Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

EKONOMI METODOLOGI PENELITIAN


“VARIABEL PENEITIAN”

Disusun Oleh :
Mety Anwari
Muhamad Shidiq
Qarimatunnisa
Syiffa Salsabila
Sinta Rahmawati
Triana Dewi (20186120100083)
Vivi Alfionita

UNIVERSITAS TRUNAJAYA BONTANG


FAKULTAS EKONOMI MANAJEMEN
2020
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Variabel Penelitian.................................................................. 3
2.2 Ciri-ciri Variabel Penelitian................................................................. 4
2.3 Jenis-Jenis Variabel Penelitian............................................................ 6
2.4 Definisi Paradigma Penelitian.............................................................. 8
2.5 Korelasi antar Variabel Penelitian....................................................... 10

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan............................................................................................ 12
3.2 Saran...................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... iii


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulan.
Secara teoritis, variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau obyek, yang
mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu obyek dengan obyek yang
lain. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang keilmuan atau kegiatan tertentu.
Variabel ini menjadi sangat penting karena tidak mungkin peneliti melakukan penelitian
tanpa adanya variabel. Namun terkadang banyak hal juga yang menyebabkan kita kurang
mengetahui mengenai apa dan seperti apa variabel  serta apa saja jenis variabel dalam penelitian
itu. Banyak hal yang menjadi pertanyaan dan itulah sebabnya membahas variabel menjadi suatu
hal yang sangat penting.
Era modern ini, semua aktivitas selalu mempunyai rujukan dan pedoman. Karena hal itu
menunjang kesuksesan dan kekonkritan segala aspek. Sebuah penelitianpun harus
mempunyai rujukan yang jelas dan dapat dijadikan pegangan. Jika ada pertanyaan tentang
apa yang kita teliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Penelitian
bukan hanya boleh dan dapat dilakukan di bidang ilmu pengetahuan alam saja. Penelitian
dapat dilakukan diseluruh bidang ilmu. Kalau ada pertanyaan tentang apa yang diteliti,
maka jawabannya berkenaan dengn objek atau variabel penelitian. Ruang lingkup objek
penelitian pendidikan adalah hal –hal apa saja yang berhubungan dengan pendidikan, baik
yang terjadi disekolah, diluar sekolah maupun kaitan antara keduanya. Pendidikan di dalam
keluarga juga merupakan objek penelitian pendidikan yang menarik.Jika ada pertanyaan tentang
apa yang kita teliti, maka jawabannya berkenaan dengan variabel penelitian. Sebelum
mengetahui makna dari variabel, terlebih dahulu kita harus memahami tentang konsep dan
konstruk.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan variabel penelitian?


2. Bagaimana ciri-ciri variabel penelitian?
3. Bagaimana jenis-jenis variabel penelitian?
4. Apa yang dimaksud paradigma penelitian ?
5. Bagaimanakah korelasi antar variabel penelitian?
1.3 Tujuan

1. Mahasiswa memahami pengertian variabel penelitian.


2. Mahasiswa mengetahui ciri-ciri variabel penelitian.
3. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis variabel penelitian.
4. Mahasiswa memahami paradigma penelitian.
5. Mahasiswa mengetahui korelasi antar variabel penelitian.

BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulan.
Hactch dan Farhady (1981) mendefinisikan “Penelitian adalah atribut seseorang atau obyek
yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain”. Berikut Kiddle (1981),
mengatakan variable adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik
kesimpulan darinya.
Variabel berasal dari kata bahasa inggris variable yang berarti factor tak tetap atau berubah-
ubah. Namun bahasa Indonesia kontemporer telah terbiasa menggunakan kata variabel ini
dengan pengertian yang lebih tepat disebut bervariasi. Dengan demikian variable adalah
fenomena yang bervariasi dalam bentuk, kualitas, kuantitas, mutu, dan standar. Variabel adalah
sesuatu yang dapat  diukur dan cara pengukurannya berbeda-beda. Variabel adalah sebuah
fenomena (yang berubah- ubah) dengan demikian maka bisa jadi tidak ada satu peristiwa di alam
ini yang tidak dapat disebut variable, tinggal tergantung bagaimana kualitas variabelnya, yaitu
bagaimana bentuk variasi fenomena tersebut.Ada fenomena yang spectrum variasinya sederhana,
tetapi juga ada fenomena lain dengan spectrum variasi yang amat kompleks. Dan salah satu
contohnya adalah fenomena jenis kelamin manusia. Kalau dikelompokkan hanya ada dua jenis
kelamin, yaitu manusia laki- laki dan manusia perempuan. Fenomena jenis kelamin itu adalah
variabelnya sedang variasinya ada 2 yaitu laki-laki dan perempuan.
Dari pengertian-pengertian di atas disimpulkan bahwa variabel penelitian adalah
atribut,kualitas orang atau obyek yang mempunyai variasi yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Variabel dapat dibedakan atas yang kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatif
misalnya luasnya kota, umur, banyaknya jam dalam sehari dan sebagainya. Contoh variabel
kualitatif misalnya kemakmuran, kepandaian.
Kegunaan variabel penelitian adalah sebagai berikut :
1.      Untuk mempersiapkan alat dan metode pengumpulan data
2.      Untuk mempersiapkan metode analisis/pengolahan data
3.      Untuk pengujian hipotesis 
Variabel penelitan yang baik adalah sebagai berikut :
1.      Relevan dengan tujuan penelitian
2.      Dapat diamati dan dapat diukur

2.2 Ciri-ciri Variabel

Dalam sebuah penelitian variabel memiliki tiga ciri khusus, yaitu: memiliki variasi nilai,
membedakan satu objek dengan objek yang lainnya dalam satu populasi, dan bisa diukur.
1. Variabel mimiliki nilai yang bervariasi.
Dikarenakan variabel membedakan satu objek dengan objek lain dalam satu populasi , maka
variabel haruslah memiliki nilai yang bervariasi. Misalnya sebagai berikut: dari suatu populasi
yang terdiri dari 40 orang mahasiswa, indeks prestasi atau IP hanya akan menjadi variabel bila
terdapat variasi nilai dalam IP pada populasi tersebut. Dan sebaliknya, jika dari 40 orang
mahasiswa tersebut tidak terdapat variasi nilai dalam IP karena memiliki nilai IP yang sama,
maka IP bukan termasuk dalam konsep variabel dari populasi kelompok tersebut. Contoh yang
lainnya, dari suatu populasi yang tinggal di suatu daerah tertentu, jenis pekerjaan atau profesi
bukanlah merupaka variabel jika seluruh orang dalam populasi itu mempunyai profesi atau
pekerjaan yang sama.
2. Variabel membedakan satu objek dari objek yang lainnya.
Objek – objek bisa menjadi anggota populasi karena memiliki suatu karakteristik yang sama.
Walaupun sama, objek – objek dalam populasi masih bisa dibedakan satu sama lainnya dalam
suatu variabel. Contohnya, populasi mahasiswa terdiri dari anggota yang mempunyai satu
kesamaan karakterisktik, yaitu mahasiswa. Selain dari kesamaan tersebut, diantara mahasiswa
tersebut memiiliki perbedaan dalam hal usia, agama, jenis kelamin, motivasi belajar, cara belajar,
prestasi, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, bakat, kecerdasa, dan sebagainya. Perbedaan –
perbedaan tersebut merupakan variabel dikarenakan memiliki sifat membedakan di antara objek
yang ada di dalam populasi mahasiswa tersebut.
3. Variabel harus bisa diukur.
Penelitian kuantitatif mengharuskan adanya hasil penelitian yang objektif, terukur dan selalu
terbuka untuk diuji. Variabel berbeda dengan konsep, karena konsep belum tentu dapat diukur
sedangkan variabel bisa diukur. Variabel adalah operasionalisasi konsep (Bouma, 1993:38).
Contohnya sebagai berikut, belajar adalah konsep dan hasil belajar adalah variabel, mahasiswa
adalah konsep dan jumlah mahasiswa adalah variabel. Dengan demikian data dari variabel
penelitian harus stampak dalam perilaku yang bisa diukur dan diobservasi, misalnya prestasi
belajar adalah jumlah jawaban yang benar dihasilkan oleh mahasiswa dalam mengerjakan sebuah
tes.
2.3 Jenis-Jenis Variabel Penelitian

Menurut hubungan ntara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam macam
variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
1.        Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, antecedent. Dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat).
2.        Variabel Dependen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuan. Dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.
3.        Variabel Moderator
Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah)
hubungan antara variabel independen dengan dependen. Variabel ini disebut juga variabel
independen ke dua. Hubungan perilaku suami dan istri akan semakin baik (kuat) kalau
mempunyai anak dan akan semakin renggang kalau ada pihak ke tiga ikut mencampuri. Di sini
anak adalah sebagai variabel moderator yang memperkuat hubungan dan pihak ketiga adalah
sebagai variabel moderator yang memperlemah hubungan. Hubungan motivasi dan produktivitas
kerja akan semakin kuat bila peranan pemimpin dalam menciptakan iklim kerja sangat baik dan
hubungan semakin rendah bila peranan pemimpin kurang baik dalam menciptakan iklim kerja.
4.        Variabel Intervening
Variabel Intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat
diamati dan diukur.  Variabel ini merupakan variabel penyela antara variabel independen dan
dependen, sehingga variabel independen tidak langsung mempengaruhi berubahnya atau
timbulmya variabel dependen.
Apa yang kita duga memiliki dampak inilah kita identifikasi sebagai variabel intervening.
Variabel intervening adalah variabel yang tidak pernah diamati dan hanya disimpulkan
berdasarkan pada variabel terikat dan bebas.
Hipotesis: Para siswa yang memiliki minat meningkat terhadap tugas yang diberikan, unjuk kerja
terhadap tugas yang diukur meningkat.
Variabel bebas                  : minat belajar.
Variabel intervening         : belajar.
Variabel terikat                : unjuk kerja tugas.
Hipotesis: Para siswa yang sering diberi latihan pemecahan masalah menunjukkan sikap lebih
kritis daripada siswa yang tidak diberikan latihan pemecahan masalah.
Variabel bebas                  : pembelajaran latihan pemecahan masalah.
Variabel intervening         : kepercayaan diri.
Variabel terikat                : sikap kritis

5.        Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh
variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti bila akan melakukan penelitian yang bersifat
memabandingkan.

Contoh:    Pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan dan mengetik. Variabel


independennya pendidikan (SMU dan SMK), variabel kontrol yang ditetapkan sama misalnya,
adalah naskah yang diketik sama, mesin tik yang digunakan sama, ruang tempat mengetik sama,
mesin tik yang digunakan sama, dengan adanya variabel kontrol tersebut, maka besarnya
pengaruh jenis pendidikan terhadap keterampilan mengetik dapat diketahui lebih pasti.
Untuk dapat menentukan kedudukan variabel independen, dependen, moderator,
intervening, atau variabel yang lain, harus dilihat konteksnya dengan dilandasi konsep teoritis
yang mendasari maupun hasil dari pengamatan yang empiris. Untuk itu sebelum peneliti memilih
variabel apa yang akan diteliti perlu melakukan kajian teoritis dan melakukan studi pendahuluan
terlebih dahulu pada objek yang akan diteliti. Jangan sampai membuat rancangan penelitian
dilakukan di belakang meja dan tanpa mengetahui terlebih dahulu permasalahan yang ada di
objek penelitian. Seringdibuat rumusan masalah penelitian tanpa melalui studi pendahuluan ke
objek penelitian, sehingga setelah dirumuskan ternyata masalah itu tidak menjadi masalah pada
objek penelitian. Setelah masalah dapat dipahami dengan jelas dan dikaji secara teoritis maka
peneliti dapat menentukan variabel-variabel penelitiannya.
            Pada kenyataannya, gejala-gejala sosial itu meliputi berbagai macam variabel saling
terkait secara simultan baik variabel inependen, dependen moderator dan intervening, sehingga
penelitian yang baik akan mengamati semua variabel tersebut. Tetapi karena adanya keterbatasan
dalam berbagai hal, maka peneliti sering hanya memfokuskan pada beberapa variabel penelitian
saja, yaitu pada variabel independen dan dependen. Dalam penelitian kualitatif hubungan antara
semua variabel tersebut akan diamati, karena penelitian kualitatif berasumsi bahwa gejala itu
tidak dapat diklasifikasikan, tetapi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
(holistik).

2.4 Pengertian Paradigma Penelitian


 Paradigma

Istilah paradigma pertama kali dikemukakan oleh Thomas S. Kuhn dalam The Structure of
Scientific Revolutions yang diterbitkan tahun 1970 pada edisi kedua. Menurutnya, paradigma
merupakan pandangan hidup (world view) yang dimiliki oleh para ilmuwan dalam suatu disiplin
ilmu tertentu. Sedangkan pada tahun yang sama Robert A. Friedrichs dalam bukunya Sociology
of Sociology mengatakan bahwa paradigma sebagai suatu gambaran yang mendasar mengenai
pokok permasalahan yang dipelajari dalam suatu disiplin. Pada tahun 1982, Bogdan dan Biklen
dalam Qualitative Research for Education; An Introduction to Theory and Methods, memaknai
paradigm sebagai kumpulan lepas dari asumsi, konsep, atau proposisi yang disatukan secara
logis yang mengarahkan pikiran dan jalannya penelitian.
Dari pendapat beberapa ahli tersebut, dapat kita pahami bahwa paradigma diartikan sebagai
pandangan dunia yang dimiliki seorang peneliti yang dengan itu dia memiliki kerangka berpikir,
asumsi, teori, atau proposisi dan konsep terhadap suatu permasalahan penelitian yang dikaji.
Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara
variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah
yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis
dan jumlah hipotesis dan teknik analisis statistic yang akan digunakan. Model penelitian
kuantitatif atau model paradigma khususnya untuk penelitian mempunyai banyak bentuk
diantaranya paradigma sederhana, paradigma sederhana berurutan, paradigma paradigma ganda
dengan dua variable independen, paradigma ganda dengan tiga variable independen, paradigma
ganda dengan dua variable dependen, paradigma ganda dengan dua variable independen dan dua
dependen, dan paradigma jalur. Menurut Egon G. Guba, “A paradigm may be viewed as set of
basic beliefs (or metaphisies) that deals with ultimates or principles” (Guba 1988). Dengan
demikian, dapat dikatakan, paradigma adalah cara pandang atau kreangka dalam melihat dunia
atau kenyataan. Paradigma diterima sebagai keyakinan yang benar atau kebenarannya dipercaya.
Karena itu, paradigma tidak perlu divalidasi atau bersifat self validating.
Penyelesaian masalah penelitian pada tahap awal ditentukan paradigma dari peneliti.
Paradigma merupakan suatu cara pandang, cara memahami, cara menginterpretasi, suatu
kerangka berfikir, dasar keyakinan yang memberikan arahan pada tindakan. Dalam penyelesaian
masalah, peneliti diharuskan melihat dari sudut pandang yang mampu dilakukan oleh peneliti
tersebut.
Menurut Harmon (dalam Moleong, 2004: 49), paradigma adalah cara mendasar untuk
mempersepsi, berpikir, menilai dan melakukan yang berkaitan dengan sesuatu secara khusus
tentang realitas. Bogdan & Biklen (dalam Mackenzie & Knipe, 2006) menyatakan bahwa
paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi, konsep, atau proposisi yang
berhubungan secara logis, yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian. Sedangkan Baker
(dalam Moleong, 2004: 49) mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat aturan
yang membangun atau mendefinisikan  batas-batas, menjelaskan bagaimana sesuatu harus
dilakukan dalam batas-batas itu agar berhasil. membatasi paradigma sebagai tujuan atau motif
filsofis pelaksanaan suatu penelitian. Berdasarkan definisi definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa paradigma merupakan  seperangkat konsep, keyakinan, asumsi, nilai, metode, atau aturan
yang membentuk kerangka kerja pelaksanaan sebuah penelitian.
Berdasarkan paradigma seorang peneliti akan menggunakan salah satu dari tiga
pendekatan yang diajukan Creswell yaitu: kuantitatif, kualitatif, dan metode gabungan. Menurut
Emzir (2008: 9) perbedaan perbedaan yang terdapat dalam ketiga pendekatan ini dapat ditinjau
melalui tiga elemen kerangka kerja, yaitu asumsi-asumsi psikologis tentang pembentuk tuntutan
pengetahuan prosedur umum penelitian dan prosedur penjaringan dan analisis data serta
pelaporan.
Paradigma penelitian ada 2 macam, yaitu paradigma positivistik (ilmu didasarkan pada
hukum-hukum & prosedur-prosedur yang baku) dan paradigma interpretif (setiap gejala bisa jadi
memiliki makna yang berbeda). Paradigma positivistik akan melahirkan pendekatan kuantitatif
(data berupa angka atau data diangkakan), sedangkan paradigma interpretif akan melahirkan
pendekatan kualitatif (data berupa kata-kata).

 Paradigma Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif/positivistic, yang dilandasi pada suatu asumsi bahwa suatu
gejala itu dapat diklasifikasikan, dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab akibat), maka
peneliti dapat melakukan penelitian dengan memfokuskan kepada beberapa variable saja. Pola
hubungan antara variable yang akan diteliti tersebut selanjutnya disebut paradigm penelitian.

Jadi, paradigma penelitian dalam hal ini diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan
hubungan antara variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah
rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk
merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistic yang akan
digunakan. Berdasarkan hal ini, maka bentuk-bentuk paradigma atau model penelitian khususnya
kuantitatif untuk penelitian survey diantaranya :

1.      Paradigma Sederhana

Paradigma ini terdiri atas satu variable indepenpen dan dependen


Berdasarkan paradigma tersebut, maka dapat ditentukan bahwa :

a.       Jumlah rumusan maslah deskriptif ada dua, dan asosiatif ada satu, yaitu :

1)      Rumusan masalah deskriptif (dua)

a)      Bagaimana kualitas guru? (X)

b)      Bagaimana prestasi belajar murid? (Y)

2)      Rumusan masalah asosiatif/hubungan (satu)

Bagaimana hubungan atau pengaruh kualitas alat dengan kualitas barang yang dihasilkan.

b.      Teori yang digunakan ada dua, yaitu teori tentang media pendidikan dan prestasi
belajar.

c.       Hipotesis yang dirumuskan ada dua macam, yaitu hipotesis deskriptif dan hipotesis
asosiatif (namun hipotesis deskriptif sering tidak dirumuskan).

1)      Dua hipotesis deskriptif

a)      Kualitas media yang digunakan oleh lembaga pendidikan tersebut telah mencapai 70%
baik.

b)      Prestasi belajar siswa lembaga pendidikan tersebut telah mencapai 99% dari yang
diharapkan.

2)      Hipotesis asosiatif

3)      Ada hubunga yang positif dan signifikan antara kualitas media pendidikan dengan
prestasi belajar murid. Hal ini berarti bila kualitas media pendidikan ditingkatkan, maka prestasi
belajar murid akan meningkat pada gradasi yang tinggi (kata signifikan hanya digunakan apabila
hasil uji hipotesis akan digeneralisasikan ke populasi di mana sampel tersebut diambil).

d.      Teknik analisis data

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis tersebut, maka dapat dengan mudah ditentukan
teknik statistic yang digunakan untuk analisis data dan menguji hipotesis.

1)      Untuk dua hipotesis deskriptif, bila datanya berbentuk interval dan ratio, maka
pengujian hipotesis menggunakan t-test one sampel.

2)      Untuk hipotesis asosiatif, bila data kedua variable berbentuk interval atau ratio, maka
menggunakan teknik statistic korelasi product moment.

2.      Paradigma Sederhana Berurutan


Dalam paradigma ini terdapat lebih dari dua variable, tapi hubungannya masih sederhana.
Teknik yang digunakan yaitu teknik korelasi sederhan dan bisa juga regresi.

Paradigma sederhana menunjukkan hubungan antara satu variable independen dengan satu
variable dependen secara berurutan. Untuk mencari hubungan antara variable (X1 dengan X2;
X2 dengan X3; dan X3 dengan Y) naik turun harga Y dapat di prediksi melalui persamaan
regresi Y atau X3, dengan persamaan Y= a + bX3. Berdasarkan contoh tersebut dapat dihitung
jumlah rumusan masalah, deskriptif dan asosiatif.

3.      Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen

Dalam paradigma ini terdapat dua variable independen dan satu dependen. Dalam paradigma
ini terdapat juga 3 rumusan masalah deskriptif, dan 4 rumusan masalah asosiatif (3 korelasi
sederhana dan 1 korelasi ganda). Teknik yang digunakan adalah teknik korelasi sederhana dan
korelasi ganda.

X1 dan X2 dan satu variable independen Y. untuk mencari hubungan X1 dengan X2 dan Y
menggunakan teknik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan X1 dengan X2 secara
bersama-sama terhadap Y menggunakan korelasi ganda.

4.      Paradigma Ganda dengan Tiga Variabel Independen


Dalam paradigma ini terdapat tiga variable independen (X1,X2,X3) dan satu dependen (Y).
Rumusan deskriptif ada 4 dan rumusan masalah asosiatif (hubungan) untuk yang sederhan ada 6
dan yang ganda minimal 1. Teknik yang digunakan bisa teknik korelasi sederhana,korelasi
ganda, regresi sederhana, korelasi ganda, dan korelasi parsial

untuk mencari besarnya hubungan antara X1 dengan Y; X2 dengan Y; X3 dengan Y;


X1 dengan X2; X2 dengan X3; dan X1 dengan X3 dapat menggunakan korelasi sederhana.
Untuk mencari besarnya hubungan antara X1 secara bersama-sama dengan X2 dan X3 terhadap
Y digunakan korelasi ganda.

5.      Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Dependen

Paradigma ini terdapat satu variable independen dan dua dependen. Teknik yang digunakan
adalah teknik korelasi sederhana dan regresi.

Untuk mencari besarnya hubungan antara X dan Y1, dan X dengan Y2 digunakan teknik
korelasi sederhana. Demikian juga untuk Y1 dan Y2.

6.      Paradigma Ganda dengan Dua Variabel Independen dan Dua Dependen

Dalam paradigma ini terdapat dua variable independen dan dua variable dependen. Terdapat
4 rumusan masalah deskriptif, dan 6 rumusan masalah hubungan sederhana. Korelasi dan regresi
sederhana serta ganda dapat digunakan dalam paradigma ini.
                                      

X1 = keindahan kampus                                     Y1 = jumlah pendaftaran

X2 = pelayanan sekolah                                      Y2 = kepuasan pelayanan

Hubungan antara variabel r1, r2, r3, r4, r5, dan r6 dapat dianalisis engan korelasi sederhana.
Hubungan antara X1 bersama-sama dengan X2 terhadap Y1 dan X1 dan X2 bersama-sama
terhadap Y2 dapat dianalisis dengan korelasi ganda. Analisis regresi sederhana maupun ganda
dapat juga digunakan untuk memprediksi jumlah.

7.      Paradigma Jalur

Dalam paradigma ini terdapat 4 rumusan masalah deskriptif dan 6 rumusan masalah
hubungan. Teknik analisis statistic yang digunakan dinamakan path analysis (analisis jalur).
Analisis dilakukan dengan menggunakan korelasi dan regresi sehingga dapat diketahui untuk
sampai pada variable dependen terakhir, harus lewat jalur langsung atau melalui variable
intervening.
Sebetulnya bentuk  paradigma yang lain masih ada dan cukup banyak serta contoh-contoh
yang diberikan terutama terkait dengan teknik statistic yang digunakan. Teknik statistic  yang
bersifat menguji perbedaan tidak ada pada paradigma yang sudah dibahas, akan tetapi lebih
tampak pada paradigma penelitian dengan metode eksperimen.

2.5 Korelasi Variabel Penelitian

Pada intinya penelitian ilmiah adalah mencari hubungan antara variabel, sedangkan data-data
yang diperoleh dari lapangan merupakan unsur-unsur yang akan mencantumkan apakah variabel-
variabel tersebut memiliki hubungan atau tidak.
Dalam hubungan antara variabel ini ada beberapa jenis hubungan yang perlu diketahui, yaitu:
1. Hubungan simetris
2. Hubungan timbal balik, (reciprocal), dan
3. Hubungan asimetris
Secara lebih jelasnya beberapa jenis hubungan tersebut dapat dilihat dalam uraian di bawah ini:
1. Hubungan simetris
Hubungan simetris terjadi apabila :
a. Kedua variabel adalah akibat dari suatu vaktor yang sama, misalnya meningkatnya
penggunaan internet dikalangan masyarakat dengan, naiknya jumlah oplah surat kabar,
merupakan dua variabel yang tidak saling mempengaruhi, namun diakibatkan oleh faktor yang
sama, yaitu meningkatnya kebutuhan informasi ditengah masyarakat.
b. Kedua variabel berkaitan secara fungsional, misalnya hubungan antara petani dengan cangkul,
hubungan guru dengan murid, hubungan dokter dengan pasien, dan sebagainya.
c. Kedua variabel mempunyai hubungan karena kebetulan semata-mata, misalnya secara
kebetulan semua murid berkacamata gemar membaca. Hubungan antara variabel murid
berkacamata dengan gemar membaca adalah hubungan simetris.
2. Hubungan timbal balik
Hubungan timbal balik merupakan hubungan antar dua variabel yang saling timbal balik,
maksudnya adalah satu variabel dapat menjadi sebab dan juga akibat terhadap varibel lainnya,
demikian pula sebaliknya, sehingga tidak dapat ditentukan variabel mana yang menjadi sebab
atau variabel mana yang menjadi akibat. Misalnya dalam waktu variabel x mempengaruhi y, dan
dalam waktu lain variabel y dapat mempengaruhi variabel x.
Contoh, hubungan antara motivasi belajar dengan minat membaca, motivasi belajar dapat
mempengaruhi minat membaca, demikian pula sebaliknya, minat membaca dapat mempengaruhi
motivasi belajar. Contoh lain, penenaman modal (investment) mendatangkan keuntungan, dan
sebaliknyak keuntungan akan memungkinkan timbulnya penanaman modal. Berdasarkan contoh-
contoh ini, variabel terpengaruh pada berubah menjadi variabel pengaruh di waktu lain, demikian
pula sebaliknya.
3. Hubungan Asimetris
Hubungan asimetris adalah hubungan antara variabel, yakni suatu variabel mempengaruhi
variabel lain, namun sifatnya tidak timbal balik. Pada dasarnya inti pokok analisis-analisis sosial
terletak pada hubungan asimetris ini. Misalnya, hubungan antara keamanan suatu negara dengan
penanaman modal asing. Keamanan suatu negara akan mempengaruhi tingkat penanaman modal
(investasi) asing dinegara tersebut. Tingginya angka pengangguran dapat mempengaruhi tingkat
kriminalitas di masyarakat; tingkat pendidikan mempengaruhi pola hidup sehat; tingkat
pendapatan mempengaruhi pola konsumsi masyarakat, dan sebagainya.
Hubungan antara suatu variable satu atau lebih variable lainnya merupakan hipotesis dalam
penelitian. Jadi hipotesis adalah kesimpulan sementara /tentative tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih. Hipotesis ini akan memberikan arah dari proses pengumpulan data, dan
hendaknya/oleh karenanya harus diformulasikan sebagai berikut:
1. Dinyatakan dalam bentuk yang sederhana mungkin
2. Konsisten dengan teori yang ada atau konsistendengan fakta yang diketahui. Harus reasonable
(masuk akal).
3. Menggambarkan hubungan antara variable-variabel
4. Harus memberikan petunjuk bagaimana hubungan itu harus diuji. Ini berarti bahwa variable-
variabel yang dicantumkan dalam hipotesi harus dapat diukur (dikuantitatifkan) dan arah
hubungan antara variable-variabel itu harus jelas.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
 Variabel penelitian adalah atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut hubungan antara satu
variabel dengan variabel yang lain maka macam macam variabel dalam penelitian
dapat dibedakan
menjadi: variabel independen, variabel dependen, variabel moderator, variabel int
ervening, variabel kontrol.
 Pengaruh sesuatu treatment penelitian meliputi variabel yang mempengaruhi dan
variabel akibat. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel
bebas atau independent variable (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel
tidak bebas, variabel tergantung, variabel terikat atau dependent variable (Y).
 Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasikan
setiap variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub variabel) merupakan syarat
mutlak bagi setiap peneliti.
 Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan
antara variable yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah
rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan
untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknik analisis
statistic yang akan digunakan. Model penelitian kuantitatif atau model paradigma
khususnya untuk penelitian mempunyai banyak bentuk diantaranya paradigma
sederhana, paradigma sederhana berurutan, paradigma paradigma ganda dengan
dua variable independen, paradigma ganda dengan tiga variable independen,
paradigma ganda dengan dua variable dependen, paradigma ganda dengan dua
variable independen dan dua dependen, dan paradigma jalur.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini kami mengharapkan agar makalah ini dapat
menambah wawasan para pembaca mengenai variable penelitian dan paradigma
penelitian. Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih memiliki banyak
kekurangan. Kami juga menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 2012. Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi penelitian kuantitatif, Jakarta: kencana prenada media group
Suryabrata, sumadi. 2002. Metodologi penelitian, Jakarta: raja grafindo persada
Atmodjo, J. Tri. 2005. Modul Penelitian Korelasi (artikel). Jakarta: Fikom Universitas
Mercubuana Jakarta
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja
Grafindo Pergoda

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai