iii

I. PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan................................................................................ 2

II. PEMBAHASAN................................................................................... 3
A. Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsinya............................................ 3
B. Jenis Penelitian Berdasarkan Sifat Permasalhannya ......................... 9
C. Penelitian Kuantitatif ......................................................................... 11
D. Penelitian Kualitatif .......................................................................... 16

III. PENUTUP........................................................................................... 28
A. Kesimpulan........................................................................................ 28
B. Saran................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 29

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Penelitian atau riset adalah terjemahan dari bahasa Inggris research, yang
merupakan gabungan dari kata re (kembali) dan to search (mencari). Beberapa
sumber lain menyebutkan bahwa research adalah berasal dari bahasa Perancis
recherche.Intinya hakekat penelitian adalah “mencari kembali”. Penelitian
merupakan suatu kegiatan penyelidikan dan pencarian fakta-fakta dari sebuah
realita yang bertujuan untuk mengeksplorasi, mengembangkan, dan atau menguji
serta membandingkan sebuah teori atau pengetahuan sehingga dapat menentukan
konsep yang paling tepat sebagai solusi pemecahan masalah yang ada.

Penelitian dapat dilakukan di segala bidang study ilmiah, baik ilmu statis maupun
dinamis. Penelitian pada dasarnya adalah salah satu tugas dan tanggung jawab
mahasiswa untuk memeperbaiki dan mengembangkan berbagai sistem di
Indonesia, sebagaimana tercantum dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu
pendidikan, penelitian, dan pengabdian. Penelitian dapat digolongkan ke dalam
beberapa jenis berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, antara lain berdasarkan fungsi
dan berdasarkan tujuan, berdasarkan sifat permasalahannya. Jenis penelitian
sangat beragam macamnya, disesuaikan dengan cara pandang dan dasar untuk
memberikan klasifikasi akan jenis penelitian tersebut.

2. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis penelitian berdasarkan fungsinya?
2. Apa saja jenis penelitian berdasarkan sifat permasalahannya?
3. Apa itu penelitian Kuantitatif
2

4. Apa itu penelitian Kualitatif

C. Manfaaat Penulisan
1. Untuk mengetahui jenis penelitian berdasarkan fungsinya.
2. Untuk Mengetahui jenis penelitian berdasarkan sifat permasalahannya.
3. Untuk mengetahui pengertian dari penelitian Kuantitatif.
4. Untuk mengetahui pengertian dari penelitian Kualitatif.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Jenis Penelitian Berdasarkan Fungsinya

Berdasarkan fungsinya, penelitian dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu


penelitian dasar, penelitian terapan, dan penelitian evaluatif. Secara lebih luas,
perbedaan antara ketiga jenis penelitian tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut:

Dasar Terapan Evaluasi


Topik - Ilmu - Bidang - Pelaksanaan
Penelitian pengetahuan terapan: berbagai
eksakta, kedokteran, kegiatan,
perilaku, dan teknologi, program
sosial. pendidikan. pada suatu
lembaga.

Tujuan - Untuk menguji - Menguji - Mengukur


Penelitian teori, dalil, dn kegunaan teori manfaat,
prinsip dasar. dalam bidang sumbangan,
- Menentukan tertentu. dan kelayakan
hubungan - Menjelaskan program atau
empiric antara hubungan kegiatan
fenomena dan empiric dan tertentu.
generalisasi generalisasi
annalisis. analitis
diantara bidang
tertentu.

Tingkat - Abstrak, - Umum, terkait - Konkrit,


Generalisasi umum. dengan bidang spesifik dalam
Hasil tertentu. aspek tertentu.
Penelitian - Diterapkan
dalam praktek
pada bidang
tertentu.
4

Kegunaan - Menambahkan - Menambahka - Menambahka


Penelitian pengetahuan n pengetahuan n pengetahuan
dengan yang yang
prinsip-prinsip didasarkan didasarkan
dasar dan penelitian penelitian
hokum pada bidang tentang
tertentu. tertentu. praktek
- Mengembangk - Mengembang tertentu.
an metodologi kan penelitian - Mengembang
dan cara-cara dan kan penelitian
lebih lanjut. metodologi dan
dalam bidang metodologi
tertentu. tentang
praktek
tertentu.
- Landasan
dalam
pembuatan
keputusan
dalam
kegiatan/prakt
ek tertentu.

Ilmu-ilmu dasar baik dalam bidang sosial maupun eksakta dikembangkan melalui
penelitian dasar, sedangkan penelitian terapan menghasilkan ilmu-ilmu terapan
(kedokteran, teknologi, pendidikan). Penelitian terapan dilakukan dengan
memanfaatkan ilmu dasar. Penelitian dasar (basic research) adalah penelitian yang
dilakukan dengan tujuan untuk pengembangan teori-teori ilmiah atau prinsip-
prinsip yang mendasar dan umum dari bidang ilmu yang bersangkutan. Penelitian
terapan (applied research) ditujukan untuk menemukan teori-teori atau prinsip-
prinsip yang mendasar dan umum dari masalah yang dikaji sehingga dapat
memecahkan/mengatasi suatu masalah serta masalah-masalah lain yang tergolong
dalam tipe yang sama. Penelitian evaluatif (evaluation research) dimaksudkan
untuk menilai suatu program atau kegiatan tertentu pada suatu lembaga. Penelitian
evaluatif dapat digunakan untuk menilai manfaat, kegunaan, atau kelayakan suatu
kegiatan/program tertentu. Pembahasan berikut ini ditekankan pada gambaran
umum yang dapat membedakan ketiga jenis penelitian.
5

1. Penelitian Dasar

Penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitian murni (pure research) atau
penelitian pokok (fundamental research) adalah penelitian yang diperuntukan bagi
pengembangan suatu ilmu pengetahuan serta diarahkan pada pengembangan teori-
teori yang ada atau menemukan teori baru. Peneliti yang melakukan penelitian
dasar memiliki tujuan mengembangkan ilmu pengetahuan tanpa memikirkan
pemanfaatan secara langsung dari hasil penelitian tersebut. Penelitian dasar justru
memberikan sumbangan besar terhadap pengembangan serta pengujian teori-teori
yang akan mendasari penelitian terapan.

Penelitian dasar lebih diarahkan untuk mengetahui, menjelaskan, dan


memprediksikan fenomena-fenomena alam dan sosial. Hasil penelitian dasar
mungkin belum dapat dimanfaatkan secara langsung akan tetapi sangat berguna
untuk kehidupan yang lebih baik. Tujuan penelitian dasar adalah untuk menambah
pengetahuan dengan prinsip-prinsip dasar, hukum-hukum ilmiah, serta untuk
meningkatkan pencarian dan metodologi ilmiah (Sukmadinata, 2005).

Tingkat generalisasi hasil penelitian dasar bersifat abstrak dan umum serta berlaku
secara universal. Penelitian dasar tidak diarahkan untuk memecahkan masalah
praktis akan tetapi prinsip-prinsip atau teori yang dihasilkannya dapat mendasari
pemecahan masalah praktis. Dengan kata lain, hasil penelitian dasar dapat
mempengaruhi kehidupan praktis. Contoh penelitian dasar yang terkait erat
dengan bidang pendidikan adalah penelitian dalam bidang psikologi, misalnya
penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi sikap dan perikalu manusia.
Hasil penelitian tersebut sering digunakan sebagai landasan dalam pengembangan
sikap untuk merubah perilaku melalui proses pembelajaran/pendidikan.

2. Penelitian Terapan

Penelitian terapan atau applied research dilakukan berkenaan dengan kenyataan-


kenyataan praktis, penerapan, dan pengembangan ilmu pengetahuan yang
dihasilkan oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Penelitian terapan
6

berfungsi untuk mencari solusi tentang masalah-masalah tertentu. Tujuan utama


penelitian terapan adalah pemecahan masalah sehingga hasil penelitian dapat
dimanfaatkan untuk kepentingan manusia baik secara individu atau kelompok
maupun untuk keperluan industri atau politik dan bukan untuk wawasan keilmuan
semata (Sukardi, 2003). Dengan kata lain penelitian terapan adalah satu jenis
penelitian yang hasilnya dapat secara langsung diterapkan untuk memecahkan
permasalahan yang dihadapi.

Penelitian ini menguji manfaat dari teori-teori ilmiah serta mengetahui hubungan
empiris dan analisis dalam bidang-bidang tertentu. Implikasi dari penelitian
terapan dinyatakan dalam rumusan bersifat umum, bukan rekomendasi berupa
tindakan langsung. Setelah sejumlah studi dipublikasikan dan dibicarakan dalam
periode waktu tertentu, pengetahuan tersebut akan mempengaruhi cara berpikir
dan persepsi para praktisi. Penelitian terapan lebih difokuskan pada pengetahuan
teoretis dan praktis dalam bidang-bidang tertentu bukan pengetahuan yang bersifat
universal misalnya bidang kedokteran, pendidikan, atau teknologi. Penelitian
terapan mendorong penelitian lebih lanjut, menyarankan teori dan praktek baru
serta pengembangan metodologi untuk kepentingan praktis.

Penelitian terapan dapat pula diartikan sebagai studi sistematik dengan tujuan
menghasilkan tindakan aplikatif yang dapat dipraktekan bagi pemecahan masalah
tertentu. Hasil penelitian terapan tidak perlu sebagai suatu penemuan baru tetapi
meupakan aplikasi baru dari penelitian yang sudah ada (Nazir, 1985). Akhir-akhir
ini, penelitian terapan telah berkembang dalam bentuk yang lebih khusus yaitu
penelitian kebijakan (Majchrzak, 1984). Penelitian kebijakan berawal dari
permasalahan praktik dengan maksud memecahkan masalah-masalah sosial. Hasil
penelitian biasanya dimanfaatkan oleh pengambil kebijakan.

3. Penelitian Evaluatif

Penelitian evaluatif pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian terapan


namun tujuannya dapat dibedakan dari penelitian terapan. Penelitian ini
dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan suatu program, produk atau kegiatan
7

tertentu (Danim, 2000). Penelitian ini diarahkan untuk menilai keberhasilan


manfaat, kegunaan, sumbangan dan kelayakan suatu program kegiatan dari suatu
unit/ lembaga tertentu. Penelitian evaluatif dapat menambah pengetahuan tentang
kegiatan dan dapat mendorong penelitian atau pengembangan lebih lanjut, serta
membantu para pimpinan untuk menentukan kebijakan (Sukmadinata, 2005).
Penelitian evaluatif dapat dirancang untuk menjawab pertanyaan, menguji, atau
membuktikan hipotesis.

Makna evaluatif menunjuk pada kata kerja yang menjelaskan sifat suatu kegiatan,
dan kata bendanya adalah evaluasi. Penelitian evaluatif menjelaskan adanya
kegiatan penelitian yang sifatnya mengevaluasi terhadap sesuatu objek, yang
biasanya merupakan pelaksanaan dan rencana. Jadi yang dimaksud dengan
penelitian evaluatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan
informasi tentang apa yang terjadi, yang merupakan kondisi nyata mengenai
keterlaksanaan rencana yang memerlukan evaluasi. Melakukan evaluasi berarti
menunjukkan kehati-hatian karena ingin mengetahui apakah implementasi
program yang telah direncanakan sudah berjalan dengan benar dan sekaligus
memberikan hasil sesuai dengan harapan. Jika belum bagian mana yang belum
sesuai serta apa yang menjadi penyebabnya.

Penelitian evaluatif memiliki dua kegiatan utama yaitu pengukuran atau


pengambilan data dan membandingkan hasil pengukuran dan pengumpulan data
dengan standar yang digunakan. Berdasarkan hasil perbandingan ini maka akan
didapatkan kesimpulan bahwa suatu kegiatan yang dilakukan itu layak atau tidak,
relevan atau tidak, efisien dan efektif atau tidak. Atas dasar kegiatan tersebut,
penelitian evaluatif dimaksudkan untuk membantu perencana dalam pelaksanaan
program, penyempurnaan dan perubahan program, penentuan keputusan atas
keberlanjutan atau penghentian program, menemukan fakta-fakta dukungan dan
penolakan terhadap program, memberikan sumbangan dalam pemahaman suatu
program serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Lingkup penelitian evaluatif
dalam bidang pendidikan misalnya evaluasi kurikulum, program pendidikan,
pembelajaran, pendidik, siswa, organisasi dan manajemen.
8

Satu pengertian pokok yang terkandung dalam evaluasi adalah adanya standar,
tolok ukur atau kriteria. Mengevaluasi adalah melaksanakan upaya untuk
mengumpulkan data mengenai kondisi nyata sesuatu hal, kemudian dibandingkan
dengan kriteria agar dapat diketahui kesenjangan antara kondisi nyata dengan
kriteria (kondisi yang diharapkan). Penelitian evaluatif bukan sekedar melakukan
evaluasi pada umumnya. Penelitian evaluatif merupakan kegiatan evaluasi tetapi
mengikuti kaidah-kaidah yang berlaku bagi sebuah penelitian, yaitu persyaratan
keilmiahan, mengikuti sistematika dan metodologi secara benar sehingga dapat
dipertanggungjawabkan.

Sejalan dengan makna tersebut, penelitian evaluatif harus memiliki ciri-ciri


sebagai berikut (Arikunto, 2006):
1. Proses kegiatan penelitian tidak menyimpang dari kaidah-kaidah yang
berlaku bagi penelitian ilmiah pada umumnya.
2. Dalam melaksanakan evaluasi, peneliti berpikir sistemik yaitu memandang
program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dan beberapa
komponen atau unsur yang saling berkaitan antara satu sama lain dalam
menunjang keberhasilan kinerja dan objek yang dievaluasi.
3. Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dan objek yang dievaluasi,
perlu adanya identifikasi komponen yang berkedudukan sebagai faktor
penentu bagi keberhasilan program.
4. Menggunakan standar, kriteria, dan tolok ukur yang jelas untuk setiap
indikator yang dievaluasi agar dapat diketahui dengan cermat keunggulan dan
kelemahan program.
5. Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara
rinci untuk mengetahui bagian mana dari program yang belum terlaksana,
perlu ada identifikasi komponen yang dilanjutkan dengan identifikasi sub
komponen, dan sampai pada indikator dan program yang dievaluasi.
6. Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rinci
dan akurat sehingga dapat ditentukan tindak lanjut secara tepat.
9

Kesimpulan atau hasil penelitian digunakan sebagai masukan/ rekomendasi bagi


kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan. Dengan kata lain, dalam
melakukan kegiatan evaluasi program, peneliti harus berkiblat pada tujuan
program kegiatan sebagai standar, kriteria, atau tolak ukur.

B. Jenis Penelitian Berdasarkan Sifat Permasalahnnya

Dilihat dari sudut proses atau metode penelitian berdasarkan sifat


permasalahannya dikelompokkan ke dalam 8 macam sifat yakni: penelitian
historis, deskriptif, eksperimen, kausal komparatif, korelasional, tindakan, kasus,
dan perkembangan.
Dilihat dari sudut proses atau metode, penelitian
1. Penelitian Historis
Bertujuan untuk membuat rekonstruksi masa lampau, secara sistematis dan
objektif dengan cara mengumpulkan, mengevaluasi, memverifikasi, dan
mensintesiskan bukti-bukti untuk menegakkan fakta-fakta dan bukti-bukti
guna memperoleh kesimpulan yang akurat.
Contoh: Studi tentang Praktek Bawon di Pulau Jawa.

2. Penelitian Deskriptif
Bertujuan untuk membuat deskripsi secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, dan sifat-sifat populasi daerah tertentu. Apabila, diambil
beberapa sampelnya saja, diseebut survey deskriptif.

Contoh:
 Studi tentang kebutuhan pendidikan keterampilan di Daerah X.
 Survey Pendapat Umum Tentang Sikap Berhemat Masyarakat.
 Penelitian Tentang Daya Serap Siswa SMA dalam Pelajaran X.

3. Penelitian Perkembangan (Development Research)


10

Bertujuan untuk menyelidiki pola urutan pertumbuhan atau perubahan sebagai


fungsi waktu.
Contoh:
a. Studi Cross-sectional Tentang Sifat-sifat Pertumbuhan X
b. Studi Kecenderungan Tentang Pola-pola Perubahan X.

4. Penelitian Kasus dan Penelitian Lapangan (Case Study and Field


Research)
Bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang latar belakang keadaan
sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit sosial: Individu, kelompok dan
masyarakat. Penelitian ini cirinya bersifat mendalam tentang suatu unit sosial
tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisisir.
Contoh:
a. Studi Kasus yang dilakukan Piaget tentang Perkembangan Kognitif pada
Anak-anak
b. Studi Kasus tentang Pola Konsumsi Masyarakat Kota dan Pola- pola
Kehidupannya.
c. Studi Lapangan yang tentang Kelompok Masyarakat Terpencil.

5. Penelitian Eksperimen
Bertujuan utnuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat dengan cara
mengenakan kepada suatu atau lebih kondisi perlakukan dan membandingkan
hasilnya dengan sssuatu atau lebih kelompok kontrol.
Contoh: Eksperimen tentang gejala-gejala

6. Penelitian Kausal Komparatif


Bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan sebab akibat terjadinya suatu
fenomena.
Contoh :*Studi tentang faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas dan
efisisensi perusahaan.

7. Penelitian Tindakan (action research )


11

Yaitu bertujuan untuk mengembangkan keterampilan-keteraampilan baru atau


cara-cara pendekatan baru dan untuk memecahkan masalah dengan cara
penerapan langsung didunia kerja atau dunia aktual yang lain.
Contoh: Penelitian tentang Program “Inservice-Training” untuk melatih para
Penyluh Pertanian Lapangan.

8. Penelitian Korelasional

Bertujuan untuk meneliti sejauhmana variasi-variasi pada suatu


faktorberkaitan dengan variasi-variasi faktor lain berdasarkan koefisien
korelasi.
Contoh: Studi tentang Hubungan antara Pola Belajar dengan Prestasi Belajar.

C. Penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif merupakan penelitian ilmiah yang sistematis terhadap


bagian-bagian dan fenomena serta kausalitas hubungan-hubungannya.
Penelitian kuantitatif didefinisikan sebagai investigasi sistematis terhadap
fenomena dengan mengumpulkan data yang dapat diukur dengan melakukan
teknik statistik, matematika atau komputasi.
Penelitian kuantitatif sebagian besar dilakukan dengan menggunakan metode
statistik yang digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif dari studi
penelitian. Dalam metode penelitian ini, para peneliti dan ahli statistik
menggunakan kerangka kerja matematika dan teori-teori yang berkaitan dengan
kuantitas yang dipertanyakan.
 

Pengertian Penelitian Kuantitatif Menurut Para Ahli


 Nana Sudjana dan Ibrahim (2001)
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang didasari pada asumsi, kemudian
ditentukan variabel, dan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode-
metode penelitian yang valid, terutama dalam penelitian kuantitatif.
12

 Bryman (2005)
Proses penelitian kuantitatif dimulai dari teori, hipotesis, desain penelitian,
memilih subjek, mengumpulkan data, memproses data, menganalisa data, dan
menuliskan kesimpulan.
 Suriasumantri (2005)
Penelitian kuantitatif  adalah penelitian yang dilakukan dengan kajian
pemikiran yang sifatnya ilmiah.Kajian ini menggunakan proses logico-
hypothetico-verifikatif pada langkah-langkah penelitian yang dilakukan.
 Kasiram (2008)
Penelitian kuantitatif dapat didefinisikan sebagai suatu proses menemukan
pengetahuan dengan menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk
menganalisis keterangan tentang apa yang ingin diketahui.

Metode penelitian ini menerjemahkan data menjadi angka untuk menganalisis


hasil temuannya. Penelitian kuantitatif dapat bersifat deskriptif, korelasi, dan
asosiatif berdasarkan hubungan antarvariabelnya. Penelitian kuantitatif deskriptif
biasanya hanya mengukur tingkat suatu variabel pada populasi atau sampel,
sementara korelasi dan asosiatif melihat hubungan antara dua variabel atau lebih.
Jika kuantitatif korelasi hanya menunjukkan hubungan, asosiatif berusaha mencari
hubungan sebab-akibat antara variabel-variabel terkait.

Penelitian kuantitatif banyak digunakan baik dalam ilmu alam maupun ilmu
sosial, dari fisika dan biologi hingga sosiologi dan jurnalisme. Pendekatan ini juga
digunakan sebagai cara untuk meneliti berbagai aspek dari pendidikan. Istilah
penelitian kuantitatif sering dipergunakan dalam ilmu-ilmu sosial untuk
membedakannya dengan penelitian kualitatif.
 

Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah:


 mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori
atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran
adalah bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini
13

memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris dan


ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
 menentukan hubungan antar variabel dalam sebuah populasi. Desain
penelitian kuantitatif ada dua macam yaitu deskriptif dan eksperimental. Studi
kuantitatif deskriptif melakukan pengukuran hanya sekali. Artinya relasi antar
variabel yang diselidiki hanya berlangsung sekali. Sedangkan studi
eksperimental melakukan pengukuran antar variabel pada sebelum dan
sesudahnya untuk melihat hubungan sebab-akibat dari fenomena yang diteliti.
Berikutnya akan dipaparkan karakteristik penelitian kuantitatif.
 
Asumsi Penelitian Kuantitatif
Penelitian kuantitatif didasarkan pada asumsi sebagai berikut (Nana Sudjana dan
Ibrahim, 2001; Del Siegle, 2005, dan Johnson, 2005).
 Bahwa realitas yang menjadi sasaran penelitian berdimensi tunggal,
fragmental, dan cenderung bersifat tetap sehingga dapat diprediksi.
 Variabel dapat diidentifikasi dan diukur dengan alat-alat yang objektif dan
baku.

Karakeristik Penelitian Kuantitatif


Menurut (Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001: 6-7; Suharsimi Arikunto, 2002 : 11;
Johnson, 2005; dan Kasiram 2008: 149-150) karakteristik penelitian kuantitatif
adalah sebagai berikut: :
 Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional – empiris atau top-down),
yang berusaha memahami suatu fenomena dengan cara menggunakan konsep-
konsep yang umum untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang bersifat
khusus.
 Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghindari hal-hal
yang bersifat subjektif.
 Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.
 Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyusun ilmu nomotetik
yaitu ilmu yang berupaya membuat hokum-hukum dari generalisasinya.
14

 Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang
dibutuhkan, serta alat pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa yang
telah direncanakan sebelumnya.
 Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan
alat yang objektif dan baku.
 Melibatkan penghitungan angka atau kuantifikasi data.
 Peneliti menempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian, dalam
arti dirinya tidak terlibat secara emosional dengan subjek penelitian.
 Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
 Dalam analisis data, peneliti dituntut memahami teknik-teknik statistik.
 Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks waktu
dan situasi.
 Penelitian jenis kuantitatif disebut juga penelitian ilmiah.
 

Prosedur Penelitian Kuantitatif


Tahapan-tahapan kegiatan prosedur penelitian kuantitatif terdiri dari sebagai
berikut :
 Identifikasi permasalahan
 Studi literatur.
 Pengembangan kerangka konsep
 Identifikasi dan definisi variabel, hipotesis, dan pertanyaan penelitian
 Pengembangan desain penelitian.
  Teknik sampling.
 Pengumpulan dan kuantifikasi data.
 Analisis data.

Tipe-tipe Penelitian Kuantitatif


15

Berdasarkan sifat-sifat permasalahannya, penelitian kuantitatif dapat dibedakan


menjadi beberapa tipe sebagai berikut (Suryabrata, 2000 : 15 dan Sudarwan
Danim dan Darwis, 2003 : 69 – 78).
 Penelitian deskriptif
 Penelitian korelasional
 Penelitian kausal komparatif
 Penelitian tindakan
 Penelitian perkembangan
 Penelitian eksperimen
 
Kerangka dasar penelitian kuantitatif
Pada hakikatnya tidak ada kerangka atau desain riset kuantitatif yang dianggap
paling benar. Kerangka penelitian yang terpenting adalah sistematis dan tetap
menjaga substansi penelitian. Namun demikian, selalu ada unsur yang menjadi
dasar desain penelitian. Misalnya, rumusan masalah. Tidak ada penelitian tanpa
rumusan masalah. Berikut ini kerangka dasar yang umum digunakan dalam
penelitian kuantitatif yang dikutip dari buku ”Doing Quantitative Research in the
Social Sciences: An Integrated Approach to Research Design” tulisan Thomas R.
Black:

1. Pendahuluan
Pendahuluan dalam riset kuantitatif umumnya berisi latar belakang penelitian.
Informasi dalam penelitian juga meliputi:
 Rumusan masalah: Pada bagian ini peneliti menyatakan dengan
jelas apa masalah yang ingin diinvestigasi. Formulasi rumusan masalah
biasanya berbentuk kalimat tanya atau bisa juga pernyataan yang
mengandung pertanyaan. Rumusan masalah ketika diterjemahkan ke
dalam Bahasa Inggris adalah ”research question”, atau pertanyaan
penelitian.
 Literature review: Peneliti me-review beberapa literatur akademik
yang dianggap relevan dengan topik, kemudian melakukan sintesis. Jika
perlu, peneliti mencatat literatur apa saja yang metodologinya mirip untuk
16

komparasi dan referensi kedepannya nanti. Perlu juga dijelaskan pada


bagian ini, bagaimana penelitian yang dilakukan berkontribusi terhadap
kekurangan penelitian yang sudah ada sebelumnya.
 Kerangka teoritis: Peneliti mendeskripsikan teori yang digunakan
atau hipotesis penelitiannya. Jika diperlukan, peneliti juga
mendeskripsikan terminologi teoritis yang sulit dipahami untuk membantu
pembaca memahami latar belakang penelitiannya. Umumnya penelitian
kuantitatif menjelaskan apa hipotesisnya ketimbang apa teorinya.

2. Metodologi
Pada bagian ini, Peneliti harus menjelaskan tujuan dari penelitiannya dan
bagaimana tujuan tersebut bisa dicapai. Penjelasan tentang metodologi yang
digunakan akan membantu pembaca melakukan penilaian terhadap kualitas
penelitiannya. Semakin detail informasi yang diberikan semakin baik. Bagian
metodologi juga meliputi:
 Populasi dan sampling: Peneliti menjelaskan darimana
memperoleh data yang digunakan. Adakah data yang dibuang atau tidak
dilibatkan? Jika ada, mengapa?
 Pengumpulan data: Peneliti mendeskripsikan proses pengumpulan
data dan mengidentifikasi variabel yang diukur. Perlu ditegaskan apakah
data yang diperoleh merupakan data yang sudah tersedia atau peneliti
mencari sendiri, misalnya dengan survei. Oleh karena tidak ada data set
yang sempurna, makan batasan atau limitasi dalam metode pengumpulan
data juga perlu dideskripsikan di sini.
 Analisis data: Peneliti mendeskripsikan proses analisis data secara
jelas. Pada umumnya, deskripsi tentang teknik penghitungan statistik dan
software yang digunakan juga ditampilkan pada bagian ini.

D. Penelitian Kualitatif
17

Ada beberapa ahli (pakar) mengemukakan definisi penelitian kualitatif sebagai


berikut:
1. Menurut Bogdan dan Taylor yang dikutip oleh Moleong, menyatakan bahwa
metode penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupaya kata-kata tertulis atau lisan dari
orangorang dan perilaku yang diamati. (Moleong,1991: 3).
2. Menurut Kirk dan Miller, yang juga dikutip Moleong, menyatakan bahwa
penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial,
yang fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang tersebut dalam bahasanya
dan peristiwanya (Meleong,1991: 3).
3. Penelitian kualitatif adalah prosedur penilaian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat
diamati. (Sudarto,1997:62).
4. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik
bahwa datanya dinyatakan dalam keadaan kewajaran atau sebagaiman adanya
(natural setting) dengan tidak dirubah dalam bentuk symbol atau bilangan,
sedangkan perkataan penelitian pada dasarnya berarti rangkaian kegiatan atau
proses pengungkapan rahasia sesuatu yang belum diketahui dengan
mempergunakan cara bekerja atau metode yang sistematik, terarah dsn dapat
dipertanggung-jawabkan (Nawawi & Martini, 1994: 174).
5. Penelitian kualitatif adalah suatu konsep keseluruhan untuk mengungkapkan
rahasia tertentu, dilakukan dengan menghimpun data dalam keadaan
sewajarnya, mempergunakan cara bekerja yang sistematik, terarah dan dapat
dipertanggung-jawabkan, sehingga tidak kehilangan sifat ilmiahnya atau
serangkaian kegiatan atau proses menjaring data/informasi yang bersifat
sewajarnya, mengenai suatu masalah dalam kondisi aspek atau bidang
kehidupan tertentu pada obyeknya (Nawawi & Martini, 1994:175-176).

Berdasarkan definisi para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa Metode Penelitian
Kualitatif merupakan metode penelitian yang dapat digunakn untuk
mengeksplorasi dan memahami makna yang berasal dari masalah-maslaah sosial
atau kemanusiaan.
18

Ciri –Ciri Penelitian Kualitatif

Menurut Wihelm Wimbelband, seperti yang dikutip oleh Noeng Muhadjir, bahwa
tujuan penelitian kualitatif adalah menyusun bangunan dalam idiografik yaitu
upaya memberikan deskripsi atau human atau individual khusus, tidak ada
prestasi untuk mencari generalisasi, paling jauh memberi wawasan tentang
kemungkinan transferabilitas (Noeng Muhadjir, 1997:62).

Dalam penelitian kualitatif, model logika yang digunakan ialah pola pikir
produktif yaitu suatu cara yang dipakai untuk mendapatkan ilmu pengetahuan
ilmiah yang bertolak dari pengamatan atas hal-hal yang atau masalah yang bersifat
khusus, kemudian menarik kesimpulan yang bersifat umum.

Desain yang cocok untuk penelitian kualitatif adalah desain yang berdasarkan
paradigma yang mampu untuk mengetahui makna apa yang ada dibalik data yang
dihadapi, baik dari segi ontology, epistimologi maupun aksiologi, dan ketiga-
tiganya harus relevan, karena setiap paradigma mempunyai pandangan tersendiri.
Oleh karena itu, dalam penelitian kualitatif diperlukan desain konseptualisasi
realitas empiric. Penelitian kualitatif digunakan untuk memahami, mencari makna
dibalik data, untuk menemukan kebenaran, baik empirik sensual, empiric logik
dan empiric etik. Oleh karena itu, diperlukan suatu model pendekatan yang
disebut dengan paradigma fenomenologis. Karena paradigma fenomenologis
mengharuskan meneliti dilatar yang alamiah, maka paradigma ini disebut juga
paradigm alamiah.

Analisis data dimulai sejak peneliti berada dilapangan, setelah tema hipotesis
sudah ditemukan peneliti. Analisis yang dilakukan lebih intensif, tema dan
hipotesis diperkaya, di perdalam dan lebih ditelaah lagi dengan
19

menggabungkannya dengan data dari sumber lain, sehingga memunculkan analisis


kualitatif.

Kedudukan peneliti sebagai instrument pengumpulan data adalah sangat rumit,


karna selain sebagai perencana, pelaksana, pengumpulan data, penganalisis,
penafsir data juga sebagai pelapor hasil penelitiannya. Sebagai instrument, peneliti
harus responsive, cepat menyesuaikan diri, menekankan pada keutuhan,
mendasarkan pada keluasan pengetahuan, memproses data secara cepat dan selalu
memanfaatkan kesempatan yang ada.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan beberapa ciri –ciri penelitian kualitatif antara
lain:
1. Pengumpulan data dilakukan dalam latar yang wajar/alamiah (natural setting).
Peneliti kualitatif lebih tertarik menelaah fenomena sosial dan budaya dalam
suasana yang berlangsung secara wajar/alamiah, bukan dalam kondisi yang
terkendali ata laboratoris.
2. Peneliti merupakan instrument utama dalam pengumpulan datan
penginterprestasi data. Alat yang lain seperti angket, tes, film, pita rekaman
dan sebagainya, hanyalah sebagai alat bantu, kalau memang diperlukan, bukan
pengganti sebagai instrumen. Peneliti itu sendiri sebagai pengkonstruksi
realitas atas dasar pengalamannya.
3. Kebanyakan penelitian kualitatif sangat kaya dan sarat dengan deskripsi.
Peneliti yang terdorong untuk memahami fenomena secara menyeluruh
tentunya harus memahami segenap konteks dan melakukan analisis yang
holistik, yang tentu saja perlu di deskripsikan. laporan penelitian kualitatif,
biasanya juga berisi sintesis dan abtraksi kesimpulan.
4. Meskipun penelitian kualitatif sering memperhatikan hasil dan akibat dari
berbagai variabel yang sering membentuk fenomena secara simultan, namun
lebih lazim menelaah proses yang terjadi, termasuk didalamnya bagaimana
berbagai variable itu saling membentuk dan bagaiman orangnya saling
berinteraksi dalam latar alamiah yang menjadi medan penelitian.
20

5. Kebanyakan penelitian kualitatif menggunakan analisis induktif terutama pada


tahap awalnya. Dengan demikian, akan terbuka kemungkinan munculmya
masalah baru dan focus penelitian yang memang mendesak dan bernilai. Jadi
peneliti tidak berpegang pada masalah yang dibatasi sebelumnya (pre-defined
issues). Walaupun demikian, analisis deduktif juga digunakan, khususnya
pada frase belakangan seperti penggunaan analisis kasus negative.
6. Makna dibalik tingkah laku manusia, merupakan esensial bagi penelitian
kualitatif. Peneliti tidak hanya tertarik pada apa yang dikatakan atau dilakukan
manusia yang satu terhadap manusia yang lainnya, tetapi juga pada maknanya
dalam sudut pandangan mereka masing-masing.
7. Penelitian kualitatif menuntut sebanyak mungkin kepada penelitinua untuk
melakukan sendiri kegiatan penelitian di lapangan atau sebagai tangan
pertama yang mengalami langsung di lapangan. Ini tidak hanya membantu
peneliti dalam memahami konteks dan berbagai perspektif dari orang yang
sedang diteliti, tetapi juga supaya mereka yang diteliti menjadi lebih terbiasa
dengan kehadiran peneliti ditengahtengah mereka, sehingga efek pengamat
(the observer effects) menjadi seminimal mungkin terhadap mereka.
8. Dalam penelitian kualitatif terdapat kegiatan triangulasi yang dilakukan secara
ekstensif baik triangulasi metode (menggunakan lintas metode dalam
pengumpulan data) maupun triangulasi sumber data dengan memakai beragam
sumber data yang relevan dan triangulasi sejawat yaitu beberapa peneliti yang
mengumpulkan data secara terpisah. Triangulasi ini digunakan sebagai upaya
verifikasi atas data yang ditemukan.
9. Subyek penelitian diperhitungkan sebagai informan yang bisa dijadikan
partisipan, konsultan atau kolega peneliti dalam menangani kegiatan
penelitian. Jarang orang yang distudi tersebut dianggap sebagai subyek, akan
tetapi sering diperlakukan sebagai obyek penelitian.
10. Perspektif partisipan sangat diutamakan dan dihargai tinggi dalam penelitian
kualitatif. Minat peneliti banyak tercurah pada bagaimana persepsi dan makna
menurut sudut pandang partisipan yang sedang di teliti, sehingga bisa
menemukan apa yang disebut dengan fakta fenomenologis.
21

11. Pada penelitian kualitatif, hasil temuan penelitian jarang dianggap sebagai
penemuan final sepanjang belum ditentukan bukti kuat yang tidak disanggah
melalui bukti penyangahan (Contary evidence) dari subyek penelitian. Bila
belum sampai ketingkat itu, penelitian kualitatif biasanya sekedar mengajukan
hipotesis yang belum secara final terbuktikan.
12. Pengambilan sampel biasanya dilakukan secara purporsif rasional (purporsive
sampling), disini peneliti harus dapat menjelaskan mengapa orang tertentu
yang dijadikan sampel serta mengapa latar tertentu yang di observasi. Tentu
saja tak semua keadaan dapat tercakup dalam sesuatu kegiatan penelitian.
Rancangan sampel probabilitas atau rancangan sampel statistic biasanya tidak
digunakan dalam penelitian kualitatif, meskipun tidak berarti menolaknya.
13. Baik data kuantitatif maupun data kualitatif dalam penelitian kualitatif sama-
sama digunakan. Penelitian kualitatif tidaklah menolak data yang menunjuk
pada “seberapa banyak” dari suatu obyek.

Perbandingan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Untuk memudahkan peneliti dalam memilih dan menentukan jenis penelitian,


berikut rangkuman garis besar perbandingan antara kedua jenis penelitian
tersebut.

Ada sebelas aspek yang dibandingkan secara konsepsional membedakan kedua


jenis penelitian ini. Kesebleas aspek tersebut adalah :
1. Pandangan ontologis peneliti terhadap gejala yang dihadapi.
2. Model logika yang digunakan.
3. Pola pikir logis yang digunakan.
4. Tujuan yang hendak dicapai.
5. Desain yang digunakan.
6. Strategi penelitian yang dipilih.
7. Teknis analisis data.
8. Focus penelitian.
9. Instrument pengumpulan data.
22

10. Pradigma penelitian.


11. Jenis ilmu yang ditemukan.

Memahami karakteristik dan perbandingan secara garis besar antara penelitian


kualitatif dan penelitian kuantitatif, akan menolong peneliti untuk menentukan
apakah akan memilih jenis penelitian kuantitatif atau jenis penelitian kualitatif.
Tabel di bawah ini secara garis besar menggambarkan perbandingan ke sebelas
aspek tersebut antara penelitian kuantitatif dan kualitatif, adalah sebagai berikut:

NO. PENELITIAN KUANTITATIF PENELITIAN KUALITATIF


1. Ontologi : realitas tunggal. Ontologi : realitas ganda
2. Logika : positivik. Logika : phenomenologik
3. Pola pikir : deduktif. Pola pikir : induktif
4. Tujuan : pembuktian empiris. Tujuan : menyusun konsep
Desain : operasionalisasi konsep Desain : konseptualisasi realita
5.
yang jelas. empirik.
Strategi : pengukuran dan Strategi : memahami, mencari
6.
kuantifkasi data. makna dibalik data.
7. Analisis : uji statistik. Analisis : analisis kualitatif.
8. Focus : besaran kejadian. Focus : proses dan makna.
9. Instrument : paper and pencil. Instrument : peneliti sendiri.
10. Pradigma : ilmiah. Pradigma : alamiah.
11. Hasil ilmu : idiografik.

Soejono dan Abdurrahman, (1999:28), memerinci lebih operasional perbedaan


penelitian kualitatif dan kuantitatif, seperti tabel berikut :

No. Faktor Metode Kualitatif Metode Kuantitatif


- Umum - Spesifik, jelas, terinci.
- Fleksibel - Ditentukan secara
- Berkembang, tampil mantao.
1. Desain
dalam proses - Menjadi pegangan
penelitian. langkah demi
langkah.
2. Tujuan - Memperoleh - Menunjukkan
pemahaman makna hubungan dengan
“verstehen”. variabel.
- Mengembangkan - Menguji teori
teori. - Mencari generalisasi
- Menggambarkan yang mempunyai
realitas yang nilai predikat.
23

kompleks.
- Observasi, participant - Eksperimen survey,
Teknik observation. observasi terstruktur.
3.
Penelitian - Terutama wawancara - Wawancara
terbuka. terstruktur.
- Peneliti sebagai - Tes, angket,
instrumen (human wawancara dan skala.
Instrument
4. instrument). - Computer, kalkulator.
penelitian
- Buku catatan, tape
recorder.
- Deskriptif. - Kualitatif.
- Dokumen pribadi, - Hasil pengukuran
catatan lapangan, berdasarkan variabel
5. Data
ucapan responden, yang dioperasikan
dokumen, dll. dengan menggunakan
insttrumen.
- Kecil. - Besar.
- Tidak representative. - Representative.
- Purposive. - Sedapat mungkin
random.
- Pada tahap akhir
6. Sampel
setelah pengumpulan
data selesai.
- Deduktif.
- Menggunakan
statistic.
- Tema menems sejak - Pada tahap akhir
awal sampai akhir setelah pengumpulan
penelitian. data selesai.
7. Analisis
- Induktif. - Deduktif.
- Mencari pola. - Menggunakan
statistic
- Empati, akrab. - Berjarak sering tanpa
Hubungan - Kedudukan sama dan kontak langsung.
8. dnegan setara. - Hubungan antara
responden - Jangka lama. peneliti subyek.
- Jangka pendek.
- Singkat sedikit tanpa - Luas dan rinci banyak
literature. lieteratur yang
- Pendekatan secara berhubungan dengan
umum. masalah.
- Tidak ada hipotesis. - Prosedur yang
9. Usulan uraian
- Focus penelitian spesifik dan terinci
sering ditulis setelah langkah-langkahnya.
data. - Masalah diuraikan
dan ditujukan kepada
focus tertentu.
24

Instrumen Penelitian Kualitatif

Terdapat dua hal utama yang mempengaruhi kualitas hasil penelitian, yaitu
kualitas instrumen penelitian, dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian
kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri
sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi;
pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang
yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian baik secara
akademik maupun logiknya (Sugiono,2009:305).

Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus


penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data,
menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan
atas temuannya.

Menurut Nasution (1988) menyatakan: “Dalam penelitian kualitatif, tidak ada


pilihan lain daripada menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama.
Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti.
Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan bahkan
hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas
sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu.
Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan
hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunya yang dapat mencapainya.

Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa, dalam penelitian


kualitatif pada awalnya dimana permasalahan belum jelas dan pasti, maka yang
menjadi instrumen adalah peneliti sendiri. Tetapi setelah masalahnya yang akan
dipelajari jelas, maka dapat dikembangkan suatu instrumen.

Menurut Nasution (1988) peneliti sebagai instrumen penelitian serasi untuk


penelitian serupa karena memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
25

1. Peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari
lingkungan yang harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian
2. Peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan
dan dapat mengumpulkan aneka ragam data sekaligus
3. Tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa
test atau angket yang dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia
4. Suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan
pengetahuan semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering
merasakannya, menyelaminya berdasarkan pengetahuan kita
5. Peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia
dapat menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan
arah pengamatan, untuk mentest hipotesis yang timbul seketika
6. Hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan
data yang dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai
balikan untuk memperoleh penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan.
7. Dalam penelitian dengan menggunakan test atau angket yang bersifat
kuantitatif yang diutamakan adalah respon yang dapat dikuantifikasi agar
dapat diolah secara statistik, sedangkan yang menyimpang dari itu tidak
dihiraukan. Dengan manusia sebagai instrumen, respon yang aneh, yang
menyimpang justru diberi perhatian. Respon yang lain daripada yang lain,
bahkan yang bertentangan dipakai untuk mempertinggi tingkat kepercayaan
dan tingkat pemahaman mengenai aspek yang diteliti.
26

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengelompokan penelitian yang ditemui pada berbagai buku referensi


menunjukkan jumlah bentuk, jenis atau ragam penelitian sangat banyak, sebagai
akibat dari pengelompokan yang di dasarkan pada sudut pandangnya.

Ditinjau dari segi tujuan umum dari pelaksaan penelitian, maka jenis penelitian
dapat terbagi menjadi penelitian eksplorasi, penelitian pengembangan dan
penelitian ferifikasi. Dan penelitian menurut tujuannya yaitu penelitian eksplorasi,
penelitian  pengembangan dan penelitian verivikasi. Sedangkan menurut tingkat
eksplanasinya yaitu  Penelitian ini sebenarnya dapat digolongkan pada peneliti
deskripsi, namun karena ada perbedaan yang spesifik maka dapat digolongkan
secara tersendiri. Jenis penelitian ini pada dasarnya merupakan penelitian yang
berusaha menggambarkan dan menerangkan tentang suatu gejala dan keadaan
yang diteliti seperti apa adanya dengan sekaligus menerangkan latar belakang
27

yang menimbulkan gejala dan keadaan tersebut. Dalam tingkat eksplanasi yaitu
terdapat beberapa tingkat deskripsi, komparatif, dan saosiatif.

Metode kuantitatif,Metode ini dinamakan metode tradisional, karena metode ini


sudah cukup lama sehingga sudah mentradisi menjadi metode untuk penelitian
metode ini di sebut sebagai metode positifitas karna berlandaskan pada filsafat
positifisme. Metode ini sebagai metode ilmiyah/scientific karna memenuhi
kaidah-kaidah ilmiyah/empiris, obyektif, rasional, dan sistematif.

Metode ini disebut metode konfirmatif, karena metode ini cocok digunakan untuk
pembuktian/konfirmasi. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data
penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistic.

Metode kualitatif dinamakan sebagai metode baru karena popularitasnya belum


lama, dinamakan metode postpositifisme. Metode ini disebut juga metode artistic
karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai
metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan
interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan.

Metode ini sering disebut sebagai metode kontruktive karena, dengan metode
kualitatif dapat ditemukan data-data yang berserakan, selanjutnya dikontruksi
dalam satu tema yang lebih bermakna dan mudah difahami.

B. Saran

Mengingat beragamnya masalah dalam bidang pendidikan, terutama pasca


ekonomi, untuk menelitinya pun tidak hanya diperlukan satu teori untuk kita
sebagai seorang peneliti, pahamilah betul masalah yang ada kemudian pilihlah
jenis penelitian yang akan anda gunakan untuk menyelesaikan penelitian tersebut.
28

DAFTAR PUSTAKA

Hardani, dkk. 2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Mataram: CV.
Pustaka Ilmu Group.
Ilyas, Muhammad. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan Matematika.
Bandung: Pustaka Ramadhan.
Muhajirin, Maya Panorama. 2017. Pendekatan Praktis Metode Penelitian
Kualitatif dan Kuantitatif. Palembang: Idea Press Yogyakarta.
Mulyadi, Muhammad. 2011. Penelitian Kuantitatif dan Kualitati Serta Pemikiran
Dasar Menggabungkannya. Penelitian Kuantitatif, 15(1), 130 – 136.
Nugrahani, Farida. 2014. Metode Penelitian Kualitatif.
https://www.google.com/url?
sa=t&source=web&rct=j&url=https://library.stiba.ac.id/uploaded_files/te
mporary/DigitalCollection/ZTAyMWVkYzVINTY4NWMyYWI1NjZhN
ThmNjlyOTYzZDg3YWUxYjdjNA%3D
%3D.pdf&ved=2ahUKEwiOp5fWuunvAhWxW3wKHeTQDc4QFjABeg
QIBBAC&usg=AOvVaw2ZzSG-CdTeLApq4GVy0TB0 (diakses pada
tanggal 06 April 2021).
29

Pramudyani, Avanti Vera Risti. 2018. Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:


Suryacahya.
Rasimin. 2018. Metodologi Penelitian Pendekatan Praktis Kualitatif. Salatiga:
Mitra Cendekia.
Salim dan Syahrum. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Citapustaka
Media.
Suryana. 2010. Metodologi Penelitian Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif. https://www.academia.edu/894486/Ebook_metode_penelitian
(diakses pada tanggal 06 April 2021).
Udin, Moch. Bahak by Arifin, S.Pd.I., M.Pd.I & Nurdyansyah, S.Pd., M.Pd. 2018.
Buku Ajar Metodologi Penelitian Pendidikan. Sidoarjo: UMSIDA Presss.

Anda mungkin juga menyukai