Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PRESPEKTIF PEMBELAJARAN DAN PENDIDIKAN ANAK


TUNADAKSA
Tentang
“Cacat Bawaan Anggota Gerak Atas Dan Anggota Gerak Bawah”

Dosen Pengampu:
Dr. Nurhastuti, M.Pd
Ns. Setia Budi, M.Kep

Disusun Oleh :
Kelompok 6
Ega Wulandari 19003134
Sovia Eka Putri 19003163
Vania Luthfiyah 19003165
Enjelina Putri Arvita 19003059

PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih Lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah
melimpahkan rahmat ,hidyah dan inayah-Nya kepada kami semua sehingga kita
dapat menyelesaikan makalah Mata Kuliah Perspektif Pendidikan dan
Pembelajaran Anak Tunadaksa dengan materi “ Konsep cacat bawaan anggota
gerak bagian atas dan anggota gerak bagian bawah “

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan yang terbuka kami menerima segala saran dan kritikan
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

Padang, 03 Maret 2020

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar belakang..................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................2

C. Tujuan...............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. Pengertian Cacat Bawaan.................................................................................3

B. Jenis - jenis Cacat Bawaan..............................................................................4

C. Karakteristik Cacat Bawaan.............................................................................5

D. Faktor Penyebab Cacat Bawaan.......................................................................6

BAB III PENUTUP.................................................................................................9

A. KESIMPULAN.................................................................................................9

DAFTAR RUJUKAN............................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Setiap manusia dilahirkan dengan kondisi fisik yang berbeda-beda.
Ada yang memiliki kondisi fisik yang sempurna, akan tetapi banyak juga
yang memiliki kekurangan dalam kondisi fisiknya. Salah satu kekurangan
dalam kondisi fisik yang dialami manusia yaitu adanya kecacatan dalam
anggota tubuhnya.

Kecacatan tersebut dapat dialami oleh seseorang dapat sejak lahir,


ataupun dapat terjadi karena kecelakaan yang mengakibatkan kecacatan.
Kecacatan fisik tersebut sering disebut dengan tuna daksa. Tuna daksa
adalah suatu keadaan rusak atau terganggu sebagai akibat gangguan
bentuk atau hambatan pada tulang, otot dan sendi dalam fungsinya yang
normal (Sutjihati Somantri, 2006 : 121). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
penyakit, kecelakaan atau dapat juga disebabkan oleh pembawaan sejak
lahir.

Kelainan kongenital adalah kelainan dalam pertumbuhan janin


yang terjadi sejak konsepsi dan selama dalam kandungan. Diperkirakan
10-20% dari kematian janin dalam kandungan dan kematian neonatal
disebabkan oleh kelainan kongenital. Khusunya pada bayi berat badan
rendah diperkirakan kira-kiraa 20% diantaranya meninggal karena
kelainan kongenital dalam minggu pertama kehidupannya. Salah satu
sebab morbiditas pada bayi adalah atresia duedoni esophagus, meningokel
eosephalokel, hidrosephalus, fimosis, hipospadia dan kelainan metabolik
dan endokrin.

1
Sebagian besar penyakit bawaan pada bayi disebabkan oleh
kelainan genetik dan kebiasaan ibu pada saat hamil mengkonsumsi
alkohol, rokok dan narkotika serta ibu mengalami penyakit DM dan
infeksi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengna cacat bawaan ?
2. Apa saja jenis cacat bawaan ?
3. Bagaimana Karakteristik cacat bawaan ?
4. Apa Penyebab cacat bawaan ?

C. Tujuan
1. Mengetahuai Pengertian cacat bawaan
2. Mengetahui jenis-jenis cacat bawaan
3. Mengetahui karakteristik cacat bawaan
4. Mengetahui penyebab cacat bawaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Cacat Bawaan


Kelainan congenital (cacat lahir) merupakan kelainan dalam
pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi
sel telur. Kelainan bawaan dapat dikenali sebelum kelahiran, pada saat
kelahiran atau beberapa tahun kemudian setelah kelahiran. Kelainan
kongenital dapat merupakan sebab penting terjadinya abortus, lahir
mati atau kematian segera setelah lahir. Kematian bayi dalam bulan-
bulan pertama kehidupannya sering diakibatkan oleh kelainan
kongenital yang cukup berat, hal ini seakan-akan merupakan suatu
seleksi alam terhadap kelangsungan hidup bayi yang dilahirkan.
(Samsul Mustofa, T. Susmiarsih, 2009)

Bayi yang dilahirkan dengan kelainan kongenital besar,


umumnya akan dilahirkan sebagai bayi berat lahir rendah bahkan
sering pula sebagai bayi kecil untuk masa kehamilannya. Bayi berat
lahir rendah dengan kelainan kongenital berat, kira-kira 20%
meninggal dalam minggu pertama kehidupannya. Disamping
pemeriksaan fisik, radiologi dan laboratorium untuk menegakkan
diagnosa kelainan kongenital setelah bayi lahir dikenal pula adanya
diagnosis prenatal kelainan kongenital dengan beberapa cara
pemeriksaan tertentu misalnya pemeriksaan ultrasonografi,
pemeriksaan air ketuban dan darah janin.

3
B. Jenis - jenis Cacat Bawaan
1. Cacat bawaan pada anggota gerak atas
a. Syndactilus yaitu jari tangan kurang dari lima atau tidak
memiliki jari jari tangan

b. Plydactilus yaitu lahir dengan jumlah jari tangan lebih dari


lima

c. Torticollis yaitu leher miring kekiri atau kekanan, otot


lehernya tengang sebelah, wajah dan mata tidak simetris.

4
d. Sindaktili yaitu jari-jari yang menyatu karena tidak terjadi
pemisahan jari dibagian distal sendi metacarpophalangeal.
Penyatuan dapat terjadi hanya pada dua jari atau lebih.
Hubungan antar jari dapat hanya berupa kulit dan jari lunak
saja, tetapi dapat pula berupa hubungan tulang dengan tulang.
(Sriwijaya et al., 2017)

2. Cacat bawaan pada anggota gerak bawah


a. Dislokasi pinggul, disebabkan oleh pertumbuhan otot sendi
pangkal paha tidak sehat sehingga kepala sendi tidak dapat
masuk kedalam mangkok sendi.

5
b. Genu reculvatum yaitu lutut bengkok kebelakang berlebihan.

c. Cacat pseudoartosis yaitu antara lutut dan mata kaki ada sendi
lagi .
d. Club foot yaitu talipes (pes) planus atau platfoot ( telapak kaki
datar), pes calcaneus (kaki bagian depat terangkat), pes cavus
( kaku bagian tengah terangkat).

e. Genu varum (kaki O) dan genu valgum (kaki X) yaitu sejenis


gangguan pertumbuhan tulang kaki yang disebabkan terjadinya
pergeseran rotasi ada persendian antara tulang lutut dan tulang

6
paha sehingga mengakibatkan sudut yang terbentuk diantara
kedua tulang paha dan lutut menjadi tidak normal. Pada kaki
bentuk kedua lutut akan berdekatan sementara bagian telapak
kaki akan menjorok keluar sehingga jika diperhatikan tungkai
akan membentuk huruf . sementara pada bentuk kaki O kedua
lutut akan saling menjauh sementara telapak kaki berhimpit
sehingga tungkai akan membentuk kaki O. (Baihaqi, 2017).

f. Congenital talipes equenovarus merupakan kelaianan bawaan


pada kaki dan pergelangan kaki. Pada kaki kanan dan kiri batas
lateral nampak menjauhi garis lurus. Batas lateral yang nampak
plantar pedis melengkung ringan. (Fadila et al., 2017)

C. Karakteristik Cacat Bawaan


1. Karakteristik akademik
Penyandang tunadaksa yang mengalami kelaianan pada sistem otot
dan rangka adalah normal sehingga dapat mengikuti pelajaran sama
dengan individu normal.

7
2. Karakteristis sosial dan emosional
Bermula dari konsep diri individu yang merasa dirinya cacat, tidak
berguna dan menjadi beban orang lain yang mengakibatkan mereka
malas belajar bermain dan membentuk perilaku yang salah kegiatan
jasman yang tidak dapat dilakukan oleh penyandang tunadaksa dapat
mengakibatkan timbulnya masalah emosi seperti mudah tersinggug,
mudah marah, rendah diri, kurang dapa bergaul, pemalu, menyendiri
dan frutasi.
3. Karakteristik fisik atau kesehatan
Penyandang tunadaksa biasanya selain mengalami cacat tubuh
adalah kecendrunagan mengalami gangguan lain seperti gangguan
bicara. (Pratiwi & Hartosujono, 2017)

D. Faktor Penyebab Cacat Bawaan


Sekitar 50 % kelainan bawaan tidak diketahui penyebabnya, namun
ada beberapa faktor risiko yang mempengaruhi, yaitu :

1. Faktor Genetik
Gen merupakan faktor utama yang mempengaruhi kelainan
bawaan. Bayi dalam kandungan mungkin mewarisi gen yang
memiliki kelainan (anomali) ataupun terjadi mutasi genetik pada
saat perkembangan janin. Orang tua yang memiliki ikatan saudara
(pernikahan sedarah) atau konsanguinitas dapat meningkatkan
terjadinya kelainan bawaan dan dua kali lipat meningkatkan risiko
kematian neonatal dan anak, gangguan intelektual, disabilitas
mental dan kelainan lainnya.

2. Faktor Sosial Ekonomi dan Demografi


Diperkirakan 94 % kelainan bawaan terjadi di negara
berkembang dengan prevalensi malnutrisi yang cukup tinggin dan
paparan terhadap zat / faktor yang menambah risiko terjadinya

8
gangguan janin, terutama infeksi dan alkohol. Usia ibu saat hamil
juga berpengaruh. Semakin bertambahnya usia, semakin tinggi
risiko terjadinya kelainan pada kromosom seperti Sindrom Down.

3. Faktor Lingkungan
Pajanan pada ibu hamil seperti pestisida, obat, alkohol,
tembakau, timbal, merkuri, dan bahan psikoaktif lainnya, zat kimia
tertentu, rokok, dan radiasi dapat meningkatkan risiko bayia
mengalami kelainan bawaan. Bekerja maupun tinggal di daerah
pertambangan atau daerah pembuangan limbah juga meningkatkan
risiko terjadi kelainan bawaan.

4. Infeksi
Infeksi Sifilis dan Rubella pada ibu hamil merupakan salah satu
penyebab kelainan bawaan, umumnya terjadi di negara
berkembang. Infeksi virus Zika yang baru-baru ini terjadi
menyebabkan peningkatkan bayi lahir dengan mikrosefali (ukuran
kepala yang lebih kecil dibandingkan dengan anak-anak
seusianya).

5. Status Gizi
Kurangnya konsumsi iodium dan asam folat pada ibu hamil
meningkatkan risiko bayi dengan neural tube defect sedangkan
konsumsi vitamin A yang berlebihan dapat mempengaruhi
perkembangan janin. Obesitas serta diabetes melitus juga
berhubungan dengan beberapa kelainan bawaan.(Kemenkes, 2018)

9
Pencegahan nya :

1. Remaja Perempuan dan Ibu


 Makan sehat, dan menjaga berat badan ideal :
variasi buah buahan dan sayur, vitamin dan mineral
 Hindari bahan berbahaya : Alkohol dan merokok
2. Ibu Hamil
 Travel kedaerah wabah inveksi
 Insektisida, Pestisida, Logam berat
 Penanganan penyakit sebelum hamil : DM dan
Tiroit
 Obat obatan dan Radiasi
 Skrining infeksi : Rubella, Syphillis dan Cacar Air
3. Imunisasi
 Rubella

10
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kelainan congenital (cacat lahir) merupakan kelainan dalam


pertumbuhan struktur bayi yang timbul sejak kehidupan hasil konsepsi sel
telur. Kelainan bawaan bukan merupakan kelainan jarang, dan penyebab
kematian utama bayi/anak belita. Kelainan bawaan dapat dikenali sebelum
kelahiran, pada saat kelahiran atau beberapa tahun kemudian setelah
kelahiran. Perlu deteksi dini untuk penanganan yang optimal. Jenis - jenis
cacat bawaan terdiri dari Syndactilus, Plydactilus, Sindaktili, Torticollis,
Dislokasi pinggul, Genu reculvatum, Club foot, Genu varum (kaki O) dan
genu valgum (kaki X), dan Congenital talipes equenovarus.

11
DAFTAR RUJUKAN
Kemenkes. (2018). InfoDATIN: Kelainan bawaan. Pusat Data Dan Informasi
Kemeterian Kesehatan RI, 1–6.

Samsul Mustofa, T. Susmiarsih, R. W. (2009). Prevalensi bayi lahir cacat


(Malformasi Kongenital) si Rumah Sakit Pendidikan Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi. Jurnal Kedokteran YARSI, 17(2), 101–110.
https://www.neliti.com/id/publications/106777/prevalensi-bayi-lahir-cacat-
malformasi-kongenital-di-rumah-sakit-pendidikan-faku

Baihaqi, D. (2017). Program studi sistem informasi fakultas teknik universitas nusantara
pgri kediri tahun 2017. Simki-Techsain, 01(03), 1–6.

Fadila, A., Putri, G. T., Sitompul, E. M., Kedokteran, F., Lampung, U., Bedah, D., Abdul, R.,
& Provinsi, M. (2017). Tatalaksana Congenital Talipes Equino Varus ( CTEV ) pada
Anak Usia 6 bulan Congenital Talipes Equino Varus ( CTEV ) in Children 6 months.
7(November), 64–68.

Pratiwi, I., & Hartosujono, H. (2017). Resiliensi Pada Penyandang Tuna Daksa Non
Bawaan. Jurnal Spirits, 5(1), 48. https://doi.org/10.30738/spirits.v5i1.1057

Sriwijaya, M. K., Risiko, F., Rawat, P., Jalan, R., Juni, P. J., Nabila, E., Nita, S., Larasati, V.,
Studi, P., Dokter, P., Kedokteran, F., Sriwijaya, U., Biologi, B., Kedokteran, F.,
Sriwijaya, U., Histologi, B., Kedokteran, F., Sriwijaya, U., Mohammad, J., …
Palembang, R. (2017). di Instalasi Bedah RSUP Dr . Mohammad Hoesin dan RSAD
Dr . A . K . Gani Pendahuluan Congenital Hand Differences adalah kelainan pada
tangan sejak lahir . Temtamy dan di Shriners Hospital for Children Philadelphia
sedangkan kejadian sindaktili dan polidaktili . Penderita.

12
13

Anda mungkin juga menyukai