Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

STATISTIK
(Pengujian Hipotesis)
Dosen Pengampu : Mega Silfia Dewy, M.Pd.T.

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Nama : ENJELICA SINAGA (5203131025)
FERRY ANDI SYAHRI (5203131011)
M. FADLI INDRA GUNAWAN (5213131026)
TRISNAWATI SIDABUTAR (5203131033)
Mata Kuliah : Statistik

PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Pertama puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa dimana atas berkat dan
anugerah penyertaannya sehingga tugas Makalah ini dapat terselesaikan. Judul dari Makalah ini adalah
“Pengujian Hipotesis” penulisan Makalah ini dimaksudkan untuk menyelesaikan tugas Statistika.
Penulis tidak lupa berterimah kasih pada semua pihak yang telah mendukung penulis dan menyusun
Makalah ini, terutama kepada dosen mata kuliah Statistika maupun bagi saudara/i sekalian yang ikut ambil
bagian dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari sebagaimana, pasti mempunyai kekurangan dan kelemahan dalam hal menyusun
Makalah ini baik dalam isi yang terlampir maupun hal kesalahan dalam pengetikan sehingga kritik dan saran
pembaca sangat dibutuhkan dalam memperbaiki Makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan Terimah
Kasih.

Medan, Oktober 2023

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .................................................................................................................. 3
BAB I .............................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang..................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 4
C. Tujuan Pembahasan ............................................................................................. 5
BAB II ............................................................................................................................ 6
PEMBAHASAN ............................................................................................................. 6
A. Langkah – Langkah pengujian hipotesis ............................................................. 6
B. Menguji rata-rata  : uji dua pihak ...................................................................... 7
C. Menguji rata – rata  : uji satu pihak................................................................... 9
D. Menguji Proporsi π : uji dua pihak .................................................................... 11
E. Menguji proporsi π : uji satu pihak ................................................................... 12
F. Menguji varians σ2 ........................................................................................ 13
BAB III ......................................................................................................................... 15
PENUTUP .................................................................................................................... 15

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengujian hipotesis merupakan salah satu topik penting dalam statistika
inferensial yang banyak digunakan dalam berbagai bidang ilmu, seperti ekonomi,
sosial, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain. Pengujian hipotesis dapat membantu
peneliti untuk menguji kebenaran suatu klaim atau pernyataan tentang suatu
populasi dengan menggunakan data sampel yang terbatas. Dengan demikian,
pengujian hipotesis dapat memberikan informasi yang berguna untuk mengambil
keputusan yang rasional dan objektif.
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat kita
deskripsikan dalam bentuk data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus
diolah terlebih dahulu menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan di analisa.
Statistika adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengolahan data.
Untuk memperoleh data-data tersebut, diperlukan adanya suatu penelitian.
Penelitian ini didapatkan melalui berbagai cara, dan juga berbagai langka-langkah
pengujian dari para pengumpul data. Sebelum melakukan penelitian, kita akan
menduga-duga terlebih dahulu terhadap apa yang kita ingin teliti. Pernyataan
dugaan atau pernyataan sementara kita ini yang disebut hipotesis. Banyak sekali
macam-macam konsep hipotesis ini, salah satunya jenis hipotesis. Terkadang
dalam penelitian pun banyak sekali permasalahan-permasalahan dan juga
kesalahan dalam melakukan penelitian. Seluruh yang akan dibahas dalam
melakukan hipotesis penelitian akan dibahas dalam makalah ini beserta
permasalahan yang terjadi.
Hipotesis seperti yang kita ketahui (statistik), yakni dugaan yang mungkin
benar, atau mungkin juga salah. Dia akan ditolak jika salah atau palsu, dan akan
diterima jika faktor-faktor membenarkannya. Penolakan dan penerimaan hipotesis,
dengan begitu sangat tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan terhadap faktor-
faktor yang dikumpulkan.
Selanjutnya, pengujian hipotesis penelitian secara perhitungan statistik
memerlukan perubahan rumusan hipotesis ke dalam rumusan hipotesis statistik
yang mana memasangkan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol(Ho) sehingga
dapat memutuskan dengan tegas menolak atau menerima salah satu dari kedua
hipotesis tersebut. Selain itu, Pengujian hipotesis deskriptif pada dasarnya
merupakan proses pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada
satu sampel. Kesimpulan yang dihasilkan nanti adalah apakah hipotesis yang diuji
itu dapat digeneralisasikan atau tidak. Dalam uji hipotesis satu sampel ini variabel
penelitiannya bersifat mandiri, dan sampelnya satu, oleh karena itu variabel
penelitiannya tidak berbentuk perbandingan ataupun hubungan antar dua variabel
atau lebih.

4
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana langkah-langkah pengujian hipotesis ?
2. Bagaimana menguji rata-rata  : uji dua pihak ?
3. Bagaimana menguji rata-rata  : uji satu pihak ?
4. Bagaimana menguji proporsi π : uji dua pihak ?
5. Bagaimana menguji proporsi π : uji satu pihak ?
6. Bagaimana menguji varians σ2 ?
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Langkah-langkah pengujian hipotesis
2. Untuk menguji rata-rata  : uji dua pihak
3. Untuk menguji rata-rata  : uji satu pihak
4. Untuk menguji proporsi π : uji dua pihak
5. Untuk menguji proporsi π : uji satu pihak
6. Untuk menguji varians σ2

5
BAB II
PEMBAHASAN
Pengujian Hipotesis
A. Langkah – Langkah pengujian hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai sesuatu. Jika hipotesis tersebut
tentang nilai-nilai parameter maka hipotesis itu disebut hipotesis statistik. Jika
hasil yang didapat dari penelitian terhadap sampel acak, dalam pengertian peluang,
jauh berbeda dari hasil yang diharapkan terjadi berdasarkan hipotesis, maka
hipotesis ditolak. Jika terjadi sebaliknya, hipotesis diterima.
Dalam melakukan pengujian hipotesis, ada dua macam kekeliruan yang dapat
terjadi, dikenal dengan nama-nama:
1. Kekeliruan tipe I: ialah menolak hipotesis yang seharusnya diterima
2. Kekeliruan tipe II: ialah menerima hipotesis yang seharusnya ditolak.
Agar penelitian dapat dilakukan maka kedua tipe kekeliruan itu kita nyatakan
dalam peluang. Peluang membuat kekeliruan tipe I biasa dinyatakan dengan α dan
peluang kekeliruan tipe II dinyatakan β.
Langkah – Langkah pengujian hipotesis :
1. Perumusan hipotesis
Perumusan hipotesis dilakukan dengan dua macam, yaitu hipotesis awal
(H0), dan hipotesis alternatif (H1). Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan
uji satu pihak atau uji dua pihak.
Pengujian hipotesis uji satu pihak :
H0: X = Y
H1 : X < Y
Atau
H0 : X = Y
H1 : X > Y
Pengujian hipotesis uji dua pihak :
H0 : X = Y
H1 : X ≠ Y
2. Menentukan distribusi yang akan digunakan, apakah (z, t, x2, f) atau yang
lain.
3. Penentuan daerah penolakan hipotesis (daerah kritis)
4. Pilih taraf nyata α, atau yang disebut juga ukuran daerah kritis.
Jika uji dua pihak maka luas daerah kritis atau daerah penolakan pada tiap
ujung adalah ½ α .

6
Jika uji satu pihak maka luas daerah kritis atau daerah penolakan adalah α .
Jika
H0 : X = Y
H1 : X

Jika
H0 : X = Y
H1 : X < Y

Harga d didapat dari daftar distribusi yang bersangkutan dengan peluang yang
ditentukan oleh α, yang menjadi batas antara daerah kritis dan daerah
penerimaan H0.
5. Menentukan nilai statistik
6. Menarik sebuah kesimpulan.
B. Menguji rata-rata  : uji dua pihak
Misal populasi berdistribusi normal dengan rata-rata  dan simpangan baku σ.
Akan diuji mengenai parameter rata-rata . Diambil sampel acak berukuran n, lalu
nilai statistik berupa rata-rata X̅ dan simpangan baku (s). Maka pengujian hipotesis
:
a. σ diketahui

Untuk pasangan hipotesis


Dengan 0 sebuah harga yang diketahui, digunakan statistik :

7
H0 diterima jika -z1/2(1-a) < z <z1/2(1-a) dengan z1/2(1-a) didapat dari daftar normal
baku dengan peluang ½ (1-a). Dalam hal lainnya, H0 ditolak.
Contoh:
Pengusaha lampu pijar A mengatakan bahwa lampunya bisa tahan pakai sekitar
800 jam. Akhir- akhir ini timbul dugaan bahwa masa pakai lampu telah
berubah. Untuk menentukan hal ini, dilakukan penelitian dengan jalan menguji
50 lampu. Ternyata rata-ratanya 792 jam. Dari pengalaman, diketahui bahwa
simpangan baku masa hidup lampu 60 jam. Selidikilah dengan taraf nyata 0,05
apakah kualitas lampu itu sudah berubah atau belum.
Jawab :

b. σ tidak diketahui

Untuk pasangan hipotesis


Karena simpangan baku tidak diketahui maka ditaksir dengan nilai simpangan
baku (s), yang dihitung dari sampel. Maka statistik yang digunakan :

Dengan dk = n – 1 .Maka H0 diterima jika -t -1/2a < t < t-1/2a didapat dari
daftar distribusi t dengan peluang 1-1/2a dan dk = n – 1 .
Contoh :
Untuk contoh diatas, jika simpangan baku populasi tidak diketahui, dan didapat
dari sampel didapat s = 55 jam.

8
C. Menguji rata – rata  : uji satu pihak
Misal populasi berdistribusi normal dengan rata-rata  dan simpangan baku σ.
Akan diuji mengenai parameter rata-rata . Diambil sampel acak berukuran n,
lalu statistik berupa rata-rata X̅ dan simpangan baku s. Maka pengujian
hipotesis :
a. σ diketahui

1. Untuk pasangan hipotesis

Dengan 0 sebuah harga yang diketahui, digunakan statistik :

H0 ditolak jika z ≥ z0,5-a dengan z0,5-a didapat dari daftar distribusi normal
baku menggunakan peluang (0,5 – a).
Contoh:
Proses pembuatan barang rata-rata menghasilkan 15,7 unit per jam. Hasil
produksi mempunyai varians = 2,3. Metode baru diusulkan untuk
mengganti yang lama jika rata-rata per jam menghasilkan paling sedikit 16
buah. Untuk menentukan apakah metode diganti atau tidak, metode baru
dicoba 20 kali dan ternyata rata-rata per jam menghasilkan 16,9 buah.
Pengusaha bermaksud mengambil resiko 5% untuk menggunakan metode
baru apabila metode ini rata-rata menghasilkan lebih dari 16 buah. Apakah
keputusan si pengusaha?

9
2. Untuk pasangan hipotesis
Dengan 0 sebuah harga yang diketahui, digunakan statistik :

H0 ditolak jika z ≤ -z 0,5-a dengan z0,5-a didapat dari daftar distribusi normal
baku menggunakan peluang (0,5-a).
b. σ tidak diketahui

1. untuk pasangan hipotesis


Karena simpangan baku diketahui maka ditaksir dengan nilai
simpangan baku s, yang dihitung dari sampel. Maka statistik yang
digunakan :

Dengan dk = n -1 dengan peluang (1-a). Maka H0 ditolak jika ≥ t1-a.


Contoh :
Dikatakan bahwa dengan menyuntikan semacam hormon tertentu
kepada ayam akan menambah berat telurnya rata-rata 4,5 gr. Sampel acak
yang terdiri atas 31 butir telur dari ayam yang telah diberi suntikan hormon
tersebut memberikan rata-rata berat 4,9 gr dan simpangan baku s = 0,8gr.
Cukup beralasankah untuk menerima pernyataan bahwa pertambahan rata-
rata berat telur paling sedikit 4,5gr?
Jawab :

10
D. Menguji Proporsi π : uji dua pihak
Misal populasi berdistribusi binom dengan proporsi kejadian A = π. Berdasarkan
sebuah sampel acak yang diambil dari populasi itu dihitung proporsi sampel untuk
kejadian sebesar x/n, akan diuji mengenai uji dua pihak:

Dengan π0 diketahui. Dengan menggunakan pendekatan oleh distribusi normal,


maka pengujian ini digunakan statistik z yang rumusnya:

H0 diterima jika -Z1/2(1-a) <Z<Z1/2(1-a) dengan Z1/2(1-a) didapat dari daftar normal
baku dengan peluang 1/2 (1-a). Dalam hal lainnya, H0 ditolak.
Contoh:
Kita ingin menguji bahwa distribusi jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin
perempuan adalah sama. Sebuah sampel acak terdiri atas 4.800 orang mengandung
2.458 laki-laki. Dalam taraf nyata 0,05, betulkah distribusi kedua jenis kelamin itu
sama?

11
E. Menguji proporsi π : uji satu pihak
Misal populasi berdistribusi binom dengan proporsi kejadian A = π.
Berdasarkan sebuah sampel acak yang diambil dari populasi itu dihitung proporsi
sampel untuk kejadian sebesar X/n , akan diuji mengenai uji satu pihak.

Dengan π0 diketahui. Dengan menggunakan pendekatan oleh distribusi


normal, maka pengujian ini digunakan statistik z yang rumusnya :

H0 ditolak jika z ≥ z0,5-a dengan z0,5-a didapat dari daftar normal baku dengan
peluang (0,5-a). Dalam hal lainnya, H0 diterima.

Dengan π0 diketahui. Dengan menggunakan pendekatan oleh distribusi normal,


maka pengujian ini digunakan statistik z yang rumusnya :

Contoh :
Seorang pejabat mengatakan bahwa paling banyak 60% anggota Masyarakat
termasuk golongan A. Sebuah sampel acak diambil yang terdiri atas 8.500 orang

12
dan ternyata 5.426 termasuk golongan A. Apabila α = 0,01, benarkah pernyataan
tersebut?
Jawab :

F. Menguji varians σ2
Misal populasi berdistribusi normal dengan rata-rata  dan varians σ2. Akan
diuji mengenai parameter rata-rata μ. Diambil sampel acak berukuran n, lalu nilai
statistik berupa rata-rata X̅ dan varians s². Pengujian hipotesis:
1. Uji Dua Pihak
Pasangan hipotesis:

Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik chi-kuadrat:

Jika dalam pengujian dipakai taraf nyata a, maka kriteria pengujian adalah:
terima H0 jika dimana X21/2a > X2 dan X21-1/2a didapat dari daftar distribusi chi-
kuadrat dengan dk = (n - 1) dan masing-masing dengan peluang 1/2a dan 1-1/2 a.
Dalam hal lainnya H0 ditolak.
Contoh:
Pengusaha lampu pijar A mengatakan bahwa lampunya bisa tahan pakai sekitar
800 jam. Akhir- akhir ini timbul dugaan bahwa masa pakai lampu telah berubah.
Untuk menentukan hal ini, dilakukan penelitian dengan jalan menguji 50 lampu
didapat s = 55. Ternyata rata-ratanya 792 jam. Dari pengalaman, diketahui bahwa
simpangan baku masa hidup lampu 60 jam. Jika masa hidup lampu berdistribusi
normal, benarkah σ = 60 jam dalam taraf nyata a = 0,05?
Jawab :

13
2. Uji satu pihak
Dalam kenyataan sangat sering dikehendaki adanya varians yang berharga
kecil. Untuk ini pengujian diperlukan dan akan merupakan uji pihak kanan:

Kriteria pengujian: H0 ditolak jika X2 ≥ X2 dengan


1-a X21-a didapat dari daftar chi-
kuadrat dengan dk = n - 1dan peluang (1-a). Dalam hal lainnya, H0 diterima. Jika
hipotesis 0 dan tandingannya menyebabkan uji pihak kiri, yakni pasangan:

Maka hal yang sebaliknya akan terjadi mengenai kriteria pengujian, yaitu tolak
H0 jika X² ≤ X2a, dimana X2a didapat dari daftar chi-kuadrat dengan dk = (n-1)
dan peluang a.
Contoh :
Proses pengisian semacam minuman kedalam botol oleh mesin, paling tinggi
mencapai varians 0,5 cc. Akhir-akhir ini ada digunakan bahwa isi botol telah
mempunyai variabilitas yang lebih besar. Diteliti 20 buah botol dan isinya ditakar.
Ternyata sampel ini menghasilkan simpangan baku 0,90 cc. Dengan α = 0,05,
diperlukan mesin disel?
Jawab :

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
 Langkah – Langkah pengujian hipotesis :
1. Perumusan hipotesis
Perumusan hipotesis dilakukan dengan dua macam, yaitu hipotesis awal (H0),
dan hipotesis alternatif (H1). Pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan uji satu
pihak atau uji dua pihak.
Pengujian hipotesis uji satu pihak :
H0: X = Y
H1 : X < Y
Atau
H0 : X = Y
H1 : X > Y
Pengujian hipotesis uji dua pihak :
H0 : X = Y
H1 : X ≠ Y
2. Menentukan distribusi yang akan digunakan, apakah (z, t, x2, f) atau yang
lain.
3. Penentuan daerah penolakan hipotesis (daerah kritis)
4. Pilih taraf nyata α, atau yang disebut juga ukuran daerah kritis.
Jika uji dua pihak maka luas daerah kritis atau daerah penolakan pada tiap
ujung adalah ½ α .
Jika uji satu pihak maka luas daerah kritis atau daerah penolakan adalah α .
Jika
H0 : X = Y
H1 : X

Jika
H0 : X = Y
H1 : X < Y

15
Harga d didapat dari daftar distribusi yang bersangkutan dengan peluang yang
ditentukan oleh α, yang menjadi batas antara daerah kritis dan daerah penerimaan
H0.
5. Menentukan nilai statistik
6. Menarik sebuah kesimpulan.
 Menguji rata-rata  : uji dua pihak
Misal populasi berdistribusi normal dengan rata-rata  dan simpangan baku
σ. Akan diuji mengenai parameter rata-rata . Diambil sampel acak berukuran
n, lalu nilai statistik berupa rata-rata X̅ dan simpangan baku (s).
Jika σ diketahui

Untuk pasangan hipotesis


Dengan 0 sebuah harga yang diketahui, digunakan statistik :

H0 diterima jika -z1/2(1-a) < z <z1/2(1-a) dengan z1/2(1-a) didapat dari daftar normal
baku dengan peluang ½ (1-a). Dalam hal lainnya, H0 ditolak.
Jika σ tidak diketahui

Untuk pasangan hipotesis


Karena simpangan baku tidak diketahui maka ditaksir dengan nilai simpangan
baku (s), yang dihitung dari sampel. Maka statistik yang digunakan :

Dengan dk = n – 1 .Maka H0 diterima jika -t -1/2a < t < t-1/2a didapat dari
daftar distribusi t dengan peluang 1-1/2a dan dk = n – 1 .
 Menguji rata – rata  : uji satu pihak
Misal populasi berdistribusi normal dengan rata-rata  dan simpangan
baku σ. Akan diuji mengenai parameter rata-rata . Diambil sampel acak
berukuran n, lalu statistik berupa rata-rata X̅ dan simpangan baku s.
a. Jika σ diketahui

1. Untuk pasangan hipotesis


Dengan 0 sebuah harga yang diketahui, digunakan statistik :

16
H0 ditolak jika z ≥ z0,5-a dengan z0,5-a didapat dari daftar distribusi normal
baku menggunakan peluang (0,5 – a).

2. Untuk pasangan hipotesis


Dengan 0 sebuah harga yang diketahui, digunakan statistik :

H0 ditolak jika z ≤ -z 0,5-a dengan z0,5-a didapat dari daftar distribusi normal
baku menggunakan peluang (0,5-a).
b. σ tidak diketahui

1. untuk pasangan hipotesis

Karena simpangan baku diketahui maka ditaksir dengan nilai


simpangan baku s, yang dihitung dari sampel. Maka statistik yang
digunakan :

Dengan dk = n -1 dengan peluang (1-a). Maka H0 ditolak jika ≥ t1-a.

 Menguji Proporsi π : uji dua pihak


Misal populasi berdistribusi binom dengan proporsi kejadian A = π.
Berdasarkan sebuah sampel acak yang diambil dari populasi itu dihitung
proporsi sampel untuk kejadian sebesar x/n,

17
Dengan π0 diketahui. Dengan menggunakan pendekatan oleh distribusi normal,
maka pengujian ini digunakan statistik z yang rumusnya:

H0 diterima jika -Z1/2(1-a) <Z<Z1/2(1-a) dengan Z1/2(1-a) didapat dari daftar normal
baku dengan peluang 1/2 (1-a). Dalam hal lainnya, H0 ditolak.
 Menguji Proporsi π : uji satu pihak
Misal populasi berdistribusi binom dengan proporsi kejadian A = π.
Berdasarkan sebuah sampel acak yang diambil dari populasi itu dihitung
proporsi sampel untuk kejadian sebesar X/n ,

Dengan π0 diketahui. Dengan menggunakan pendekatan oleh distribusi


normal, maka pengujian ini digunakan statistik z yang rumusnya :

H0 ditolak jika z ≥ z0,5-a dengan z0,5-a didapat dari daftar normal baku
dengan peluang (0,5-a). Dalam hal lainnya, H0 diterima.

Dengan π0 diketahui. Dengan menggunakan pendekatan oleh distribusi


normal, maka pengujian ini digunakan statistik z yang rumusnya :

 Menguji Varians
Misal populasi berdistribusi normal dengan rata-rata  dan varians σ2.
Akan diuji mengenai parameter rata-rata μ. Diambil sampel acak berukuran n,
lalu nilai statistik berupa rata-rata X̅ dan varians s². Pengujian hipotesis:
1. Uji Dua Pihak
Pasangan hipotesis:

18
Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik chi-kuadrat:

Jika dalam pengujian dipakai taraf nyata a, maka kriteria pengujian


adalah: terima H0 jika dimana X21/2a > X2 dan X21-1/2a didapat dari daftar
distribusi chi-kuadrat dengan dk = (n - 1) dan masing-masing dengan
peluang 1/2a dan 1-1/2 a. Dalam hal lainnya H0 ditolak.
2. Uji satu pihak
Dalam kenyataan sangat sering dikehendaki adanya varians yang
berharga kecil. Untuk ini pengujian diperlukan dan akan merupakan uji
pihak kanan:

Kriteria pengujian: H0 ditolak jika X2 ≥ X21-a dengan X21-a didapat dari


daftar chi-kuadrat dengan dk = n - 1dan peluang (1-a). Dalam hal lainnya,
H0 diterima. Jika hipotesis 0 dan tandingannya menyebabkan uji pihak kiri,
yakni pasangan:

Maka hal yang sebaliknya akan terjadi mengenai kriteria pengujian,


yaitu tolak H0 jika X² ≤ X2a, dimana X2a didapat dari daftar chi-kuadrat
dengan dk = (n-1) dan peluang a.

19

Anda mungkin juga menyukai