HARUS DIUKUR
DOSEN PENGAMPU
Drs. Jongga Manullang, M.Pd
Oleh :
M. RIDHO (5173131014)
MIWA BERKAT NIAMAN ZEBUA (5172131012)
SETIAWAN JODI SITORUS (5173131023)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kami rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga kami bisa menyusun atau menyelesaikan
tugas rutin Evaluasi Pembelajaran ini. Penulisan ini kami sajikan secara ringkas dan sederhana
sesuai dengan kemampuan yang kami miliki.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
yang mengarahkan kearah kesempurnaan.
Demikianlah Makalah ini, kami berharap dapat bermanfaat khususnya bagi pembaca
pada umumnya dan juga kepada kami penulis.
Penulis,
1
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Evaluasi merupakan proses yang menentukan kondisi, di mana suatu tujuan telah dapat
dicapai. Definisi ini menerangkan secara langsung hubungan evaluasi dengan tujuan suatu
kegiatan yang mengukur derajat, di mana suatu tujuan dicapai. Dalam evaluasi selalu
mengandung proses. Proses evaluasi harus tepat terhadap tipe tujuan yang biasanya dinyatakan
dalam bahasa perilaku.
Salah satu prinsip dasar yang harus senantiasa diperhatikan dan dipegangi dalam rangka
evaluasi hasil belajar adalah prinsip kebulatan, dengan prinsip mana evaluator dalam
melaksanakan evaluasi asil belajar dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap
peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi atau bahan pelajaran yang telah
diberikan (aspek kognitif), maupun dari segi penghayatan (aspek afektif) dan pengalamannya
(aspek psikomotor).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja aspek-aspek hasil belajar yang perlu diukur dalam evaluasi pembelajaran ?
2. Bagaimana penjelasan lebih dalam terkait ranah kognitif ?
3. Bagaimana penjelasan lebih dalam terkait ranah afektif ?
4. Bagaimana penjelasan lebih dalam terkait psikomotorik ?
C. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat mengetahui aspek-aspek hasil belajar yang perlu diukur dalam evaluasi
pembelajaran.
2. Mahasiswa dapat mengetahui lebih dalam terkait ranah kognitif.
3. Mahasiswa dapat mengetahui lebih dalam terkait ranah afektif.
4. Mahasiswa dapat mengetahui lebih dalam terkait psikomotorik.
D. MANFAAT
1. Menambah pengetahuan pembaca atau mahasiswa mengenai aspek-aspek hasil belajar
yang harus diukur.
3
BAB II
PEMBAHASAN
B. RANAH KOGNITIF
Adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Secara hirarkhis tingkat hasil
belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana sampai yang tinggi dan rumit.
Domain/ Ranah kognitif ini dibagi menjadi 6 diantaranya:
1. Pengetahuan (Knowledge), yaitu merupakan kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk dapat mengenali, mengingat, memanggil kembali tentang adanya konsep ,
prinsip, fakta, ide, rumus-rumus, istilah, nama. Pengetahuan atau ingatan ini adalah
merupakan proses berpikir yang paling rendah.
2. Pemahaman (Comprehension), Pemahaman adalah kemampuan seseorang untuk
mengerti atau memahai sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata
lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai
segi. Seseorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat
memberikan penjelasan dan memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan
menggunakan kata-katanya sendiri.
3. Penerapan / aplikasi (application), yaitu kemampuan yang menuntut peserta didik
untuk mennggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode, prinsip, dan teori-teori
dalam situasi baru dan konkret.
4. Analisis (analysis), yaitu kemempuan yang menuntut seseorang untuk merinci dan
menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan
4
mampu memahami hubungan diantara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu
dengan faktor-faktor lainnya.
5. Sintesis (synthensis), yaitu kemampuan yang menuntut peserta didik untuk
menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan berbagai faktor. Hasil
yang didapat berupa tulisan, rencana atau mekanisme.
6. Evaluasi (evaluation), yaitu kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat
mengevaluasi suatu situasi, keadaan, pernyataan atau konsep berdasarkan criteria
tertentu. Hal penting dalam evaluasi ini adalah menciptakan kondisi sedimikian rupa
sehingga peserta didik mampu mengembangkan kriteria atau patokan untuk
mengevaluasi sesuatu.
C. RANAH AFEKTIF
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang telah
memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada
peserta didik dalam berbagai tinggkah laku.
Krathwohl membagi hasil belajar afektif menjadi lima tingkat yaitu penerimaan,
partisipasi, penilaian, organisasi dan internaslisasi. Hasil belajar disusun secara hirarkhis
dari tingkat yang paling rendah dan sederhana hingga yang paling tinggi dan kompleks.
1. Penerimaan (Receiving) atau menaruh perhatian (at-tending), adalah kepekaan
seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya
dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain sebagainya.
2. Menanggapi(Responding) mengandung arti adanya parstisipasi aktif. Jadi kemapuan
menaggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikutsertakan
dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan
salah satu cara.
3. Menilai/menghargai(Valuing). Menilai atau menghargai artinya memberikan nilai atau
memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila apabila
kegiatan itu tidak dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.
4. Mengatur atau mengorganisasikan (Orgsnization) artinya mempertemukan perbedaan
nilai-nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum.
5
5. Karakteristisasi dengan suatu nilai (Characterization bya a Value or Value Complex),
yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang
mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Nilai ini telah tertanam secara
konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini adalah merupakan
tingkatan afektif tertinggi karena sikap batin peserta didik telah benar-benar bijaksana.
D. RANAH PSIKOMOTORIK
Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil
belajar ranah psikomotorik dikemukakan oleh Simpons (1956) yang menyatakan bahwa
hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan
bertindak individu. Hasil belajar ini sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar
kognitif, afektif hal ini bisa dilihat apabila peserta didik telah menunjukan perilaku atau
perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan ranah
afektifnya. Wujud nyata dari hasil belajar psikomotor yang merupakan kelanjutan dari hasil
belajar kognitif dan afektif itu adalah :
6
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Hasil belajar Menurut Benjamin S. Bloom dkk. (1956) dapat dikelompokan ke dalam
tiga domain yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
2. Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Secara hirarkhis
tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana sampai yang
tinggi dan rumit. Domain/ Ranah kognitif ini dibagi menjadi 6 diantaranya
pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.
3. Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar
mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan perubahannya bila seseorang
telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.
4. Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.
B. SARAN
Materi yang terdapat dalam makalah ini sangat baik di pelajari oleh para pendidik supaya
dapat menjadi pedoman dalam memberikan evaluasi kepada siswanya.
Jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini kami memohon kritik dan saran demi
membuat makalah-makalah yang lebih baik kedepan.
7
DAFTAR PUSTAKA
kumpulan-makalah-7.blogspot.com/2014/.../aspek-hasil-belajar-yang-perlu-diukur.html
(Di akses tanggal 7 September 2018; 15:30)
http://restpusparini.blogspot.com/2016/05/aspek-aspek-hasil-belajar-yang-perlu.html
(Di akses tanggal 7 September 2018; 15:40)