Dosen :
Disusun oleh:
FANNY FAUZIYAH
41032102171137
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kenikmatan dan kemudahan
dalam penyusunan laporan ini, sehingga dapat terselesaikan sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan. Pada dasarnya penulisan laporan ini adalah merupakan
salah satu tugas untuk dapat mengembangkan wawasan dalam mata kuliah
‘PENGEMBANGAN KOMUNIKASI PERSEPSI BUNYI DAN IRAMA’ atau
menghidupkan suasana belajar di dalam perkuliahan.
Laporan dengan judul ‘HASIL OBSERVASI PENGEMBANGAN
KOMUNIKASI PERSEPSI BUNYI DAN IRAMA DI SLB YKS ABC II
MAJALAYA’ ini, diharapkan bisa memberikan suatu pengetahuan kepada para
pembaca dan dijadikan referensi dalam suatu perkuliahan. Dalam penulisan
laporan ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan, baik pada
teknis penulisan maupun materi. Mengingat akan kemampuan yang dimiliki
penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi penyempurnaan pembuatan laporan ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT memberikan pahala pada
mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan bantuan ini
sebagai ibadah, serta menjadikan laporan ini sebuah pengetahuan yang berguna
dan bermanfaat, Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Manfaat ................................................................................................ 1
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengertian Tunarungu .......................................................................... 2
B. Klasifikasi Tunarungu .......................................................................... 2
C. Karakteristik Tunarungu ...................................................................... 3
D. Pengembangan Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama ...................... 5
BAB III RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PKPBI ........ 6
BAB IV HASIL OBSERVASI
A. Profil Anak ........................................................................................... 13
B. Instrumen Hasil Penelitian ................................................................... 24
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
DOKUMENTASI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketunarunguan bukan hanya mengakibatkan tidak berkembangnya
kemampuan berbicara, lebih dari itu dampak paling besar adalah terbatasnya
kemampuan berbahasa (Van Uden, 1977; Meadow, 1980). Leigh (1994; dalam
bunawan, 2004) mengemukakan bahwa masalah utama kaum tunarungu bukan
terletak pada tidak dikuasainya suatu sarana komunikasi lisan, melainkan akibat hal
tersebut terhadap perkembangan kemampuan berbahasanya secara keseluruhan
yaitu mereka tidak atau kurang mampu dalam memahami lambang dan aturan
bahasa. Secara lebih spesifik, mereka tidak mengenal atau mengerti lambang/kode
atau ‘nama’ yang digunakan lingkungan guna mewakili benda-benda, peristiwa
kegiatan, dan perasaan serta tidak memahami aturan/sistem/tata bahasa. Keadaan ini
terutama dialami anak tunarungu yang mengalami ketulian sejak lahir atau usia dini
(tuli prabahasa).
Terhambatnya kemampuan berbahasa yang dialami anak tunarungu,
berimplikasi pada kebutuhan khusus mereka untuk mengembangkan kemampuan
berbahasa dengan metode khusus, yang merupakan dasarnya setiap anak tunarungu
dapat dikembangkan kemampuan berbahasa dan berbicaranya melalui berbagai
layanan khusus dan fasilitas khusus yang sesuai dengan kebutuhannya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
masalah yang akan dibahas oleh penulis dalam laporan ini adalah hasil observasi
pengembangan komunikasi persepsi bunyi dan irama pada anak tunarungu yang
telah di asesmen.
C. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pembuatan laporan ini yaitu penulis dapat
mengetahui serta memahami asesmen pengembangan komunikasi persepsi bunyi
dan irama yang dilakukan pada anak kelas 5 sekolah dasar.
1
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Tunarungu
Istilah tunarungu diambil dari kata “tuna” dan “rungu”, tuna artinya kurang dan
rungu artinya pendengaran. Orang dikatakan tunarungu apabila tidak mampu
mendengar atau kurang mampu mendengar suara.
Murni Winarsih (2007: 22) mengemukakan bahwa tunarungu adalah suatu
istilah umum yang menunjukkan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai
berat, digolongkan ke dalam tuli dan kurang dengar. Orang tuli adalah yang
kehilangan kemampuan mendengar sehingga menghambat proses informasi bahasa
melalui pendengaran, baik memakai ataupun tidak memakai alat bantu dengar
dimana batas pendengaran yang dimilikinya cukup memungkinkan keberhasilan
proses informasi bahasa melalui pendengaran. Tin Suharmini (2009: 35)
mengemukakan tunarungu dapat diartikan sebagai keadaan dari seorang individu
yang mengalami kerusakan pada indera pendengaran sehingga menyebabkan tidak
bisa menangkap berbagai rangsang suara, atau rangsang lain melalui pendengaran.
B. Klasifikasi Tunarungu
Menurut Boothroyd (dalam Murni Winarsih, 2007:23) klasifikasi
ketunarunguan adalah sebagai berikut.
a. Kelompok I : kehilangan 15-30 dB, mild hearing losses atau ketunarunguan
ringan; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia normal.
b. Kelompok II: kehilangan 31-60, moderate hearing losses atau
ketunarunguan atau ketunarunguan sedang; daya tangkap terhadap suara
cakapan manusia hanya sebagian.
c. Kelompok III: kehilangan 61-90 dB, severe hearing losses atau
ketunarunguan berat; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak
ada.
d. Kelompok IV: kehilangan 91-120 dB, profound hearing losses atau
ketunarunguan sangat berat; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia
tidak ada sama sekali.
2
e. Kelompok V: kehilangan lebih dari 120 dB, total hearing losses atau
ketunarunguan total; daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak
ada sama sekali.
Klasifikasi dalam dunia pendidikan diperlukan untuk menentukan
bagaimana intervensi yang akan dilakukan lembaga terkait. Ada banyak jenis
klasifikasi termasuk yang sudah dipaparkan di atas. Klasifikasi di atas merupakan
jenis klasifikasi yang membagi tunarungu menjadi beberapa kelompok sesuai
dengan kehilangan pendengarannya dan tempat terjadi kerusakan. Klasifikasi
memudahkan untuk menentukan dan memfokuskan subjek dalam penelitian ini.
Subjek dalam penelitian ini termasuk dalam klasifikasi ketunarunguan bawaan,
ketika lahir anak sudah mengalami ketunarunguan sehingga intervensi yang lambat
mempengaruhi kemampuan berbahasa anak tunarungu.
C. Karakteristik Tunarungu
Karakteristik anak tunarungu dari segi fisik tidak memiliki karakteristik
yang khas, karena secara fisik anak tunarungu tidak mengalami gangguan yang
terlihat. Sebagai dampak ketunarunguannya, anak tunarungu memiliki karakteristik
yang khas dari segi yang berbeda. Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1995:
35-39) mendeskripsikan karakteristik ketunarunguan dilihat dari segi: intelegensi,
bahasa dan bicara, emosi, dan sosial.
a. Karakteristik dari segi intelegensi
Intelegensi anak tunarungu tidak berbeda dengan anak normal yaitu
tinggi, rata-rata dan rendah. Pada umumnya anak tunarungu memiliki
entelegensi normal dan rata-rata. Prestasi anak tunarungu seringkali lebih
rendah daripada prestasi anak normal karena dipengaruhi oleh kemampuan
anak tunarungu dalam mengerti pelajaran yang diverbalkan. Namun untuk
pelajaran yang tidak diverbalkan, anak tunarungu memiliki perkembangan
yang sama cepatnya dengan anak normal. Prestasi anak tunarungu yang
rendah bukan disebabkan karena intelegensinya rendah namun karena anak
tunarungu tidak dapat memaksimalkan intelegensi yang dimiliki. Aspek
intelegensi yang bersumber pada verbal seringkali rendah, namun aspek
intelegensi yang bersumber pada penglihatan dan motorik akan berkembang
dengan cepat.
3
b. Karakteristik dari segi bahasa dan bicara
Kemampuan anak tunarungu dalam berbahasa dan berbicara berbeda
dengan anak normal pada umumnya karena kemampuan tersebut sangat erat
kaitannya dengan kemampuan mendengar. Karena anak tunarungu tidak bisa
mendengar bahasa, maka anak tunarungu mengalami hambatan dalam
berkomunikasi. Bahasa merupakan alat dan sarana utama seseorang dalam
berkomunikasi. Alat komunikasi terdiri dan membaca, menulis dan
berbicara, sehingga anak tunarungu akan tertinggal dalam tiga aspek penting
ini. Anak tunarungu memerlukan penanganan khusus dan lingkungan
berbahasa intensif yang dapat meningkatkan kemampuan berbahasanya.
Kemampuan berbicara anak tunarungu juga dipengaruhi oleh kemampuan
berbahasa yang dimiliki oleh anak tunarungu. Kemampuan berbicara pada
anak tunarungu akan berkembang dengan sendirinya namun memerlukan
upaya terus menerus serta latihan dan bimbingan secara profesional. Dengan
cara yang demikianpun banyak dari mereka yang belum bisa berbicara
seperti anak normal baik suara, irama dan tekanan suara terdengar monoton
berbeda dengan anak normal.
c. Karakteristik dari segi emosi dan sosial
Ketunarunguan dapat menyebabkan keterasingan dengan lingkungan.
Keterasingan tersebut akan menimbulkan beberapa efek negatif seperti:
egosentrisme yang melebihi anak normal, mempunyai perasaan takut akan
lingkungan yang lebih luas, ketergantungan terhadap orang lain, perhatian
mereka lebih sukar dialihkan, umumnya memiliki sifat yang polos dan tanpa
banyak masalah, dan lebih mudah marah dan cepat tersinggung.
D. Pengembangan Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama
1. Pengertian Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama
Bina Komunikasi Persepsi Bunyi dan Irama menurut Subarto (1993:66)
ialah pembinaan dalam penghayatan bunyi yang dilakukan dengan sengaja atau
tidak sengaja, sehingga sisa-sisa pendengaran dan perasaan vibrasi yang dimiliki
anak-anak tunarungu dapat dipergunakan sebaik-baiknya untuk berintegrasi
dengan dunia sekelilingnya yang penuh bunyi. Pembinaan secara sengaja yang
dimaksud adalah bahwa pembinaan itu dilakukan secara terprogram. Tujuan,
jenis pembinaan, metode yang digunakan dan alokasi waktunya sudah
ditentukan sebelumnya. Sedangkan pembinaan secara tidak sengaja adalah
4
pembinaan yang spontan karena anak bereaksi terhadap bunyi latar belakang
yang didengarnya.
Dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bina
komunikasi persepsi bunyi dan irama merupakan latihan memahami bunyi yang
dilakukan anak tunarungu agar sisa-sisa pendengarannya dapat dimaksimalkan
sehingga perkembangan bahasa dan bicara anak dapat meningkat dan anak dapat
bersosialisasi dengan masyarakat luas.
2. Tujuan Bina Komunikasi, Persepsi, Bunyi dan Irama
Tujuan program BKPBI secara umum adalah untuk membantu anak
tunarungu untuk mendengar atau memanfaatkan sisa pendengarannya. Anak
dapat terhindar dari cara hidup yang tergantung pada daya pengihatan saja,
sehingga cara hidupnya mendekati anak normal. Selain itu anak tunarungu
mempunyai kemungkinan untuk mengadakan kontak yang lebih baik sebagai
bekal hidup di masyarakat. Dalam hal kemampuan bicara, BKPBI dapat
membantu agar anak dapat membentuk sikap bicara yang lebih baik dan cara
berbicara yang lebih jelas.
Tujuan khusus BKPBI seperti diutarakan A. Boskosumitro (1987) dalam
Edja Sadjaah (1995:207) berdasarkan terjemahan mengenai metode-metode
suara A. Van Uden adalah sebagai berikut:
a. Guna memperkaya kehidupan emosi anak tunarungu agar menjadi lebih
kaya dan berwarna karena dapat menghayati irama, tekanan dan tempo.
b. Memperhalus dan mengendalikan motorik mereka, sehingga gerak tubuh
dan suarapun semakin terkendali.
c. Meningkatkan keterampilan wicara dan membaca ujaran. Dengan
melatih anak agar dapat mengamati suaranya sendiri dengan alat bantu
mendengar (ABM) keterampilan wicaranya akan semakin baik.
d. Perkembangan bahasa anak tunarungu semakin berkembang. Hal ini
dapat disebabkan oleh kebiasaan untuk memanfaatkan sisa pendengaran
anak dan keterampilan untuk berbicara secara berirama. Dengan
penggunaan kelompok kata yang benar akan mempermudah anak untuk
menangkap isi bahasa atau ungkapan. Dengan berbicara berirama, maka
struktur bahasa akan makin transparan sehingga berakibat baik terhadap
penguasaan tata bahasa. Anak tunarungu dapat berkomunikasi lebih baik
dengan orang lain sehingga rasa percaya dirinya semakin meningkat.
5
BAB III
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PKPBI
A. Auditory Memory
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SatuanPendidikan : SDLB-B
BidangPengembangan : Pengembangan kemampuan auditory memory
Waktu : 1 x 40 menit
a. Kompetensi
1. Mampu menghadiri dan mendengarkan informasi yang diucapkan.
2. Memahami proses informasi dan artinya.
3. Mampu mengingat informasi yang telah di dengar maupun dilihat
sebelumnya.
b. Indikator
1. Menyimak ujaran yang diucapkan oranglain saat berbicara.
2. Mendengarkan pertanyaan,memprosesnya,menyimpan informasi dan
kemudian merumuskan respon yang akan diberikan.
3. Mendengarkan intruksi, mengingatnya dan kemudian mengambil
tindakan.
4. Mengingat kata-kata baru dan menggunakannya dilain waktu.
5. Merangkai kata-kata menjadi kalimat.
c. Pendekatan, Strategi dan Model
1. Pendekatan : Multisensory
2. Strategi : Strategi pembelajaran langsung
3. Model : Tanya jawab
d. Materi
1. Penjelasan suatu kalimat
2. Pertanyaan dalam buku bacaan
3. Pemberian intruksi
4. Membaca buku
5. Visual lingkungan untuk merangkai kata
e. Sumber, Media dan Alat
1. Media pembelajaran : Buku bacaan
2. Alat :
f. Langkah-langkah Pmebelajaran
1) Kegiatan Inti
6
1. Mengondisikan peserta didik dalam situasi belajar, mengatur
tempat duduk berdo’a dan mengabsen siswa.
2. Melakukan apersepsi
2) Kegiatan Inti
1. Peserta didik melaksanakan kegiatan yang sudah disepakati
bersama dengan guru (menulis, membaca,menggambar,atau
ketrampilan)
2. Guru mengamati reaksi peserta didik terhadap pertanyaan dan
intruksi yang diberikan.
3. Guru mengamati tindakan peserta didik terhadap intruksi
yang didengarnya.
4. Guru menanggapi respon anak dengan memberikan
pertanyaan (apakah mengerti dengan perntanyaan? apakah
kamu memahami intruksi?
3) Penutup
1. Guru melakukan evaluasi
2. Menyimpulkan pelajaran
3. Berdo’a
g. Penilaian
1. Proses penilaian : Post test
2. Jenis tes : Test Perbuatan
3. Bentuk tes : Praktek
7
B. Auditory Discrimination
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SDLB-B
Bidang Pengembangan : Pengembangan Kemampuan auditory
discrimination
Waktu : 4 x 30 menit
a. Kompetensi:
Mampu mendiskriminasi bunyi latar yang sudah dideteksi dengan kekerasan
90dB atau lebih menggunakan ABM atau tidak.
b. Indikator
1) Membedakan 2 bunyi benda yang diperdengarkan secara langsung .
2) Memberikan reaksi ucapan, gerak, tulisan, gambar, membuat bunyi, bermain
peran, menjawab pertanyaan ( bahasa ) bila mendengar 2 bunyi benda secara
langsung
3) Membedakan 2 bunyi alam yang diperdengarkan lewat rekaman
4) Membedakan 2 bunyi musik yang diperdengarkan lewat rekaman
5) Membedakan 2 suara binatang yang diperdengarkan lewat rekaman
6) Membedakan 2 suara manusia yang diperdengarkan lewat rekaman
d. Materi
1) 2 bunyi benda yang diperdengarkan secara langsung .
2) 2 bunyi alam yang diperdengarkan melalui rekaman
3) 2 bunyi musik yang diperdengarkan melalui rekaman
4) 2 suara binatang yang diperdengarkan melalui rekaman
5) 2 suara manusia yang diperdengarkan melalui rekaman
e. Sumber, Media, dan Alat
1) Sumber/ Media : Suara dan bunyi alam sekitar secara langsung,
Handphone dan speaker (rekaman suara dan bunyi
alam sekitar)
2) Alat : Handphone dan speaker
8
f. Langkah-langkah Pembelajaran
1) Kegiatan Pendahuluan
2) Kegiatan Inti
a) Peserta didik mengamati bunyi yang disajikan guru secara multisensoris.
b) Guru memberikan pertanyaan Apakah ada bunyi yang kamu dengar?
c) Peserta didik membandingkan 2 bunyi yang berbeda
d) Guru memberikan pertanyaan Apakah suaranya berbeda?
e) Peserta didik memberikan respon terhadap bunyi yang mereka dengar
dengan verbal maupun non-verbal
f) Peserta didik membedakan bunyi suara yang di dengar dan bereaksi
dengan tulisan, ucapan, gerakkan, gambar dll.
g. Penutup
a) Guru mengamati reaksi yang dilakukan peserta didik dengan kriteria
sudah spontan, ragu ragu atau belum spontan
b) Guru mengadakan refleksi seluruh aktivitas pembelajaran yang telah
dilakukan.
c) Guru mengakhiri pembelajaran
h. Penilaian
1. Proses penilaian :
2. Jenis tes : Test membedakan suara
3. Bentuk tes : Praktek mendengarkan
9
No Tes perbuatan
Nama 1 2 3 jumlah keterangan
1.
10
e. Sumber, Media dan Alat
1. Media pembelajaran : File (rekaman musik, binatang dan bunyi alam
sekitar)
2. Alat : Laptop/ Komputer
Topeng
f. Langkah-langkah Pmebelajaran
1. Pendahuluan
a) Mengondisikan peserta didik dengan memriksa ABM, mengatur tempat
duduk, dan mengkondisikan peserta didik ke dalam situasi belajar.
b) Mengadakan percakapan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan dan
bunyi yang akan didengar.
c) Memberikan contoh apa yang harus dilakukan pada waktu pembelajaran.
2. Kegiatan Inti
a) Peserta didik melaksanakan kegiatan yang sudah disepakati bersama
dengan guru (menulis, menggambar,atau ketrampilan)
b) Guru mengamati reaksi peserta didik terhadap pertanyaan dan intruksi
yang diberikan.
c) Guru mengamati tindakan peserta didik terhadap intruksi yang
didengarnya.
d) Guru menanggapi respon anak dengan memberikan pertanyaan
(apakah mengerti dengan perntanyaan? apakah kamu memahami
intruksi?)
e) Peserta didik diharapkan memberikan respon berupa gerakan
(menggeleng atau mengangguk) maupun berupa ucapan (ya/ tidak atau
betul/ salah)
f) Guru menyajikan perintah dengan menggunakan satu indera
pendengaran menggunakan kata ganti tanya apa, siapa, berapa,
dimana, mengapa, bagaimana dan beberapa perintah spontan yang
dilakukan siswa sehari-hari, contoh: Apa warna bajumu?
3. Penutup
a) Guru mengadakan refleksi seleuruh aktivitas pembelajaran yang telah
dilakukan.
b) Guru mengakhiri pembelajaran.
c) Berdo’a
11
4. Penilaian
12
BAB IV
HASIL OBSERVASI
A. Profil Anak
Subjek dalam asesmen ini adalah siswa tunarungu kelas 5 sekolah dasar
SLB YKS ABC II Majalaya.
Nama : YMF
Jenis kelamin : laki-laki
Kelas : 5 SD
Alamat : Kp. Sukamulya Rt 03/07 Ds. Cigentur Solokan Jeruk
Secara fisik subjek YMF tampak seperti anak pada umumnya. Dalam
berkomunikasi dengan teman-temannya YMF menggunakan bahasa isyarat.
YMF tidak menggunakan alat bantu dengar (ABM). YMF cukup periang, aktif,
suka bercanda dan suka mengganggu temannya saat bermain maupun saat
proses pembelajaran berlangsung. YMF dalam mengikuti proses pembelajaran
cukup baik, karena dari ketiga temannya YMF ini yang masih mempunyai sisa
pendengaran yang cukup baik. Selain itu, karena penanganan sejak dininya,
YMF lebih menonjol dibanding temannya yang lain
13
B. Instrumen Hasil Penelitian
1. Komunikasi
No Kemampuan
Kompetensi Indikator Instrumen Ket
. M MDB TM
1. Pengucapan fonem Mampu - Anak mengucapkan
√
a. Mampu mengucapkan vocal kata “Anjing”
- Anak mengucapkan
kata “Embun” √
- anak mengucapkan
kata “Bebek” √
14
- anak mengucapkan kata” √
Kampung”
Mampu - anak mengucapkan
√
mengucapkan vocal kata “ lembu”
belakang - anak mengucapkan √
kata “saya”
- anak megucapkan √
kata “sapi”
- anak mengucapkan
kata “lele” √
15
“dede”
√
Mampu - anak mampu √
Mampu mengucapkan mengucapkan mengucapkan kata
konsonan konsonan /b/ “bunda”
- anak mampu √
mengucapkan kata
”becak “
- anak mampu √
mengucapkan kata “
batu”
- anak mampu √
mengucapkan kata
“bagus“
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
konsonan /p/ pada mengucapkan kata
awal, tengah dan “padi”
akhir kata - anak mampu √
mengucapkan kata
“pagi”
16
tengah :
√
- anak mampu
mengucapkan kata
“kopi”
- anak mampu √
mengucapkan kata
“papah”
akhir :
- anak mampu √
mengucapkan kata
“sikap”
- anak mampu √
mengucapkan kata
“tangkap”
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
konsonan /m/ pada mengucapkan kata
awal, tengah dan “maaf “
akhir kata - anak mampu √
mengucapkan kata
“macet”
17
tengah:
- anak mampu √
mengucapkan kata
“kamu”
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“kamar”
akhir :
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“Ayam”
- anak mampu √
mengucapkan kata
“Bayam”
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
konsonan /f/ pada mengucapkan kata
awal, tengah dan “fatal”
akhir kata - anak mampu √
mengucapkan kata
“film”
18
tengah :
- anak mampu √
mengucapkan kata
“kafir”
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“kaftan”
akhir :
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“aktif”
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“pasif”
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
konsonan /v/ pada mengucapkan kata
awal, tengah kata “vaksin”
- anak mampu √
mengucapkan kata
”vas”
19
tengah :
- anak mampu
mengucapkan kata √
“lava”
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
konsonan /w/ pada mengucapkan kata “
awal, tengah dan wangi”
akhir kata - anak mampu √
mengucapkan kata
“wasit “
tengah :
- anak mampu √
mengucapkan kata
“bawah“
akhir :
- anak mampu √
mengucapkan kata
“bapaw “
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
20
konsonan /t/ pada mengucapkan kata
awal, tengah dan “tahu”
akhir kata - anak mampu
√
mengucapkan kata
“tapi”
tengah :
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“pintu “
- anak mampu
mengucapkan kata √
“mata”
akhir :
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“sahabat”
- anak mampu √
mengucapkan kata
“sulit”
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu
21
konsonan /d/ pada mengucapkan kata
√
awal, tengah dan “dapur”
akhir kata - anak mampu
√
mengucapkan kata
“dalam”
tengah :
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“dadu”
- anak mampu
mengucapkan kata √
“ada”
akhir :
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“abad “
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
konsonan /n/ pada mengucapkan kata
awal, tengah dan “nama”
akhir kata - anak mampu
22
mengucapkan kata
√
“nafas”
tengah ;
- anak mampu
mengucapkan kata √
“tandus “
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“nanas “
akhir :
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“salon”
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“santun”
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
konsonan /s/ pada mengucapkan kata
awal, tengah dan “sama”
akhir kata (sabun, - anak mampu
23
susu, panas) mengucapkan kata “
√
satu”
tengah :
- anak mampu √
mengucapkan kata “
sisir “
- anak mampu
√
mengucapkan kata “
sisik “
akhir
- anak mampu
mengucapkan kata √
“panas”
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“usus”
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
konsonan /z/ pada mengucapkan kata “
awal, tengah kata zebra “
tengah :
24
- anak mampu
√
mengucapkan kata “
zamzam “
akhir :
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“juz”
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
konsonan /l/ pada mengucapkan kata
awal, tengah dan “lapar”
√
akhir kata - anak mampu
mengucapkan kata
‘lupa”
tengah :
- anak mampu √
mengucapkan kata
“lalat”
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“selai”
25
akhir :
- anak mampu √
mengucapkan kata
“halal”
- anak mampu
√
mengucapkan kata “
akal “
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
konsonan /r/ pada mengucapkan kata
awal, tengah dan “ranting”
akhir kata - anak mampu
mengucapkan kata √
“rapih”
tengah :
- anak mampu √
mengucapkan kata
“merah”
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“baru”
26
akhir :
- anak mampu
mengucapkan kata √
“pudar “
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“pasir “
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
konsonan /y/ pada mengucapkan kata
awal, tengah kata “yakin”
(saya, papaya,) tengah :
- anak mampu √
mengucapkan kata
“ayam “
- anak mampu √
mengucapkan kata
“payung”
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
konsonan /sy/ pada mengucapkan kata
27
awal, tengah dan “syukur”
akhir kata - anak mampu
mengucapkan kata √
“syair“
tengah :
- anak mampu
mengucapkan kata √
“Insyaf“
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
konsonan /k/ pada mengucapkan kata
awal, tengah dan “kacang “
akhir kata - anak mampu √
mengucapkan kata
“kopi”
tengah :
- anak mampu √
mengucapkan kata
“paku”
- anak mampu √
mengucapkan kata
28
“vakum”
akhir :
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“jinak”
- anak mampu
mengucapkan kata √
“jiplak”
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
konsonan /g/ pada mengucapkan kata
awal, tengah dan “garpuh “
akhir kata, - anak mampu √
mengucapkan kata “
gelas “
tengah :
- anak mampu √
mengucapkan kata
“lagu”
- anak mampu √
mengucapkan kata
29
“ragu”
akhir :
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“abang”
- anak mampu
mengucapkan kata √
“anting”
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
konsonan /ng/ pada mengucapkan kata
awal, tengah dan “ngilu”
akhir kata - anak mampu √
mengucapkan kata
“ngarai “
tengah :
- anak mampu √
mengucapkan kata
“mangga”
- anak mampu
√
30
mengucapkan kata
“bangun”
akhir :
√
- anak mampu
mengucapkan kata
“senang “
- anak mampu √
mengucapkan kata “
murung”
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
konsonan /c/ pada mengucapkan kata
awal, tengah kata “campur”
- anak mampu √
mengucapkan kata
“coba”
tengah “
- anak mampu √
mengucapkan kata
“baca “
- anak mampu
√
31
mengucapkan kata
becak”
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
konsonan /j/ pada mengucapkan kata
awal, tengah dan “jasa”
akhir kata - anak mampu √
mengucapkan kata
“jawa”
tengah :
- anak mampu √
mengucapkan kata
“Meja”
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“Maju”
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu
√
konsonan /ny/ pada mengucapkan kata
awal, tengah kata “nyamuk “
- anak mampu √
32
mengucapkan kata
“nyala“
tengah :
- anak mampu √
mengucapkan kata
“menyapu”
Mampu Awal :
mengucapkan - anak mampu √
konsonan /h/ pada mengucapkan kata
awal, tengah dan “hari”
akhir kata - anak mampu
mengucapkan kata “
√
hambar”
tengah :
- anak mampu √
mengucapkan kata
“Lahir”
- anak mampu
√
mengucapkan kata
“pahit”
akhir :
33
- anak mampu
mengucapkan kata
“butuh” √
- anak mampu
mengucapkan kata √
“lelah”
2. Pengucapan kata Mampu - Anak mampu √
mengucapkan kata mengucapkan kata
benda “buku”
- anak mampu √
mengucapkan kata
“Pena”
- anak mampu √
mengucapkan kata
“tas”
Mampu - Anak mampu √
mengucapkan kata mengucapkan
sifat “asam”
- Anak mampu √
mengucapkan
“Manis “
34
- Anak mampu
mengucapkan √
“Pendas”
Mampu - Anak mampu
mengucapkan kata mengucapkan
kerja “membuat”
- Anak mampu
mengucapkan
“gotong royong “
- Anak mampu
mengucapkan
“mengerjakan”
35
Mereka”
Mampu - Anak mampu √
mengucapkan kata mengucapkan
keterangan “siang”
- Anak mampu √
mengucapkan
“sedih”
√
- Anak mampu
mengucapkan
“rumah”
Mampu - Anak mampu √
mengucapkan kata mengucapkan “lima”
bilangan - Anak mampu √
mengucapkan
“empat”
- Anak mampu √
mengucapkan
“delapan”
Mampu - Anak mampu √
mengucapkan kata mengucapkan
sandang “sang”
36
- Anak mampu √
mengucapkan
“yang”
- Anak mampu √
mengucapkan
“umat”
Mampu - Anak mampu √
mengucapkan kata mengucapkan “di”
depan - Anak mampu √
mengucapkan “Ke”
- Anak mampu √
mengucapkan “dari”
Mampu - Anak mampu √
mengucapkan kata mengucapkan “dan”
sambung - Anak mampu √
mengucapkan
“tetapi”
- Anak mampu
√
mengucapkan “atau”
Mampu - Anak mampu √
mengucapkan kata mengucapkan
37
seru “asyik”
- Anak mampu
mengucapkan “ ayo” √
- Anak mampu
mengucapkan “Hai ” √
38
mengucapkan
kalimat “ ayo ke
rumah ku”
Mampu - Anak mampu √
mengucapkan mengucapkan
kalimat larangan kalimat “ Jangan
Pergi!”
- anak mampu √
mengucapkan
kalimat “Dilarang
mencontek”
Mampu - Anak mampu √
mengucapkan mengucapkan
kalimat permintaan kalimat “ Maafkan
kesalahan saya”
- anak mampu √
mengucapkan
kalimat “mohon
bersabar”
Mampu - anak mampu √
mengucapkan mengucapkan
39
kalimat perintah kalimat “ Tutup
biasa jendelanya”
- anak mampu
√
mengucapkan
kalimat “cepat
masuk”
Mampu - anak mampu √
mengucapkan mengucapkan kata”
kalimat tanya dengan apa kabar?”
kata tanya apa - anak mampu
√
mengucapkan kata “
apa kau sudah
mengerti?”
40
baru itu?”
Mampu - anak mampu √
mengucapkan mengucapkan
kalimat dengan kata kalimat “ kapan
tanya kapan kamu datang?”
- anak mampu
mengucapkan √
kalimat “ kapan
nenek pulang?”
Mampu - anak mampu √
mengucapkan mengucapkan
kalimat dengan kata kalimat “ mengapa
tanya mengapa kamu tidak
sekolah?”
- anak mampu
mengucapkan √
kalimat “ mengapa
kamu keluar?”
41
kalimat dengan kata kalimat “ bagaimana
tanya bagaimana kabar nenekmu?”
- anak mampu √
mengucapkan
kalimat “
bagaimana cara
mengerjakannya?”
Mampu - anak mampu √
mengucapkan mengucapkan
kalimat dengan kata kalimat “ yang mana
tanya yang mana. tasmu?”
- anak mampu √
mengucapkan
kalimat “ yang mana
hasil pekerjaan
rumahmu?”
- Mampu √
mengucapkan
kalimat dengan
tekanan dan intonasi
kalimat berita
42
- Mampu √
mengucapkan
kalimat dengan
tekanan dan intonasi
kalimat perintah
- Mampu
mengucapkan √
kalimat dengan
tekanan dan intonasi
kalimat Tanya
4 Komunikasi langsung Mampu - anak mampu √
berkomunikasi menjawab ketika
timbal balik dengan diberikan pertanyaan
orang lain oleh orang lain.
43
pertanyaan secara menjawab
lisan pertanyaan dengan
menggunakan
bahasa lisan.
Mampu - anak mampu √
mengungkapkan mengungkapkan
gagasan secara lisan pendapat atau ide
dengan
menggunakan
bahasa lisan.
No Kemampuan
Kompetensi Indikator Instrumen Ket
. M MDB TM
1. Bunyi - Anak mengekspresikan reaksi √
Memberikan,reaksiuc
a. Mampu apan,gerak,tulisan terkejut.
44
latar belakang - Anak memberikan salam
√
dengan - Anak meneliskan kata yang
√
kekerasan 90dB tidak dipahami orang lain.
atau lebih dengan
menggunakan
ABM atau tidak.
menggambar - Anak menggambarkan bunyi √
lambang yang didengarnya “music” atau
bunyi,memainkan bicara.
sumber bunyi, dan - anak terkejut saat mendengar √
bermain peran bila bunyi secara tiba-tiba
mendengar bunyi - anak membunyika irama √
benda secara tiba tiba hmhmhm saat menggambarkan
lagu yang dinyanyikannya.
Memberikan reaksi - anak mengekspresikan √
ada atau tidak ada
keterkejutannya saat
bunyi benda yang
diperdengarkan mendengarkan bunyi benda
secara langsung.
jatuh secara tiba-tiba
- anak diam saja saat tak √
mendengarkan bunyi benda
disekitarnya
45
Memberikan reaksi - anak mampu bereaksi saat √
ada atau tidak ada
mendengar suara petir.
bunyi alam
disekitar yang - Anak mampu bereaksi saat √
terdengar secara
mendengar hujan.
langsung.
Memberikan reaksi - Anak mampu bereaksi saat √
ada atau tidak ada
mendengar bunyi klakson
bunyi birama dasar
yang - Anak mengeluarkan ekspresi
diperdengarkan √
terkejut saat mendegar bunyi
secara langsung.
lonceng
46
Memberikan reaksi - Anak mampu bereaksi saat
ada atau tidak ada √
mendengar suara kucing
suara binatang di
lingkungan sekitar disekitarnya.
dan menyadari
- Anak mampu menyadari suara
suara rekaman √
binatang tersebut binatang yang ada disekitarnya
- Anak mampu menyadari suara
rekaman binatang yang √
diperdengarkan
Menyadari ada atau - Mampu menyadari apa bila
tidak ada suara
manusia di
dipanggil orang lain √
lingkungan sekitar - Mampu mendengarkan apa
yang terdengar
yang dikatakan guru
secara tiba-tiba dan √
yang - Mampu medengarkan suara
diperdengarkan √
teman yang berbicara
secara langsung
b. Mampu - anak mampu memebedakan
Membedakan 2
mendiskriminasi bunyi benda yang bunyi buku jatuh dan meja di √
diperdengarkan
bunyi latar yang secara langsung . geser
sudah dideteksi
dengan
kekerasan 90dB
47
atau lebih dengan
menggunakan
ABM atau tidak
48
Membedakan 2 - anak mampu membedakan √
bunyi musik yang
bunyi musik rock dan musik
diperdengarkan
lewat rekaman senam
49
Mengucapkan ada - anak mampu mengatakan √
atau tidak ada
bahwa didekatnya ada benda
bunyi benda
jatuh
50
2. Bahasa Menyadari ada atau - mampu menyadari ada tidaknya √
Mampu mendeteksi
tidak suara fonen fonem dalam kata “beras”
51
ABM atau tidak
diperdengarkan secara
langsung
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bina komunikasi persepsi bunyi dan irama merupakan latihan memahami
bunyi yang dilakukan anak tunarungu agar sisa-sisa pendengarannya dapat
dimaksimalkan sehingga perkembangan bahasa dan bicara anak dapat
meningkat dan anak dapat bersosialisasi dengan masyarakat luas. Penanganan
sejak dini pun membantu tunarungu agar lebih mudah dalam penguasaan bahasa
maupun bunyi. Selain itu pembiasaan menggunakan bahasa lisan sangat
diperlukan agar pembiasaan kelak saat berada di masyarakat sudah biasa.
53
DAFTAR PUSTAKA
Edja Sadjaah (1995). Bina Bicara, Persepsi Bunyi dan Irama. Bandung:
Departemen Pendidikan dan Kebudayan.
Nora Tri Setyaningrum. 2012. Penerapan metode mind map untuk meningkatkan
kemampuan membaca pemahaman siswa tunarungu kelas 3 di SLB Asy-syifa
Lombok Timur [skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas Negeri Yogyakarta.
Dokumentasi