Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH STATISTIKA INDUSTRI II

PENGUJIAN HIPOTESIS

Disusun Oleh :
AHMAD SAIFULLAH
18021014032

UNIVERSITAS ISLAM MAKASSAR


2020
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkatrahmat dan kemurahannya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
yangberjudul “Penguji Hipotesis”,walaupun masih jauh dari kesempurnaan. Dengan
tersusunnya makalah ini diharapkan dapat membantu teman-teman dalamrangka pemahaman
yang lebih seksama dari materi yang disajikan.Dalam materi ini disajikan secara ringkas hal-
hal yang perlu diketahui yangberkaitan dengan materi pengujian hipotesis. Kami sangat
menyadari bahwa apa yangdisajikan ini masih jauh dari kesempurnaan, walaupun kami yakin
bahwa materi ini akansangat bermaanfaat bagi teman-teman guna membantu kelancaran dan
kemudahan dalammemahami materi yang disajikan. Kami senantiasa akan berupaya
memperbaiki makalah inisehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
diharapkan penulis gunapenyempurnaan makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami sampaikan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagisemua pihak.

Makassar, Juni 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................................1
B. Tujuan Penulisan Makalah...............................................................................................1
C. Rumusan Masalah............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengujian Hipotesis.......................................................................................2
B. Kegunaan Pengujian Hipotesis........................................................................................2
C. Konsep hipotesis.............................................................................................................4
D. Prosedur Pengujian Hipotesis........................................................................................10
E. Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis.....................................................................................25
F. Uji Chi-Square...............................................................................................................35
BAB III KESIMPULAN
A. Kesimpulan……………………………………………………………………… …37
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................38
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat
kitadeskripsikan dalam bentuk data. Informasi data yang diperoleh tentunya harus diolah
terlebihdahulu menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan dianalisa. Statistika adalah
ilmu yangmempelajari cara-cara pengolahan data.Untuk memperoleh data-data tersebut,
diperlukan adanya suatu penelitian. Penelitianini didapatkan melalui berbagai cara, dan
juga berbagai langka-langkah pengujian dari parapengumpul data. Sebelum melakukan
penelitian, kita akan menduga-duga terlebih dahuluterhadap apa yang kita ingin teliti.
Pernyataan dugaan atau pernyataan sementara kita iniyang disebut hipotesis. Banyak
sekali macam-macam konsep hipotesis ini, salah satunya jenishipotesis. Terkadang dalam
penelitian pun banyak sekali permasalahan-permasalahan danjuga kesalahan dalam
melakukan penelitian. Seluruh yang akan dibahas dalam melakukanhipotesis penelitian
akan dibahas dalam makalah ini beserta permasalah-permasalahan yangterjadi.
B. Tujuan Penulisan Makalah
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk :
1. Mengetahui konsep hipotesis dan pengujiannya
2. Mengetahui macam-macam permasalahan dan hipotesis penelitian
3. Dapat membedakan arti hipotesis (nol dan alternatif)
4. Mengetahui jenis-jenis pengujian hipotesis
5. Dapat menerapkan rumus-rumus dan langkah-langkah dalam pengujian hipotesis
6. Mengetahui teknik dalam pengujian hipotesis
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian uji hipotesis?
2. Apa kegunaan pengujian hipotesis?
3. Apa macam-macam pengujian hipotesis?
4. Apa jenis kesalahan dan penentuan taraf nyata pada pengujian hipotesis?
5. Bagaimana langkah-langkah dalam pengujian hipotesis?
6. Bagaimana cara teknik pengujian hipotesis?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengujian Hipotesis


Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hupo berarti Lemah atau kurang atau
dibawah, Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti.
Sehinggahipotesis dapat diartikan sebagai Pernyataan yang masih lemah
kebenarannya dan perludibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara.
Hipotesis juga dapat diartikansebagai pernyataan keadaan populasi yang akan diuji
kebenarannya menggunakandata/informasi yang dikumpulkan melalui sampel, dan
dapat dirumuskan berdasarkan teori,dugaan, pengalaman pribadi/orang lain, kesan
umum, kesimpulan yang masih sangatsementara.
Hipotesis statistik adalah pernyataan atau dugaan mengenai keadaan populasi
yangsifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya. Hipotesis statistik dapat
berbentuk suatuvariabel seperti binomial, poisson, dan normal atau nilai dari suatu
parameter, seperti ratarata,varians, simpangan baku, dan proporsi. Hipotesis statistik
harus diuji, karena itu harusberbentuk kuantitas untuk dapat diterima atau ditolak.
Hipotesis statistik akan diterima jikahasil pengujian membenarkan pernyataannya dan
akan ditolak jika terjadi penyangkalan daripernyataannya.
Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan
tujuanmemutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam pengujian
hipotesis,keputusan yang dibuat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan bisa
benar atau salah,sehingga menimbulkan risiko. Besar kecilnya risiko dinyatakan
dalam bentuk probabilitas.Pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting dari
statistik inferensi (statistic induktif),karena berdasarkan pengujian tersebut,
pembuatan keputusan atau pemecahan persoalansebagai dasar penelitian lebih lanjut
dapat terselesaikan.
B. Kegunaan Pengujian Hipotesis
Fungsi atau kegunaan hipotesis yang disusun dalam suatu rencana
penelitian,setidaknya ada empat yaitu :
1. Hipotesis memberikan penjelasan sementara tentang gejala-gejala serta
memudahkanperluasan pengetahuan dalam suatu bidang.
Untuk dapat sampai pada pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai
masalahpendidikan, peneliti harus melangkah lebih jauh dari pada sekedar
mengumpukan faktayang berserakan, untuk mencari generalisasi dan antar
hubungan yang ada diantara fakta-fakta tersebut. Antar hubungan dan generalisasi
ini akan memberikan gambaran pola, yangpenting untuk memahami persoalan.
Pola semacam ini tidaklah menjadi jelas selamapengumpulan data dilakukan tanpa
arah. Hipotesis yang telah terencana dengan baik akanmemberikan arah dan
mengemukakan penjelasan. Karena hipotesis tersebut dapat diujidan divalidasi
(pengujian kesahihannya) melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesisdapat
membantu kita untuk memperluas pengetahuan.
2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang langsung dapat diuji
dalampenelitian.
Pernyataan tidak dapat diuji secara langsung. Penelitian memang dimulai
dengansuatu pernyataan, akan tetapi hanya hubungan antara variabel yang akan
dapat diuji.Misalnya, peneliti tidak akan menguji pertanyaan apakah komentar
guru terhadappekerjaan murid menyebabkan peningkatan hasil belajar murid
secara nyata“? akan tetapipeneliti menguji hipotesis yang tersirat dalam
pernyataan tersebut “komentar guruterhadap hasil pekerjaan murid, menyebabkan
meningkatnya hasil belajar murid secaranyata“ atau yang lebih spesifik lagi “skor
hasil belajar siswa yang menerima komentarguru atas pekerjaan mereka
sebelumnya akan lebih tinggi dari pada skor siswa yang tidakmenerima komentar
guru atas pekerjaan mereka sebelumnya“. Selanjutnya peneliti, dapatmelanjutkan
penelitiannya dengan meneliti hubungan antara kedua variabel tersebut,
yaitukomentar guru dan prestasi siswa.
3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian
Hipotesis merupakan tujuan khusus. Dengan demikian hipotesis juga
menentukansifat-sifat data yang diperlukan untuk menguji pernyataan tersebut.
Secara sangatsederhana, hipotesis menunjukkan kepada para peneliti apa yang
harus dilakukan. Faktayang harus dipilih dan diamati adalah fakta yang ada
hubungannya dengan pernyataantertentu. Hipotesislah yang mentukan relevansi
fakta-fakta itu. Hipotesis ini dapatmemberikan dasar dalam pemilihan sampel
serta prosedur penelitian yang harus dipakai.Hipotesis juga dapat menunjukkan
analisis statistik yang diperlukan dan hubungannyayang harus menunjukkan
analisis statistik yang diperlukan agar ruang lingkup studitersebut tetap terbatas,
dengan mencegahnya menjadi terlalu sarat.
Sebagai contoh, lihatlah kembali hipotesis tentang latihan pra sekolah bagi
anak-anakkelas satu yang mengalami hambatan kultural. Hipotesis ini
menunjukkan metodepenelitian yang diperlukan serta sampel yang harus
digunakan. Hipotesis inipun bahkanmenuntun peneliti kepada tes statistik yang
mungkin diperlukan untuk menganalisis data.Dari pernyataan hipotesis itu, jelas
bahwa peneliti harus melakukan eksperimen yangmembandingkan hasil belajar
dikelas satu dari sampel siswa yang mengalami hambatankultural dan telah
mengalami program pra sekolah dengan sekelompok anak serupa yangtidak
mengalami progaram pra sekolah. Setiap perbedaan hasil belajar rata-rata
keduakelompok tersebut dapat dianalaisis denga tes atau teknik analis variansi,
agar dapatdiketahui signifikansinya menurut statistik.
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
Akan sangat memudahkan peneliti jika mengambil setiap hipotesis secara
terpisahdan menyatakan kesimpulan yang relevan dengan hipotesis tersebut.
Artinya, penelitidapat menyusun bagian laporan tertulis ini diseputar jawaban-
jawaban terhadap hipotesissemula, sehingga membuat penyajian ini lebih berarti
dan mudah dibaca.
C. Konsep hipotesis
Menurut Kerlinger (1973:18) dan Tuckman (1982:5) mengartikan hipotesis
adalahsebagai dugaan terhadap hubungan antara dua variable atau lebih. Selanjutnya
menurutSudjana (1992:219) mengartikan hipotesis adalah asumsi atau dugaan
mengenai suatu halyang dibuat untuk menjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk
melakukan pengecekannya.Atas dasar dua definisi diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa hipotesis adalah jawaban ataudugaan sementara yang harus diuji lagi
kebenarannya.
Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (Hipotesis Alternatif H a atau H1)
yaituhipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan
teori-teoriyang ada hubungannya (relevan) dengan masalah penelitian dan belum
berdasarkan faktaserta dukungan data yang nyata dilapangan. Hipotesis alternatif
(Ha) dirumuskan dengankalimat positif. Hipotesis nol adalah pernyataan tidak
adanya hubungan, pengaruh, atauperbedaan antara parameter dengan statistik.
Hipotesis Nol (Ho) dirumuskan dengankalimat negatif. Nilai Hipotesis Nol (Ho)
harus menyatakan dengan pasti nilai parameter.
Hipotesis Nol (H0) harus menyatakan dengan pasti nilai parameter.
H0 ditulis dalam bentuk persamaan
Sedangkan Nilai Hipotesis Alternatif (Ha) dapat memiliki beberapa
kemungkinan.
H1 ditulis dalam bentuk pertidaksamaan (< ; > ; ≠ )

D. Prosedur Pengujian Hipotesis


Prosedur pengujian hipotesis statistik adalah langkah-langkah yang
dipergunakan dalammenyelesaikan pengujian hipotesis tersebut. Berikut ini langkah-
langkah pengujian hipotesisstatistik adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Formulasi Hipotesis
Formulasi atau perumusan hipotesis statistik dapat dibedakan atas dua jenis,
yaitusebagai berikut:
a. Hipotesis nol / nihil (H0)
Hipotesis nol adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai suatu pernyataan yang
akandiuji. Hipotesis nol tidak memiliki perbedaan atau perbedaannya nol
dengan hipotesissebenarnya.
b. Hipotesis alternatif/ tandingan (H1/ Ha)
Hipotesis alternatif adalah hipotesis yang dirumuskan sebagai lawan atau
tandingandari hipotesis nol. Dalam menyusun hipotesis alternatif, timbul 3
keadaan berikut.
1) H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih besar dari pada harga
yangdihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu
arah, yaitupengujian sisi atau arah kanan.
2) H1 menyatakan bahwa harga parameter lebih kecil dari pada harga
yangdihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian satu sisi atau satu
arah, yaitupengujian sisi atau arah kiri.
3) H1 menyatakan bahwa harga parameter tidak sama dengan harga
yangdihipotesiskan. Pengujian itu disebut pengujian dua sisi atau dua arah,
yaitupengujian sisi atau arah kanan dan kiri sekaligus.
Secara umum, formulasi hipotesis dapat di tuliskan :
H0 : θ = θ0

H1 : θ > θ0

H1 : θ < θ0

H1 : θ ≠ θ0

Apabila hipotesis nol (H0) diterima (benar) maka hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
Demikianpula sebaliknya, jika hipotesis alternatif (H a) diterima (benar) maka
hipotesis nol (H0) ditolak.
2. Menentukan Taraf Nyata (α)
Taraf nyata adalah besarnya batas toleransi dalam menerima kesalahan hasil
hipotesisterhadap nilai parameter populasinya. Semakin tinggi taraf nyata yang
digunakan, semakintinggi pula penolakan hipotesis nol atau hipotesis yang diuji,
padahal hipotesis nol benar.
Besaran yang sering digunakan untuk menentukan taraf nyata dinyatakan
dalam %,yaitu: 1% (0,01), 5% (0,05), 10% (0,1), sehingga secara umum taraf
nyata dituliskansebagai α 0,01, α 0,05, α 0,1. Besarnya nilai α bergantung pada
keberanian pembuatkeputusan yang dalam hal ini berapa besarnya kesalahan
(yang menyebabkan resiko) yangakan ditolerir. Besarnya kesalahan tersebut
disebut sebagai daerah kritis pengujian (criticalregion of a test) atau daerah
penolakan ( region of rejection).
Nilai α yang dipakai sebagai taraf nyata digunakan untuk menentukan nilai
distribusiyang digunakan pada pengujian, misalnya distribusi normal (Z),
distribusi t, dan distribusi X².Nilai itu sudah disediakan dalam bentuk tabel disebut
nilai kritis.
3. Menentukan Kriteria Pengujian
Kriteria Pengujian adalah bentuk pembuatan keputusan dalam menerima atau
menolakhipotesis nol (H0) dengan cara membandingkan nilai a tabel distribusinya
(nilai kritis) dengannilai uji statistiknya, sesuai dengan bentuk pengujiannya.
Yang dimaksud dengan bentukpengujian adalah sisi atau arah pengujian.
a. Penerimaan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih kecil atau lebih besar
daripadanilai positif atau negatif dari a tabel. Atau nilai uji statistik berada di
luar nilai kritis.
b. Penolakan H0 terjadi jika nilai uji statistiknya lebih besar atau lebih kecil
daripada nilai positif atau negatif dari α tabel. Atau nilai uji statistik berada di
luar nilai kritis.
Dalam bentuk gambar, kriteria pengujian seperti gambar di bawah ini :

4. Menentukan Nilai Uji Statistik


Uji statistik merupakan rumus-rumus yang berhubungan dengan distribusi
tertentudalam pengujian hipotesis. Uji statistik merupakan perhitungan untuk
menduga parameterdata sampel yang diambil secara random dari sebuah populasi.
Misalkan, akan diujiparameter populasi (P), maka yang pertama-tama dihitung
adalah statistik sampel (S).
5. Membuat Kesimpulan
Pembuatan kesimpulan merupakan penetapan keputusan dalam hal
penerimaan ataupenolakan hipotesis nol (H0) yang sesuai dengan kriteria
pengujiaanya. Pembuatankesimpulan dilakukan setelah membandingkan nilai uji
statistik dengan nilai α tabel atau nilaikritis.
a. Penerimaan H0 terjadi jika nilai uji statistik berada di luar nilai kritisnya.
b. Penolakan H0 terjadi jika nilai uji statistik berada di dalam nilai kritisnya.

Kelima langkah pengujian hipotesis tersebut di atas dapat di ringkas seperti


berikut :
Langkah 1 : Menentukan formulasi hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatifnya
(Ha)
Langkah 2 : Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai tabel.
Langkah 3 : Membuat kriteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan H0.
Langkah 4 : Melakukan uji statistic
Langkah 5 : Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan H0
E. Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dapat dibedakan atas beberapa jenis berdasarkan kriteria
yangmenyertainya.
1. Berdasarkan Jenis Parameternya
Didasarkan atas jenis parameter yang di gunakan, pengujian hipotesis dapat di
bedakanatas tiga jenis, yaitu sebagai berikut .
a. Pengujian hipotesis tentang rata-rata
Pengujian hipotesis tentang rata-rata adalah pengujian hipotesis mengenai
rata-ratapopulasi yang didasarkan atas informasi sampelnya.
Contohnya :
1) Sampel besar ( n > 30 )
Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sample besar (n > 30),
ujistatistiknya menggunakan distribusi Z. Prosedur pengujian
hipotesisnya adalahsebagai berikut.
a) Formulasi hipotesis
(1) H0 : µ = µo
H1 : µ>µo
(2) H0 : µ = µo
H1 : µ<µo
(3) H0 : µ = µo
H1 : µ ≠ µo
b) Penentuan nilai a (taraf nyata) dan nilai Z table (Zα)
Menentukan nilai αsesuai soal, kemudian nilai Zαatau Zα/2 ditentukan
daritabel.
c) Kriteria Pengujian
(1) Untuk H0 : µ = µo dan H1 : µ>µo
 H0 di terima jika Zo ≤ Zα
 H0 di tolak jika Zo > Zα
(2) Untuk H0 :µ = µo dan H1 : µ<µo
 H0 di terima jika Zo ≥ - Zα
 H0 di tolak jika Zo < - Zα
(3) Untuk H0 : µ = µo dan H1 : µ ≠ µo
 H0 di terima jika -Zα/2 ≤ Zo ≤ Zα/2
 H0 di tolak jika Zo > Zα/2 atau Zo < - Zα/2
d) Uji Statistik
(1). Simpangan baku populasi ( σ ) di ketahui :

(2). Simpangan baku populasi ( σ ) tidak di ketahui :

e) Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho(sesuai
dengankriteria pengujiannya).
(1) Jika H0diterima maka H1 di tolak
(2) Jika H0 di tolak maka H1 di terima
Contoh Soal :
Suatu pabrik susu merek Good Milk melakukan pengecekan terhadap produk
mereka,apakah rata-rata berat bersih satu kaleng susu bubuk yang diproduksi dan
dipasarkan masihtetap 400 gram atau sudah lebih kecil dari itu. Dari data sebelumnya
diketahui bahwasimpangan baku bersih per kaleng sama dengan 125 gram. Dari
sample 50 kaleng yangditeliti, diperoleh rata-rata berat bersih 375 gram. Dapatkah
diterima bahwa berat bersih rataratayang dipasarkan tetap 400 gram? Ujilah dengan
taraf nyata 5 % !
Penyelesaian :
Diketahui :
n = 50, X = 375, σ = 125, µo = 400
Jawab :
a. Formulasi hipotesisnya :
H0: µ = 400
H1: µ < 400
b. Taraf nyata dan nilai tabelnya :
a = 5% = 0,05
Z0,05= -1,64 (pengujian sisi kiri)
c. Kriteria pengujian:

Hoditerima jika Zo= - 1,64


Hoditolak jika Zo< - 1,64
d. Uji Statistik

e. Kesimpulan
Karena Zo= -1,41 = - Z0,05= - 1,64 maka Hoditerima. Jadi, berat bersih rata-rata
susububuk merek GOOD MILK per kaleng yang dipasarkan sama dengan 400
gram
2) Sampel Kecil (n = 30)
Untuk pengujian hipotesis satu rata-rata dengan sampel kecil (n = 30), uji
statistiknyamenggunakan distribusi t. Prosedur pengujian hipotesisnya
adalah sebagai berikut.
a) Formulasi hipotesis
(1) H0 : µ = µo
H1 : µ>µo
(2) H0 : µ = µo
H1 : µ<µo
(3) H0 : µ = µo
H1: µ ≠ µo
b) Penentuan nilai α (taraf nyata) dan nilai t- tabel
Menentukan nilai α sesuai soal, kemudian menentukan derajat bebas,
yaitu db =n – 1, lalu menentukan nilai ta;n-1atau ta/2;n-1ditentukan dari
tabel.
c) Kriteria Pengujian
(1) Untuk H0 : µ = µo dan H1 : µ>µo
 H0 diterima jika to ≤ - tα
 H0 ditolak jika to > -tα
(2) Untuk H0 µ = µo dan H1 µ<µo
 H0 diterima jika to ≥ - tα
 H0 ditolak to < - tα
(4) Untuk H0 µ = µo dan H1 µ ≠ µo
 H0 diterima jika tα/2 ≤ to ≤ - tα/2
 H0 ditolak jika to >tα/2 atau to < - tα/2
d) Uji Statistik
(1) Simpangan baku populasi ( σ ) diketahui :

a. Simpangan baku populasi ( s ) tidak diketahui :

e) Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho(sesuai dengan
criteria pengujiannya).
(1) Jika H0diterima maka H1ditolak
(2) Jika H0ditolak maka H1diterima
Contoh soal :
Sebuah sampel terdiri atas 15 kaleng susu, memiliki isi berat kotor seperti yang
diberikan berikut ini.
( Isi berat kotor dalam kg/kaleng)
1,21 1,21 1,23 1,20 1,21
1,24 1,22 1,24 1,21 1,19
1,19 1,18 1,19 1,23 1,18
Jika digunakan taraf nyata 1%, dapatkah kita menyakini bahwa populasi cat dalam kaleng
rata-rata memiliki berat kotor 1,2 kg/kaleng ? (dengan alternatif tidak sama dengan). Berikan
evaluasi anda !
Penyelesaian :
Diketahui :
n = 15, a= 1%, µo= 1,2
Jawab:
∑X = 18,13
∑X2= 21,9189
X = 18,13 / 15
= 1,208

a. Formulasi hipotesisnya :
Ho: µ = 1,2
H1: µ ≠ 1,2
b. Taraf nyata dan nilai tabelnya :
a = 1% = 0,01
ta/2= 0,005 dengan db = 15-1 = 14
t0,005;14= 2,977
c. Kriteria pengujian :

 Hoditerima apabila : - 2,977 = to= - 2,977


 Hoditolak : to> 2,977 atau to< - 2,977
d. Uji Statistik

e. Kesimpulan
Karena –t0,005;14= -2,977 = to= 1,52 = t0,005;14= - 2,977 maka Hoditerima.
Jadi,populasi susu dalam kaleng secara rata-rata berisi berat kotor 1,2 kg/kaleng.
b. Pengujian Hipotesis Beda Dua Rata-Rata
1) Sampel besar ( n > 30 )
Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel besar (n > 30),
ujistatistiknya menggunakan distribusi Z. Prosedur pengujian hipotesisnya
adalahsebagai berikut.
a) Formulasi hipotesis
(1) Ho: µ = µo
H1: µ > µo
(2) Ho: µ = µo
H1: µ < µo
(3) Ho: µ = µo
H1: µ ≠ µo
b) Penentuan nilai a (taraf nyata) dan nilai Z tabel (Za)
Mengambil nilai a sesuai soal, kemudian nilai Zaatau Za/2ditentukan dari tabel.
c) Kriteria Pengujian
(1) Untuk Ho: µ1= µ2 dan H1 : µ1> µ2
 Hoditerima jika Zo ≤ Zα
 Hoditolak jika Zo> Zα
(2) Untuk Ho: µ1= µ2 dan H1 : µ1< µ2
 Hoditerima jika Zo ≥ - Zα
 Hoditolak jika Zo< - Zα
(3) Untuk Ho: µ1= µ2 dan H1 : µ1≠ µ2
 Ho diterima jika - Zα/2 ≤ Zo ≤ Zα/2
 Ho ditolak jika Zo > Zα/2 atau Zo < - Zα/2
d) Uji Statistik
(1). Simpangan baku populasi ( s ) diketahui :
e) Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho(sesuai dengan criteria
pengujiannya).
a) Jika H0diterima maka H1ditolak
b) Jika H0ditolak maka H1diterima
Contoh Soal:
Seseorang berpendapat bahwa rata-rata jam kerja buruh di daerah A dan B
samadengan alternatif A lebih besar dari pada B. Untuk itu, diambil sample di kedua
daerah,13masing-masing 100 dan 70 dengan rata-
rata dan simpangan baku 38 dan 9 jam per mingguserta 35 dan 7 jam per minggu. Ujilah
pendapat tersebut dengan taraf nyata 5% ! UntukVarians/simpangan baku kedua populasi
sama besar !
Penyelesaian :
Diketahui :
n1= 100 X1 = 38 s1 = 9
n2= 70 X2 = 35 s2 = 7
Jawab:
a. Formulasi hipotesisnya :
Ho: µ1 = µ2
H1: µ1 > µ2
b. Taraf nyata dan nilai tabelnya :
a = 5% = 0,05
Z0,05= 1,64 (pengujian sisi kanan)
c. Kriteria pengujian :
d.Uji Statistik

e. Kesimpulan
Karena Zo= 2,44 > Z0,05= 1,64 maka Hoditolak. Jadi, rata-rata jam kerja buruh
didaerah A dan daerah B adalah tidak sama
2). Sampel kecil ( n = 30 )
Untuk pengujian hipotesis beda dua rata-rata dengan sampel kecil (n = 30), uji
statistiknya menggunakan distribusi t. Prosedur pengujian hipotesisnya adalah sebagai
berikut.
a) Formulasi hipotesis
(1) Ho : µ1=µ2
H1:µ1 > µ2
(2) Ho : µ1 = µ2
H1 : µ1 < µ2
(3) Ho : µ1=µ2
H1 : µ1≠µ2
b) Penentuan nilai a (taraf nyata) dan nilai t tabel (ta)Mengambil nilai a sesuai soal,
kemudian nilai taatau ta/2ditentukan dari tabel.
c) Kriteria Pengujian
(1) Untuk Ho : µ1=µ2 dan H1:µ1 > µ2
 Ho diterima jika to ≤ tα
 Ho ditolak jika to > tα
(2) Untuk Ho : µ1=µ2 dan H1:µ1 < µ2
 Ho diterima jika to ≥ tα
 Ho ditolak jika Zo < - tα

(4) Untuk Ho : µ1=µ2 dan H1:µ1 ≠ µ2


 Ho diterima jika - tα/2 ≤ to ≤ tα/2
 Ho ditolak jika to > tα/2 atau to < -tα/2
d) Uji Statistik
(1) Untuk Pengamatan tidak berpasangan

Db = n1 + n2 - 2
(2) Untuk Pengamatan berpasangan

Keterangan :
d = rata-rata dari nilai d
sd= simpangan baku dari nilai d
n = banyaknya pasangan
db = n-1
e) Kesimpulan
Menyimpulkan tentang penerimaan atau penolakan Ho (sesuai dengan criteria
pengujiannya).
a) Jika H0 diterima maka H1ditolak
b) Jika H0 ditolak maka H1 diterima
Contoh Soal :
Sebuah perusahan mengadakan pelatihan teknik pemasaran. Sampel sebanyak 12
orang dengan metode biasa dan 10 orang dengan terprogram. Pada akhir pelatihan diberikan
evaluasi dengan materi yang sama. Kelas pertama mencapai nilai rata-rata 75 dengan
simpangan baku 4,5. Ujilah hipotesis kedua metode pelatihan, dengan alternative keduanya
16 tidak sama! Gunakan taraf nyata 10%! Asumsikan kedua populasi menghampiri distribusi
normal dengan varians yang sama!

Penyelesaian :
Diketahui :
n1 = 12 X1 = 80 s1 = 4
n2 = 10 X2 = 75 s2 = 4,5
Jawab:
a. Formulasi hipotesisnya :
Ho : µ1 = µ2
H1 : µ1 ≠ µ2
b. Taraf nyata dan nilai tabelnya :
a = 10% = 0,10
tα/2 = 0,05
db = 12 + 10 – 2 = 20
t 0,05;20 = 1,725
c. Kriteria pengujian :

 Ho diterima apabila -1,725 ≤ t0 ≤ 1,725


 Ho ditolak apabila t0 > 1,725 atau t0 < -1,725
d. Uji Statistik

e. Kesimpulan
Karena t0 = 2,76 > t0,05;20 = 1,725 maka Ho ditolak. Jadi, kedua metode yang
digunakan dalam pelatihan tidak sama hasilnya.
Contoh Soal:
Untuk mengetahui apakah keanggotaan dalam organisasi mahasiswa memiliki akibat
baik atau buruk terhadap prestasi akademik seseorang, diadakan penelitian mengenai mutu
rata-rata prestasi akademik. Berikut ini data selama periode 5 tahun.

Ujilah pada taraf nyata 1% apakah keanggotaan dalam organisasi mahasiswa


berakibat buruk pada prestasi akademiknya dengan asumsi bahwa populasinya normal !
Penyelesaian :
a. Formulasi hipotesisnya :
Ho : µ1 = µ2
H1 : µ1 < µ2
b. Taraf nyata dan nilai tabelnya :
a = 1% = 0,01
tα/2 = 0,05
db = 5 - 1 = 4
t0,01;4 = -3,747
c. Kriteria pengujian :
Ho diterima apabila t0 ≥ - 3,747
Ho ditolak apabila t0 < - 3,747
d. Uji Statistik :
e. Kesimpulan
Karena t0 = -1,6 > t0,01;4 = -3,747, maka Ho diterima. Jadi, keanggotaan organisasi bagi
mahasiswa tidak membeikan pengaruh buruk terhadap prestasi akademiknya.
1 . Pengujian hipotesis beda tiga rata-rata
1) Pengujian hipotesis tentang proporsi
Pengujian hipotesis tentang proporsi adalah pengujian hipotesis mengenai proporsi
populasi yang didasarkan atas informasi sampelnya.
Contohnya:
a) Pengujian hipotesis satu proporsi
b) Pengujian hipotesis beda dua proporsi
c) Pengujian hipotesis beda tiga proporsi
2) Pengujian hipotesis tentang varians
Pengujian hipotesis tentang varians adalah pengujian hipotesis mengenai rata rata
populasi yang di dasarkan atas informasi sampelnya.
Contohnya:
a) Pengujian hipotesis tentang satu varians
b) Pengujian hipotesis tentang kesamaan dua varians
2. Berdasarkan Jumlah Sampelnya
Didasarkan atas ukuran sampelnya, pengujian hipotesis dapat dibedakan atas dua jenis,
yaitu sebagai berikut.
a) Pengujian hipotesis sampel besar Pengujian hipotesis sampel besar adalah pengujian
hipotesis yang menggunakan sampel lebih besar dari 30 (n > 30).
b) Pengujian hipotesis sampel kecil Pengujian hipotesis sampel kecil adalah pengujian
hipotesis yang menggunakan sampel lebih kecil atau sama dengan 30 (n = 30).
3. Berdasarkan Jenis Distribusinya
Didasarkan atas jenis distribusi yang digunakan, pengujian hipotesis dapat dibedakan atas
empat jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Pengujian hipotesis dengan distribusi Z Pengujian hipotesis dengan distribusi Z adalah
pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi Z sebagai uji statistik. Tabel
pengujiannya disebut table normal standard. Hasil uji statistik ini kemudian di
bandingkan dengan nilai dalam tabel untuk menerima atau menolak hipotesis nol (Ho)
yang dikemukakan.
Contohnya :
1) Pengujian hipotesis satu dan beda dua rata-rata sampel besar
2) Pengujian satu dan beda dua proporsi
b) Pengujian hipotesis dengan distribusi t (t-student)
Pengujian hipotesis dengan distribusi t adalah pengujian hipotesis yang menggunakan
distribusi t sebagai uji statistik. Tabel pengujiannya disebut tabel t-student. Hasil uji
statistik ini kemudian dibandingkan dengan nilai dalam tabel untuk menerima atau
menolak hipotesis nol (Ho) yang dikemukakan.
Contohnya :
1) Pengujian hipotesis satu rata-rata sampel kecil
2) Pengujian hipotesis beda dua rata-rata sampel kecil
c) Pengujian hipotesis dengan distribusi χ2 ( kai kuadrat)
Pengujian hipotesis dengan distribusi χ2 ( kai kuadrat) adalah pengujian hipotesis yang
menggunakan distribusi χ2 sebagai uji statistik. Tabel pengujiannya disebut table χ2.
Hasil uji statistik ini kemudian dibandingkan dengan nilai dalam tabel untuk menerima
atau menolak hipotesis nol (Ho) yang dikemukakan.
Contohnya :
1) Pengujian hipotesis beda tiga proporsi
2) Pengujian Independensi
3) Pengujian hipotesis kompatibilitas
4) Pengujian hipotesis dengan distribusi F (F-ratio)
d) Pengujian hipotesis dengan distribusi F (F-ratio) adalah pengujian hipotesis yang
menggunakan distribusi F (F-ratio) sebagai uji statistik. Tabel pengujiannya disebut
tabel F. Hasil uji statistik ini kemudian dibandingkan dengan nilai dalam tabel untuk
menerima atau menolak hipotesis nol (Ho) yang dikemukakan.
Contohnya :
1) Pengujian hipotesis beda tiga rata-rata
2) Pengujian hipotesis kesamaan dua varians
4. Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesisnya
Didasarkan atas arah atau bentuk formulasi hipotesisnya, pengujian hipotesis dibedakan
atas 3 jenis, yaitu sebagai berikut.
a) Pengujian hipotesis dua pihak (two tail test)
Pengujian hipotesis dua pihak adalah pengujian hipotesis dimana hipotesis nol (H o)
berbunyi “sama dengan” dan hipotesis alternatifnya (H1) berbunyi “tidak sama
dengan” (Ho = dan H1 ≠)
b) Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi kiri
Pengujian hipotesis pihak kiri adalah pengujian hipotesis dimana hipotesis nol (H o)
berbunyi “sama dengan” atau “lebih besar atau sama dengan” dan hipotesis
alternatifnya (H1) berbunyi “lebih kecil” atau “lebih kecil atau sama dengan” (Ho =
atau Ho = dan H1 < atau H1= ). Kalimat “lebih kecil atau sama dengan” sinonim dengan
kata “paling sedikit atau paling kecil”.
c) Pengujian hipotesis pihak kanan atau sisi kanan
Pengujian hipotesis pihak kanan adalah pengujian hipotesis di mana hipotesis nol (Ho)
berbunyi “sama dengan” atau “lebih kecil atau sama dengan” dan hipotesis
alternatifnya (H1) berbunyi “lebih besar” atau “lebih besar atau sama dengan” (Ho=21
atau Ho = dan H1 > atau H1=). Kalimat “lebih besar atau sama dengan” sinonim dengan
kata “paling banyak atau paling besar”.
f. Uji Chi-Square
Uji Chi-Square merupakan uji statistik non-parametrik yang paling banyak
digunakan dalam penelitian bidang kesehatan masyarakat, karena uji ini memiliki
kemampuan membandingkan dua kelompok atau lebih pada data-data yang telah
dikategorisasikan. Meski demikian, uji chi-square dapat pula dipakai pada pengujian
satu kelompok dan berskala interval/rasio. Secara ringkas kegunaaan uji chi-square
disajikan pada gambar berikut.
1. Distribusi chi-square
Distribusi Chi-square (dibaca “khai square” atau khai kuadrat dengan simbol χ2)
adalah distribusi probabilitas teoritis yang asimetrik dan kontinyu. Nilai sebuah χ2
selalu positif antara 0 sampai dengan ∞ (tak hingga) atau 0 ≤ χ2 ≤ ∞ , tidak seperti
distribusi normal atau distribusi t yang dapat bernilai negatif. Nilai statistik χ 2 dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
(f 0−fe) 2
χ2 =
fe
dimana, 0 = banyaknya frekuensi yang diobservasi dan  = banyaknya frekuensi
yang diharapkan. Gambar 2 menampilkan tiga jenis distribusi Chi-square dengan
derajat kebebasan 1,5, dan 10. Tampak bahwa :
a. semakin kecil derajat kebebasan, kemencengan kurva distribusi semakin positif
artinya proporsi nilai rendah pada distribusi lebih besar.
b. semakin besar derajat kebebasan, kurva distribusi semakin simetris.
Uji Chi-Square dapat digunakan untuk menguji 1 sampel, 2 sampel independen, dan k
sampel (lebih dari 2 sampel).
2. Uji Chi-Square 1 Sampel
Uji Chi Square 1 Sampel digunakan untuk mengetahui 1) Varians dari populasi (jika
data berskala interval/rasio) dan 2) Kesesuaian dengan distribusi Chi-square atau
goodness of fit (jika data berskala kategorik/nominal).
a. Menguji varians dari populasi pada data interval/rasio
Rumusan uji hipotesa yang dievaluasi adalah “Apakah sampel dengan n subyek
berasal dari populasi yang memilki nilai varians yang sama?” atau “Apakah
sampel dengan nilai estimasi varians σ2 diturunkan dari populasi dengan nilai
estimasi varians σ2 ?”. Bila hasil uji statistik signifikan, maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat kemungkinan sampel berasal dari populasi dengan nilai varians
tertentu selain σ2. Asumsi yang digunakan dalam uji hipotesa ini adalah: a.
Populasi berdistribusi normal; dan b. Sampel dipilih secara acak dari populasi
Contoh Soal
Sebuah brosur yang diterbitkan oleh perusahaan yang memproduksi battery alat bantu
pendengaran, mengklaim bahwa rata-rata waktu hidup selama 7 jam ( = 7) dengan varians 5
jam (σ2 = 5). Seorang pelanggan menyatakan bahwa nilai varians yang tertulis pada brosur
terlalu rendah. Untuk membuktikan anggapannya, pada bulan September pelanggan mencatat
waktu hidup pada 10 battery (dalam jam) dengan data sebagai berikut: 5, 6, 4, 3, 11, 12, 9,
13, 6, 8. Apakah data tersebut menunjukkan
varians waktu hidup battery memilki nilai tertentu selain σ2 = 5?
Pemecahan soal
H0 = σ2 = 5 (varians dari populasi sampel = 5) Hα = σ2 ≠ 5 (varians dari populasi sampel < 5)
Perhitungan uji statistik sebagai berikut:
Nilai χ2 hitung = 21,62 diuji dengan tabel nilai distribusi Chi-square dengan derajat
kebebasan (df) = n – 1. Karena uji hipotesa satu arah maka dengan α = 0,05, maka Nilai
χ2 table (df = 9 dan  = 0,05) yaitu 16,92. Hipotesa nol tidak ditolak jika nilai χ 2
hitung lebih kecil dari nilai χ2 tabel. Nilai χ2 hitung = 21,62 lebih besar dari nilai χ 2
tabel = 16,92 dengan demikian, hipotesa ditolak atau nilai varians waktu hidup battery
memiliki nilai tertentu selain σ2 = 5 atau anggapan pelanggan bahwa waktu hidup
battery pada brosur terlalu rendah tidak terbukti secara statistik.
b. Menguji kesesuaian distribusi/goodness of fit pada data kategorik/nominal
Uji hipotesa yang dievaluasi adalah “apakah populasi yang direpresentasikan
dengan sampel, memiliki perbedaan frekuensi yang diobservasi dengan frekuensi
yang diharapkan” atau “apakah terdapat perbedaan antara frekuensi yang
diobserbasi dengan frekuensi yang diharapkan pada populasi yang diwakili
dengan sampel tertentu”. Pernyataan hipotesa tersebut dapat dijelaskan dengan
model umum uji kesesuaian distribusi chi-square disajikan pada tabel 1.

Setiap n observasi (subyek atau obyek) pada percobaan di tabel dipilih secara acak
dari populasi yang memiliki N observasi, dan dicatat sebagai salah satu dari k
kategori yang mutual exclusive. Ci adalah sel/kategori ke-i dan Oi adalah
frekuensi observasi ke-i. Jumlah total observasi pada setiap sel disebut dengan n.
Asumsi yang diterapkan pada uji hipotesa ini adalah:
1) Data berskala nominal/kategorik
2) Data terdiri dari n observasi independen yang dipilih secara acak dari populasi
3) Frekuensi diharapkan (fe) pada setiap sel tabel harus ≥ 5
Contoh Soal
Seorang pustakawan bermaksud mengetahui kemungkinan seseorang meminjam buku
(bukan hanya membaca) pada jam buka perpustakaan (Senin sampai Sabtu). Pada hari
Minggu perpustakaan tutup. Untuk itu ia mencatat jumlah buku yang dipinjam selama 1
minggu dan diperoleh data sebagai berikut: Senin = 20 buku, Selasa = 14, Rabu = 18, Kamis
= 17, Jumat = 22, dan Sabtu = 29. Diasumsikan setiap orang hanya boleh meminjam
maksimal 1 buku selama 1 minggu. Apakah terdapat perbedaan jumlah buku yang dipinjam
tiap hari dalam seminggu?
Pembahasan Soal :
Bila oi adalah frekuensi observasi populasi pada sel ke-i dan εi adalah frekuensi
ekspektasi populasi pada sel ke-i, maka pada O i adalah frekuensi observasi sampel pada sel
ke-i dan E i adalah frekuensi ekspektasi sampel pada sel ke-i, sehingga hipotesa dirumuskan
sebagai berikut: H0: o𝑖 = εi (tidak terdapat perbedaan jumlah buku yang dipinjam tiap hari
dalam seminggu) Hα: o𝑖 ≠ εi (terdapat perbedaan jumlah buku yang dipinjam tiap hari dalam
seminggu).

Hasil χ2 hitung selanjutnya dibandingkan dengan tabel χ2 tabel dengan derajat


kebebasan d𝑓 = k- 1. Berdasarkan tabel, nilai dengan derajat kebebasan = 6 - 1 = 5 adalah
11,07. Nilai χ2 hitung =6,70< 11,07 sehingga hipotesa nol gagal ditolak, atau tidak terdapat
perbedaan jumlah buku yang dipinjam tiap hari dalam seminggu.

3. UJI CHI SQUARE 2 KELOMPOK


a. Tabel Kontinjensi b x k
Penggunaan lain dari Uji Chi-Square adalah pengujian hipotesis pada 2
kelompok menggunakan tabel kontinjensi 2 x 2 atau tabel b x k tertentu, dimana b
adalah baris dan k adalah kolom. Dalam hal ini, jumlah sel adalah k dikalikan b,
sehingga untuk tabel 2 x 2 jumlah selnya adalah 4, tabel 2 x 3 jumlah selnya
adalah 6, dan seterusnya. Data-data yang terdapat pada sel disebut dengan
jumlah/frekuensi observasi dari subyek atau obyek. Contoh tabel kontinjensi b x k
disajikan pada tabel 2.
Tabel 2 menunjukkan contoh tabel kontinjensi b x k dengan baris ke-1, ke-2,
sampai dengan dengan baris ke-n dan kolom ke-1, ke-2, sampai dengan kolom
ken. Sehingga pada tabel 2 x 2 terdapat baris ke-1 dan ke-2 dan kolom ke-1 dan
ke-2, lalu pada tabel 2 x 3 terdapat baris ke-1 dan ke-2 dan kolom ke-1, ke-2, dan
ke-n, dan seterusnya. Jumlah frekuensi observasi pada baris ke-n dan kolom ke-n
ditunjukkan dengan pada sel bnkn sehingga jumlah frekuensi observasi pada baris
ke-1 dan kolom ke-1 berada pada sel b1k1 lalu jumlah frekuensi observasi pada
baris ke-1 dan kolom ke-2 berada pada sel b1k2 dan seterusnya.

Baris dan Kolom pada tabel kontinjensi dapat mewakili “kategori” dari data
yang yang dipelajari sebagai representasi dari kelompok, sehingga tabel ini dapat
dipakai pada berbagai contoh persoalan sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara dua
perlakuan/intervensi. Contohnya kejadian hipertensi pada dua kelompok2
“Sesudah Senam” dan “Sebelum Senam”, maka kelompok “Sesudah Senam”
dapat diwakilkan dengan Baris dan kelompok “Sebelum Senam” diwakilkan
dengan Kolom (lihat tabel 3). Pada tabel tersebut, jumlah observasi kejadian
“hipertensi” pada kelompok “Sesudah Senam” dan kelompok “Sebelum
Senam” adalah 10, jumlah observasi kejadian “tidak hipertensi” pada
kelompok “Sesudah Senam” dan kelompok “Sebelum Senam” adalah 42, dan
seterusnya.

2) Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan kejadian pada kelompok kasus


dan kelompok kontrol (pada desain studi Case-Control) sebagaimana
disajikan pada tabel 4 menampilkan contoh kejadian Hipertensi dan Tidak
Hipertensi pada kelompok kasus dan kelompok kontrol.

3) Untuk mengetahui adanya hubungan/korelasi antara dua variabel atau


lebih. Misalnya mengetahui hubungan antara kejadian hipertensi dengan
usia (tabel 5) atau mengetahui hubungan antara kejadian hipertensi dengan
Indeks Massa Tubuh/IMT pada tabel 4 x 2 (tabel 6) dan pada tabel 2 x 3
(tabel 7)3
b. Penggunaan Uji Chi-Square 2 Kelompok
Sebelum membahas kegunaan uji Chi-Square 2 kelompok, terlebih dahulu
perlu diketahui asumsi-asumsi yang dipakai, antara lain:
1) Data berskala ordinal/nominal dengan kategori data bersifat mutually
exclusive
2) Data dipilih secara acak/random dari populasi yang ditentukan
3) Jumlah frekuensi observasi setiap sel pada tabel kontinjensi lebih besar atau
sama dengan 5. Jika terdapat sel yang < 5 maka distribusi chi-square tidak
akurat menghasilkan estimasi yang menggambarkan keadaan populasi. Untuk
mengatasi hal ini, peneliti bisa menggabungkan sel yang jumlahnya < 5 agar
tercapai syarat tersebut. Bila tabel 2 x 2 tetap menghasilkan sel dengan jumlah
< 5, maka disarankan menggunakan uji distribusi hipergeometrik yaitu Uji
Fisher-Exact. Sebenarnya uji ini merupakan perluasan dari uji chi-square
goodness of fit pada satu sampel, dengan penggunaannya meliputi dua jenis
yaitu:
1) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan ketika sampel independen yang terdiri dari dua
atau lebih kelompok sampel (sebagai baris dalam tabel kontinjensi)
dikategorisasikan ke dalam satu dimensi yang terdiri dari dua atau lebih
sub kategori (sebagai kolom dalam tabel kontinjensi). Dengan demikian uji
homogenitas digunakan untuk mengetahui homogenitas sampel
berdasarkan proporsi kategorisasi menurut dimensinya. Bila data homogen
maka proporsi observasi pada dimensi yang ditetapkan akan sama pada
seluuruh kelompok sampel.
Asumsi yang digunakan pada uji homogenitas adalah: 1) seluruh data
dipilih secara acak dari populasi tertentu; dan 2) jumlah kelompok pada
variabel independen telah ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti sebelum
dilakukan pengumpulan data.
2) Uji Independensi
Uji independensi dilakukan ketika satu sampel dikategorisasikan ke dalam
dua atau lebih dimensi atau variabel. Uji ini mengevaluasi hipotesa
“apakah terdapat hubungan pada dua variabel atau apakah dua variabel
tersebut saling independen?”. Dengan demikian, dua buah variabel yang
saling independen tersebut tidak memiliki hubungan satu sama lain (zero
correlation). Asumsi yang digunakan pada uji independensi adalah 1)
seluruh data dipilih secara acak dari populasi tertentu; dan 2) jumlah
kategori untuk variabel pertama dan variabel kedua ditentukan oleh
peneliti sebelum pengambilan data dilakukan.
Contoh Soal Uji Homogenitas
Seorang peneliti sedang menyelidiki efek kebisingan terhadap perilaku altruistik .
Untuk itu dipilih secara acak 200 subyek untuk ditempatkan pada satu dari dua kelompok
untuk menjalani eksperimen. Kedua kelompok tersebut diberikan tes kecerdasan semu selama
satu jam. Kelompok pertama (yang terdiri dari 100 subyek) selama tes kecerdasan diberikan
paparan suara berisik yang kontinyu agar terjadi kegagalan fungsi kognitif. Kelompok kedua
(100 subyek lainnya) tidak diberikan paparan suara. Setelah menjalani tes kecerdasan, pada
kedua kelompok ini “diumpan” kepeduliannya dengan meminta seseorang untuk berpurapura
menjadi orang yang tangannya sedang dibalut dan memohon subyek mengangkat
barang-barang berat ke dalam mobilnya. Kemudian peneliti mencatat jumlah subyek yang
ikut membantu orang tersebut mengangkat barang-barangnya. Hasilnya adalah 30 dari 100
subyek yang terpapar kebisingan ikut bantu menolong, sedangkan 60 dari 100 subyek yang
tidak terpapar kebisingan ikut menolong. Apakah berdasarkan data tersebut, kebisingan
mempengaruhi perilaku altruistik?
Pembahasan soal :
Soal di atas merupakan contoh aplikasi Uji Homogenitas dengan ChiSquare, karena
alasan sebagai berikut:
1. Pada kasus ini desain studi terdiri dari data kategorik dengan sampel independen yang
terbagi dalam satu dimensi (yaitu perilaku altruistik), atau dapat dikatakan bahwa
perbedaan perlakukan/intervensi pada dua kelompok (terpapar kebisingan dan tidak
terpapar kebisingan) merupakan variabel independen;
2. Peneliti telah menentukan terlebih dahulu 100 subyek yang akan diberikan perlakuan,
hal ini sesuai dengan asumsi pada uji homogenitas yaitu jumlah kelompok pada
variabel independen telah ditentukan terlebih dahulu oleh peneliti sebelum dilakukan
pengumpulan data;
Sebagai variabel dependen pada soal di atas adalah perilaku altruistik yang
terdiri dari dua ketegori yaitu “Menolong” dan “Tidak Menolong”. Sedangkan uji
hipotesa yang akan dievaluasi adalah “apakah terdapat perbedaan antara dua
intervensi/perlakuan” atau menguji hipotesa apakah terdapat hubungan antara
intervensi kebisingan dengan perilaku altruistik, dan dirumuskan sebagai berikut: H0:
oij = εij (tidak terdapat hubungan antara kebisingan dengan perilaku altruistik) Ha: oij
≠ εij (terdapat hubungan antara kebisingan dengan perilaku altruistik).
Tabel kontinjensi 2 x 2 untuk soal di atas adalah:

Perhitungan untuk mengetahui nilai statistik chi-square (χ2) mirip dengan contoh soal
uji chi-square satu sampel goodness of fit di atas, yaitu dengan menggunakan table
perhitungan sebagai berikut:
Kemudian hasil χ2 hitung (18,18) dibandingkan dengan nilai χ 2 tabel dengan
derajat kebebasan df = ( - 1)( - 1) = (2 - 1)(2 - 1) = 1 dan nilai α =0,05 yaitu 3,84.
Karena hasil χ2 hitung (18,18) lebih besar dibanding hasil χ 2 tabel (3,84) maka
hipotesa nol ditolak, atau terdapat hubungan antara paparan kebisingan dengan
perilaku altruistik.
Contoh Soal Uji Independensi
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara dimensi
kepribadian introvert-extrovert dengan memilih jurusan Kesehatan Masyarakat pada
mahasiswa yang mendaftar perguruan tinggi. Sebanyak 200 calon mahasiswa dipilih secara
acak untuk ikut dalam studi ini. Seluruh subyek menjalani tes kepribadian yang hasilnya akan
dikategorisasikan menjadi dua yaitu introvert atau extrovert. Setiap subyek kemudian
ditanyakan jurusan perkuliahan yang dipilih apakah “Kesmas” dan “Non Kesmas”. Hasil
pengumpulan data disajikan pada tabel 2x2 berikut:
Pembahasan soal :
Soal di atas merupakan contoh aplikasi Uji Independensi dengan ChiSquare, karena
alasan sebagai berikut:
1. Pada kasus ini desain studi terdiri dari satu sampel yang dikategorikan ke dalam dua
dimensi;
2. Sampel yang terdiri dari 200 subyek dikategorikan ke dalam dua dimensi yang terdiri
dari dua kategori yang mutually exclusive yaitu
a) introvert dan extrovert;
b) Kesmas dan Non-Kesmas
Sebagai variabel dependen pada soal di atas adalah pemilihan jurusan yang
terdiri dari dua ketegori yaitu “Kesmas” dan “Non-Kesmas”, sedangkan sebagai
variabel independen adalah jenis kepribadian yaitu “introvert” dan “extrovert”.
Uji hipotesa yang akan dievaluasi adalah “apakah antara pemilihan jurusan
dengan kepribadian calon mahasiswa saling independen?” atau “Apakah terdapat
hubungan antara pemilihan jurusan kuliah dengan jenis kepribadian?”, dan
dirumuskan sebagai berikut:
H0: oij = εij (tidak terdapat hubungan antara kepribadian dengan pemilihan
jurusan kuliah)
Hα: oij ≠ εij (tidak terdapat hubungan antara kepribadian dengan pemilihan
jurusan kuliah)
Karena pada kasus ini, antara contoh soal uji homogenitas dan soal uji
independensi sama-sama menggunakan tabel 2x2 dengan jumlah frekuensi selnya
yang sama pula, maka perhitungan nilai chi-square sama dengan contoh soal
homogenitas di atas, dengan kesimpulan terdapat hubungan antara kepribadian
dengan pemilihan jurusan kuliah pada calon mahasiswa.
Cara Cepat Menghitung Nilai Chi-square ( χ2) pada tabel 2x2
Cara cepat menghitung nilai statistik chi-square adalah dengan menggunakan
notasi a,b,c,d untuk melambangkan jumlah frekuensi observasi pada masing-
masing sel, sehingga tabel kontinjensi 2x2 sebagai berikut:
Nilai statistik chi-square ( χ2) dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Sesuai dengan contoh soal di atas, maka perhitungan nilai statistik chisquare (χ2 )
menggunakan cara cepat dengan rumus di atas adalah:
F. Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis
Dalam menaksir paramater populasi berdasarkan data sampel, kemungkinan akan
terdapat dua kesalahan, yaitu :
1. Kesalahan Tipe I adalah kesalahan dalam menolak hipotesis Ho yang benar
(seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan.
2. Kesalahan Tipe II adalah kesalahan dalam menerima hipotesis yang salah
(seharusnya ditolak).
Berikut dapat dilihat tabel hubungan antara keputusan menolak atau menerima
Ho :
Tabel 1. Hubungan Antara Keputusan Menolak dan Menerima Hipotesis

1. Keputusan menerima hipotesis Ho yang benar, berarti tidak terjadi kesalahan.


2. Keputusan menerima hipotesis Ho yang salah, berarti terjadi kesalahan tipe II (Beta).
3. Keputusan menolak hipotesis Ho yang benar, berarti terjadi kesalahan tipe I (Alpha).
4. Keputusan menolak hipotesis Ho yang salah, berarti tidak terjadi kesalahan.
Tingkat kesalahan ini selanjutnya dinamakan tingkat signifikansi / taraf
signifikansi / level of significant (lihat Taraf Significant). Dalam prakteknya tingkat
signifikansi telah ditetapkan oleh peneliti terlebih dahulu. Dalam pengujian hipotesis
kebanyakan digunakan kesalahan tipe I yaitu berapa persen kesalahan untuk menolak
hipotesis nol yang benar (biasa menggunakan nilai Alpha).

BAB III
KESIMPULAN

Hipotesis berasal dari bahasa Yunani, Hupo berarti Lemah atau kurang atau di
bawah , Thesis berarti teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan sebagai bukti. Sehingga
dapat diartikan sebagai Pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan
atau dugaan yang sifatnya masih sementara. Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang
dilakukan dengan tujuan memutuskan apakah menerima atau menolak hipotesis itu. Dalam
pengujian hipotesis, keputusan yang di buat mengandung ketidakpastian, artinya keputusan
bisa benar atau salah, sehingga menimbulkan risiko.
A. Prosedur Pengujian hipotesis
1. Langkah 1 : Menentukan formulasi hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatifnya
(Hα).
2. Langkah 2 : Memilih suatu taraf nyata (α) dan menentukan nilai table.
3. Langkah 3 : Membuat kriteria pengujian berupa penerimaan dan penolakan H0.
4. Langkah 4 : Melakukan uji statistic
5. Langkah 5 : Membuat kesimpulannya dalam hal penerimaan dan penolakan H0
B. Jenis-Jenis Pengujian Hipotesis
1. Berdasarkan Jenis Parameternya
a. Pengujian hipotesis tentang rata-rata
b. Pengujian hipotesis tentang proporsi
c. Pengujian hipotesis tentang varians
2. Berdasarkan Jumlah Sampelnya
a. Pengujian hipotesis sampel besar (n > 30).
b. Pengujian hipotesis sampel kecil (n = 30).
3. Berdasarkan Jenis Distribusinya
a. Pengujian hipotesis dengan distribusi Z
b. Pengujian hipotesis dengan distribusi t (t-student)
c. Pengujian hipotesis dengan distribusi χ2 ( kai kuadrat)
d. Pengujian hipotesis dengan distribusi F (F-ratio)
4. Berdasarkan Arah atau Bentuk Formulasi Hipotesisnya
a. Pengujian hipotesis dua pihak (two tail test)
b. Pengujian hipotesis pihak kiri atau sisi kiri
c. Pengujian hipotesis pihak kanan atau sisi kanan
DAFTAR PUSTAKA

Purnomo, AS dan Husaini Usman. 2006. Pengantar Statistika Edisi Kedua. Bandung
Alfabeta
Dajan, Anto, 1986. “Pengantar Metode Statistik Jilid II”. Jakarta : LP3ES .
Furqon. 1999. Statistika Terapan Untuk Penelitian. AFABETA:Bandung
Iqbal, M Hasan. 2002. Pokok-pokok materi statistik 2 (statistik intensif). Jakarta :
Bumi Aksara
Saputro, Budi. 2013. Pengertian, Fungsi, Ciri-ciri, Jenis-jenis, dan Pengujian Hipotesis.
[online](http://saputro64.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-fungsi-ciri-ciri
jenisjenis_4796.html diakses 20 Maret 2018)
Tapehe, yusuf. 2011. Statistika dan Rancangan Percobaan. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai