diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Asesmen Anak
Berkebutuhan Khusus
dosen pengampu Dr. Tjutju Soendari, M.Pd dan Dr. Budi Susetyo, M.Pd.
Kelompok 3
Andini Mayangpuri 1904331
Muhammad Nafi 1908392
Nani Rohaeni 1901270
Rifka Sauva Devtina 1903758
Rodiah 1900877
Shofiyyah Nadhiroh 1908592
Sofi Septiani J. N. 1908288
Tri Lukianti Maulida 1905174
PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2020
A. Konsep Identifikasi
1. Pengertian Identifikasi
Identifikasi merupakan proses menemukenali atau juga bisa disebut
sebagai proses penyaringan (Nduru, M. P., 2015). Menurut Swassing (1985)
dalam Yuwono (2015) identifikasi di dalamnya memimliki dua konsep, yaitu
konsep penyaringan (screening) dan proses identifikasi aktual (actual
identification). Pendapat lain juga diungkapkan oleh Wardani (1995) dalam
Yuwono (2015), Identifikasi merupakan langkah penting dalam menandai
adanya kelainan atau kesulitan yang terjadi pada anak berkebutuhan khusus.
Pengidentifikasian masalah berarti juga mengidentifikasi kondidi yang kurang
baik yang terjadi pada anak, dengan memperoleh informasi berupa keluhan-
keluhan orang tua dan keluarganya, keluha guru, dan bisa didapat dari
pengalaman lapangan (Yuwono, 2015).
2. Tujuan Identifikasi
Identifikasi bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai
kelainan/penyimpangan (fisik, intelektual, sosial, emosional, dan/atau
sensoris neurologis) dalam pertumbuhan/perkembangannya dibanding anak-
anak pada umumnya (anak-anak normal) yang hasilnya akan dijadikan dasar
untuk penyusunan program pembelajaran sesuai dengan kondisi dan
kebutuhannya (Yuwono, 2015). Sedangkan menurut Rice (1985) dalam
Yuwono (2015), tujuan identifikasi diantaranya.
a. Menjabarkan karakteristik
b. merancang nominasi
c. menentukan alat tes dan penjaringan data
d. mereview kasus dan menentukan program
e. melakukan evaluasi
B. Konsep Asesmen
1. Pengertian asesmen
Asesmen merupakan kegiatan untuk mengungkapkan kualitas proses dan
hasil pembelajaran. Banyak yang mencampuradukkan pengertian antara
evaluasi (evaluation), penilaian (assessment), pengukuran (measurement), dan
tes (test), padahal keempatnya memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda.
Evaluasi adalah kegiatan mengidentifikasi untuk melihat apakah suatu
program yang telah direncanakan telah tercapai atau belum, berharga atau
tidak, dan dapat pula untuk melihat tingkat efisiensi pelaksanaannya. Evaluasi
berhubungan dengan keputusan nilai (value judgement). Penilaian
(assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat
penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar
siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Penilaian
menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang
siswa. Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha
memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan dimana seorang siswa
telah mencapai karakteristik tertentu. Hasil penilaian dapat berupa nilai
kualitatif dan nilai kuantitatif. Pengukuran berhubungan dengan proses
pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. Tes adalah cara penilaian
yang dirancang dan dilaksanakan kepada siswa pada waktu dan tempat
tertentu serta dalam kondisi yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas.
C. Konsep Persepsi
1. Pengertian
Yusuf (1991: 108) menyebut persepsi sebagai pemaknaan hasil
pengamatan. Leavitt dalam Sobur (2003: 445) mendefinisikan persepsi dalam
arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu,
sedangkan dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana
seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. Menurut Desiderato dalam
Rahmat (2007: 51), persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan. Jadi persepsi adalah memberikan makna stimuli inderawi.
dapat diartikan persepsi merupakan suatu proses psikologis dimana
rangsang yang diterima individu diolah sedemikian rupa,sehingga
rangsangan tersebut mempunyai makna. Secara singkat, persepsi dapat
diartikan sebagai proses penafsiran atau interpretasi data sensoris yang
diterima seseorang.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup asesmen persepsi menurut Yonaha (2015) terbagi menjadi 3
yaitu:
a. Persepsi visual
persepsi visual dimengerti sebagai kemampuan untuk
menterjemahkan apa yang dilihat oleh mata, yaitu jatuhnya cahaya
masuk ke retina mata. Hasil dari persepsi tersebut dikenal dengan
istilah: penglihatan (eyesight/sight/vision).
Persepsi visual mencakup kemampuan sebagai berikut.
1) Hubungan keruangan menunjuk pada persepsi tentang posisi
berbagai objek dalam ruang.
2) Diskriminasi visual menunjuk pada kemampuan membedakan suatu
objek dari objek lainnya.
3) Diskriminasi bentuk dan latar menunjuk pada kemampuan
membedakan suatu objek dari latar belakang yang mengelilinginya.
4) Visual closure menunjukkan pada kemampuan mengingat dan
menngidentifikasi suatu objek.
5) Mengenal objek menunjuk pada kemampuan mengenal sifat
berbagai objek yang mereka pandangi
b. Persepsi auditoris
Persepsi auditori dapat diartikan sebagai kemampuan untuk mengenali
dan menterjemahkan suara yang didengarkan oleh telinga. persepsi
auditoris mencakup kemampuan sebagai berikut.
1) Kesadaran fonologis merupakan kesadaran bahwa bahasa dapat
dipecah kedalam kata, sukukata, dan fonem (bunyi).
2) Diskriminasi auditoris merupakan kemampuan mengingat perbedaan
anatara bunyi-bunyi fonem dan mengidentifikasi kata-kata yang
sama dengan kata-kata yang berbeda
3) Ingatan auditoris merupakan kemampuan untuk menyimpan dan
mengingat sesuatu yang didengar.
4) Urutan auditoris merupakan kemampuan mengingat urutan hal-hal
yang disampaikan secara lisan.
5) Perpaduan auditoris merupakan kemampuan memadukan elemen-
elemen fonem tunggal atau berbagai fonem menjadi suatu kata yang
utuh.
c. Persepsi heptik
persepsi heptik merupakan kemampuan mengenali berbagai objek
melaluyi modalitas taktil (perabaan), dan kinestetik (gerakan).
1) Persepsi taktil, berkaitan dengan sentuhan atau rabaan, atau
kemampuan mengenal berbagai objek melalui perabaan.
2) Persepsi kinestetik, perasaan yang sangat kompleks yang ditimbulkan
oleh rangsangan di otot, urat, dan pergelangan; mempunyai daya
menyadari gerakan otot seperti kesadaran posisi, rasa tubuh tentang
kontraksi otot, tegangan, dan relaksasi.
Kisi Kisi Instrumen
A. Persepsi Visual
B. Persepsi Auditoris
C. Persepsi Heptik
Kriteria Penilaian
Hasil
SubIndikator
0 1 2
Menyesuaikan suatu objek secara Jika anak tidak Jika anak tidak Jika anak
berurutan dapat memahami melakukan melakukan
perintah sama perintah dengan perintah dengan
sekali sepenuhnya sepenuhnya
Mengenali sebuah objek yang terlihat Jika anak tidak Jika anak tidak Jika anak
tidak lengkap dapat memahami melakukan melakukan
perintah sama perintah dengan perintah dengan
sekali sepenuhnya sepenuhnya
Menyamakan atau membedakan suatu Jika anak tidak Jika anak tidak Jika anak
objek dengan objek lainnya dapat memahami melakukan melakukan
perintah sama perintah dengan perintah dengan
sekali sepenuhnya sepenuhnya
Mengenali perbedaan-perbedaan antar Jika anak tidak Jika anak tidak Jika anak
bentuk, ukuran, warna dan huruf dapat memahami melakukan melakukan
perintah sama perintah dengan perintah dengan
sekali sepenuhnya sepenuhnya
menyebutkan objek yang telah dilihat Jika anak tidak Jika anak tidak Jika anak
sebelumnya dapat memahami melakukan melakukan
perintah sama perintah dengan perintah dengan
sekali sepenuhnya sepenuhnya
menunjukkan objek yang telah dilihat Jika anak tidak Jika anak tidak Jika anak
sebelumnya dapat memahami melakukan melakukan
perintah sama perintah dengan perintah dengan
sekali sepenuhnya sepenuhnya
Kriteria Penilaian
Penilaian
Sub-Indikator
0 1
identifikasi bunyi vokal di akhir Anak tidak dapat Anak dapat menjawab
menjawab dengan benar dengan benar
identifikasi bunyi vokal di awal Anak tidak dapat Anak dapat menjawab
menjawab dengan benar dengan benar
identifikasi bunyi akhir yang sama Anak tidak dapat Anak dapat menjawab
menjawab dengan benar dengan benar
identifikasi bunyi akhir yang hampir Anak tidak dapat Anak dapat menjawab
sama menjawab dengan benar dengan benar
identifikasi bunyi akhir yang berbeda Anak tidak dapat Anak dapat menjawab
menjawab dengan benar dengan benar
melakukan tiga perintah secara Anak tidak dapat Anak dapat melakukan
berurutan melakukan dengan benar dengan benar
melakukan empat perintah secara Anak tidak dapat Anak dapat melakukan
berurutan melakukan dengan benar dengan benar
Memadukan elemen-elemen fonem Anak menjawab kurang Anak menjawab lebih dari
tunggal menjadi sesuatu yang utuh dari sama dengan 50 % sama dengan 50%
0 1 2
Kriteria Penilaian
Penilaian
Sub-Indikator
0 1 2
Taktil
Identifikasi permukaan Jika anak tidak Jika anak hanya dapat Jika anak sudah dapat
halus/kasar. memahami menunjukkan benda memahami perbedaan
perintah sama bertekstur halus atau jika antara tekstur halus dan
sekali. anak hanya dapat kasar. Artinya, anak dapat
menunjukkan benda menjalankan semua
bertekstur kasar perintah dengan benar.
Identifikasi objek Jika anak tidak Jika anak hanya dapat Jika anak sudah dapat
berdasarkan memahami menunjukkan benda memahami perbedaan
permukaan perintah sama bertekstur lembut atau antara tekstur lembut dan
lembut/keras sekali jika anak hanya dapat keras. Artinya, anak dapat
menunjukkan benda menjalankan semua
bertekstur keras. perintah dengan benar.
Identifikasi objek Jika anak tidak Jika anak hanya dapat Jika anak sudah dapat
berdasarkan memahami menunjukkan benda memahami perbedaan
berat/ringan. perintah sama yang lebih ringan atau antara benda ringan dan
sekali. jika anak hanya dapat berat. Artinya anak dapat
menunjukkan benda menjalankan semua
yang lebih berat. perintah dengan benar.
Identifikasi objek Jika anak tidak Jika anak hanya dapat Jika anak hanya dapat
berdasarkan temperatur memahami menunjukkan benda menunjukkan benda yang
panas-dingin perintah sama yang panas atau jika panas atau jika anak hanya
sekali. anak hanya dapat dapat menunjukkan benda
menunjukkan benda yang dingin
yang dingin
Kinestetik
Identifikasi kesadaran anak tidak anak hanya melakukan anak dapat melakukan
posisi (Penghayatan dapat sebagian gerakan seluruh gerakan dengan
tubuh dan Orientasi melakukan benar
Ruang, Arah, dan seluruh gerakan
Jarak) dengan benar
Identifikasi anak tidak anak hanya melakukan anak dapat melakukan
keseimbangan gerak dapat sebagian gerakan seluruh gerakan dengan
(berjalan mengikuti melakukan benar
pola lantai seperti garis seluruh gerakan
lurus, belok, dengan dengan benar
beban kepala dan
melompat dengan satu)
Identifikasi kombinasi anak tidak anak hanya melakukan anak dapat melakukan
gerakan (gerakan dapat sebagian gerakan seluruh gerakan dengan
dengan melakukan melakukan benar
gabungan anggota seluruh gerakan
tubuh) dengan benar
DAFTAR PUSTAKA
Nduru, M. P. (2015). Identifikasi dan Asesmen Kesulitan Belajar Anak. diakses
dari http://repository.upy.ac.id/411/1/artikel%20maria.pdf pada 4 Oktober
2020.
Yuwono, Imam. (2015). Identifikasi dan Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus
Setting Pendidikan Inklusif. Pustakan benua: Banjarmasin
Harisah, A., & Masiming, Z. (2008). Persepsi manusia terhadap tanda, simbol dan
spasial. SMARTek, 6(1).
Poerwanti, E. (2015). Konsep dasar asesmen pembelajaran.
Iskandar, M. S. (2011). Pembentukan persepsi visual pada iklan televisi. Visualita,
3(1), 266946.