Anda di halaman 1dari 35

Pengertian BKPBI

BKPBI adalah suatu layanan untuk membangun dan


membina komunikasi anak-anak yang mengalami
kehilangan pendengaran serta mengoptimalkan sisa
pendengaran maupun perasaan vibrasinya,yang
dilakukan secara sengaja maupun tidak, agar dapat
meningkatkan kualitas mereka dalam berinteraksi
dan berkomunikasi dengan lingkungannya.

 Layanan BKPBI ini merupakan layanan kekhususan


bagi anak tunarungu, dalam upaya meminimalisasi
dampak utama ketunarunguan.
membangun dan
membina
BINA kemampuan
B KOMUNIKASI komunikasi anak
tunarungu
K
P
memfungsikan/
B mengoptimalisasika
BINA PERSEPSI
I BUNYI DAN fungsi pendengaran
maupun
IRAMA
perasaan vibrasi
siswa tunarungu
Tujuan dan Manfaat BKPBI
Tujuan Umum
Siswa tunarungu mampu berkomunikasi baik secara
verbal maupun non verbal serta meningkatkan
kepekaan fungsi pendengaran maupun perasaan
vibrasinya untuk memahami makna berbagai
macam bunyi terutama bunyi bahasa dengan
menggunakan ABM maupun tanpa ABM.
Tujuan Khusus
1.Memperoleh pemahaman tentang lambang bunyi bahasa
2 Terampil berbicara atau mengucapkan berbagai lambang
bunyi bahasa

a. Di bidang pengetahuan, agar anak memiliki


pengetahuan tentang :
1) Cara mengucapkan seluruh bunyi bahasa Indonesia..
2) Cara mengucapkan kata, kelompok kata dan kalimat
Bahasa Indonesia;
3) Mengevaluasi bicaranya sendiri, berdasarkan
pengamatan visual, auditif, dan kinestetik;
4) Mengendalikan alat ucapnya untuk peningkatan
kualitas bicara.
5) Pemilihan kata, kelompok kata yang tepat.
b. Di bidang keterampilan, agar anak terampil:
1) Mengucapkan bunyi-bunyi bahasa Indonesia.
2) Mengucapkan kata, kelompok kata, dan kalimat
bahasa Indonesia.
3) Mengevaluasi bicaranya sendiri berdasarkan
pengamatan visual, auditif, dan kinestetik.
4) Mengendalikan alat ucapnya demi perbaikan dan
peningkatan mutu bicaranya.
5) Menggunakan kata-kata, kelompok kata dan
kalimat sesuai dengaan gagasan dan tata bahasa
yang baik dan benar.
c. Di bidang sikap, agar siswa :
1) Senang menggunakan cara bicara dalam
mengadakan komunikassi dengan orang lain. 2)
Senang mengadakan evaluasi dan memperbaiki
kesalahan-kesalahan serta berusaha meningkatkan
kemampuannya.
3. Terampil membaca ujaran.
4. Terampil mengoptimalkan sisa pendengaran maupun
perasaan vibrasinya, baik dengan menggunakan ABM
maupun tanpa ABM. dalam berinteraksi dan
berkomunikasi denganlingkungannya.
Lebih mudah beradaptasi dengan masyarakat
mendengar

M Meminimalisasi ketergantungan ATR pada


A penglihatan
N
F Perkembangan bahasa anak tunarungu semakin
A berkembang, karena
A
T
Kehidupan emosi siswa tunarungu dapat
berkembang lebih seimbang
B
K
P Gerakan motorik siswa tunarungu bekembang
B lebih sempurna setelah mengenal irama.
I

Meningkatkan keberanian dan rasa percaya diri


SISWA
TUNARUNGU
TKLB, SDLB,
DAN SMPLB

SISWA TR USIA LAMBAT


SASARAN
DENGAN ABM/ MASUK
TANPA ABM
BKPBI SEKOLAH

SISWA TR
RINGAN –
BERAT SEKALI
Pemeolehan
Bina Bahasa Verbal
Komunikasi

Bina Bicara
Ruang Lingkup
Program BKPBI
Membaca
Ujaran

Bina Persepsi
Bunyi dan
Irama
KOMUNIKASI
 komunikasi (communication ) berasal dari kata
latin, yaitu communicatio  communis yang berarti
sama
Sama sama makna nengenai suatu hal.
Komunikasi  suatu aktivitas atau peristiwa
tranmisi informasi, yang merupakan proses
penyampaiam informasi antara individu dengan
individu atau individu dengan kelompok, melalui
sistem simbol yang umum digunakan seperti pesan
verbal serta melalui isyarat atau simbol lainnya
Komunikasi adalah penyampaian dan peneriman
pesan atau informasi diantara dua orang atau lebih
dengan menggunakan simbul verbal dan non verbal
(Hybels & Weaver )

Komunikasi adalah penyampaian informasi melalui


bicara dan bahasa, tekanan, kecepatan, intonasi,
kualitas suara, pendengaran dan pemahaman, ekspresi
muka, dan gerak-isyarat tangan. Komunikasi bisa
secara verbal , non verbal, maupun kombinasi
keduanya (Irwin dlm Kirk, 1989)
 Komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan
pesan atau berita antara dua orang atau lebih dengan
cara yang tepat, sehingga pesan yang dimaksud dapat
dipahami (kamus besar Bhs. Indonesia)
KOMPONEN KOMUNIKASI

Pengirim pesan
Penerima
pesan (message pesan
(sender) ) (receiver)

Komunikato Komunika
r n
Lasswel: Komunikasi terdiri dari lima unsur:
1. Komunikator
2. Pesan
3. Media
4. Komunikan
5. Efek/Pengaruh
BICARA

ORAL
MEMBACA

MEDIA AURAL
MUNIKASI
GESTI

EJAAN JARI
MANUAL
ISYARAT

ISYARAT FORMAL
EKSPRESIF
(BICARA)
WICARA RESEPTIF
(MEM.
UJARAN)
VERBAL
KOMUNIKASI EKSPRESIF
(MENULIS)
TULISAN
RESEPTIF
(MEMBACA)

Body
language
NON mimik
VERBAL Alamiah

isyarat
Baku/forma
l
JADI APA YAH
BINA
KOMUNIKASI?
KOMUNIKASI APA YANG DIKEMBANGKAN
DALAM BKPBI ?
Mengapa siswa tunarungu perlu dilatih
komunikasi oral/aural ?

 Siswa tunarungu tanpa gangguan lain umumnya memiliki organ


bicara yang normal, namun tidak terlatih untuk berbicara.
 Dengan memiliki kemampuan komunikasi verbal atau komunikasi
oral-aural, siswa tunarungu dapat berkomunikasi secara luas dengan
masyarakat mendengar, sehingga mendukung pengembangan
potensinya secara optimal.
 Banyak bukti empiris bahwa dengan metode yang tepat serta dilakukan
sedini mungkin, banyak siswa tunarungu yang memiliki kemampuan
komunikasi oral / verbal yang bagus, baik secara ekspresif maupun
reseptif.
Bagi siswa tunarungu yang
sulit untuk dikembangkan
kemampuan komunikasi secara
verbal, perlu diarahkan pada
pengembangan komunikasi
secara manual
Pemerolehan Bahasa Verbal
Ketunarunguan tidak hanya mengakibatkan tidak
berkembangnya kemampuan berbicara, namun lebih
dari itu, dampak paling besar adalah terbatasnya
kemampuan berbahasa.

Masalah utama kaum tunarungu bukan terletak pada


tidak dikuasainya suatu sarana komunikasi lisan
melainkan akibat kehilangan pendengaran tersebut
terhadap perkembangan kemampuan berbahasanya
secara keseluruhan.
Secara lebih spesifik, mereka tidak mengenal atau
mengerti lambang/kode atau “nama” untuk mewakili
benda-benda, peristiwa kegiatan, dan perasaan serta
tidak memahami aturan/system/tata bahasa.

Keadaan ini terutama dialami anak tunarungu yang


mengalami ketulian sejak lahir atau usia dini (tuli pra
bahasa).
PERILAKU BAHASA VERBAL
(Anak yang mendengar)

Bahasa Ekspresif Visual


( menulis)
Bahasa Reseptif Visual
( membaca)
Bahasa Ekspresif Auditori
(bicara)
Bahasa Reseptif Auditori
(Memahami pembicaraan lingkungan)

Bahasa Batini ( Inner Language)


Hubungan antara Lambang
pendengaran dengan pengalaman
sehari-hari

P E N G A L A M A N
PERILAKU BAHASA VERBAL
(Anak Tunarungu)

Bahasa Ekspresif Visual


( menulis)
Bahasa Reseptif Visual
( membaca)
Bahasa Ekspresif Kinestetik
(bicara)
Bahasa Reseptif visual
(Memahami pembicaraan lingkungan)

Bahasa Batini ( Inner Language)


Hubungan antara Lambang visual
dengan pengalaman sehari-hari

P E N G A L A M A N
Percakapan merupakan kunci perkembangan bahasa
anak tunarungu (Hollingshead)
Tugas Guru  Mengantarkan siswa tunarungu:

PERCAKAPA MASA
MASA PRA
PURNA
BAHASA N BAHASA
Metode Maternal Reflektif (MMR).

Percakapan :
 Pembicara mengungkapkan diri
 Lawan bicara memperhatikan, menangkap maksud si
pembicara dan menanggapinya.
 Dan sebaliknya.
Langkah-langkah Didaktis MMR
1. Percakapan spontan
- murid – guru; murid-murid
- guru memberi arah tertentu, tetapi teta menjamin
spontanitas dan minat anak.
2. Visualisasi percakapan
- Apa yg dipercakapkan di tulis di papan tulis
- Setelah percakapan spontan ada jeda percakapan
divisualisasikan dalam tulisan (diproses bersama
siswa).
- siswa menyalin tulisan di buku masing-masing.
3. Bacaan
- bahan bacaan dari poin 1 dan 2.
- Bacaan disusun oleh guru dan ditulis di papan tulis.
- Membaca ideovisual ( membaca sesuatu yg sudah
diketahui dan dialami.
- bacaan sering ditampilkan lambat-laun anak akan
melihat persamaan dan perbedaan ( kata, suku kata,
atau huruf) terjadi proses deferensiasi  menuju
taraf membaca reseptif.
Pengolahan Bacaan:
Pengolahan bacaan:
 Membaca bacaan yang telah ditulis di papan tulis,
membaca teknis.
 Membaca bacaan dalam kelompok kata dan dibaca
dengan irama yang tepat
 Membaca dalam hati, untuk memahami isi bacaan.
 Mendalami isi bacaan dengan mengupas bacaan
tersebut ( dengan tanya jawab dan
mempercakapkannya).
 Sambil mendalami bacaan, kosa kata baru dibahas,
memahaminya dalam konteks.
4. Latihan-latihan reflektif (Membaca Lingustik)
Untuk membina penyadaran tentang isi dan bentuk bahasa.
Tujuan:
 Mengembangkan kosa kata
 Melatih berbahasa yg meliputi:
- morfologi : bentuk kata, awalan, akhiran, sisipan, pemenggalan
kata.
- sintaksis : susunan kalimat
- wicara : melatih irama, irama kelompok kata, irama kalimat,
melatih kelancaran wicara ( menyangkut kelancaran nafas),
melatih artikulasi yg tepat.
- melatih membaca ujaran
- melatih bahasa grafis : penulisan yg benar
- melatih ingatan: menirukan guru tanpa melihat tulisan(
ingatan lisan) dan menuiskan kembali kalimat yg baru saja
ditulis guru yg segera dihapus ( melatih ingatan visual).
Layanan Bina Bicara / pengucapan Fonem

1) Latihan prabicara : latihan keterarahwajahan,


keterarahsuaraan, dan pelemasan organ bicara.
2) latihan pernafasan
3) Latihan pembentukan suara
4) Pembentukan fonem
5) Penggemblengan, pembetulan, serta penyadaran
irama/aksen.
6) Pengembangan
Membaca Ujaran
 Latihan pra membaca ujaran meliputi : Latihan
meniru – gerakan-gerakan yang besar, kemudian
meniru gerakan lidah dan bibir.

 Latihan membaca ujaran dapat diberikan melalui


bahan membaca ujaran berupa vocal, suku kata, kata
lembaga, serta kalimat.
Pada kelas-kelas rendah, latihan membaca ujaran
tidak bisa dipisahkan dari latihan bicara.
BINA PERSEPSI BUNYI DAN IRAMA
 Latihan deteksi/ kesadaran terhadap bunyi
 Latihan membedakan /diskriminasi bunyi.
 Latihan mengidentifikasi bunyi.
 Latihan memahami berbagai bunyi, terutama bunyi
bahasa.

Anda mungkin juga menyukai