Anda di halaman 1dari 39

PENGUJIAN HIPOTESIS KOMPARATIF

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah


Statistika Pendidikan
Yang dibina oleh Bapak Fathul Niam, M.Pd

Oleh :
Atik Adina Kholisoh (2086206069)
Heni Yulia Fatmawati (2086206057)
Mega Elvi Yuniasari (2086206021)
Putri Nur Hidayah (2086206025)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Maret 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita haturkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya. Pada makalah ini kami akan membahas mengenai “Pengujian
Hipotesis Komparatif”.
Dalam menyusun makalah ini tidak sedikit kesulitan yang penulis alami,
namun berkat dukungan, dorongan dan semangat dari orang-orang terdekat sehingga
penulis mampu menyelesaikannnya. Oleh karena itu, penulis pada kesempatan ini
mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan sehat, sehingga penulis
dapat membuat makalah ini dengan baik.
2. Bapak Fathul Niam, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberi tugas makalah ini.
3. Teman-teman PGSD A5 yang telah memberikan semangat dan motivasi
bagi penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Hal ini
semata-mata karena keterbatasan kemampuan penyusun sendiri. Oleh karena itu,
sangatlah penyusun harapkan saran dan kritik yang positif dan membangun dari
semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik dan berdaya guna di masa depan.

Blitar, Maret 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................................


Kata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3 Tujuan Pembahasan .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengujian Hipotesis Komparatif .................................................................. 3
2.2 Prinsip Dasar Pengujian Hipotesis .............................................................. 3
2.3 Komparatif Dua Sampel .............................................................................. 4
2.4 Komparatif k Sampel .................................................................................. 31

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 33
3.2 Saran ......................................................................................................... 34

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 35

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang
berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk
perbandingan. Hal ini dapat berarti menguji kemampuan generalisasi (signifikansi
hasil penelitian) yang berupa perbandingan keadaan variable dari dua sampel atau
lebih. Bila Ho dalam pengujian diterima, berarti nilai perbandingan dua sampel
atau lebih tersebut dapat digeneralisasikan untuk seluruh populasi dimana sampel-
sampel diambil dengan taraf kesalahan tertentu.
Terdapat dua model komparasi, yaitu komparasi anatar dua sampel dan
komparasi antara lebih dari dua sampel yang sering disebut komparasi k sampel.
Selanjutnya setiap model komparasi sampel dibagi menjadi dua jenis yaitu sampel
yang berkorelasi dan sampel yang tidak berkorelasi atau disebut sampel
independen.
Sampel yang berkorelasi biasanya terdapat dalam desain penelitian
eksperimen. Sampel independen adalah sampel yang tidak berkaitan satu sama
lain. Dalam pengujian hipotesis komparatif dua sampel atau lebih, terdapat
berbagai teknik statistic yang dapat digunakan. Pengujian hipotesis penelitian
secara perhitungan statistik memerlukan perubahan rumusan hipotesis ke dalam
rumusan hipotesis statistik yang mana memasangkan hipotesis alternatif (Ha) dan
hipotesis nol (Ho) sehingga dapat memutuskan dengan tegas menolak atau
menerima salah satu dari kedua hipotesis tersebut. Dalam makalah ini penulis
akan membahas pengujian hipotesis komparatif dua sampel dan komparatif k
sampel.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dengan adanya latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah dalam penulisan
makalah ini adalah:
a. Apa itu hipotesis komparatif?
b. Apa yang dimaksud dengan prinsip pengujian hipotesis?
c. Apa saja bentuk komparatif sampel?

1.3 Tujuan Pembahasan

Dengan adanya rumusan masalah yang tersusun, tujuan pembahasan makalah ini
adalah:
a. Untuk mengetahui tentang hipotesis komparatif.
b. Untuk mengetahui prinsip pengujian hipotesis.
c. Untuk mengetahui bentuk komparatif sampel.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengujian Hipotesis Komparatif

Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi yang


berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk perbandingan.
Hal ini juga dapat berarti menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil
penelitian) yang berupa perbandingan keadaan variable dari dua sampel atau lebih.
Pada pengujian hipotesis ini, desain penelitian masih menggunakan variabel
mandiri (satu variabel) seperti halnya dalam penelitian deskriptif, tetapi variable
tersebut berada pada namun pada populasi dan sampel yang berbeda atau pada
populasi dan sampel yang sama namun waktu yang berbeda.
Terdapat dua model komparasi, yaitu komparasi antara dua sampel dan
komparasi antara lebih dari dua sampel yang sering disebut komparasi k sampel.
Selanjutnya setiap model komparasi sampel dibagi menjadi dua jenis yaitu sampel
yang berkorelasi dan sampel yang tidak berkorelasi disebut dengan sampel
independen.

2.2 Prinsip Dasar Pengujian Hipotesis


Reduksi

Parameter Populasi :
Statistik X1 X2 X3
µ1 : µ2 : µ3

Membuat generalisasi = berbentuk komparasi dua sampel atau lebih/menguji


hipotesis komparatif. Sampel yang berkorelasi biasanya terdapat dalam desain
penelitian eksperimen. Sebagai contoh dalam membuat perbandingan kemampuan
kerja pegawai sebelum dilatih dengan yang sudah dilatih, membandingkan nilai
pretest dan postest dan membandingkan kelompok eksperimen dan kelompok
control (pegawai yang diberi latihan dan yang tidak). Sampel independen adalah

3
sampel yang tidak berkaitan satu sama lain, misalnya akan membandingkan
kemampuan kerja lulusan SMK dengan SMA, membandingkan penghasilan petani
dengan nelayan, dan sebagainya. Bentuk komparasi sampel dapat dipahami melalui
table dibawah ini.
Berbagai Bentuk Komparasi Sampel

Dua Sampel Lebih dari dua Sampel


Berpasangan Independen Berpasangan Independen

Dalam pengujian hipotesis komparatif dua sampel atau lebih, terdapat


berbagai teknik statistik yang dapat digunakan. Teknik statistik mana yang akan
digunakan tergantung pada bentuk komparasi dan macam data. Untuk data interval
dan ratio digunakan statistic parametris dan untuk dapat nominal/diskrit dapat
digunakan statistic nonparametris.

2.3 Komparatif Dua Sampel


Pada bagian ini dikemukakan statistik yang digunakan untuk pengujian
hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi dan independen baik
menggunakan statistik parametris maupun nonparametris. Terdapat tiga macam
hipotesis komparatif dua sampel dan cara mana yang akan digunakan tergantung
pada bunyi kalimat dalam merumuskan hipotesis. Tiga macam pengujian itu
adalah:
1. Uji Dua Pihak
Uji dua pihak bila rumusan hipotesis nol dan alternatifnya berbunyi sebagai
berikut:
Ho : Tidak terdapat perbedaan (ada kesamaan) produktivitas kerja antara
pegawai yang mendapat kendaraan dinas dengan yang tidak.
Ha : Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara pegawai yang mendapat
kendaraan dinas dengan yang tidak.
Atau dapat ditulis dalam bentuk :
Ho :µ1 = µ2

4
Ha :µ1 ≠ µ2

Berbagai Teknik Statistik Untuk Menguji Hipotesis Komparatif


BENTUK KOMPARASI
MACAM DUA SAMPEL K SAMPEL
DATA
Korelasi Independen Korelasi Independen
Interval ratio One Way One Way
t-test *dua t-test *dua Anova * Anova *
sampel sampel
Two Way Two Way
Anova Anova
Nominal Fisher Exact Chi Kuadrat Chi Kuadrat
Mc Nemar for k sampel for k sampel
Chi Kuadrat
Two sampel Cochran Q
Ordinal Median test

Sign test Man-Whitney Friedman Median


U test Extention
Wilcoxon
Matched Kolomogorov
Pairs Smirnov Two Way Kruskal-
Anova Walls One
Wald- Way Anova
Wolfowitz
*Statistik Parametrik

Uji Dua Pihak

2. Uji Pihak Kiri


Uji pihak kiri digunakan apabila rumusan hipotesis nol dan alternatifnya
adalah sebagai berikut :

5
Ho : Prestasi belajar siswa SMA yang masuk sore hari lebih besar atau sama
dengan yang masuk pagi hari.
Ha : Prestasi belaja rsiswa SMA yang masuk sore hari lebih rendah dari yang
masuk pagi hari atau dapat ditulis dalam bentuk :
Ho :µ1 ≥µ2
Ha :µ1<µ2

3. Uji Pihak Kanan


Uji pihak kanan digunakan bila rumusan hipotesis nol dan alternatifnya
berbunyi sebagai berikut :
Ho : Disiplin kerja Pegawai Swasta lebih kecil atau sama dengan Pegawai
Negeri.
Ha : Disiplin kerja Pegawai Swasta lebih besar dari Pegawai Negeri atau
dapat ditulis dalam bentuk :
Ho :µ1≤µ2
Ha :µ1>µ2

Daerah penerimaan Ho dan Ha untuk ketiga macam uji hipotesis


tersebut, seperti ditunjukan pada gambar-gambar yang ada pada uji deskriptif
(satu sampel).

A. Sampel Berkorelasi
a. Statistik Parametrik
1) T-test
Statistik parametric yang digunakan untuk menguji hipotesis
komparatif rata-rata dua sampel bila datanya berbentuk interval atau ratio
adalah menggunakan t-test. Rumusan t-test yang digunakan untuk menguji
hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi ditunjukan pada rumus
sebagai berikut :
̅̅̅ ̅̅̅

√ ( )( )
√ √

Dimana :

6
̅̅̅ = Rata-rata sampel 1 ̅̅̅ = Rata-rata sampel 2
S1 = Simpangan baku sampel 1 S2 = Simpangan baku sampel 2
= Varians sampel 1 = Varians sampel 2
r = Korelasi antara dua sampel

Contoh pengujian hipotesis :

Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan


produktifitas kerja pegawai sebelum dan sesudah diberi kendaraan dinas.
Berdasarkan 25 sampel pegawai yang dipilih secara random dapat diketahui
bahwa produktifitas pegawai sebelum dan sesudah diberi kendaraan dinas
adalah sebagai berikut :

Ho: Tidak terdapat perbedaan nilai produktivitas kerja pegawai antara


sebelum dan setelah mendapatkan kendaraan dinas.

Ha: Terdapat perbedaan nilai produktivitas kerja pegawai antara sebelum dan
setelah mendapatkan kendaraan dinas.

NILAI PRODUKTIVITAS 25 KARYAWAN SEBELUM DAN SESUDAH


DIBERI KENDARAAN DINAS

ProduktivitasKerja
No. Responden
Sebelum (x1) Sesudah (x2)
1 75 85
2 80 90
3 65 75
4 70 75
5 75 75
6 80 90
7 65 70
8 80 85
9 90 95
10 75 70

7
11 60 65
12 70 75
13 75 85
14 70 65
15 80 95
16 65 65
17 75 80
18 70 80
19 80 90
20 65 60
21 75 75
22 80 85
23 70 80
24 90 95
25 70 75
Rata-rata ̅̅̅ = 74 ̅̅̅ = 79,20
Simpangan S1 = 7,5 S2 = 10,17
Baku
Varians = 56,25 = 103,5

Dari data tersebut telah dapat dihitung rata-rata nilai produktivitas


sebelum memakai kendaraan dinas ̅̅̅ = 74, simpangan baku s1 = 7,5, dan
varians = 56,25. Dan rata-rata nilai produktivitas setelah memakai
kendaraan dinas ̅̅̅ = 79,20, simpangan baku S2 = 10,17, dan varian s =
103,5.

b. Statistik nonparametis

1. Mc Nemar Test

Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel


yang berkorelasi bila datanya berbentuk niminal atau diskrit. Rancangan
8
penilaian biasanya berbentuk “before after”. Jadi hipotesis penelitian
merupakan perbandingan antara nilai sebelum dan sesudah yang di dalamnya
ada perlakuan. Sebagai panduan untuk menguji signifikansi setiap perubahan,
maka data perlu disusun ke dalam table segi empat ABCD seperti berikut :

Sesudah
Sebelum - +
+ A B
- C D

Tanda (+) dan (-) sekedar dipakai untuk menadai jawaban yang
berbeda, jadi tidak harus bersifat positif dan negative. Kasus-kasus yang
menunjukan perubahan antara jawaban pertama dan kedua muncul dalam sel
A dan D. Seseorang dicatat dalam sel A jika berubah dari tambah ke kurang,
dan dicatat dalam sel D jika ia berubah dari kurang ke tambah. Jika tidak
terjadi perubahan yang di observasi yang berbentuk tambah dia di catat di sel
B, dan di catat di sel C bila tidak terjadi perubahan yang di observasi yang
berbentuk kurang.
A + D adalah jumlah total yang berubah, dan B dan C yang tidak
berubah. Ho = ½ ( A + D ) berubah dalam suatu arah, dan merupakan
frekuensi yang diharapkan di bawah Ho pada kedua buah sel yaitu A dan D.
Test Mc Nemer berdistribusi Chi Kuadrat (x), oleh karena itu rumus yang
digunakan untuk pengujian hipotesis adalah rumus chi kuadrat. Persamaan
dasarnya ditunjukkan sebagai berikut:
( )
=∑

Dimana:
= frekuensi yang diobservasi dalam kategori ke-i
= frekuensi yang diharapkan dibawah fo dalam kategori ke-i

Uji signifikansi hanya berkenaan dengan A dan B. Jika A = banyak


kasus yangdiobservasi dalam sel A dan D banyak kasus yang diobservasi

9
dalam sel D, serta (A + D) banyak kasus yang diharapkan baik sel A

maupun D, rumus tersebut dapat lebih disederhanakan menjadi:


( )
X2 =

Contoh pengujian hipotesis:


Suatu perusahaan ingin mengetahui pengaruh sponsor yang diberikan
dalam suatu pertandingan olahraga terhadap nilai penjualan barangnya.
Dalam penelitian ini digunakan sampel yang diambil secara random yang
jumlah anggotanya 200 orang. Sebelum sponsor diberikan, terdapat 50 orang
yang membeli barang tersebut, dan 150 orang tidak membeli. Setelah sponsor
diberikan dalam pertandingan olahraga, ternyata dari 200 orang tersebut
terdapat 125 orang yang membeli dan 75 orang tidak membeli. Dari 125
orang tersebut terdiri atas pembeli tetap 40, dan yang berubah dari tidak
membeli menjadi membeli ada 85. Selanjutnya dari 75 orang yang tidak
membeli itu terdiri atas yang berubah membeli menjadi tidak membeli ada 10
orang, dan yang tetap tidak membeli ada 65 orang. Untuk mudahnya data
disusun dalam table:
Perubahan Penjualan Setelah Ada Sponsor
Sebelum ada sponsor Setelah ada sponsor
Keputusan F F total Tetap Berubah
Membeli 50 125 = 40 + 85
Tidak membeli 150 75 = 65 + 10
200 200 105 95

Catatan: Untuk mencari pengaruh adanya sposor terhadap nilai penjualan


dapat dilakukan dengan membandingkan/mengkomparasikan nilia perubahan
sesudah dan sebelum ada sponsor.
Dalam penelitian ini hipotesisi yang diajukan adalah sebagai berikut:
Ho : tidak terdapat perubahan (perbedaan) penjualan sebelum dan sesudah
ada sponsor
Ha : terdapat perubahan penjualan sebelum dan sesudah ada sponsor

Untuk keperluan pengujian, maka data perubahan tersebut disusun kembali


ke table ABCD seperti yang telah dijelaskan.

10
Keputusan Membeli Tidak membeli
Membeli 40 10
Tidak membeli 85 65
Jumlah 125 75

Dapat dibaca: tidak membeli menjadi 85, tetap membeli 40, tetap tidak
membeli 65, membeli menjadi tidak membeli 10. Perubahan terjadi
pada kolom berwarna abu-abu.

Terdapat perbedaan yang signifikan nilai penjualan setelah dan


sebelum ada sponsor, dimana setelah ada sponsor pembeliannya semakin
meningkat. Karena pembelian sesudah ada sponsor jumlahnya meningkat,
sponsor yang diberikan pada pertandingan olahraga mempunyai pengaruh
yang nyata terhadap nilai penjualan

2. Sign Test (Uji Tanda)


Fungsi sign test, dalam rancangan eksperimen adalah untuk menilai
efek suatu variabel eksperimen atau perlakuan dalam eksperiment (treatment)
bila terdapat keadaan tertentu. Keadaan atau kondisi tersebut menurut John
W. Best, adalah jika penilaian atas efek variabel atau perlakuan eksperimen
tidak dapat diukur, tetapi hanya dapat dinilai dengan sistem juri dalam bentuk
performansi baik atau jelek, superior atau inteferior dsb. Jika anggota-
anggota kelompok eksperimen dan kelompok kontrol terdiri dari
10 pasangan atau lebih, yang di pasangkan atas dasar IQ; bakat, saudara
kembar atau dasar-dasar pemasangan lainya. Subjek bisa jadi dipasangkan
dengan sendirinya, menurut pola pre-observasi dan post-obserasi. Pada suatu
ketika, mereka bertindak sebagai kelompok kontrol (yakni pada saat per-
observasi), dan pada saat yang lain menjadi kelompok eksperimen (yakni
pada saat eksperimen).
Sign test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
berkorelasi, bila datanya berbentuk ordinal. Tehnik ini dinamakan sign test
(uji tanda) karena data yang akan dianalisis dinyatakan dalam bentuk tanda-
tanda, yaitu tanda positif dan negative dari perbedaan antara pasangan

11
pengamatan. Bukan didasarkan pada perbedaanya. Uji tanda dapat digunakan
untuk mengevaluasi efek dari suatu treatment tertentu. Efek dari variabel
treatment tidak dapat diukur, melainkan hanya dapat diberikan tanda positif
dan negative saja.
Perlu diingat dalam penggunaan formulasi sign test, adalah bahwa
tehnik ini sangat tepat digunakan untuk menganalisa perbedaan antara
sample-sample terikat, bukan sample bebas (dependen), disamping perlu juga
dipahami, bahwa tes ini tidak menunjukan besarnya perbedaan, akan tetapi
hanya menilai arah superior atau interior.

3. Wilcoxon Match Pairs Test


Wilcoxon test merupakan pengembangan dari sign test, ketelitian hasil
analisis wilcoxon test dibandingkan sign test, adalah tidak hanya dapat
menunjukkan perbedaan antara kelompok-kelompok yang dibandingkan. Uji
wilcoxon ini merupakan penyempurnaan dari uji tanda. Kalau dalam uji
tanda besarnya selisih angka antara positif dan negatif tidak diperhitungkan.
Seperti dalam uji tanda, uji wilcoxon ini digunakan untuk menguji hipotesis
komperatif dua sampel yang berkolerasi bila datanya berbentuk ordinal
(berjenjang). Uji ini memberikan yang lebih besar kepada pasangan yang
menunjukkan perbedaan yang kecil. Dalam formulalsi rumus wilcoxon test
terdapat tanda T ini adalah tanda untuk jumlah rangking yang berkonotasi +
atau - yang paling sedikit (minoritas). Adapun formulasi rumusannya adalah
sebagai berikut:

( )

( )( )

B. Sampel Independen
Menguji hipotesis komparatif dua sampel independen berarti menguji
signifikansi perbedaan nilai dua sampel yang tidak berpasangan. Sampel
independen biasanya digunakan dalam penelitian yang menggunakan
pendekatan penelitian survey. Sedangkan sampel berpasangan banyak
digunakan dalam penelitian eksperimen. Contoh dua sampel indenpenden:

12
sampel pengusaha ekonomi kuat dan ekonomi lemah, sampel partai status quo
dan partai reformis, sampel pria dan wanita, dan lain-lain. Contoh sampel
berpasangan : sampel pegawai sebelum dilatih dan setelah dilatih, sampel
konsumen yang dikenal iklan dan tidak, sampel mahasiswa yang mendapat bea
siswa dan tidak dan lain-lain.
Statistika nonparametrik yang digunakan untuk menguji hipotesis
komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk nominal adalah :
Chi Kuadrat, Fisher Exact Probality test, dan selanjutnya bila datanya
berbentuk ordinal adalah median test, mann whitney-U test, kolmogorov-
smirnov, wolfowitz.

a. Statistic parametris
1. T-test
Terdapat beberapa pertimbangan dalam memilih rumus t-test yaitu:
- Apakah dua rata-rata itu berasal dari dua sampel yang jumlahnya
sama atau tidak
- Apakah varians data dari dua sampel itu homogeny atau tidak. Untuk
menjawab itu perlu pengujian homogenitas varians.

b. Statistic nonparametris
Statistik nonparametris yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif
dua sampel independen antara lain: X2 Fisher Exact Probality (untuk data
nominal dan ordinal); Median Test (untuk data ordinal)

1. Chi Kuadrat dua sampel


Chi kuadrat digunakan untuk menguji hipotesis kompatatif dua sampel
bila datanya berbentuk nominal dan sampelnya besar. Cara perhitungan dapat
menggunakan rumus yang telah ada, atau dapat menggunakan Tabel
Kontingensi 2 x 2 (dua baris x dua kolom). Pada bab ini diberikan contoh
penggunaan tabel kontingensi untuk menghitung harga chi kuadrat, karena
lebih mudah.

13
TABEL KONTINGENSI
Kelompok Tingkat pengaruh perlakuan Jumlah sampel
Berpengaruh Tidak berpengaruh
Kelompok A B a+b
eksperimen
Kelompok C D c+d
komtrol
Jumlah a+c b+d N
n = jumlah sampel

Dengan memperhatikan koreksi yates, rumus yang digunakan untuk menguji


hipotesis, adalah sebagai berikut:

(| | )
( )( )( )( )

Contoh 1:
Penelitian dilakukan untuk mengetahui adakah hubungan antara tingkat
pendidikan masyarakat dengan jenis bank yang dipilih untuk menyimpan
uangnya. Pendidikan masyarakat dikelompokkan menjadi dua, yaitu lulusan
SLTA dan Perguruan tinggi. Sempel pertama sebanyak 80 orang lulusan
SLTA, dan sempel kedua sebanyak 70 orang lulusan perguruan tinggi.
Berdasarkan angket yang diberikan kepada sempel lulusan SLTA, maka dari
80 orang itu yang memilih bank pemerintah sebanyak 60 orang dan Bank
Swasta sebanyak 20 orang. Selanjutnya dari kelompok perguruan tinggi dari
70 orang tersebut yang memilih bank pemerintah sebanyak 30 orang dan
bank swasta sebanyak 40 orang (data fiktif)

Berdasarkan hal tersebut maka:


a. Judul penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Kecenderungan masyarakat dalam menentukan Jenis Bank.
b. Variabel penelitiannya adalah
- Tingkat pendidikan sebagai variabel independen
- Jenis Bank sebagai variabel Dependen

14
c. Rumusan masalah
Adakah perbedaan dua kelompok masyarakat dalam memilih jenis Bank?
Atau adakah hubungan dengan jenis Bank yang dipilih?
d. Sampel penelitian:
Terdiri dua kelompok sampel independen yaitu kelompok lulusan
perguruan tinggi dengan jumlah 70 orang dan kelompok lulusan SLTA
dengan jumlah 80 orang
e. Hipotesis
Ho :diklat tidak berpengaruh terhadapa prestasi kerja (tidak terdaoat
perbedaan sebelum dan sesudah pelakuan).
Ha :diklat berpengaruh terhadapa prestasi kerja (tidak terdaoat perbedaan
sebelum dan sesudah pelakuan).
f. Kriteria pengujian hipotesis
Terima ho bila harga Chi kuadrat hitung lebih kecil harga Chi kuadrat
tabel, dengan dk = 1 dan taraf kesalahan tertentu.
g. Penyajian Data
h. Data hasil penelitian tersebut selanjutnya disusun ke dalam tabel berikut.
TINGKAT PRESTASI KERJA KARYAWAN
Jenis Bank
SAMPEL Jumlah Sampel
Bank Pemerintah Bank Swasta
Lulusan PT 60 20 80
Lulusan SLTA 30 40 70
Jumlah 90 60 160

i. Perhitungan
Berdasarkan harga-harga dalam tabel tersebut dan dengan
menggunakan rumus maka harga Chi kuadrat dapat dihitung

(| | )
( )( )( )( )

(| | )
( )( )( )( )

15
Dengan taraf kesalahan 5% dan dk = 1 harga % tabel = 3,841 dan untuk 1% =
6,635. Ternyata harga % hitung lebih besar dari harga % tabel baik untuk
taraf kesalahan 5% maupun 1% tabel VI (lampiran). Dengan demikian Ho
ditolak dan Ha diterima.
j. Kesimpulan
Jadi terdapat perbedaan tingkat pendidikan dalam memilih jenis Bank,
dimana lulusan SLTA cenderung memilih Bank Pemerintah dan lulusan
perguruan tinggi cenderung memilih Bank Swasta.
k. Saran
Bank Swasta perlu mempromosikan ke masyarakat yang berpendidikan
tinggi dan sebaliknya Bank pemerintah perlu promosi ke masyarakat yang
berpendidikan SLTA.

2. Fisher Exact Probability Test


Test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparasi dua
sampel kecil independen bila datanya belum nominal. Untuk sampel yang
besar digunakan Chi Kuadrat . Untuk memudahkan pengujian dalam
hipotesis, data hasil pengamatan perlu disusun dalam tabel kontingensi 2 x 2
seperti berikut:

Kelompok Jumlah
I A B A+B
II C D C+D
Jumlah N
Kelompok I = sampel I
Kelompok II = sampel II

Tanda hanya menunjukkan adanya klasifikasi, misalnya lulus atau


tidak lulus, gelap-terang dan sebagainya. A B C D adalah data nominal yang
berbentuk frekuensi. Rumus dasar yang digunakan untuk menguji fisher
ditunjukkan pada rumus berikut.

16
( ) ( ) ( ) ( )

Nilai faktorial bisa dilihat pada tabel V (lampiran): misalnya 5! = 120.

Contoh pengujian:
Disinyalir adanya kecenderungan para Birokrat lebih menyukai mobil
berwarna gelap, dan para Akademisi lebih menyukai warna terang. Untuk
membuktikan hal tersebut telah dilakukan pengumpulan data dengan
menggunakan sampel yang diambil secara random. Dari 8 orang birokrat
yang diamati, 5 orang bermobil warna gelap dan 3 orang berwarna terang.
Selanjutnya dari 7 irang Akademisi yang diamati, 5 orang menggunakan
mobil warna terang dan 2 orang warna gelap. Berdasarkan hal tersebut, maka:

a. Judul penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:


Kecenderungan Birokrat dan Akademisi dalam memilih warna mobil
b. Variabel penelitiannya adalah: warna mobil.
c. Rumusan masalah:
Adakah perbedaan akademisi dan birokrat dalam memilih warna mobil.
d. Sampel: birokrat 8 orang, akademisi 7 orang
e. Hipotesis:
Ho :tidak terdapat perbedaan antara birokrat dan akademisi dalam
memilih warna mobil.
Ha : terdapat perbedaan antara Birokrat dan Akademisi dalam memilih
warna mobil.
f. Kriteria pengujian hipotesis:
Ho diterima bila harga bila p hitung lebih besar dari taraf
kesalahan yang diterapkan
g. Penyajian data
Data yang diperoleh selanjutnya disusun seperti dalam tabel berikut.

17
KESUKAAN WARNA MOBIL ANTARA BIROKRAT DAN AKADEMISI
Kelompok Gelap Terang Jumlah
Birokrat 5 3 8
Akademisi 2 5 7
Jumlah 7 8 15

h. Perhitungan:
Dengan menggunakan rumus harga p dapat dihitung

( ) ( ) ( ) ( )

Bila taraf kesalahan ditetapkan 5% (0,05), maka ternyata p hitung tersebut


0,37 lebih besar dari 0,05. Ketentuan pengujian, jika p hitung lebih besar dari
taraf kesalahan yang ditetapkan maka Ho diterima dan Ha ditolak. Karena p
hitung lebih besar dari (0,37 > 0,05) maka dapat dinyatakan terdapat
perbedaan antara Birokrat dan Akademisi dalam menyenangi warna mobil.
i. Kesimpulan:
Para Birokrat lebih senang warna gelap dan para Akademisi lebih senang
warna terang.
j. Saran:
Kalau promosi mobil warna gelap sebaiknya kepada para birokrat dan warna
terang kepada Akademisi.

3. Test Median (Median Test)


Test Median digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis
komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk nominal atau
ordinal. Pengujian didasarkan atas median dari sampel yang diambil secara
random. Dengan demikian Ho yang akan diuji berbunyi. Tidak terdapat
perbedaan dua kelompok populasi berdasarkan mediannya.

18
Kalau Test Fisher digunakan untuk sampel kecil dan Test Chi Kuadrat
digunakan untuk sampel besar, maka test median ini digunakan untuk sampel
antara Fisher dan Chi Kuadrat. Berikut ini diberikan panduannya.
- Jika dapat dipakai tes Chi Kuadrat dengan koreksi
kontinuitas dari Yates.
- Jika antara 20 – 40 dan jika tak satu sel pun memiliki frekuensi
yang diharapkan 5, dapat digunakan Chi Kuadrat dengan koreksi
kontinuitas. Bila f < 5 maka dipakai tes Fisher.
- Kalau ,maka digunakan tes Fisher.

Untuk menggunakan tes median, maka pertama-tama harus dihitung


gabungan dua kelompok, (median untuk semua kelompok). Selanjutnya
dibagi dua. Dan dimasukkan ke dalam tabel seperti berikut:
Kelompok Kel I Kel II Jumlah
Diatas median A B A+B
gabungan
Dibawah median C D C-D
gabungan
Jumlah A+C= B+D= N=
Dimana:
A = Banyak kasus dalam kelompok I di atas median gabung =

B= Banyak kasus dalam kelompok II di atas median gabungan =

C= Banyak kasus dalam kelompok I di bawah median =

D= Banyak kasus dalam kelompok II di bawah median =

Pengujian dapat menggunakan rumus Chi Kuadrat seperti


ditunjukkan pada rumus berikut.

*( ) +
( )( )( )( )

Rumus diatas derajat kebebasan (dk) = 1

19
Kriteria Pengujian:
Ho: diterima bila Chi Kuadrat hitung table
Ho: ditolak bila Chi Kuadrat hitung tabel

Contoh pengujian hipotesis:


Dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah penghasilan para nelayan
berbeda dengan para petani berdasarkan mediannya. Berdasarkan wawancara
terhadap para 10 petani dan 9 nelayan diperoleh data tercantum pada tabel
berikut.
Penghasilan Petani dan Nelayan (X 1000 rupiah)
No Petani Nelayan
1 50 45
2 60 50
3 70 55
4 70 60
5 75 65
6 80 65
7 90 70
8 95 80
9 95 100
10 100

Berdasarkan hal tersebut diatas maka


1. Judul penelitiannya dapat dirumuskan sebagai berikut :
Perbedaan penghasilan kelompok petani dan nelayan
2. Variabel penelitiannya adalah: penghasilan
3. Rumusan Masalah
Adakah perbedaan yang signifikan antara penghasilan kelompok petani
dan nelayan?
4. Sampel
Dua kelompok sampel yaitu petani dengan jumlah 10 orang dan nelayan
dengan jumlah 9 orang.

20
5. Hipotesis:
H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penghasilan petani
dan nelayan.
H0 : tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara penghasilan petani
dan nelayan.
6. Criteria Pengujian Hipotesis
H0 : diterima bila Chi Kuadrat hitung < tabel.
H0 : diterima bila Chi kuadrat hitung ≥ table.
7. Penyajian Data
Untuk menghitung median gabungan maka data dua kelompok tersebut
disusun dari yang kecil menuju yang besar, yaitu sebagai berikut:
45 50 50 55 60 60 65 65 70 70 70 75 80 80 90 95 95 100 100
Median (nilai tengah) untuk kelompok tersebut jatuh pada urutan ke 10,
yang nilainya = 70.
Dari table diketahui bahwa A = 6, C = 4, B = 2 dan D = 7.

Harga-harga tersebut kemudian dimasukkan kedalam table.


Jumlah skor Petani Nelayan Jumlah
Di atas Median A=6 B=2 A+B=8
Gabungan
Di bawah Median C=4 D=7 C + D = 11
Gabungan
Jumlah 10 9 N = 19

8. Perhitungan
Harga-harga dalam tabel di atas selanjutnya dimasukkan dalam rumus:

*( ) +
( )( )( )( )

21
Harga Chi kuadrat tabel untuk dk = 1 dan α 5%(0,05) = 3.841 karena drat
hitung lebih kecil dari tabel (0.00034 < 3.841), maka H0 diterima.
9. Kesimpulan
Tidak terdapat perbedaan secara signifikan antara penghasilan petani dan
nelayan. Berdasarkan mediannya.

4. Mann-Whitney U-Test
U-test ini digunakan untuk menguji signifikasi hipotesis komparatif dua
sampel independen bila datanya berbentuk ordinat. Test ini merupakan test
terbaik untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen bila
datanya berbentuk ordinal, jika data berbentuk interval maka harus diubah dulu
kebentuk ordinal. Bila data masih berbentuk interval, bisa menggunakan t-test
untuk pengujiannya, tapi jika asumsi t-test tidak terpenuhi maka test ini tidak
dapat digunakan.
Terdapat dua rumus yang digunakan untuk pengujian,
( )
= dan,

( )
=

Dimana:
n1 = Jumlah sampel 1
n2 = Jumlah sampel 2
U1= Jumlah peringkat 1
U2= Jumlah peringkat 2
R1 = Jumlah rangking pada sampel n1
R2 = Jumlah rangking pada sampel n2

Kedua rumus digunakan dalam perhitungan, karena akan digunakan


untuk mengetahui harga U mana yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil
itu yang digunakan untuk pengujian dan membandingkan dengan U tabel.

Contoh pengujian hipotesis:


Dilakukan penelitian untuk mengetahui adakah perbedaan kualitas
manajemen antara Bank yang dianggap favorit. Penelitian menggunakan

22
sampel 12 Bank yang dianggap tidak favorit dan 15 Bank yang dianggap
favorit. Selanjutnya ke dua kelompok Bank tersebut diukur kualitas
manajemennya dengan menggunakan sebuah instrument, yang terdiri
beberapa butir pertanyaan. Skor penilaian tertinggi 40 dan terendah 0.
Berdasarkan hal tersebut di atas maka:
1. Judul penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
Perbandingan kualitas manajemen Bank yang Favorit dan Tidak Favorit.
2. Variabel penelitiannya adalah:
Kualitas manajemen variabel independen.
Favoritas Bank variabel dependen.
3. Rumusan masalah:
Adakah perbedaan kualitas manajemen yang signifikan Bank yang favorit
dan tidak favorit.
4. Sampel:
Terdiri dua kelompok Bank yaitu kelompok A (bank tidak favorit) = 12 Bank
dan kelompok B (Bank yang favorit) = 15 bank.
5. Hipotesis:
H0 : Tidak terdapat perbedaan kualitas manajemen yang signifikan antara
Bank yang favorit dan tidak favorit.
Ha : Terdapat perbedaan kualitas manjemen yang signifikan antara bank yang
favorit dan tidak favorit.
6. Kriteria Pengujian Hipotesis:
H0 diterima bila harga U yang terkecil lebih besar dari U tabel.
7. Penyajian Data.
Data yang terkumpul berikut pemberian peringkatnya ditunjukkan pada tabel
berikut.

TABEL PENOLONG UNTUK PENGUJIAN DENGAN U-TEST


Kel. A Nilai Peringkat Kel. B Nilai Peringkat
Kualitas Kualitas
1 16 9,0 1 19 15,0
2 18 10,5 2 19 15,0
3 10 1,5 3 21 16,5
4 12 4,5 4 25 19,5
5 16 9,0 5 26 21,0
6 14 6,0 6 27 22,5

23
7 15 7,5 7 23 18,0
8 10 1,5 8 27 22,5
9 12 4,5 9 19 15,0
10 15 7,5 10 19 15,0
11 16 9,0 11 25 19,5
12 11 3,0 12 27 22,5
13 23 18,0
14 19 15,0
15 29 24,0
R1 = 74 R2 = 279

Cara membuat peringkat:


Angka 10 ada dua, yaitu 10. 10 mestinya 1 dan 2. Di sini diambil
tengahnya yaitu 1,5 dan 1,5. Peringkat berikutnya adalah peringkat 3. Pada
kelompok 2 ada nilai 19 jumlahnya 5. Rangking tengahnya 15 yaitu antara 14
dan 15 (rangking 13.14.15.16.17). selanjutnya angka 21 adalah rangking 18.
Jadi yang digunakan untuk pengujian hipotesis adalah data yang berbentuk
peringkat(ordianat).

8. Perhitungan:
( )
=
( )
=
( )
=
( )
=

Ternyata harga lebih kecil dari . Dengan demikian yang


digunakan untuk membandingkan dengan U tabel adalah yang nilainya
terkecil yaitu 21. Berdasarkan tabel IX dengan α 0,025(untuk pengujian dua
pihak harga α menjadi 0,05) dengan n1=12 dan n2=15, diperoleh harga U
tabel = 42. Ternyata harga U hitung lebih dari tabel (21<42). Dengan
demikian H0 ditolak dan Ha diterima.
9. Kesimpulan
Terdapat perbedaan kualitas manajemen yang signifikan antara Bank yang
favorit dan tidak favorit. Bank yang kualitas manajemennya sudah baik.

24
10. Saran.
Bank yang tidak favorit perlu meningkatkan kualitas manajemennya
bila ingin menjadi bank yang favorit. Bila n1 + n2 lebih dari 20. Maka
digunakan dengan pendekatan kurva normal rumus z.

5. Test Kolmogorov-Smirnov Dua Sampel.


Test ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
independen bila datanya berbentuk ordinal yang telah tersusun pada tabel
distribusi frekuensi kumulatif dengan menggunakan kelas-kelas interval.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
D = maksimum [Sn1(X) – Sn2(X)]

Contoh pengujian hipotesis:


Dilakukan penelitian untuk membandingkan produktivitas operator
mesin CNC (Computered Numerical Controlled) lulusan SMK mesin dan
SMU IPA. Pengamatan dilakukan pada sampel yang dipilih secara random.
Untuk lulusan SMK 10 orang dan juga untuk lulusan SMU 10 orang.
Produktivitas kerja diukur dari tingkat kesalahan kerja selama 4 bulan.
Hasilnya ditunjukkan dalam tabel berikut.
Berdasarkan hal tersebut maka:
1. Judul penelitiannya dapat disusun sebagai berikut:
Perbandingan produktivitas kerja karyawan lulusan SMK dan SMU.
2. Variabel penelitiannya adalah:
Jenis pendidikan (SMK-SMU) variabel independen.
Produktivitas kerja variabel dependen.
3. Rumusan masalah:
Adakah perbedaan produktivitas kerja yang signifikan antara karyawan
lulusan SMU dan SMK.
4. Sampel
Terdiri dua kelompok sampel yaitu karyawan lulusan SMK berjumlah 10
orang dan lulusan SMU sebanyak 10 orang.
5. Hipotesis:
H0 : tidak terdapat perbedaan produktivitas yang signifikan antara
karyawan lulusan SMK dan SMU.
25
Ha : terdapat perbedaan produktivitas yang signifikan antara karyawan
lulusan SMK dan SMU.
6. Kriteria Pengujian Hipotesis
H0 diterima bila KD hitung lebih kecil atau sama dengan KD Tabel.
7. Penyajian data:
Data hasil penelitian ditunjukkan pada tabel berikut

TINGKAT KESALAHAN KERJA OPERATOR MESIN CNC LULUSAN SMK


DAN SMU DALAM %
No. Lulusan SMK Lulusan SMU
1 1,0 3,0
2 2,0 4,0
3 1,0 8,0
4 1,0 2,0
5 3,0 5,0
6 1,0 6,0
7 2,0 3,0
8 1,0 5,0
9 5,0 7,0
10 5,0 8,0

8. Perhitungan
Untuk keperluan perhitungan data tersebut selanjutnya disusun dalam
tabel distribusi frekuensi kumulatif. Seperti yang ditunjukkan pada tabel
berikut

TINGKAT KESALAHAN KERJA OPERATOR LULUSAN SMK


No. Interval F Kumulatif
1 1-2 7 7
2 3-4 1 8
3 5-6 2 10
4 7-8 0 10

26
Untuk pengujian dengan Kolmogrov-Smirnov, maka kedua tabel
tersebut disusun kembali ke dalam tabel seperti berikut ini, nilai
kumulatifnya dinyatakan dalam bentuk proporsional. Jadi semuanya
dibagi dengan n dalam hal ini n1 dan n2 sama yaitu 10.
TABEL PENOLONG UNTUK PENGUJIAN DENGAN KOLMOGOROV-
SMIRNOV
Kesalahan Kerja
Kelompok
1-2% 3-4% 5-6% 7-8%
S10 (X) 7/10 1/10 2/10 0/10
S10 (X) 1/10 3/10 3/10 3/10
Sn1X – Sn2X 6/10 2/10 1/10 3/10

Berdasarkan perhitungan pada tabel tersebut, terlihat bahwa selisih


yang terbesar Sn1X – Sn2X = 6/10. Dalam hal ini pembilang (KPD)nya = 6.
Harga ini selanjutnya dibandingkan dengan harga KD tabel (tabel X). bila
pengujian hipotesis dengan uji satu pihak, kesalahan α = 5% dan n = 10.
Maka harga KD dalam tabel = 6, ternyata sampel dengan KD tabel (6=6).
Dengan demikian H0 diterima dan Ha ditolak. Kesimpulannya tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara produktivitas kerja lulusan
SMK dengan SMU.
(KD hitung KD tabel H0 diterima dan Ha ditolak). Untuk sampel yang
besan n1 dan n2 lebih besar dari 40, pengujian signifikansinya dapat
menggunakan tabel XV. Dalam hal ini besarnya n1 tidak harus sama
dengan n2. Jadi bisa berbeda. Dalam tabel ditunjukkan berbagai rumus
untuk menguji signifikansi harga KD yang didasarkan pada tingkat
kesalahan yang ditetapkan. Misalnya untuk kesalahan 5% (0,05) harga D
sebagai pengganti tabel dapat dihitung dengan rumus:

= 1,36 √

Sehingga untuk contoh diatas dapat dihitung

= 1,36 √

27
Pada contoh diatas harga KD hitung = 6 : 10 = 0,6. Ternyata harga KD
hitung sama dengan harga tabel dengan demikian H0 tetap diterima (0,6 =
0,6)
9. Kesimpulan:
Produktivitas kerja karyawan lulusan SMK tidak berbeda dengan
lulusan SMU
10. Saran
Pengangkatan karyawan untuk menjadi operator mesin CNC
dapat menggunakan lulusan SMU atau SMK.

6. Test Run Wald-Wolfowitz


Test ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua
sampel independen bila datanya berbentuk ordinal, dan disusun dalam bentuk
run. Oleh karena itu sebelum data dua sampel (n1 + n2) dianalisis maka perlu
disusun terlebih dahulu ke dalam bentuk rangking, baru kemudian dalam
bentuk run.
Sebagai contoh terdapat dua kelompok sampel n1 = 4 dan n2 = 5. Skor
untuk A dan B disusun sebagai berikut.
Kelompok A 10 17 8 12
n=4
Kelompok B 9 6 11 5 4
n=5

Selanjutnya skor tersebut diurutkan, sehingga jumlah run akan dapat


dihitung : Pengurutan dari nomor kecil.
4 5 6 8 9 10 11 12 17
B B B A B A B A A

Dari tabel di atas jumlah run = 6(BBB A B A B AA)


Bila sampel yang diambil berasal dari populasi yang sama/tidak berbeda (H0
benar), maka A dan B tidak akan mengelompok, tetapi berbaur. Makin kecil r
(run) maka H0 akan semakin ditolak.
Rumus yang digunakan untuk pengujian adalah:

P(r ≤ r’) = ∑ ( )( )( )
( )

28
Bila r angka ganjil, maka rumusnya menjadi

P(r ≤ r’) = ∑ ( )( ) ( )( )
( )

Dimana : r = 2k – 1

Contoh :
Dilakukan penelitian untuk mengetahui adakah perbedaan disiplin kerja
antara pegawai golongan III dan IV, yang didasarkan atas keterlambatan
masuk dan pulang kantor. Berdasarkan sampel yang dipilih secara random
terhadap 10 pegawai golongan III dan 10 pegawai golongan IV, diperoleh jan
keterlambatan masuk kantor sebagai berikut. Berdasarkan hal tersebut maka:

1. Judul penelitiannya dapat dirumuskan sebagai berikut:


Perbedaan disiplin kerja antara pegawai golongan III dan IV.
2. Variabel penelitiannya adalah
Tingkat golongan gaji (gol III dan IV) : variabel independen.
Disiplin kerja : variabel dependen
3. Rumusan masalah
Adakah perbedaan disiplin kerja pegawai Golongan III dan IV
4. Sampel:
Terdiri dua kelompok sampel, yaitu golongan III sebanyak 11 orang dan
golongan IV sebanyak 11 orang.
5. Hipotesis:
H0 : tidak terdapat perbedaan disiplin kerja yang signifikan antara
pegawai golongan III dan IV.
Ha : terdapat perbedaan disiplin kerja yang signifikan antara pegawai
golongan III dan IV.
6. Kriteria Pengujian Hipotesis
H0 diterima bila run hitung lebih besar dari run tabel.
7. Penyajian data:
Data hasil penelitian ditunjukkan pada tabel berikut.

29
Untuk menghitung jumlah run, sehingga dapat digunakan untuk
pengujian, maka dua kelompok data tersebut disusun secara beruntun
yaitu dari kecil ke yang besar. Jumlah run ada 10.
4 5 6 7 7 9 9 12 12 12
B A B BA AB B A A

13 13 13 14 14 15 16 16 17 18
A B B A A A A A B B

KETERLAMBATAN MASUK KANTOR ANTARA PEGAWAI GOLONGAN III


DAN IV (DALAM MENIT)
No. Pegawai Golongan III Pegawai Golongan IV
1 12 17
2 12 13
3 5 6
4 9 4
5 15 7
6 16 12
7 7 13
8 14 18
9 13 14
10 16 9

8. Perhitungan untuk pengujian hipotesis


Untuk menguji signifikansi selanjutnya dibandingkan dengan tabel VIIa.
Dari tabel n1 = 10 dan n2 = 10, maka harga run kritisnya = 6 untuk
kesalahan 5%. Berdasarkan hal tersebut ternyata rung hitung lebih besar
daripada tabel (10 > 6).
Karena run hitung lebih besar dari pada tabel, maka H0 diterima dan Ha
ditolak.
9. Kesimpulan
Tidak terdapat perbedaan disiplin antara pegawai golongan III
(kelompok A) dan golongan IV (kelompok B)

30
10. Saran
Kedua kelompok perlu pembinaan disiplin yang sama.

Untuk test run ini, kriteria pengujiannya adalah bila run dihitung
lebih kecil atau sama dengan run dari tabel untuk taraf kesalahan tertentu,
maka H0 ditolak (rn ≤ rtab, H0 ditolak).
Untuk sampel yang besar digunakan rumus z seperti berikut:

( )
z= =
(

( ) ( )

Untuk contoh diatas n1=n2 (walaupun boleh tidak sama) kita cobakan
dengan rumus ini.
( )
z= (
= = 0,16
√ ( )
( )

Kita bandingkan dengan tabel XIV. Untuk z = 0,16 maka harganya =


0,4364. Bila kesalahan ditetapkan 0,05, ternyata harga z hitung tersebut
lebih besar dari taraf kesalahan yang ditetapkan. Jadi 0,4364 > 0,05.
Karena harga hitung lebih besar dari α yang ditetapkan, maka H0 diterima,
dan Ha ditolak. Kesimpulannya sama dengan contoh diatas.
(untuk keperluan ini tabel z menggunakan tabel XIV).

2.4 Komparatif k Sampel


Penelitian untuk variable yang sama, sering dilakukan pada sampel yang
jumlahnya lebih dari dua (k sampel), misalnya 3, 4, atau 10 kelompok sampel.
Selanjutnya berdasarkan sampel yang diambil secara random tersebut, akan
dianalisis apakah rata-rata (mean) antara kelompok sampel satu dan kelompok
sampel yang lain berbeda secara signifikan atau tidak. Signifikan artinya
perbedaan atau persamaan rata-rata dari sampel-sampel tersebut dapat
digeneralisasikan terhadap populasi dari mana sampel-sampel tersebut diambil.
Jadi perbedaannya bukan hanya terjadi pada sampel-sampel itu saja.
Pengujian hipotesis komparatif k sampel secara serempak akan lebih efisien,
karena tidak harus melalui antar dua sampel. Untuk tiga sampel saja (X1:X2:X3)

31
akan dilakukan tiga kali pengujian bila melalui antar dua sampel. Untuk n
kelompok sampel akan dilakukan n (n-1) : 2 pengujian. Misalnya untuk 10
sampel akan dilakukan 10(10-1) : 2= 45 kali pengujian.
Seperti terlihat dalam pedoman umum memilih teknik statistic, khususnya
pedoman dalam memilih teknik statistic untuk menguji hipotesis komparatif
terlihat bahwa, teknikstatistik yang digunakan untuk pengujian hipotesis
komparatif, akan tergantung pada jenis data, dan bentuk hubungan antar sampel
yang dibedakan. Hubungan sampel dapat dibedakan menjadi dua yaitu; sampel
yang berkorelasi/berpasangan (related) dan sampel yang independen.

32
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam uji dua sempel terdapat tiga macam uji hipotesis yaitu hipotesis deskriptif,
hipotesis komparatif, hipotesis asosiatif. Namun, dalam makalah ini akan membahas
tentang hipotesis komparatif. Hipotesis ini dibagi menjadi dua yaitu yang pertama
sampel related (berpasangan) merupakan sampel yang diberi pretest dan posttest atau
sampel yang digunakan dalam penelitian eksperiment sebagai kelompok control dan
kelompok eksperiment. Sampel ini meliputi, mc nemar, sign test dan wilcoxon test.
Yang kedua sampel independen yang meliputi, fisher test, median test, mann-whitney u
test, chi-square test, kolmogrov test, wald wold fwitz. Berikut ini penjelasan dari
sampel berpasangan dan sampel independen:

Jenis uji dua sampel:

A. Uji Sampel Berpasangan

1.Mcnemar

Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang
berkorelasi bila datanya berbentuk minimal atau diskrit

2. Sign test

Sign test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel berkorelasi, bila
datanya berbentuk ordinal

C. Wilxocon test
Uji wilcoxon ini digunakan untuk menguji hipotesis komperatif dua sampel yang
berkolerasi bila datanya berbentuk ordinal (berjenjang).

B. Uji sampel independen


1. Fisher test
Distibusi ini merupakan salah satu distribusi yang paling banyak digunakan dalam
statistika terapan terutama dalam rancangan percobaan
2. Median test
Test median Digunakan untuk menguji signifikasi hipotesis komparatif dua sampel
bila datanya berbentuk ordinal atau nominal.

33
3. Mann-whitney u test
Tehnik ini dipakai untuk mengetest signifikansi perbedaan antara dua populasi,
dengan menggunakan sampel random yang ditarik dari populasi yang sama.
4. Chi-square test
Chi kuadrat digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel bila datanya
berbentuk nominal dan sampelnya besar
5. Kolmogrov test
Uji Kolmogorov Smirnov digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua
sampel independen bila datanya berbentuk ordinal yang tersusun pada table
distributive frekuensi kumulatif dengan menggunakan klas-klas interval
6. Run wald- woldfwitz test
Run test digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif (satu sampel). Data yang
skala pengukurannya ordinal dimana untuk mengukur urutan suatu kejadian.
Pengujian dilakukan dengan cara mengukur kerandoman populasi yang didasarkan
atas data hasil pengamatan melalui data sampel

3.2 Saran
Semoga makalah ini memberi pengetahuan dan menambah hasanah
bagi pembaca. Serta, bisa dijadikan sumber referensi bagi pembaca untuk
memahami tentang pengujian hipotesis komparatif. Kami menyadari makalah
ini kurang dari kata sempurna dan kami mohon untuk memberikan kritik dan
saran terkait makalah kami.

34
DAFTAR PUSTAKA

Sugiyono, 2014. Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta.

Sudrajat M, 1985. Statistik Nonparametik, Bandung: ARMICO

35

Anda mungkin juga menyukai